2. berupa kejadian
3. berupa keadaan
Perjanjian dan Perikatan
Dalam perjanjian dan perikatan setidak-tidaknya melibatkan 2 pihak:
• Yaitu pihak yang mengajukan penawaran dan pihak yang menerima
penawaran tersebut
• Dalam KUHPerdata disebutkan bahwa kedua belah pihak itu adalah
pihak yang berkewajiban untuk melakukan prestasi (debitur) dan
pihak yang berhak menuntut terlaksananya prestasi tersebut
(kreditur)
3
Syarat-syarat sahnya perjanjian
7
SUATU HAL TERTENTU
1. Perikatan bersyarat 1253 bw (perikatan yg tjadi tergantung pada suatu peristiwa yg akan
terjadi n blm tentu terjadi) ex:Santa akn mnjual sahamnya klo amir jd pegang shm baru
2. Perikatan ketetapan waktu 1268 bw(perikatannya sdh ada tp waktu yg dperjanjikan
dtangguhkan sampai waktu tertentu ) ex:andi bli mobil dngn jubel lunas tp mobilnya
masih inden
3. Perikatan alternatif 1272 bw (perikatan yg tjdi ttp orang tsbut diberikan pilihan atas
obyek nya) ex: rudi bli mobil xenia type g tp warna biru klo mau xenia item typenya
naik ke v n nambah uang
4. Perikatan tanggung menanggung 1278 bw( tjd pada bbrp orang yg berpiutang jk dlm
perjanjian dtegaskan untuk menuntut pemenuhan pembayaran utang ) ex :pt berhutang
pada bank yg tanggung jwb membayar utangnya direktur n komisaris
5. Perikatan dpt dibagi ato g dpt dibagi 1296 bw (dlihat dri obyeknya) ex:tender 150 mobil
perusahaan a dpt 50, perusahaan b dpt 70 sisanya perusahaan c
6. Perikatan dngn penetapan hukuman ps1304 bw
Prestasi adalah sesuatu yang wajib dipenuhi oleh debiitur dalam setiap perikatan.
Macam Prestasi (Ps. 1234 KUHPerdata)
1. Memberikan sesuatu (to Geven)
2. Berbuat sesuatu (to Doen)
3. Tidak berbuat sesuatu (Niet Doen)
Sifat prestasi :
1. harus sudah tertentu atau dapat ditentukan
2. harus mungkin
Rugi Bunga
• Misalnya : • Akibat :
Gangguan cuaca; gempa bumi; • Pembebasan dari ganti rugi
kecelakaan;huru hara; Hal hal yang • Rekontraktual
tak dapat diduga sebelumnya
• Lose lose solution
*
16
• Menurut Ps. 1313 KUHPerdata
“Suatu perbuatan dimana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap suatu
orang atau lebih lainnya”
17
Sistematika Buku III KUHPerdata
Sumber perikatan
Prestasi
Syarat sahnya perikatan
Bagian Umum (1233-1456) Wanprestasi
Keadaan memaksa
Resiko s.d hapusnya
Buku III Lex specialis derogat lex generalis perikatan
Sumber:
Asas keb. Inominat •Peraturan Per UU
berkontrak •Kebiasaan
1319
18
Sistem Terbuka
ASAS ASAS PERJANJIAN
Asas Kepercayaan
• Asas kepercayaan mengandung pengertian bahwa setiap orang yang
akan mengadakan perjanjian akan memenuhi setiap prestasi yang
diadakan diantara mereka dibelakang hari.
Asas Persamaan Hukum
• Asas persamaan hukum mengandung maksud bahwa subjek hukum yang
mengadakan perjanjian mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama
dalam hukum. Mereka tidak boleh dibeda-bedakan antara satu sama lainnya,
walaupun subjek hukum itu berbeda warna kulit, agama, dan ras
Asas Kesimbangan
• Asas keseimbangan adalah asas yang menghendaki kedua belah pihak
memenuhi dan melaksanakan perjanjian. Kreditur mempunyai
kekuatan untuk menuntut prestasi dan jika diperlukan dapat menuntut
pelunasan prestasi melalui kekayaan debitur, namun debitur memikul
pula kewajiban untuk melaksanakan perjanjian itu dengan itikad baik.
• Perjanjian sebagaiAsas Kepastian
figur hukum Hukum
mengandung kepastian hukum. Kepastian ini
terungkap dari kekuatan mengikatnya perjanjian, yaitu sebagai undang-undang
bagi yang membuatnya.
Asas Moralitas
• Salah satu faktor yang memberikan motivasi pada yang bersangkutan
melakukan perbuatan hukum itu adalah didasarkan pada moralitas
sebagai panggilan hati nuraninya.
Kontrak Nominat smua yg ada di BW
Kontrak Inominat dpt dibedakan menjadi dua
(berdasarkan aspek pengaturannya):
1. Inominat yang diatur dalam Per-UU
Production Sharing UU No 22 Tahun 2001 ttg Minyak dan gas
Bumi.
Joint Venture UU No. 1 th 67 ttg PMA
Kontrak Karya UU No. 1 th 67 ttg Pertambangan
Kontrak Konstruksi UU No. 18 th 1999 ttg Jasa Konstruksi
Waralaba
Leasing
2. Inominat yang belum diatur dalam Per-UU
Kontrak Rahim (surrogate mother)
Ayu Citra Santyaningtyas, SH,MH,MKn,PhD
JUAL BELI
Hukum Jual Beli
Perjanjian Jual Beli
Pasal 1457
Prof. R. Subekti JB sbg perjanjian bertimbal
balik dimana pihak yang satu (penjual) berjanji
untuk menyerahkan hak milik atas suatu barang
sedangkan pihak lainnya (pembeli) berjanji untuk
membayar harga yang terdiri dari atas sejumlah
uang sebagai imbalan dari perolehan hak tersebut.
Unsur-Unsur Pokok (esensialia) JB Barang dan
Harga. (1458 BW).
ESSENSIALIA
Unsur yang harus ada dlm perjanjian, tanpa unsur ini
suatu perjanjian dianggap tidak pernah ada .
• Kesepakatan mengenai barang dan harga.
Perjanjian NATURALIA
jual beli Unsur yang telah diatur dalam UU, unsur yang dianggap selalu
dianggap ada dalam perjanjian
• Biaya penyerahan dipikul oleh penjual, sedangkan biaya
pengembalian dipikul oleh sipembeli.
AKSIDENTALIA
Benda
Bergerak
612
Menanggung Kenikmatan
Benda Tak Menyerahkan Barang tentram atas barang &
Bertubuh (1475 s/d 1490 BW) Menanggung terhadap Cacat2
tersembunyi
613
Benda tak
Bergerak Menyerahkan Barang
(1475 s/d 1490 BW)
616 Jo. 620
Ps. 1429 s.d 1503 KUHPerdata Ps. 1504 s.d 1512 KUHPerdata
SEWA MENYEWA
Pengertian
Sewa menyewa di atur dalam BAB VII Buku III
KUHPerdata mulai pasal 1548 s/d 1599.
Pengertian dari sewa menyewa adalah
“suatu persetujuan, dengan mana pihak yang satu
mengikatkan diri untuk memberikan kenikmatan
suatu barang kepada pihak yang lain selama waktu
tertentu, dengan pembayaran suatu harga yang
disanggupi oleh pihak tersebut terakhir itu. Orang
dapat menyewakan pelbagai jenis barang, baik yang
tetap maupun yang bergerak.” (Ps. 1548 KUHPerdata)
Unsur/elemen sewa menyewa
Dari jenisnya perjanjian tersebut adalah perjanjian
timbal balik dengan elemen atau unsur sebagai
berikut:
1. Pihak I memberi kenikmatan dari suatu barang
kepada pihak II;
2. Waktu tertentu;
3. Pembayaran dengan Harga.
KEWAJIBAN PARA PIHAK
Kewajiban
Yang menyewakan (1550)
Menyerahkan barang
Memelihara barang
WARALABA
waralaba
Bisnis waralaba atau yang lebih dikenal dengan franchise ini sebenarnya bukan model
bisnis baru. Bisnis semacam ini bahkan sudah ada sejak tahun 1930an, di mana saat itu
Howard Deering Johnson untuk pertama kalinya memperkenalkan franchising dengan
restauran McDonald-nya. Lantas, apa sih bisnis waralaba itu?
Secara umum, bisnis waralaba merupakan salah satu model bisnis yang berjalan antara
pemilik brand atau merek dengan pemodal. Di mana, pemilik brand tersebut
memberikan hak untuk menjalankan usahanya termasuk penggunaan merek sesuai
dengan ketentuan yang telah disepakati bersama. Sedangkan franchise merupakan istilah
bahasa asing dari waralaba. Dengan sistem waralaba, pemilik modal tidak perlu
membangun merek dan sistem kerja bisnis dari awal.
Di dalam dunia waralaba, pihak pemilik merek disebut dengan istilah
Pewaralaba atau Franchisor.
Pewaralaba inilah yang merupakan pihak yang memberi hak usaha serta
sebagai produsen untuk menjalankannya. Sedangkan pihak pemilik modal
disebut dengan istilah Ter-waralaba atau Franchisee.
Pihak ini yang membeli usaha dan yang akan menjalankan usaha tersebut
sesuai dengan sistem yang telah dipersiapkan. Pihak Terwaralaba diwajibkan
untuk membayar sejumlah biaya untuk mendapatkan hak usahanya dari
Pewaralaba.
Pada umumnya, biaya-biaya tersebut meliputi biaya royalti, biaya pengadaan
peralatan pendukung usaha, pengadaan bahan baku, dan lainnya.
Pengertian Waralaba
1. Douglas J. Queen
Pengertian waralaba menurut Douglas J. Queen adalah suatu model perluasan
pemasaran dan bisnis. Pemegang franchise yang membeli suatu bisnis manfaat dari
kesadaran pelanggan akan nama dagang, sistem teruji dan pelayanan lain yang
disediakan pemilik franchise.
2. Rooseno Harjowidigdo
Pengertian waralaba/franchise menurut Rooseno Harjowidigdo adalah kerjasama
dibidang perdagangan atau jasa yang dipandang sebagai salah satu unutk
mengembangkan sistem usaha di lain tempat, diman franchisor secara ekonomi
sangat untung karena ia mendapatkan management fee dari franchisee, barang
produknya dapat tersebar ke tempat lain dimana franchisee mengusahakan franchise
nya dan bagi konsumen yang membutuhkan barang hasil produksinya franchisee
cepat didapatkan dalam keadaan fresh dan belum atau tidak rusak.
3. Dominique Voillemont
Pengertian waralaba/franchise menurut Dominique Voillemont adalah suatu cara
melakukan kerjasama dibidang bisnis antara dua atau lebih perusahaan, satu pihak
bertindak sebagai granchisor dan pihak lain sebagai franchisee.
Pengertian Waralaba
4. Charles L. Vauhn
Pengertian waralaba/franchise menurut Charles L. Vauhn adalah bentuk kegiatan
pemasaran dan distribusi yang didalamnya sebuah perusahaan memberikan hak atau
priviledge untuk menjalan bisnis secara tertentu dalam waktu dan tempat tertentu
kepada indivud atau perusahaan yang relatid lebih kecil.
5. Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2007
Pengertian waralaba/franchise menurut Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2007
adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang, perorangan atau badan usaha terhadap
sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarakan barang dan atau jasa
yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan atau digunakan oleh pihak
berdasarkan perjanjian waralaba.
6. Asosiasi Franchise Indonesia
Pengertian waralaba/franchise menurut Asosiasi Franchise Indonesia adalah suatu
sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir dengan pengwaralaba
(franchisor) yang memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk
melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara yang telah
ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu.
Menurut Pemerintah Indonesia, waralaba merupakan suatu perikatan yang
salah satu pihaknya diberikan hak dalam memanfaatkan dan/atau
menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI). Atau pertemuan dari
ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan tertentu
berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam
rangka penyediaan dan/atau penjualan barang dan jasa. Waralaba di
Indonesia diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2007.
Beberapa peraturan lainnya yang mendukung kepastian hukum dalam
format bisnis waralaba adalah sebagai berikut ini:
1. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI Nomor
259/MPP/KEP/7/1997 tentang Ketentuan Tata Cara Pelaksanaan
Pendaftaran Usaha Waralaba.
2. Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI Nomor 31/M-
DAG/PER/8/2008 tentang Penyelenggaraan Waralaba.
Terdapat beberapa jenis waralaba berdasarkan kriterianya, antara lain:
a. Jenis-Jenis Waralaba Menurut Kriteria/ Produk Yang Ditawarkan
Waralaba Produk
Produk yang dijual dalam bentuk barang seperti makanan. Contoh jenis usaha
waralaba produk antara lain yaitu Mc Donald, KFC, Kebab Turki, Cakekinia dan
lain sebagainya.
Waralaba Jasa
Ini adalah jenis waralaba yang memberikan produk dalam bentuk layanan jasa.
Contohnya adalah pada bidang pendidikan, studio photo atau jasa sewa video,
jasa agen perjalanan dan travel.
Waralaba Gabungan
Produk yang dijual pada jenis waralaba ini adalah dalam bentuk barang dan jasa.
Tipe-Tipe Waralaba
Trade Name Franchising
Trade name franchisign merupakan jenis waralaba yang mendapatkan hak untuk
melakukan produksi misalnya PT. Great River mempunyai hak untuk melakukan produksi
pakaian dalam Triumph dengan lisensi dari Jerman.
Product Distribution Franchising
Pure Franchising/ Business Format merupakan jenis waralab yang mendapatkan hak
sepenuhnya, mulai dari trademark, penjualan, peralatan, metode operasi, strategi pemasarn,
bantuan manajemen dan teknik, pengendalian kualitas, dan lain sebagainya. Contoh nya
adalah restaurat, fast food, pendidikan, konsultan, dan lain-lain.
Waralaba Luar Negeri. Jenis waralaba ini paling banyak diminati karena sistemnya
sudah jelas. Selain itu, merk produk dari waralaba jenis ini sudah dikenal dan diterima
oleh masyarakat luas atau secara internasional bahkan memiliki gengsi tersendiri.
Waralaba Dalam Negeri. Jenis waralaba ini juga menjadi salah satu pilihan investasi
yang baik bagi para calon franchisee yang memiliki keinginan untuk menjadi
pengusaha tetapi tidak memiliki pengetahuan atau kurangnya kemampuan dalam
mengatur strategi sebuah usaha.
Perkembangan di Indonesia cukup berkembang dengan pesat dan sangat
menguntungkan. Beberapa contoh waralaba yang berkembang diantaranya di bidang
kuliner atau makanan seperti Thai Tea, Boba Tea, Sabana, Kebab Baba Rafi dan
berbagai merek atau brand lainnya. Selain dalam bidang kuliner, waralaba juga dapat
berbentuk retail mini outlet seperti Indomaret, Yomart, Alfamart dan lain sebagainya.
Selain di kota besar, waralaba retail mini outlet juga semakin berkembang hingga ke
pelosok daerah.
Ada beberapa keuntungan yang akan Anda dapatkan, seperti:
1. Manajemen bisnis telah terbangun
Tidak seperti membangun bisnis sendiri, sistem waralaba telah memiliki manajemen bisnis yang siap dan matang.
Biasanya para pewaralaba pun mulai memberi kesempatan membuka waralaba karena bisnis yang dijalani sudah
matang, memiliki pasar yang tidak berubah-ubah, dan juga memiliki reputasi yang baik sehingga manajemen dan
strategi bisnis yang dijalankan sudah berkelanjutan.
2. Merek atau brand sudah dikenal masyarakat
Brand yang sudah dikenal oleh masyarakat biasanya sudah memiliki konsumen dan pasarnya sendiri sehingga
para franchisee tidak perlu memikirkan strategi pemasaran dan analisis pesaing. Merek yang baik pasti juga
memiliki liputan media yang luas sehingga bisnis waralaba akan lebih mudah dikenal oleh masyarakat.
3. Kerjasama yang telah terbangun sejak awal
Orang yang membeli waralaba akan mendapatkan keuntungan kerjasama yang telah terbangun sebelumnya oleh
pemilik waralaba. Contohnya kerjasama dengan pemasok bahan baku, pihak periklanan dan pemasaran, dan lain
sebagainya. Dengan kerjasama yang baik, franchisor biasanya memberikan dukungan berupa pelatihan
manajemen finansial, pemasaran, dan juga pasokan sumber daya.
4. Peluang sukses yang lebih cepat
Bisnis waralaba biasanya memiliki peluang sukses yang lebih cepat karena liputan media yang baik dan juga
sudah memiliki pasar dan konsumen yang setia. Biaya modal yang dikeluarkan juga terukur karena pasokan
sumber daya dan strategi pemasaran yang sudah matang dari franchisor.
5. Manajemen finansial lebih mudah
Setiap investor biasanya lebih suka untuk memberikan modal pada bisnis yang telah kokoh dari segi finansial dan
jaringan pemasaran. Dengan menggunakan bisnis waralaba, maka sistem manajemen finansial telah ditetapkan
oleh pemilik waralaba utama. Sehingga Anda tidak perlu pusing dengan manajemen finansial seperti membangun
bisnis baru.
Kekurangan Menjalankan Bisnis Waralaba
Membuka bisnis waralaba memang memiliki banyak keuntungan, namun para calon
franchisee juga perlu memerhatikan beberapa hal terutama dalam hal kekurangan
bisnis waralaba itu sendiri agar terhindar dari potensi kegagalan. Berikut beberapa
kekurangan dalam menjalankan bisnis waralaba yang perlu diperhatikan.
Kurangnya kendali dari pembeli waralaba terhadap bisnisnya sendiri. Hal tersebut
dikarenakan semua sistem telah ditentukan oleh pemilik waralaba. Sehingga ruang
gerak pembeli waralaba akan sangat terbatas. Ide-ide untuk berkreatifitas pun
terkadang tidak dapat diaplikasikan, karena adanya perjanjian-perjanjian khusus.
Meskipun bisnis waralaba memiliki pasar yang matang, para pembeli waralaba
biasanya terjebak dalam tren pasar. Perilaku konsumen yang berubah-ubah terhadap
tren mampu memengaruhi kondisi bisnis waralaba. Misalnya, franchise Thai Tea yang
sudah mulai tergerus trennya dan digantikan dengan minuman campuran Yakult dan
juga susu gula aren.
Ketergantungan pada reputasi waralaba lainnya. Jika waralaba yang lain melakukan
kesalahan yang mengakibatkan rusaknya reputasi, maka hal tersebut juga akan
memengaruhi waralaba yang sedang Anda kelola.
Membutuhkan modal yang lebih banyak. Pihak pewaralaba akan mengajukan biaya awal untuk membeli
perjanjian waralaba. Kemudian ada juga biaya lanjutan untuk pelatihan dan dukungan bagi para pembeli waralaba.
Adanya pemotongan keuntungan. Pembeli waralaba memiliki kewajiban untuk membayar royalti dari sejumlah
keuntungan yang didapatkan. Jika keuntungan yang didapatkan sedikit, berarti keuntungan tersebut akan dipotong
untuk menutupi biaya tersebut.
Banyak orang berpikir bahwa menjalankan bisnis waralaba akan mudah mendapatkan keuntungan lebih besar
karena brand telah dikenal banyak orang. Tetapi pada kenyataannya, hal tersebut belum tentu terjadi. Biaya yang
dikeluarkan oleh pembeli waralaba kepada pihak pemilik waralaba akan dipotong dari keuntungan yang didapat.
Pembeli waralaba memang akan mendapatkan banyak kemudahan di saat-saat awal usaha. Tetapi untuk jangka
panjang, para pemilik waralaba terkadang akan menemukan bahwa memulai bisnis sendiri mungkin akan jauh
lebih menguntungkan.
Keuntungan & Kekurangan Bisnis Waralaba atau Franchise
Memiliki bisnis merupakan impian semua orang. Namun bagi sebagian orang memiliki kendala saat
memulai dan membangun bisnis seperti ketersediaan modal dan sumber daya, ide bisnis, dan juga
strategi dalam menjalankannya. Biasanya untuk mengakali kendala tersebut para calon pebisnis memulai
bisnisnya dengan berbagai macam cara salah satunya adalah mengambil bisnis franchise atau waralaba.
Bisnis waralaba atau yang lebih dikenal dengan franchise ini sebenarnya bukan model bisnis baru.
Bisnis semacam ini bahkan sudah ada sejak tahun 1930an, di mana saat itu Howard Deering Johnson
untuk pertama kalinya memperkenalkan franchising dengan restauran McDonald-nya. Lantas, apa sih
bisnis waralaba itu?
Secara umum, bisnis waralaba merupakan salah satu model bisnis yang berjalan antara pemilik brand
atau merek dengan pemodal. Di mana, pemilik brand tersebut memberikan hak untuk menjalankan
usahanya termasuk penggunaan merek sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati bersama.
Sedangkan franchise merupakan istilah bahasa asing dari waralaba. Dengan sistem waralaba, pemilik
modal tidak perlu membangun merek dan sistem kerja bisnis dari awal.
Di dalam dunia waralaba, pihak pemilik merek disebut dengan istilah Pewaralaba atau Franchisor.
Pewaralaba inilah yang merupakan pihak yang memberi hak usaha serta sebagai produsen untuk
menjalankannya. Sedangkan pihak pemilik modal disebut dengan istilah Ter-waralaba atau Franchisee.
Pihak ini yang membeli usaha dan yang akan menjalankan usaha tersebut sesuai dengan sistem yang
telah dipersiapkan. Pihak Terwaralaba diwajibkan untuk membayar sejumlah biaya untuk mendapatkan
hak usahanya dari Pewaralaba. Pada umumnya, biaya-biaya tersebut meliputi biaya royalti, biaya
pengadaan peralatan pendukung usaha, pengadaan bahan baku, dan lainnya.
Kelebihan/Keuntungan Waralaba
Proses membuka usaha yang lebih cepat
Mempunyai sistem yang sudah terbukti berhasil
Mempunyai brand image yang telah dikenal luas dan terbukti berhasil
Risiko kegagalan sangat kecil
Kekurangan/Kerugian Waralaba
Sedangkan dari sisi kerugian waralaba yaitu:
Mewajibkan membayar Franchise Fee
Mewajibkan membayar Royalty Fee
Memberlakukan aturan main yang harus diikuti
Melakukan pengotrolan dan pengawasan dengan teratur
HAPUSNYA PERIKATAN
Ayu Citra Santyaningtyas, SH,MH,MKn,PhD
Hapusnya perikatan(macamnya)
1. Pembayaran
2. Consignatie
3. Novasi
4. Kompensasi
5. Percampuran utang(confutio)
6. Pembebasan utang
7. Musnahnya barang
8. Pembatalan
9. Berlakunya syarat batal
10. Lewat waktu
adalah setiap pemenuhan/pelaksanaan perikatan. Pada
umumnya dengan dilaksanakannya pembayaran, perikatan
PEMBAYARAN (PASAL 1382 BW)
menjadi hapus.
Menurut Pasal 1382 ayat 1 BW :
perikatan dapat dibayar oleh seorang debitur tapi juga oleh
setiap orang yang berkepentingan seperti orang yang turut
berutang/seseorang penanggung utang.
1. Hapusnya perjanjian
• Syarat batal : perjanjian telah lahir sejak dibuat, tetapi menjadi batal
apabila peristiwa yang dimaksud terjadi
Lewat waktu (daluarsa/verjaring)
• adalah suatu upaya untuk memperoleh sesuatu/untuk
dibebaskan dari suatu perikatan dengan lewatnya suatu
waktu tertentu dan atas syarat-syarat yang ditentukan oleh
undang-undang.
• Pasal 1946 BW: suatu alat untuk
memperoleh/dibebaskan dari suatu perikatan dengan
lewatnya suatu waktu tertentu
• Adanya lewat waktu,seorang debitur dibebaskan dari
pembayaran ,dalam hal ini utang tetap ada tetapi
kreditur tidak punya hak untuk menagih.debitur tidak
mempunyai kewajiban hukum, perikatannya berubah
menjadi perikatan alam( natuurlijke verbintenis)
• Ada dua
Macam macam daluarsa
1. Acquisitief : mempunyai hak milik atas suatu barang (pasal 1963
BW)
2. Extinctief : dibebaskan dari suatu perikatan artinya kalau sudah
lewat waktu /daluarsa tertentu , maka debitur dibebaskan untuk
melakukan prestasi/tidak ada kewajiban hukum