Anda di halaman 1dari 111

HUKUM PERIKATAN

AYU CITRA SANTYANINGTYAS,


SH.,MH.,MKn.,PhD
 Verbintenis dalam bahasa Belanda
 Perikatan adalah hal yang mengikat antara orang yang
satu dengan yang lain
 Hal yang mengikat dapat berupa peristiwa hukum :
1. berupa perbuatan

2. berupa kejadian

3. berupa keadaan
Perjanjian dan Perikatan
Dalam perjanjian dan perikatan setidak-tidaknya melibatkan 2 pihak:
• Yaitu pihak yang mengajukan penawaran dan pihak yang menerima
penawaran tersebut
• Dalam KUHPerdata disebutkan bahwa kedua belah pihak itu adalah
pihak yang berkewajiban untuk melakukan prestasi (debitur) dan
pihak yang berhak menuntut terlaksananya prestasi tersebut
(kreditur)

3
Syarat-syarat sahnya perjanjian

Jika tdk terpenuhi


 salah satu
Kesepakatan (Consensus) pihak berhak
Subjektif meminta
perjanjian
Kecakapan (Capacity) dibatalkan

Ps. 1320 KUHPerdata


Jika tdk
Hal tertentu (Certanty of Terms) terpenuhi

Objektif
KONTRA
K BATAL
Sebab yang halal (Legality) DEMI
HUKUM
4
KESEPAKATAN
• Adalah bertemunya dua maksud yang terwujud dalam
janji untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu
• Kesesuaian antara penawaran (offer) dan Penerimaan (
Acceptance )
• Ditandai dengan : jabat tangan ; pembayaran ; tanda
tangan ; dan hal lain yang dianggap patut menurut
undang undang dan kebiasaan
• Tidak sah bila: atas paksaan; adanya
penipuan/kekhilafan ; penyalahgunaan situasi
KECAKAPAN
• Adalah pihak yang mampu secara hukum atau berkuasa atas
barang dan jasa yang diperjanjikan atau berwenang mewakili
pihak
• Misalnya : Pemilik barang atau yang diberi kuasa ; Direktur
sebagai wakil perusahaan
• Yang tidak cakap : anak dibawah umur (<21th/belum menikah) ;
seorang pailit ; dibawah pengampuan; (perempuan dalam hal
dilarang undang undang (UUP 1/1974 psl 31 ayat 2 )
Sebab yang halal (legality)
• Yang dimaksud dengan Sebab adalah isi perjanjian itu sendiri, yang
menggambarkan tujuan yang akan dicapai oleh para pihak (Ps. 1377
KUHPerdata)
• Isi dari perjanjian itu harus memuat suatu kausa yang diperbolehkan
atau legal (geoorloofde oorzaak) yaitu:
1. Undang-undang
2. Ketertiban umum (openbare orde/public policy)
3. Kesusilaan (zenden/morality)
4. PATIHA (Kepatutan, Ketelitian, dan Kehati-hatian)

7
SUATU HAL TERTENTU

• Adalah objek perjanjian yang akan menimbulkan prestasi


bagi para pihak baik yang ada maupun yang akan ada
• Misal :
barang atau jasa : rumah,kendaraan , pengangkutan ;
pengiriman; pemborongan; pelayanan jasa dll
Jenis-Jenis Perikatan

1. Perikatan bersyarat 1253 bw (perikatan yg tjadi tergantung pada suatu peristiwa yg akan
terjadi n blm tentu terjadi) ex:Santa akn mnjual sahamnya klo amir jd pegang shm baru
2. Perikatan ketetapan waktu 1268 bw(perikatannya sdh ada tp waktu yg dperjanjikan
dtangguhkan sampai waktu tertentu ) ex:andi bli mobil dngn jubel lunas tp mobilnya
masih inden
3. Perikatan alternatif 1272 bw (perikatan yg tjdi ttp orang tsbut diberikan pilihan atas
obyek nya) ex: rudi bli mobil xenia type g tp warna biru klo mau xenia item typenya
naik ke v n nambah uang
4. Perikatan tanggung menanggung 1278 bw( tjd pada bbrp orang yg berpiutang jk dlm
perjanjian dtegaskan untuk menuntut pemenuhan pembayaran utang ) ex :pt berhutang
pada bank yg tanggung jwb membayar utangnya direktur n komisaris
5. Perikatan dpt dibagi ato g dpt dibagi 1296 bw (dlihat dri obyeknya) ex:tender 150 mobil
perusahaan a dpt 50, perusahaan b dpt 70 sisanya perusahaan c
6. Perikatan dngn penetapan hukuman ps1304 bw
 Prestasi adalah sesuatu yang wajib dipenuhi oleh debiitur dalam setiap perikatan.
 Macam Prestasi (Ps. 1234 KUHPerdata)
1. Memberikan sesuatu (to Geven)
2. Berbuat sesuatu (to Doen)
3. Tidak berbuat sesuatu (Niet Doen)

 Sifat prestasi :
1. harus sudah tertentu atau dapat ditentukan

2. harus mungkin

3. harus diperbolehkan (halal)

4. harus ada manfaat bagi kreditur

5. terdiri dari satu atau serentetan perbuatan


Menurut Doktrin
• Dilihat dari segi prestasi
 Timbal Balik → saling memenuhi kewajiban utamanya
 Timbal Balik Tidak Sempurna → saling memenuhi tetapi kewajiban tp tidak
seimbang. Misal perjanjian pemberian kuasa (ps. 1792-1808)
 Perjanjian Sepihak → hanya 1 pihak yang mempunyai kewajiban. Misal perjanjian
hibah (ps. 1666)
• Dilihat dari segi pembebanan
 Perjanjian Tanpa Beban → perjanjian hibah (pemberi hibah tidak menarik manfaat
bagi dirinya sendiri)
 Perjanjian Atas Beban (perjanjian yang mewajibkan masing-masing pihak
melakukan prestasi)
• Dilihat dari segi kesepakatan
 Perjanjian Konsesual → lahir pada saat tercapainya kata sepakat diantara para
pihak
 Perjanjian Riel → lahir disamping kata sepakat juga diiikuti dengan penyerahan
barang 11
WANPRESTASI
Suatu keadaan dimana pihak debitur karena kelalaian/kesengajaan
tidak memenuhi prestasi yang diperjanjikan
• Macam : • Akibat :Batalnya perjanjian
1. Tidak dipenuhi prestasi 1. Ganti kerugian
2. Dipenuhi hanya sebagian 2. Penanggungan atas resiko yang
3. Dipenuhi tetapi terlambat terjadi

4. Melakukan yang dilarang oleh 3. Membayar biaya perkara di


perjanjian pengadilan
Hukuman terhadap wanprestasi
Ad 1. ganti rugi Segala pengeluaran yang nyata-
nyata sudah dikeluarkan
Biaya

Pembatasan ganti rugi


Ganti rugi: 1. Ps. 1247
1. Bersifat material 2. Ps. 1248
2. Bersifat immaterial Ganti Rugi

Rugi Bunga

Kerusakan barang-barang Kerugian yang berupa


kreditur akibat kelalaian Kehilangan keuntungan 13
debitur
FORCE MAJEUR /OVER MACHT
Suatu keadaan diluar kekuasaan yang menyebabkan tidak dapat
dipenuhinya prestasi

• Misalnya : • Akibat :
Gangguan cuaca; gempa bumi; • Pembebasan dari ganti rugi
kecelakaan;huru hara; Hal hal yang • Rekontraktual
tak dapat diduga sebelumnya
• Lose lose solution
*

Kerugian yang harus dibayar oleh debitur hanya meliputi :


1. Kerugiaan yang dapat diduga ketika membuat perikatan
2. Kerugian sebagai akibat langsung dari wanprestasi
debitur
3. Bunga dalam hal terlambat membayar sejumlah
hutang
Pengertian
• Prof. Subekti
 Perikatan → hubungan hukum antara 2 pihak/lebih, dimana satu pihak berhak
menuntut, sementara pihak lain berkewajiban memenuhi tuntutan
 Perjanjian → suatu peristiwa dimana seorang berjanji pada orang lain atau 2 orang
saling berjanji untuk melakukan suatu prestasi

Perjanjian ≠ Kontrak ≠ Perikatan ??

16
• Menurut Ps. 1313 KUHPerdata
“Suatu perbuatan dimana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap suatu
orang atau lebih lainnya”

• Dalam praktek tidak dibedakan istilah kontrak atau perjanjian atau


perikatan.
• Dalam teori dibedakan istilah perjanjian atau perikatan

17
Sistematika Buku III KUHPerdata
Sumber perikatan
Prestasi
Syarat sahnya perikatan
Bagian Umum (1233-1456) Wanprestasi
Keadaan memaksa
Resiko s.d hapusnya
Buku III Lex specialis derogat lex generalis perikatan

Bagian Khusus Nominat 15 Perj.

Sumber:
Asas keb. Inominat •Peraturan Per UU
berkontrak •Kebiasaan
1319
18
Sistem Terbuka
ASAS ASAS PERJANJIAN

• ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK :


para pihak mempunyai kebebasan menentukan perjanjian
• ASAS KONSENSUALISME :
Perjanjian itu lahir sejak adanya kesepakatan (consensus)
• ASAS PERSONALITY :
seseorang yang akan melakukan dan/atau membuat kontrak hanya untuk
kepentingan perseorangan saja. Pasal 1315 dan Pasal 1340 KUHPer
Lanjutan…
• ASAS IKTIKAD BAIK
Perjanjian harus dibuat berdasarkan kepatutan dan kepantasan serta
tidak menyalah gunakan situasi
• ASAS PUCTA SUNT SERVANDA
Semua perjanjian yang dibuat secara sah menjadi undang
undang/hukum bagi mereka yang membuatnya
dan Perjanjian tidak dapat dibatalkan secara sepihak selain dengan
kesepakata atau berdasarkan undang-undang
Asas-asas Hukum Perikatan Nasional
• Disamping kelima asas yang telah diuraikan diatas, dalam Lokakarya Hukum
Perikatan yang diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional
Departemen Kehakiman RI pada tanggal 17 – 19 Desember 1985 telah berhasil
dirumuskannya delapan asas hukum perikatan nasional. Kedelapan asas tersebut
adalah sebagai berikut:

Asas Kepercayaan
• Asas kepercayaan mengandung pengertian bahwa setiap orang yang
akan mengadakan perjanjian akan memenuhi setiap prestasi yang
diadakan diantara mereka dibelakang hari.
Asas Persamaan Hukum
• Asas persamaan hukum mengandung maksud bahwa subjek hukum yang
mengadakan perjanjian mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama
dalam hukum. Mereka tidak boleh dibeda-bedakan antara satu sama lainnya,
walaupun subjek hukum itu berbeda warna kulit, agama, dan ras

Asas Kesimbangan
• Asas keseimbangan adalah asas yang menghendaki kedua belah pihak
memenuhi dan melaksanakan perjanjian. Kreditur mempunyai
kekuatan untuk menuntut prestasi dan jika diperlukan dapat menuntut
pelunasan prestasi melalui kekayaan debitur, namun debitur memikul
pula kewajiban untuk melaksanakan perjanjian itu dengan itikad baik.
• Perjanjian sebagaiAsas Kepastian
figur hukum Hukum
mengandung kepastian hukum. Kepastian ini
terungkap dari kekuatan mengikatnya perjanjian, yaitu sebagai undang-undang
bagi yang membuatnya.

Asas Moralitas
• Salah satu faktor yang memberikan motivasi pada yang bersangkutan
melakukan perbuatan hukum itu adalah didasarkan pada moralitas
sebagai panggilan hati nuraninya.
 Kontrak Nominat smua yg ada di BW
 Kontrak Inominat dpt dibedakan menjadi dua
(berdasarkan aspek pengaturannya):
1. Inominat yang diatur dalam Per-UU
 Production Sharing  UU No 22 Tahun 2001 ttg Minyak dan gas
Bumi.
 Joint Venture  UU No. 1 th 67 ttg PMA
 Kontrak Karya  UU No. 1 th 67 ttg Pertambangan
 Kontrak Konstruksi  UU No. 18 th 1999 ttg Jasa Konstruksi
 Waralaba
 Leasing
2. Inominat yang belum diatur dalam Per-UU
 Kontrak Rahim (surrogate mother)
Ayu Citra Santyaningtyas, SH,MH,MKn,PhD

JUAL BELI
Hukum Jual Beli
Perjanjian Jual Beli
Pasal 1457
Prof. R. Subekti  JB sbg perjanjian bertimbal
balik dimana pihak yang satu (penjual) berjanji
untuk menyerahkan hak milik atas suatu barang
sedangkan pihak lainnya (pembeli) berjanji untuk
membayar harga yang terdiri dari atas sejumlah
uang sebagai imbalan dari perolehan hak tersebut.
Unsur-Unsur Pokok (esensialia) JB  Barang dan
Harga. (1458 BW).
ESSENSIALIA
Unsur yang harus ada dlm perjanjian, tanpa unsur ini
suatu perjanjian dianggap tidak pernah ada .
• Kesepakatan mengenai barang dan harga.

Perjanjian NATURALIA
jual beli Unsur yang telah diatur dalam UU, unsur yang dianggap selalu
dianggap ada dalam perjanjian
• Biaya penyerahan dipikul oleh penjual, sedangkan biaya
pengembalian dipikul oleh sipembeli.
AKSIDENTALIA

Unsur yang nantinya ada dan mengikat para pihak


apabila para pihak memperjanjikannya
• Ex denda
Kewajiban Para Pihak (1/3)
1474 BW
Kewajiban Penjual

Benda
Bergerak

612
Menanggung Kenikmatan
Benda Tak Menyerahkan Barang tentram atas barang &
Bertubuh (1475 s/d 1490 BW) Menanggung terhadap Cacat2
tersembunyi
613
Benda tak
Bergerak Menyerahkan Barang
(1475 s/d 1490 BW)
616 Jo. 620

Menyerahkan hak milik atas benda yang dijualnya


Kewajiban Para Pihak (2/3)
Pasal 1491 KUHPerdata
Menanggung Kenikmatan tentram atas barang & Menanggung
terhadap Cacat2 tersembunyi

A. Gangguan yg ditunjukan B. Gangguan yang ditimbulkan karena


kepada penguasaan secara adanya cacat tersembunyi. (Ps. 1504
tentang dan tentram KUHPerdata)
Penjual (Intern)
pihak III (ekstern)

Ps. 1429 s.d 1503 KUHPerdata Ps. 1504 s.d 1512 KUHPerdata

1. Gangguan karena adanya putusan pengadilan yg berisi


hukuman untuk menyerahkan barang baik seluruhnya
maupun sebagian.
2. Gangguan yang timbul karena adanya beban-beban
berupa hak-hak pihak ke-3 atas barang
Kewajiban Para Pihak (3/3)
Kewajiban Pembeli (Ps. 1513 KUHPerdata)
Membayar harga pembelian pada waktu dan tempat
sesuai dengan kesepakatan (perjanjian)
Beralihnya Hak Milik
Beralihnya Hak Milik (Ps 1459 KUHPerdata)
Beralihnya Risiko
Pengertian:
Kewajiban memikul kerugian yang disebabkan karena
suatu kejadian di luar kesalahan salah satu pihak yang
menimpa barang yang menjadi obyek perjanjian.
Pengaturan
Pasal 1460 KUH Perdata
Pasal 1461
Pasal 1462
Jual Beli dengan membeli hak
kembali
Pasal 1519 jo Pasal 1532
Hak “membeli kembali” tidak boleh lebih dari 5
tahun, lihat Pasal 1520, 1521
Hak reklame
Reklame berarti menuntut kembali (reclaim=inggris)
Apabila jual beli diadakan tanpa suatu janji bahwa
harga barang boleh dianggsur atau dicicil dan pembeli
tidak membayar harga tersebut maka selama barang
tersebut masih berada di tangan pembeli, penjual
dapat menuntut kembali barang tersebut, asala
penuntutan tersebut dilakukan dalam jangka waktu 30
hari.
Pasal 1145 KUHPerdata (Buku II KUHPerdata)
Ayu Citra Santyaningtyas, SH,MH,MKn,PhD

SEWA MENYEWA
Pengertian
Sewa menyewa di atur dalam BAB VII Buku III
KUHPerdata mulai pasal 1548 s/d 1599.
Pengertian dari sewa menyewa adalah
“suatu persetujuan, dengan mana pihak yang satu
mengikatkan diri untuk memberikan kenikmatan
suatu barang kepada pihak yang lain selama waktu
tertentu, dengan pembayaran suatu harga yang
disanggupi oleh pihak tersebut terakhir itu. Orang
dapat menyewakan pelbagai jenis barang, baik yang
tetap maupun yang bergerak.” (Ps. 1548 KUHPerdata)
Unsur/elemen sewa menyewa
Dari jenisnya perjanjian tersebut adalah perjanjian
timbal balik dengan elemen atau unsur sebagai
berikut:
1. Pihak I memberi kenikmatan dari suatu barang
kepada pihak II;
2. Waktu tertentu;
3. Pembayaran dengan Harga.
KEWAJIBAN PARA PIHAK
Kewajiban
Yang menyewakan (1550)
 Menyerahkan barang
 Memelihara barang

 Memberikan kenikmatan tentram selama berlangsung


penyewaan
Penyewa
 Memakai barang yg disewakan sebagai seorang “Bapak rumah
yang baik”
 Membayar harga sewa pada waktu yg ditentukan.
Sewa tertulis dan Lisan
Pasal 1570 KUHPerdata
Perjanjian berakhir sesuai dengan waktu yang telah
diperjanjikan (tertulis);
Pasal 1571 KUHPerdata
Lisan adalah berdasar tenggang waktu
(pemberitahuan)
Mengulang sewakan dan
melepaskan hak sewa dilarang UU
Pasal 1559 KUHPerdata
Ayat (1) larangan mengulang sewakan dan melepaskan
hak sewa ke pihak lain;
Ayat (2) menyewakan sebagai boleh/diperkenankan.
Pasal 1575 KUHPerdata
Perjanjian tidak hapus bila yang menyewakan/penyewa
meninggal dunua.
Pasal 1576 KUHPerdata
Jual beli tidak menghapuskan sewa menyewa ( Koop breekt
geen huur)
Maksud dari jual beli adalah setiap perbuatan hukum
perpindahan hak milik, termasuk tukar menukar, hibah
dan waris.
Pasal 1579 KUHPerdata
perjanjian sewa tidak dapat dihentikan dengan alasan
dipakai sendiri.
Sewa Menyewa
Resiko dalam Sewa Menyewa
Ps. 1553 KUHPerdata.
1. “persetujuan gugur demi hukum bila terjadi overmacht”
2. Dipikul oleh pihak yg menyewakan (si pemilik barang) apabila
barangnya musnah karena kesalahan salah satu pihak.

Berakhirnya Perjanjian sewa menyewa.


 Lisan  pemberitahuan kepada penyewa bahwa ia
hendak menghentikan sewa.
 Tertulis  berakhir demi hukum (otomatis) apabila
waktu yg ditentukan sudah habis.
KONTRAK INNOMINAT
SEWA BELI

Pasal 1 huruf a Keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi Nomor


34/KP/II/80 tentang Perizinan Sewa Beli (Hire Purchase), Jual Beli dengan
Angsuran, dan Sewa (Renting), menyebutkan bahwa:
“Sewa beli (Hire Purchase) adalah Jual beli barang dimana penjual
melaksanakan penjualan barang dengan cara memperhitungkan setiap
pembayaran yang dilakukan oleh pembeli dengan pelunasan atas harga yang
telah disepakati bersama dan diikat dalam suatu perjanjian, serta hak milik atas
barang tersebut beralih dari penjual kepada pembeli setelah harganya dibayar
lunas oleh pembeli kepada penjual.”
Unsur atau elemen perjanjian sewa beli menurut Keputusan Bersama Keputusan
Menteri Perdagangan dan Koperasi Nomor 34/KP/II/80 tentang Perizinan Sewa Beli
(Hire Purchase)
Adanya jual beli barang;
Penjualan dengan memperhitungkan setiap pembayaran;
Objek sewa beli diserahkan kepada pembeli;
Momentum peralihan hak milik setelah pelunasan terakhir.

Pasal 1 huruf b Surat Keputusan tersebut menyatakan bahwa:


“Jual beli dengan angsuran adalah jual beli barang dimana penjual melaksanakan
penjualan barang dengan cara menerima pelunasan pembayaran yang dilakukan oleh
pembeli dalam beberapa kali angsuran atas harga barang yang telah disepakati
bersama dan yang diikat dalam suatu perjanjian, serta hak milik atas barang tersebut
beralih dari penjual kepada pembeli pada saat barangnya diserahkan oleh penjual
kepada pembeli.”
Pasal 1 huruf a Keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi
Nomor 34/KP/II/80 tentang Perizinan Sewa Beli (Hire Purchase),
Jual Beli dengan Angsuran, dan Sewa (Renting), menyebutkan
bahwa:
“Sewa beli (Hire Purchase) adalah Jual beli barang dimana
penjual melaksanakan penjualan barang dengan cara
memperhitungkan setiap pembayaran yang dilakukan oleh
pembeli dengan pelunasan atas harga yang telah disepakati
bersama dan diikat dalam suatu perjanjian, serta hak milik atas
barang tersebut beralih dari penjual kepada pembeli setelah
harganya dibayar lunas oleh pembeli kepada penjual.”
Unsur atau elemen perjanjian sewa beli menurut Keputusan Bersama tersebut
adalah:
Adanya jual beli barang;
Penjualan dengan memperhitungkan setiap pembayaran;
Objek sewa beli diserahkan kepada pembeli;
Momentum peralihan hak milik setelah pelunasan terakhir.
Sedangkan, pasal 1 huruf b Surat Keputusan tersebut menyatakan bahwa:
“Jual beli dengan angsuran adalah jual beli barang dimana penjual
melaksanakan penjualan barang dengan cara menerima pelunasan pembayaran
yang dilakukan oleh pembeli dalam beberapa kali angsuran atas harga barang
yang telah disepakati bersama dan yang diikat dalam suatu perjanjian, serta hak
milik atas barang tersebut beralih dari penjual kepada pembeli pada saat
barangnya diserahkan oleh penjual kepada pembeli.”
Dari kedua definisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa perbedaan
antar perjanjian sewa beli dengan perjanjian jual beli dengan angsuran
antara lain adalah sebagai berikut:
Walaupun cara pembayaran sama-sama dilakukan dengan cara mencicil
atau dengan angsuran, namun dalam perjanjian sewa beli uang cicilan itu
dianggap sebagai harga sewa atas barang, hingga harga barang tersebut
baru akan lunas dengan jumlah harga sewa yang telah dibayarkan.
Dalam perjanjian sewa beli, peralihan hak milik terjadi setelah harga
dibayar lunas pada pembayaran cicilan/angsuran terakhir. Sedangkan dalam
perjanjian jual beli dengan angsuran, peralihan hak milik tejadi ketika
barang diserahkan kepada pembeli/debitur. Biasanya penyerahan barang
dilakukan pada saat disepakatinya atau ditandatanganinya perjanjian.
 Istilah leasing sebenarnya berasal dari kata lease yang berarti sewa menyewa.
Karena memang dasarnya leasing adalah sewa menyewa.
 jadi leasing merupakan suatu bentuk deruvatif dari sewa menyewa. Tetapi
kemudian dalam dunia bisnis berkembanglah sewa menyewa dalam bentuk khusus
yang disebut leasing itu atau kadang – kadang disebut seebagai lease saja, dan telah
berubah fungsinya menjadi salah satu jenis pembiayaan.
 Dalam bahasa Indonesia leasing sering diistilahkan dengan “sewa guna usaha”.
 Dalam pasal 1 ayat (1) Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Perindustrian,
dan Perdagangan Nomor: KEP-122/MK/IV/2/1974, Nomor: 32/M/SK/2/1974, dan
Nomor: 30/KPB/I/1974 tentang Perizinan Usaha Leasing, disebutkan bahwa:
“Leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk
penyediaan barang-barang modal yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk
jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran secara berkala, disertai hak
pilih (opsi) bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang
bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai-nilai
sisa yang disepakati.”
Ada empat unsur yang terkandung dalam pengertian leasing
berdasarkan Surat Keputusan tersebut, yaitu:
1. Penyediaan barang modal;
2. Jangka waktu tertentu;
3. Pembayaran dilakukan secara berkala; dan
4. Adanya hak opsi, yaitu hak untuk memilih untuk membeli atau
memperpanjang masa sewa.
Perbedaan antar perjanian sewa beli dengan perjanjian leasing
antara lain adalah sebagai berikut:
Tujuan utama dari perjanjian sewa beli adalah peralihan hak atas
suatu barang (objek) melalui suatu jual beli.
Sementara itu, tujuan utama dari perjanjian leasing adalah untuk
memperoleh hak pakai (sewa) atas suatu barang tanpa adanya
peralihan hak milik atas barang tersebut.
Peralihan hak milik atas barang (objek) dalam perjanjian leasing
baru terjadi jika pihak lessee (debitur) mempergunakan hak opsinya
untuk membeli barang tersebut pada akhir masa sewa, dengan
membayar harga sisa yang disepakati antara pihak lessor dengan
pihak lessee.
Barang objek dalam perjanjian leasing biasanya adalah barang
modal perusahaan, seperti mesin-mesin dan mobil-mobil
perusahaan. Sementara itu, tidak ada ketentuan yang mengatur
mengenai barang objek apa yang diperjual-belikan dalam perjanjian
sewa beli.
Ayu Citra Santyaningtyas, SH,MH,MKn,PhD

WARALABA
waralaba

Bisnis waralaba atau yang lebih dikenal dengan franchise ini sebenarnya bukan model
bisnis baru. Bisnis semacam ini bahkan sudah ada sejak tahun 1930an, di mana saat itu
Howard Deering Johnson untuk pertama kalinya memperkenalkan franchising dengan
restauran McDonald-nya. Lantas, apa sih bisnis waralaba itu?
Secara umum, bisnis waralaba merupakan salah satu model bisnis yang berjalan antara
pemilik brand atau merek dengan pemodal. Di mana, pemilik brand tersebut
memberikan hak untuk menjalankan usahanya termasuk penggunaan merek sesuai
dengan ketentuan yang telah disepakati bersama. Sedangkan franchise merupakan istilah
bahasa asing dari waralaba. Dengan sistem waralaba, pemilik modal tidak perlu
membangun merek dan sistem kerja bisnis dari awal.
 Di dalam dunia waralaba, pihak pemilik merek disebut dengan istilah
Pewaralaba atau Franchisor.
 Pewaralaba inilah yang merupakan pihak yang memberi hak usaha serta
sebagai produsen untuk menjalankannya. Sedangkan pihak pemilik modal
disebut dengan istilah Ter-waralaba atau Franchisee.
 Pihak ini yang membeli usaha dan yang akan menjalankan usaha tersebut
sesuai dengan sistem yang telah dipersiapkan. Pihak Terwaralaba diwajibkan
untuk membayar sejumlah biaya untuk mendapatkan hak usahanya dari
Pewaralaba.
 Pada umumnya, biaya-biaya tersebut meliputi biaya royalti, biaya pengadaan
peralatan pendukung usaha, pengadaan bahan baku, dan lainnya.
Pengertian Waralaba

Waralaba atau lebih populernya disebut dengan Franchise (Bahasa Perancis)


dan Franchaising (Bahasa Inggris) merupakan sebuah hak untuk menjual
suatu produk atau jasa ataupun layanan. Definisi waralaba lainnya adalah
suatu hubungan kerja yang mempunyai kontrak atau perjanjian antara
pemilik waralaba (franchisor) dan penerima (franchise).
Seringkali jalannya bisnis waralaba dalam bentuk kegiatan pertukaran uang
dengan perjanjian atau kontrak supaya dapat menjalankan bisnis tersebut
dalam jangka waktu tertentu. Dalam aktivitas waralabat, franchisee atau
yang memiliki waralaba mempunyai tugas menjual produk atau jasa sesuai
dengan ketetapan franchisor, lalu tugas franchisor atau penerima waralaba
yaitu melakukan pengembangan bisnis waralabanya.
Pengertian Waralaba

Waralaba atau lebih populernya disebut dengan Franchise (Bahasa Perancis)


dan Franchaising (Bahasa Inggris) merupakan sebuah hak untuk menjual
suatu produk atau jasa ataupun layanan. Definisi waralaba lainnya adalah
suatu hubungan kerja yang mempunyai kontrak atau perjanjian antara
pemilik waralaba (franchisor) dan penerima (franchise).
Seringkali jalannya bisnis waralaba dalam bentuk kegiatan pertukaran uang
dengan perjanjian atau kontrak supaya dapat menjalankan bisnis tersebut
dalam jangka waktu tertentu. Dalam aktivitas waralabat, franchisee atau
yang memiliki waralaba mempunyai tugas menjual produk atau jasa sesuai
dengan ketetapan franchisor, lalu tugas franchisor atau penerima waralaba
yaitu melakukan pengembangan bisnis waralabanya.
Pengertian Waralaba

1. Douglas J. Queen
 Pengertian waralaba menurut Douglas J. Queen adalah suatu model perluasan
pemasaran dan bisnis. Pemegang franchise yang membeli suatu bisnis manfaat dari
kesadaran pelanggan akan nama dagang, sistem teruji dan pelayanan lain yang
disediakan pemilik franchise.
2. Rooseno Harjowidigdo
 Pengertian waralaba/franchise menurut Rooseno Harjowidigdo adalah kerjasama
dibidang perdagangan atau jasa yang dipandang sebagai salah satu unutk
mengembangkan sistem usaha di lain tempat, diman franchisor secara ekonomi
sangat untung karena ia mendapatkan management fee dari franchisee, barang
produknya dapat tersebar ke tempat lain dimana franchisee mengusahakan franchise
nya dan bagi konsumen yang membutuhkan barang hasil produksinya franchisee
cepat didapatkan dalam keadaan fresh dan belum atau tidak rusak.
3. Dominique Voillemont
 Pengertian waralaba/franchise menurut Dominique Voillemont adalah suatu cara
melakukan kerjasama dibidang bisnis antara dua atau lebih perusahaan, satu pihak
bertindak sebagai granchisor dan pihak lain sebagai franchisee.
Pengertian Waralaba

4. Charles L. Vauhn
 Pengertian waralaba/franchise menurut Charles L. Vauhn adalah bentuk kegiatan
pemasaran dan distribusi yang didalamnya sebuah perusahaan memberikan hak atau
priviledge untuk menjalan bisnis secara tertentu dalam waktu dan tempat tertentu
kepada indivud atau perusahaan yang relatid lebih kecil.
5. Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2007
 Pengertian waralaba/franchise menurut Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2007
adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang, perorangan atau badan usaha terhadap
sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarakan barang dan atau jasa
yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan atau digunakan oleh pihak
berdasarkan perjanjian waralaba.
6. Asosiasi Franchise Indonesia
 Pengertian waralaba/franchise menurut Asosiasi Franchise Indonesia adalah suatu
sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir dengan pengwaralaba
(franchisor) yang memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk
melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara yang telah
ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu.
Menurut Pemerintah Indonesia, waralaba merupakan suatu perikatan yang
salah satu pihaknya diberikan hak dalam memanfaatkan dan/atau
menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI). Atau pertemuan dari
ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan tertentu
berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam
rangka penyediaan dan/atau penjualan barang dan jasa. Waralaba di
Indonesia diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2007.
Beberapa peraturan lainnya yang mendukung kepastian hukum dalam
format bisnis waralaba adalah sebagai berikut ini:
1. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI Nomor
259/MPP/KEP/7/1997 tentang Ketentuan Tata Cara Pelaksanaan
Pendaftaran Usaha Waralaba.
2. Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI Nomor 31/M-
DAG/PER/8/2008 tentang Penyelenggaraan Waralaba.
Terdapat beberapa jenis waralaba berdasarkan kriterianya, antara lain:
a. Jenis-Jenis Waralaba Menurut Kriteria/ Produk Yang Ditawarkan

Waralaba Produk

Produk yang dijual dalam bentuk barang seperti makanan. Contoh jenis usaha
waralaba produk antara lain yaitu Mc Donald, KFC, Kebab Turki, Cakekinia dan
lain sebagainya.
Waralaba Jasa

Ini adalah jenis waralaba yang memberikan produk dalam bentuk layanan jasa.
Contohnya adalah pada bidang pendidikan, studio photo atau jasa sewa video,
jasa agen perjalanan dan travel.
Waralaba Gabungan

Produk yang dijual pada jenis waralaba ini adalah dalam bentuk barang dan jasa.
Tipe-Tipe Waralaba
 Trade Name Franchising

Trade name franchisign merupakan jenis waralaba yang mendapatkan hak untuk
melakukan produksi misalnya PT. Great River mempunyai hak untuk melakukan produksi
pakaian dalam Triumph dengan lisensi dari Jerman.
 Product Distribution Franchising

Product distribution franchisign merupakan jenis waralaba (franchise) yang mendapatkan


hak unutk melakukan pendistribusian pada wilayah tertentu, seprti soft drink, cosmetics.
 Pure Franchising/ Busininess Format

Pure Franchising/ Business Format merupakan jenis waralab yang mendapatkan hak
sepenuhnya, mulai dari trademark, penjualan, peralatan, metode operasi, strategi pemasarn,
bantuan manajemen dan teknik, pengendalian kualitas, dan lain sebagainya. Contoh nya
adalah restaurat, fast food, pendidikan, konsultan, dan lain-lain.
Waralaba Luar Negeri. Jenis waralaba ini paling banyak diminati karena sistemnya
sudah jelas. Selain itu, merk produk dari waralaba jenis ini sudah dikenal dan diterima
oleh masyarakat luas atau secara internasional bahkan memiliki gengsi tersendiri.
Waralaba Dalam Negeri. Jenis waralaba ini juga menjadi salah satu pilihan investasi
yang baik bagi para calon franchisee yang memiliki keinginan untuk menjadi
pengusaha tetapi tidak memiliki pengetahuan atau kurangnya kemampuan dalam
mengatur strategi sebuah usaha.
Perkembangan di Indonesia cukup berkembang dengan pesat dan sangat
menguntungkan. Beberapa contoh waralaba yang berkembang diantaranya di bidang
kuliner atau makanan seperti Thai Tea, Boba Tea, Sabana, Kebab Baba Rafi dan
berbagai merek atau brand lainnya. Selain dalam bidang kuliner, waralaba juga dapat
berbentuk retail mini outlet seperti Indomaret, Yomart, Alfamart dan lain sebagainya.
Selain di kota besar, waralaba retail mini outlet juga semakin berkembang hingga ke
pelosok daerah.
Ada beberapa keuntungan yang akan Anda dapatkan, seperti:
1. Manajemen bisnis telah terbangun
 Tidak seperti membangun bisnis sendiri, sistem waralaba telah memiliki manajemen bisnis yang siap dan matang.
Biasanya para pewaralaba pun mulai memberi kesempatan membuka waralaba karena bisnis yang dijalani sudah
matang, memiliki pasar yang tidak berubah-ubah, dan juga memiliki reputasi yang baik sehingga manajemen dan
strategi bisnis yang dijalankan sudah berkelanjutan.
2. Merek atau brand sudah dikenal masyarakat
 Brand yang sudah dikenal oleh masyarakat biasanya sudah memiliki konsumen dan pasarnya sendiri sehingga
para franchisee tidak perlu memikirkan strategi pemasaran dan analisis pesaing. Merek yang baik pasti juga
memiliki liputan media yang luas sehingga bisnis waralaba akan lebih mudah dikenal oleh masyarakat.
3. Kerjasama yang telah terbangun sejak awal
 Orang yang membeli waralaba akan mendapatkan keuntungan kerjasama yang telah terbangun sebelumnya oleh
pemilik waralaba. Contohnya kerjasama dengan pemasok bahan baku, pihak periklanan dan pemasaran, dan lain
sebagainya. Dengan kerjasama yang baik, franchisor biasanya memberikan dukungan berupa pelatihan
manajemen finansial, pemasaran, dan juga pasokan sumber daya.
4. Peluang sukses yang lebih cepat
 Bisnis waralaba biasanya memiliki peluang sukses yang lebih cepat karena liputan media yang baik dan juga
sudah memiliki pasar dan konsumen yang setia. Biaya modal yang dikeluarkan juga terukur karena pasokan
sumber daya dan strategi pemasaran yang sudah matang dari franchisor.
5. Manajemen finansial lebih mudah
 Setiap investor biasanya lebih suka untuk memberikan modal pada bisnis yang telah kokoh dari segi finansial dan
jaringan pemasaran. Dengan menggunakan bisnis waralaba, maka sistem manajemen finansial telah ditetapkan
oleh pemilik waralaba utama. Sehingga Anda tidak perlu pusing dengan manajemen finansial seperti membangun
bisnis baru.
Kekurangan Menjalankan Bisnis Waralaba
 Membuka bisnis waralaba memang memiliki banyak keuntungan, namun para calon
franchisee juga perlu memerhatikan beberapa hal terutama dalam hal kekurangan
bisnis waralaba itu sendiri agar terhindar dari potensi kegagalan. Berikut beberapa
kekurangan dalam menjalankan bisnis waralaba yang perlu diperhatikan.
 Kurangnya kendali dari pembeli waralaba terhadap bisnisnya sendiri. Hal tersebut
dikarenakan semua sistem telah ditentukan oleh pemilik waralaba. Sehingga ruang
gerak pembeli waralaba akan sangat terbatas. Ide-ide untuk berkreatifitas pun
terkadang tidak dapat diaplikasikan, karena adanya perjanjian-perjanjian khusus.
 Meskipun bisnis waralaba memiliki pasar yang matang, para pembeli waralaba
biasanya terjebak dalam tren pasar. Perilaku konsumen yang berubah-ubah terhadap
tren mampu memengaruhi kondisi bisnis waralaba. Misalnya, franchise Thai Tea yang
sudah mulai tergerus trennya dan digantikan dengan minuman campuran Yakult dan
juga susu gula aren.
 Ketergantungan pada reputasi waralaba lainnya. Jika waralaba yang lain melakukan
kesalahan yang mengakibatkan rusaknya reputasi, maka hal tersebut juga akan
memengaruhi waralaba yang sedang Anda kelola.

Membutuhkan modal yang lebih banyak. Pihak pewaralaba akan mengajukan biaya awal untuk membeli
perjanjian waralaba. Kemudian ada juga biaya lanjutan untuk pelatihan dan dukungan bagi para pembeli waralaba.

Adanya pemotongan keuntungan. Pembeli waralaba memiliki kewajiban untuk membayar royalti dari sejumlah
keuntungan yang didapatkan. Jika keuntungan yang didapatkan sedikit, berarti keuntungan tersebut akan dipotong
untuk menutupi biaya tersebut.

Banyak orang berpikir bahwa menjalankan bisnis waralaba akan mudah mendapatkan keuntungan lebih besar
karena brand telah dikenal banyak orang. Tetapi pada kenyataannya, hal tersebut belum tentu terjadi. Biaya yang
dikeluarkan oleh pembeli waralaba kepada pihak pemilik waralaba akan dipotong dari keuntungan yang didapat.
Pembeli waralaba memang akan mendapatkan banyak kemudahan di saat-saat awal usaha. Tetapi untuk jangka
panjang, para pemilik waralaba terkadang akan menemukan bahwa memulai bisnis sendiri mungkin akan jauh
lebih menguntungkan.
Keuntungan & Kekurangan Bisnis Waralaba atau Franchise

Memiliki bisnis merupakan impian semua orang. Namun bagi sebagian orang memiliki kendala saat
memulai dan membangun bisnis seperti ketersediaan modal dan sumber daya, ide bisnis, dan juga
strategi dalam menjalankannya. Biasanya untuk mengakali kendala tersebut para calon pebisnis memulai
bisnisnya dengan berbagai macam cara salah satunya adalah mengambil bisnis franchise atau waralaba.
Bisnis waralaba atau yang lebih dikenal dengan franchise ini sebenarnya bukan model bisnis baru.
Bisnis semacam ini bahkan sudah ada sejak tahun 1930an, di mana saat itu Howard Deering Johnson
untuk pertama kalinya memperkenalkan franchising dengan restauran McDonald-nya. Lantas, apa sih
bisnis waralaba itu?
Secara umum, bisnis waralaba merupakan salah satu model bisnis yang berjalan antara pemilik brand
atau merek dengan pemodal. Di mana, pemilik brand tersebut memberikan hak untuk menjalankan
usahanya termasuk penggunaan merek sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati bersama.
Sedangkan franchise merupakan istilah bahasa asing dari waralaba. Dengan sistem waralaba, pemilik
modal tidak perlu membangun merek dan sistem kerja bisnis dari awal.
Di dalam dunia waralaba, pihak pemilik merek disebut dengan istilah Pewaralaba atau Franchisor.
Pewaralaba inilah yang merupakan pihak yang memberi hak usaha serta sebagai produsen untuk
menjalankannya. Sedangkan pihak pemilik modal disebut dengan istilah Ter-waralaba atau Franchisee.
Pihak ini yang membeli usaha dan yang akan menjalankan usaha tersebut sesuai dengan sistem yang
telah dipersiapkan. Pihak Terwaralaba diwajibkan untuk membayar sejumlah biaya untuk mendapatkan
hak usahanya dari Pewaralaba. Pada umumnya, biaya-biaya tersebut meliputi biaya royalti, biaya
pengadaan peralatan pendukung usaha, pengadaan bahan baku, dan lainnya.
Kelebihan/Keuntungan Waralaba
Proses membuka usaha yang lebih cepat
Mempunyai sistem yang sudah terbukti berhasil
Mempunyai brand image yang telah dikenal luas dan terbukti berhasil
Risiko kegagalan sangat kecil
Kekurangan/Kerugian Waralaba
Sedangkan dari sisi kerugian waralaba yaitu:
Mewajibkan membayar Franchise Fee
Mewajibkan membayar Royalty Fee
Memberlakukan aturan main yang harus diikuti
Melakukan pengotrolan dan pengawasan dengan teratur
HAPUSNYA PERIKATAN
Ayu Citra Santyaningtyas, SH,MH,MKn,PhD
Hapusnya perikatan(macamnya)
1. Pembayaran
2. Consignatie
3. Novasi
4. Kompensasi
5. Percampuran utang(confutio)
6. Pembebasan utang
7. Musnahnya barang
8. Pembatalan
9. Berlakunya syarat batal
10. Lewat waktu
adalah setiap pemenuhan/pelaksanaan perikatan. Pada
umumnya dengan dilaksanakannya pembayaran, perikatan
PEMBAYARAN (PASAL 1382 BW)
menjadi hapus.
Menurut Pasal 1382 ayat 1 BW :
perikatan dapat dibayar oleh seorang debitur tapi juga oleh
setiap orang yang berkepentingan seperti orang yang turut
berutang/seseorang penanggung utang.

• Arti : melaksanakan prestasi(1382)

• Arti luas: bukan hanya dalam pembayaran uang, tetapi setiap


tindakan,pemenuhan prestasi

• Dengan terjadinya pembayaran, terlaksanalah perjanjian kedua


belah pihak
Pengecualian terhadap pasal 1382 BW yaitu Pasal
1383 yaitu :
“prestasi pada perikatan untuk berbuat sesuatu tidak
dapat dipenuhi oleh pihak ketiga berlawanan dengan
kehendak kreditur, jika kreditur berkepentingan
bahwa prestasi harus dilaksanakan sendiri oleh
debitur.
Untuk pembayaran dalam perikatan untuk
menyerahkan hak milik, disyaratkan bahwa :
1. orang yang membayar adalah pemilik,
2. berwenang memindahtangankan barangnya
Jadi jika debitur bukan pemilik barangnya maka dapat
dinyatakan pembayaran tidak sah & kreditur dapat
menolak barang yg dibayarkan kepadanya & ia masih
dapat menuntut pemenuhan prestasi (Psl 1384 ayat 1
BW)
Pembayaran sejumlah uang/barang yang dapat dipakai
habis tidak dapat diminta kembali dari orang yang
dengan itikad baik telah menghabiskan barangnya
meskipun pembayaran itu dilakukan oleh orang yang
bukan pemilik (Pasal 1384 ayat 2 BW)
Pembayaran harus dilakukan kepada (psl 1385 BW) :
1. Kreditur
2. Orang yang dikuasakan oleh kreditur
3. Orang yang dikuasakan oleh hakim atas undang-undang
untuk menerima pembayaran.

Menurut Pasal 1393 BW, pembayaran harus dilakukan:


4. Ditempat yang ditentukan di dalam perjanjian
5. Ditempat barang itu berada pada waktu dibuatnya
perjanjian, jika mengenai barang tertentu ditempat tinggal
kreditur selama ia terus menerus bertempat tinggal dikota
dimana pada waktu perjanjian dibuat ia bertempat tinggal
dan dalam hal-hal lain ditempat tinggal debitur.
SUBROGASI
Adalah penggantian kreditur dalam suatu perikatan sebagai
akibat adanya pembayaran (penggantian hak-hak kreditur oleh
seorang pihak ketiga yang membayar kepada si kreditur)
penggantian kreditur oleh pihak ketiga, yang telah membayar
utang debitur

Dengan terjadinya subrogasi maka piutang dengan hak-hak


accesoirnya beralih kepada pihak ketiga yang menggantikan
kreditur.
Subrogasi dapat juga terjadi jika debitur meminjam uang dari
pihak ketiga untuk dibayarkan kepada kreditur dengan janji
bahwa pihak ketiga akan menggantikan kedudukan kreditur
tersebut.
Subrogasi karena perjanjian
• Lihat pasal 1400(1) BW
• Subrogasi ini terjadi karena persetujuan
1. Kreditur dengan pihak ketiga.
• Dinyatakan dengan tegas
• Dilakukan pada waktu pembayaran
2. Debitur dengan pihak ketiga
• Tanpa bantuan kreditur(tidak perlu persetujuan kreditur, karena tanpa
atau dengan bantuan kreditur maka kreditur tidak dirugikan)
• Harus degan akte otentik (lht ps 1401(2))
Subrogasi karena Undang-undang
• Pasal 1402 BW
• Pasal 1820
• Inti pengaturannya adalah seorang debitur tanggung renteng yang
membayar seluruh utang , menggantikan kreditur terhadap debitur
debitur lain
consignatie
• Dasar hukum : pasal 1404 – 1012 BW
• Dilakukan apabila kreditur menolak pembayaran
• Hanya dimungkinkan dalam dua hal:
1. Utang uang
2. Utang benda benda bergerak
• Dilakukan atas bantuan notaris atau jurusita, bila pembayarannya ditolak
oleh kreditur,maka dilakukan pembuatan berita acara(ps 1407 ayat 7)
• Segala biaya dipikul kreditur (ps 1407)
• Resiko ditanggung kreditur (pasal 1404 ayat 2)
PENAWARAN PEMBAYARAN DIIKUTI
DENGAN PENITIPAN (CONSIGNATIE):
adalah suatu cara pembayaran yang harus dilakukan
apabila si kreditur menolak pembayaran.
contoh : Ani harus menyerahkan sejumlah barang
yang dibeli oleh Badu, akan tetapi karena harga
barang tersebut turun, Badu tidak mau menerimanya
dengan alasan gudangnya penuh maka untuk
membebaskan dirinya dari kewajiban tersebut Ani
dapat menawarkan pembayaran dengan penitipan.
syarat-syarat untuk syahnya penawaran yaitu
• Pasal 1405
• Supaya penawaran sah, maka perlu:
1. dilakukan kepada seorang berpiutang atau
kepada seorang yang berkuasa menerimanya
untuk dia
2. Dilakukan oleh seorang berkuasa membayar
3. Penawaran harus meliputi seluruh uang
pokok, bunga, biaya yang telah ditetapkan,
uang yang telah ditetapkan, uang untuk biaya
yang belum ditetapkan
4. Ketetapan waktunya telah tiba
5.Penawaran harus dilakukan ditempat dimana
menurut persetujuan pembayaran harus
dilakukan, jika tidak ada persetujuan khusus
maka penawaran harus ditujukan kepada
kreditur sendiri atau tempat tinggal yang telah
dipilih oleh kreditur
6. Penawaran itu dilakukan oleh seorang
notaris atau juru sita disertai dengan 2 orang
saksi.
Dengan diterimanya penawaran pembayaran maka telah
terjadi pembayaran, sedangkan apabila penawaran
pembayaran tidak diterima debitur dapat menitipkan
apa yang ia tawarkan. Untuk sahnya peneitipan maka
Pasal 1406 BW telah menentukan syaratnya, yaitu :
1) sebelum penitipan kreditur harus diberitahu tentang
hari, jam dan tempat dimana barang yang
ditawarkan akan dititipkan.
2) Debitur telah melepas barang yang ditawarkan dengan
menitipkan barangnya pada kas penyimpanan dikepaniteraan
pengadilan yang akan mengadili jika terjadi perselisihan,
disertai bunga sampai pada hari penitipan
3) Oleh notaris/juru sita dengan disertai 2 orang saksi dibuat surat
pemberitahuan yang menerangkan wujudnya mata uang yang
ditawarkan, penolakan kreditur atau bahwa ia tidak datang
untuk menerimanya dan tentang dilakukannya penyimpanan
Penawaran pembayaran dengan penitipan
membebaskan debitur dan berlaku sebagai
pembayaran yang sah. Pembebasan tersebut
mengakibatkan :
1. Debitur dapat menolak tuntutan pemenuhan
prestasi, ganti rugi atau pembatalan persetujuan
2. Debitur tidak lagi berutang bunga sejak hari
penitipan.
3. Sejak penitipan kreditur menanggung resiko atas
harganya.
• Apabila kreditur menolak penawaran maka debitur menggugat
kreditur di depan Pengadilan Negeri dengan permohonan agar
penawaran tersebut disahkan
• Penawaran pembayaran tunai belum membebaskan debitur dari
perikatannya
• Pembebasan hanya terjadi apabila penawaran pembayaran tunai
diikuti dengan penitipan dari benda atau uang yang akan
diserahkan di Pengadilan negeri
• Penawaran yang diikuti dengan penyimpanan berkekuatan
sebagai “pembayaran”
• Berarti menghapuskan perikatan
• Apa yang ditipkan tersebut ,tanggungan kreditur
• Sahnya penitipan diperlukan adanya”penerimaan”dari kreditur
atau putusan hakim yang menyatakan sah penawaran dan
penitipan tersebut, dan telah mempunyai kekuatan mutlak
3. Pembaharuan utang (novasi)
• Pasal 1413: ada tiga macam pelaksanaan novasi:
1. Apabila seorang yang berutang membuat suatu perikatan utang baru
guna orang yang mengutangkan kepadanya, yang menggantikan utang
yang lama , yang dihapuskan karenanya
2. Apabila seorang berutang baru ditunjuk untuk menggantikan orang
berutang lama, yang oleh si perpiutang dibebaskan dari perikatannya
3. Apabila sebagai akibat suatu persetujuan baru, seorang berpiutang baru
ditunjuk untuk menggantikan orang berpiutang lama, terhadap siapa si
berutang dibebaskan dari perikatannya.
Novasi (lanjutan)
• Arti : pembaharuan utang adalah suatu perjanjian dengan mana
perikatan yang sudah ada dihapuskan dan sekaligus diadakan suatu
perikatan baru (berikan contohnya)
• Bentuknya ada 3:
1. Novasi obyektif
2. Novasi subyektif yang pasif
3. Novasi subyektif yang aktif
Bentuk Novasi
• Novasi obyektif :debitur dan kreditur mengadakan perjanjian
baru, dengan mana perjanjian lama dihapuskan
• Novasi subyektif pasif: apabila terjadi penggantian debitur
dengan penggantian mana debitur lama dibebaskan dari
perikatannya
• Novasi subyektif aktif:apabila terjadi penggantian kreditur
dengan mana kreditur lama dibebaskan dari perikatannya
Novasi obyektif
• Novasi obyektif : mengganti obyek/isi dan sebab
• Menggantikan obyek/isi : utang uang diganti uang
• Menggantikan sebab : segala embel embel utang lama hapus kecuali
ditentukan dalam perjanjian baru(cari contoh)
Novasi subyektif :
Subyektif aktif
a. pasif : berarti debitur diganti dengan
debitur lain,
b. aktif : berarti krediturnya diganti dengan
kreditur baru.
Jika melihat pengertian novasi bahwa perikatan
lama hapus maka hak-hak yang melekat pada
perikatan lama juga hapus.
Novasi subyektif pasif
• Dalam novasisubyektif pasif (penggantian debitur) ada 2 kemungkinan :
• 1. delegasi : terjadi berupa penyerahan suatu utang debitur kepada debitur
baru atas persetujuan kreditur ( debitur lama ikut serta dalam
perjanjiannya karena yang mencarikan debitur baru adalah debitur lama)
Novasi subyektif pasif(lanjutan)
2.Ekspromisi : kreditur sendiri yang mempunyai inisiatif untuk mengalihkan
pembayaran utang debitur kepada pihak ketiga”
• Dalam hal ini tanpa ikut sertanya debitur lama
• Pengambil alihan utang tadi atas inisiatif kreditur
Cessie
• Arti : suatu cara pemindahan hak piutang atas nama dan
kebendaan tak bertubuh (ps 613)
• Dalam hal cessie ada dua hal perbuatan hukum:
• 1. jual beli
• 2. levering
Perbedaan novasi dengan cessie
1. Novasi : dibuat lisan dan tertulis
cessie : harus tertulis(otentik/dibawah tangan
bersifat formal)
2. Novasi : hak accesoir tidak berpindah karena yang diperjual
belikan piutang
novasi : ada 2 perjanjian: perjan.lama dan baru
cessie : hak accesoir ikut berpindah
3. Novasi : bantuan debitur diperlukan(subyektif aktif)
cessie : tidak perlu
Perbedaan subrogasi dengan cessie
1. Subrogasi : utang dibayar kreditur baru
Cessie : piutang dijual kreditur lama kepada orang yang
akan menjadi kreditur baru
2. Subrogasi : karena perjanjian dan undang undang
Cessie : hanya karena perjanjian
PERJUMPAAN UTANG
(KOMPENSASI)
adalah salah satu cara hapusnya hutang yang disebabkan oleh
keadaan dimana dua orang masing-masing merupakan debitur
satu sama lain.
misalnya : Ana berhutang kepada Bani, sebaliknya Bani juga
hutang pada Ana.

• Dasar hukum : 1424 – 1435


• Terjadi manakala kreditur dan debitur saling berutang .Jadi
kedua belah pihak masing masing menjadi kreditur dan masing
masing menjadi debitur

• Pasal 1426 : terjadi demi hukum (ipso jure Compensatur)



Syarat kompensasi
Dua orang saling berutang
PS 1247
• Prestasi berupa:
uang : berapa utangnya
Barang yang dapat dihabiskan dari jenis yang
sama
• Prestasinya sudah dapat ditagih :kalau sudah jatuh
tempo maka kreditur wajib menagih Pasal 1434 :
kompensasi tidak boleh merugikan pihak ketiga
• piutang dapat diperhitungkan dengan segera
Percampuran utang(confutio)
• keadaan ini terjadi apabila kedudukan
kreditur dan debitur bersatu
dalam diri seseorang.
Misalnya : debitur ditunjuk sebagai ahli waris tunggal oleh kreditur atau
debitur kawin dengan kreditur dalam suatu persatuan harta kawin.
hapusnya hutang piutang dalam hal percampuran hutang ini adalah betul-
betul demi hukum, dalam arti bahwa pencampuran ini secara otomatis.

• Dasar hukum : 1436 – 1437


• Pasal 1436 : bersatunya kedudukan kreditur dan debitur pada satu orang
(terjadi demi hukum)
• Pada umumnya terjadi karena pewarisan
• Percampuran utang menghapus perjanjian(berikan contohnya)
Pembebasan utang
• adalah suatu perbuatan hukum dimana dengan itu kreditur
melepaskan haknya untuk menagih piutangnya kepada
debitur.
• Dasar hukum : 1438 -1443
• Pengertian : tindakan kreditur membebaskan kewajiban
debitur memenuhi pelaksanaan perjanjian
• Pasal 1438: tidak dipersangkakan tetapi dibuktikan
• Pasal 1439 :bukti : pengembalian secara sukarela surat utang
• Dapat dilakukan atas kehendak sepihak/persetujuan kedua
pihak
CARA Pembebasan utang ( Pasal 1442
1. pembebasan hutang yang diberikan kepada BW )
debitur utama menghapuskan/membebaskan
para penanggung hutang.
2. pembebasan hutang yang diberikan kepada
penanggung hutang tidak membebaskan debitur
utama
3. pembebasan yang diberikan kepada salah satu
penanggung hutang tidak membebaskan
penanggung lainnya.

• Pembebasan utang boleh tertulis/lisan


Akibat pembebasan utang
• Tidak diatur dalam undang undang

1. Hapusnya perjanjian

2. Gugurnya kewajiban debitur dari pelaksanaan perjanjian


Musnahnya barang terutang
• Jika barang yang tertentu menjadi obyek perjanjian musnah, tidak lagi dapat
diperdagangkan, atau hilang, sehingga sama sekali tidak diketahui apakah barang itu
masih ada atau tidak maka dengan demikian hapuslah perikatannya, asal barang
tersebut musnah atau hilang diluar kesalahan debitur dan sebelum ia lalai
menyerahkannya. Bahkan seandainya debitur itu lalai menyerahkan barang (misalnya
terlambat), ia juga akan bebas dari perikatan bila ia dapat membuktikan bahwa
hapusnya barang itu disebabkan karena suatu kejadian di luar kekuasaannya dan
barang itu juga akan mengalami nasib yang sama meskipun sudah berada ditangan
kreditur

• Dasar hukum : pasal 1444 – 1445

• Ps 1444 : perjanjian hapus dengan musnahnya/hilang/lenyap barang yang menjadi


obyek perjanjian

• Debitur yang harus membuktikan musnahnya barang


Musnahnya barang HARUS MEMENUHI
HAL BERIKUT
1. Di luar kesalahan debitur/overmacht
2. Terjadi sebelum penyerahan/levering
3. Tetap musnah ditangan kreditur, seandainya barang
itu tetap diserahkan (pasal 1444 ayat 2 )
• Kebatalan dan pembatalan
Dasar hukum : pasal 1446 – 1456BW
2 pengertian kebatalan, yaitu :
1. batal demi hukum :
artinya bahwa perbuatan hukum yang bersangkutan oleh
hukum dianggap tidak pernah terjadi, tidak pernah dilahirkan
suatu perjanjian dan tidak ada perikatan antara orang-
orang yang bermaksud mengadakan perjanjian
2. dpt dibatalkan :
artinya suatu perjanjian itu dapat dimintakan
pembatalannya oleh salah satu pihak dengan suatu putusan
hakim, sedangkan selama tidak ada permintaan pembatalan
maka perjanjian itu tetap berlaku.

• Pada undang undang tidak membedakan antara pembatalan dan


kebatalan,padahal yang dimaksud bukan seperti yang tertuang
dalam undang undang
Untuk menentukan dapat dibatalkan atau batal
Tolok ukur
demi hukum digunakan tolok ukur
kepentingan.

1.Dapat dibatalkan : melindungi kepentingan


pribadi( ingat negotium claudicans)
2. Batal demi hukum : melindungi kepentingan
umum (perjanjian tidak tidak boleh
bertentangan dengan Undang undang,
kesusilaan dan ketertiban umum)
• Apabila perjanjian melanggar ketiga hal batas-
batas tersebut: perjanjian batal demi hukum.
Pasal 1446 BW PEMBATALAN PERJANJIAN (vernietigbaar)
• Pada pembatalan : perjanjian itu menjadi
hapus kalau sudah diputus pengadilan
• Pembatalan karena alasan kurang syarat
subyektif dapat dilakukan dengan dua
cara:
1. Secara aktif : menuntut kemuka hakim
2. Pembelaan diajukan dalam gugat
rekonvensi (gugat balik untuk
membatalkan perjanjian )
• Sebenarnya yang dimaksudkan (dalam
hubungannya dengan hapusnya perikatan)
adalah dapat dibatalkan, bukan batal demi
hukum karena kalau suatu perjanjian batal
demi hukum maka tidak ada perikatan yang
dilahirkan dan sesuatu barang yang tidak
ada sudah tentu tidak bisa dihapus.
Berlakunya syarat batal Pasal 1265 BW
• bahwa suatu perikatan yang telah ada akan hapus/berakhir
apabila peristiwa yang dimaksudkan dalam perjanjian itu
terjadi.

• menurut Pasal 1265 BW, syarat batal adalah suatu syarat


yang apabila terpenuhi menghentikan perjanjian dan
membawa segala sesuatu kembali pada keadaan semula
seolah-olah tidak pernah terjadi perjanjian.
• Syarat batal berlaku surut hingga saat lahirnya perjanjian
• Syarat batal apabila dipenuhi maka menghentikan
perjanjian dan membawa sesuatu kembali pada keadaan
semula (1265 BW)
• Debitur mengembalikan segala apa yang diterimanya
PERIKATAN Syarat batal (lanjutan )
• Perikatan bersyarat ada dua
1. Syarat tangguh
2. Syarat batal

• Syarat batal : perjanjian telah lahir sejak dibuat, tetapi menjadi batal
apabila peristiwa yang dimaksud terjadi
Lewat waktu (daluarsa/verjaring)
• adalah suatu upaya untuk memperoleh sesuatu/untuk
dibebaskan dari suatu perikatan dengan lewatnya suatu
waktu tertentu dan atas syarat-syarat yang ditentukan oleh
undang-undang.
• Pasal 1946 BW: suatu alat untuk
memperoleh/dibebaskan dari suatu perikatan dengan
lewatnya suatu waktu tertentu
• Adanya lewat waktu,seorang debitur dibebaskan dari
pembayaran ,dalam hal ini utang tetap ada tetapi
kreditur tidak punya hak untuk menagih.debitur tidak
mempunyai kewajiban hukum, perikatannya berubah
menjadi perikatan alam( natuurlijke verbintenis)
• Ada dua
Macam macam daluarsa
1. Acquisitief : mempunyai hak milik atas suatu barang (pasal 1963
BW)
2. Extinctief : dibebaskan dari suatu perikatan artinya kalau sudah
lewat waktu /daluarsa tertentu , maka debitur dibebaskan untuk
melakukan prestasi/tidak ada kewajiban hukum

Daluarsa untuk memperoleh hak milik atas suatu


barang dinamakan daluarsa acquisitive/acquisitive
verjaring, sedangkan daluarsa untuk dibebaskan
dari suatu perikatan dinamakan daluarsa
extinctive/extinctive verjaring.
Menurut pasal 1967 BW, segala tuntutan hukum, baik
yang bersifat kebendaan maupun yang bersifat
perseorangan hapus karena daluarsa dengan lewatnya
waktu 30 tahun. Sedangkan siapa yang dapat
menunjukkan adanya suatu daluarsa itu tidak perlu
menunjukkan lagi suatu alas hak. Lagipula tidak
dapatlah diajukan terhadap sesuatu tangkisan yang
didasarkan atas itikadnya yang buruk.
Dengan lewatnya waktu hapuslah setiap perikatan
hukum dan tinggallah suatu perikatan yang bebas
artinya kalau dibayar boleh tapi tidak dapat dituntut
didepan hakim. Debitur jika ditagih atau dituntut
didepan pengadilan dapat mengajukan tangkisan
tentang kedaluarsaan piutang tersebut.

Anda mungkin juga menyukai