Anda di halaman 1dari 13

Ketahanan pangan Sulawesi

tengah MK : KETAHANAN DAN KEAMANAN PANGAN

KELOMPOK 4 :

FIRDA AULIA (P10120048)

SARA S. PALAMBA (P10120060)

DETA NISPEN HALAWA (P10120090)

FARAISYAH (P10120126)

MELINDASARI (P10120132)

ASRIYANI (P10120150)

HIJRAH (P10120198)

KELAS F

Dosen Pengampuh :Bapak Aulia Rakhman,S.KM.,M.Kes


a.KETERsediaan dan konsumsi beras/seralia di
sulawesi tengah

Beras adalah salah satu produk makanan pokok paling penting di dunia.
Pernyataan ini terutama berlaku di Benua Asia, tempat beras menjadi makanan
pokok untuk mayoritas penduduk (terutama di kalangan menengah ke bawah
masyarakat). Benua Asia juga merupakan tempat tinggal dari para petani yang
memproduksi sekitar 90% dari total produksi beras dunia .

01 Ketersediaan Beras di Sulawesi Tengah


Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2018 diperhatikan dari ketersediaan komoditi beras tergolong
tersedia atau mampu menyediakan beras sebesar 562.758.639 Kg (562758.64 ton) dan tertinggi
berasal dari produksi lokal Kabupaten Parigi Moutong sebanyak 156 095,73 ton. Olehnya tidak ada
alasan bagi Provinsi ini untuk mengimpor beras atau mendapatkan atau mendatangkan beras dari
tempat lain.
02 Kebutuhan/konsumsi Beras di Sulawesi Tengah
Pada tahun 2018 di Sulawesi Tengah jumlah kebutuhan beras keseluruhan mencapai 276.978.675,96
Kg. Konsumsi beras masyarakat di Provinsi Sulawesi Tengah adalah 111,4 kg perkapita per
tahun. Hal ini lebih tinggi jika di bandingkan dengan Provinsi yang ada di Sulawesi lainnya
seperti Sulawesi Selatan 106,9 kg perkapita per tahun, Gorontalo 107,9 kg perkapita per
tahun, dan Sulawesi Tenggara 105,8 kg perkapita per tahun. Sehingga Provinsi Sulawesi
Tengah memiliki tugas yang lebih besar untuk menghasilkan produksi padi yang lebih besar
di bandingan provinsi di Sulawesi lainnya.

O Selisih Ketersediaan Beras dengan Kebutuhan


3 Beras di Sulawesi Tengah
B.KETERSEDIAAN DAN KONSUMSI HOLTIKULTURA DI SULAWESI
TENGAH
Hortikultura merupakan salah satu sub sektor dalam sektor pertanian yang berpotensi untuk dikembangkan
karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Indonesia memiliki aneka produk hortikultura, dengan
ragam plasma nutfah dan varietas yang memungkinkan bagi upaya pengembangan buah, sayuran dan bunga
Secara sederhana fungsi utama tanaman hortikultura dapat dikelompokkan menjadi 4, yaitu:
1 Fungsi Penyedia Pangan

2 Fungsi Ekonomi

3 Fungsi Kesehatan

4 Fungsi Sosial dan Budaya

• Data pada tahun 2020 di Provinsi Sulawesi tengah keteresediaan


hortikultura sebagai berikut :
aWESO
ME
WORDS
C.Ketersediaan dan konsumsi daging,ikan dan telur di
Sulawesi tengah
1)Daging Sapi 2)Ayam dan Telur

Daging ayam untuk konsumen di Sulawesi


Pada tahun 2017, jumlah sapi mencapai
Tengah disediakan oleh peternak domestik serta
sekitar 353,000 dan jumlah kerbau
didatangkan dari Sidrap, Sulawesi Selatan.
mencapai hampir 3,900 di Sulawesi
Sembilan dari sepuluh peternak ayam, baik untuk
Tengah dengan Donggala, Sigi, Parigi
ayam pedaging dan ayam petelur di Palu, Sigi,
Moutoung dan Palu menyumbang sekitar
Donggala dan Parigi Moutong adalah peternak
119.000 (34 persen dari total) ternak.
mitra yang didukung oleh investor seperti JAPFA,
Sulawesi Tengah menghasilkan daging
Charoen Pokphand, dll.
sapi yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi penduduk.
C.IKAN

Konsumsi ikan di Sulawesi Tengah sekitar 52.3 kg/ kapita/ tahun,


lebih tinggi dari rata-rata nasional 48 kg/ kapita/ tahun. Di daerah
pegunungan, orang mengkonsumsi lebih banyak ikan air tawar. Karena
pasokan ikan melimpah, Sulawesi Tengah dapat memenuhi permintaan
ikan tanpa harus mendatangkan ikan dari provinsi lain. Produksi relatif
tinggi sepanjang tahun kecuali selama musim hujan ketika air pasang
sehingga membatasi akses nelayan ke laut.
D.POLA PANGAN HARAPAN (PPH)
SULAWESI TENGAH

Secara umum, pola konsumsi dipengaruhi oleh harga sendiri,


harga komoditas lain, pendapatan, jumlah anggota rumah tangga,
wilayah tempat tinggal (perdesaan/perkotaan), dan tingkat
pendidikan kepala rumah tangga pada taraf nyata 1 persen.

Kecukupan karbohidrat sebagai pangan pokok utama rumah


tangga miskin Sulawesi Tengah adalah beras dan non beras.
Komoditiikan, ikan asin, susu dan buah menjadi pilihan alternatif
dalam memenuhi kebutuhan konsumsi pada rumah tangga miskin
di Provinsi Sulawesi Tengah, namun kecenderungan peningkatan
konsumsi rokok pada rumah tangga miskin menjadi kekhawatiran
tersendiri jika dikaitkan dengan program ketahanan pangan secara
nasional.
• Kebijakan yang disarankan ke pemerintah daerah yakni perlu adanya program diversifikasi
pangan di Provinsi Sulawesi Tengah :

Diversifikasi atau penganekaragaman adalah suatu cara untuk mengadakan lebih dari
satu jenis barang/komoditi yang dikonsumsi. Di bidang pangan, diversifikasi memiliki
dua makna, yaitu diversifikasi tanaman pangan dan diversifikasi konsumsi pangan.
Kedua bentuk diversifikasi tersebut masih berkaitan dengan upaya untuk mencapai
ketahanan pangan.

Program Percepatan Diversfikasi Konsumsi Pangan Tahun 2009 merupakan program


terbaru yang diluncurkan Badan Ketahan Pangan (BKP). Food and Agriculture
Organizations (FAO) pada tahun 1989 merumuskan komposisi pangan ideal yang
terdiri dari 57 – 68 persen karbohidrat, 10 – 13 persen protein dan 20 – 30 persen lemak
sebagai upaya mengoperasionalkan konsep diversifikasi konsumsi pangan, Rumusan
ini kemudian diimplementasikan dalam bentuk energi dari 9 kelompok bahan pangan
yang dikenal dengan istilah Pola Pangan Harapan (PPH). Melalui skor PPH dapat juga
diketahui sejauh mana keragaman konsumsi pangan masyarakat.
• Pola Konsumsi Pangan Masyarakat

Pola konsumsi pangan adalah jenis dan frekuensi beragam


pangan yang biasa dikonsumsi, biasanya berkembang dari
pangan setempat atau dari pangan yang telah ditanam di
tempat tersebut untuk jangka waktu yang panjang (Suhardjo,
1996).

Kontribusi energi konsumsi pangan penduduk Sulawesi Tengah


terbesar adalah dari kelompok pangan padi padian yakni 2.174,1
kkal terutama beras, hal tersebut sudah melebihi konsumsi
anjuran (harapan) sebesar 1.000 kkal, hal ini menyebabkan pola
konsumsi pangan penduduk belum sesuai dengan pola pangan
yang ideal.
E.MEWUJUDKAN KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI
SULAWESI TENGAH

Sulawesi Tengah sebagai salah satu daerah di dalam negeri yang memiliki potensi besar di dalam pengembangan
sektor pertanian untuk mendukung ketahanan pangan terus melakukan upaya berupa kajian dan diskusi terkait
dengan persoalan terkait masalah pangan.

Proses mekanisasi berbagai lini di dalam sektor pertanian menjadi salah satu terobosan besar balitbangtan untuk
membantu petani agar terwujudnya ketahanan pangan seperti pembuatan combine harvester, indo jarwo riding
transplanter, sensing technology dan teknologi lainnya yang sangat bermanfaat bagi petani di dalam
meningkatkan produktivitasnya. Penggunaan teknologi ataupun berbagai upaya lainnya yang dilakukan perlu
saling bersinergi didalam mewujudkan ketahanan pangan di dalam negeri terkhususnya Provinsi Sulawesi
Tengah, karena ketahanan pangan tidak hanya dapat diwujudkan oleh satu pihak saja tetapi harus ada peran dari
seluruh unsur.
Ketahanan pangan bukanlah terbatas pada masalah produksi
dan konsumsi, melainkan lebih luas yaitu menyangkut masalah
ketersediaan pangan. Sehingga diperlukan distribusi yang
memadai untuk menjamin tidak terjadi kekurangan pangan dan
keterjangkauannya dalam jumlah dan waktu tertentu. Selain itu,
diperlukan kontrol yang menjamin ketersediaan pangan
memiliki kualitas baik.
thanks!
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon and infographics & images by
Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai