Anda di halaman 1dari 13

KASUS LEGAL ETIK

“ABORTUS”
Andik Kuswantoro (12.02.01.0997)
Fahmi Syarifudin (12.02.01.1010)
Lailatul Sholikhah (12.02.01.1015)
Risa Fajar Umami (12.02.01.1040)
Siti Fatimah Nur Ida (12.02.01.1043)
Etika Keperawatan
Pengertian Etika Keperawatan
Etika Keperawatan merupakan suatu ungkapan tentang bagaimana
perawat wajib bertingkah laku.
Etika keperawatan merujuk pada standar etik yang menentukan dan
menuntun perawat dalam praktek sehari-hari.

Prinsip-prinsip Etika Keperawatan


1. Autonomi (menghargai hak pasien)
2. Beneficience (Asas manfaat)
3. Non mal eficience (tidak merugikan)
4. Justice (asas keadilan)
5. Veracity (asas kejujuran)
6. Convidentiality (kerahasiaan)
Seorang wanita berumur 29 tahun datang ke rumah sakit bersama suaminya . Mereka datang
dengan maksud untuk memeriksakan kandungannya karena tidak mendapatkan menstruasi.
Setelah di lakukan pemeriksaan USG di temukan adanya detak jantung janin, dan hasilnya
adalah positif ibu hamil, usia janin saat ini adalah 2 bulan tetapi dari hasil pemeriksaan lainnya
juga di temukan adanya penyakit kelainan jantung koroner yang tidak memungkin ibu untuk
hamil.
Dokter menjelaskan kepada suaminya jika kehamilan ini di teruskan maka akan berbahaya
mempunyai resiko tinggi bagi sang ibu seperti terjadinya gagal jantung kongestif, edema paru,
hingga menyebabkan kematian. Kemudian pada janin jika tetap di pertahankan dapat terjadi lahir
premature, BBLR, hypoxia, gawat janin, lahir mati, nilai APGAR rendah dan pertumbahan janin
terhambat. Tetapi istrinya menginginkan kandungannya itu tidak di gugurkan dan ingin tetap
mempertahankannya karena kehamilan itu adalah anak pertama yang sudah di tunggu bertahun-
tahun.
Pada saat itu dokter sulit untuk memutuskan karena jika janin itu tetap tumbuh maka akan
sangat beresiko bagi sang ibu, tetapi di sisi lain menggugurkan juga perbuatan yang di larang
oleh agama karena sama saja dengan membunuh
Analisa Kasus
Orang hamil dengan penyakit jantung koroner akan mempunyai resiko
tinggi terjadinya gagal jantung kongestif, edema paru, hingga
menyebabkan kematian. Kemudian pada janin jika tetap di pertahankan
dapat terjadi lahir premature, BBLR, hypoxia, gawat janin, lahir mati,
nilai APGAR rendah dan pertumbahan janin terhambat.
Aborsi adalah membunuh. Membunuh berarti melawan terhadap
perintah Allah. Membunuh berarti melakukan tindakan kriminal. Jenis
aborsi yang di lakukan dengan tujuan menghentikan kehidupan bayi
dalam kandungan tanpa alasan medis dikenal dengan istilah “abortus
provokatus kriminalis”.
Autonomy (Menghargai Hak Pasien)

Dari kasus di atas seharusnya tenaga kesehatan menghargai


hak pasien dengan memberikan kesempatan pada ibu untuk
Tetap mempertahankan bayinya, tetapi dengan memberikan
penjelasan kepada ibu tentang resiko-resiko yang akan terjadi
jika janin tetap di pertahankan.
Beneficience (Asas Manfaat)
Berdasarkan kasus di atas pasien tetap memiliki hak untuk
tetap mempertahankan kandungannya dengan mengetahui
banyaknya resiko yang akan terjadi baik bagi ibu maupun
pada bayinya nanti, dan jika di lakukan abortus maka resiko
yang akan terjadi nantinya sangat rendah. Tenaga kesehatan
berupaya untuk memberikan yang terbaik baik bagi ibu dan
bayinya
Non Mal Eficience (Tidak
Merugikan)
Dari kasus di atas analisa menurut non mal eficience ini di lakukan untuk
mencegah terjadinya resiko pada ibu jika kehamilan tetap di pertahankan
seperti terjadinya gagal jantung kongestif, edema paru, hingga
menyebabkan kematian. Kemudian pada janin jika tetap di pertahankan
dapat terjadi lahir premature, BBLR, hypoxia, gawat janin, lahir mati, nilai
APGAR rendah dan pertumbahan janin terhambat.
Sehingga tenaga kesehatan berupaya untuk tetap mempertahankan ibu dari
resiko-resiko yang akan terjadi nantinya dengan memberikan penjelasan
tentang di lakukannya abortus tersebut.
Justice (Asas Keadilan)
Dari kasus di atas tenaga kesehatan memberikan pengertian
kepada ibu tentang keadaan janin yang di kandungnya jika
tetap di pertahankan maka dengan resiko yang sangat
besar. Tenaga kesehatan memberikan solusi yang terbaik
dengan tetap mempertimbangkan hak pasien untuk
mendapatkan keadilan dalam pelayanan kesehatan.
Veracity (Asas Kejujuran)
Berdasarkan kasus di atas keadaan yang di alami oleh
tenaga kesehatan dalam menentukan pemiilihan tetap
mempertahan janin maupun menggugurkan janin
seharusnya di informasikan kepada keluarga agar tidak
terjadi kesalahfahaman dalam melakukan pelayanan
kesehatan.
Confidentiality (Kerahasiaan)
Berdasarkan kasus di atas apapun yang terjadi pada pasien
dalam mempertahankan atau menggugurkan janin tersebut
sebaiknya hanya pihak keluarga dan pihak kesehatan yang
bertanggung jawab terhadap tindakan tersebut terhadap
pasien.
Pengumpulan Data (Pulta)
Informed Consent
Tenaga kesehatan (perawat) memberikan informasi dan
persetujuan yang di berikan oleh pasien atau keluarga atas dasar
penjelasan mengenai tindakan medik yang akan di lakukan
terhadap pasien

Tujuan
Menentukan pemberian tindakan dalam mempertahankan janin
atau dalam menggugurkan janin.
Identifikasi Pilihan
 Jika kehamilan ini di pertahankan maka akan berbahaya
mempunyai resiko tinggi bagi sang ibu yaitu dapat terjadi gagal
jantung kongestif, edema paru, hingga menyebabkan kematian.
Kemudian pada janin dapat terjadi lahir premature, BBLR,
hypoxia, gawat janin, lahir mati, nilai APGAR rendah
 Jika janin di gugurkan maka resiko yang akan terjadi sangat
rendah yaitu pada janin saja, abortus dapat di lakukan pada saat
usia kehamilan di bawah 20 minggu.
Keputusan
Perawat memberikan tindakan untuk menggugurkan bayi
karena resikonya lebih rendah jika di bandingkan dengan
harus pertahankan kehamilannya yang dapat
membahayakan bagi keduanya yaitu bagi ibu dan bayi.
Abortus di lakukan jika usia kehamilan di bawah 20
minggu dan ada alasan medis yang dapat menguatakan
untuk di lakukaknnya abortus.

Anda mungkin juga menyukai