Anda di halaman 1dari 14

PENDIDIKAN

PANCASILA

“AKTUALISASI PANCASILA
DALAM KEHIDUPAN SEHARI-
HARI DI KAMPUS ATAU
DILUAR KAMPUS”
NAMA ANGGOTA
KELOMPOK 6:
1.MILA SYAFIRA ALFIANSYAH (17040263007)
2.AFIFA NUR AMALIYA (17040263013)
3.MUZAYYINATUL ADIBAH (17040263018)
4.YESIKA DESTIANA REFQIANI (17040263020)
AKTUALISASI PANCASILA
DALAM KEHIDUPAN KAMPUS

1. Pancasila Sebagai Dasar Negara

Pengertian Pancasila sebagai dasar negara diperoleh dari alinea


keempat Pembukaan UUD 1945 dan sebagaimana tertuang dalam
Memorandum DPR-GR 9 Juni 1966 yang menandaskan Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa yang telah dimurnikan dan
dipadatkan oleh PPKI atas nama rakyat Indonesia menjadi dasar
negara Republik Indonesia. Memorandum DPR-GR itu disahkan
pula oleh MPRS dengan Ketetapan
No.XX/MPRS/1966 jo. Ketetapan MPR No.V/MPR/1973 dan
Ketetapan MPR No.IX/MPR/1978 yang menegaskan kedudukan
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber
dari tertib hukum di Indonesia.
Pancasila sebagai dasar negara sesungguhnya berisi:

Ketuhanan yang mahaesa, yang ber-Kemanusiaan yang


adil dan beradab, yang ber-Persatuan Indonesia, yang
ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta
ber-Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang ber-
Ketuhanan yang mahaesa, yang ber-Persatuan Indonesia,
yang ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan
ber-Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Persatuan Indonesia, yang ber-Ketuhanan yang mahaesa,
yang ber-Kemanusiaan yang adil dan beradab, ber-
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/ perwakilan, dan ber-Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/ perwakilan, yang ber-Ketuha
nan yang mahaesa, yang ber-Kemanusiaan yang adil dan
beradab, yang ber-Persatuan Indonesia, dan ber-Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang ber-
Ketuhanan yang mahaesa, yang ber-Kemanusiaan yang
adil dan beradab, yang ber-Persatuan Indonesia, dan ber-
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/ perwakilan.
2. Aktualisasi Pancasila
Aktualisasi berasal dari kata aktual, yang berarti betul-betul ada,
terjadi, atau sesungguhnya, hakikatnya. Dimana pancasila memang
sudah jelas berdiri di Negara Indonesia sebagai dasar Negara dan
ideologi Negara. Aktualisasi Pancasila adalah bagaimana nilai-nilai
Pancasila benar-benar dapat tercermin dalam sikap dan perilaku
seluruh warga negara mulai dari aparatur dan pimpinan nasional
sampai kepada rakyat biasa.

2.1 Aktualisasi Objektif


Aktualisasi Pancasila yang objektif adalah aktualisasi pancasila dalam
berbagai bidang kehidupan kenegaraan yang meliputi kelembagaan
Negara antara lain, legislatif, eksekutif, maupun yudikatif. Selain itu
juga meliputi bidang-bidang aktualisasi lainnya. Seperti politik,
ekonomi, hokum terutama dalam penjabaran kedalam undang-undang,
garis-garis besar haluan Negara, hankam, pendidikan maupun bidang
kenegaraan lainnya
2.2 Aktualisasi Subyektif
Aktualisasi Pancasila yang subyektif adalah
aktualisasi pancasila pada setiap individu terutama
dalam aspek moral dalam kaitannya dengan hidup
Negara dan masyarakat. Aktualisasi yang subjektif
tersebut tidak terkecuali baik warga Negara biasa,
aparat pentelenggara Negara, penguasa Negara,
terutama kalangan elit politik dalam kegiatan
politik, maka dia perlu mawas diri agar memiliki
moral ketuhanan dan kemanusiaan sebagaimana
terkandung dalam pancasila.
3. Tridarma Perguruan Tinggi
Pembangunan di Bidang Pendidikan yang dilaksanakan atas
falsafah Negara Pancasila diarahkan untuk membentuk manusia-
manusia pembangunan yang berjiwa Pancasila, membentuk
manusia-manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohaninya,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan
kecerdasan yang tinggi disertai budi pekerti yang luhur, mencintai
bangsa dan negara dan mencintai sesama manusia. Peranan
perguruan tinggi dalam usaha pembangunan mempunyai tugas
pokok menyelenggarakan pendidikan dan pegajaran di atas
perguruan tingkat menengah berdasarkan kebudayaan bangsa
Indonesia dengan cara ilmiah  yang meliputi: pendidikan dan
pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, yang
disebut Tri Darma Perguruan Tinggi.
4. Budaya Akademik
Budaya merupakan nilai yang dilahirkan oleh warga
masyarakat yang mendukungnya. Budaya akademik merupakan
nilai yang dilahirkan oleh masyarakat akademik yang
bersangkutan.
     Pancasila merupakan nilai luhur bangsa Indonesia.
     Masyarakat akademik di manapun berada, hendaklah
perkembangannya dijiwai oleh nilai budaya yang berkembang di
lingkungan akademik yang bersangkutan.
5. Kampus Sebagai Moral Force Pengembangan Hukum dan
HAM
Kampus merupakan wadah kegiatan pendidikan, penelitian,
dan pengabdian masyarakat, sekaligus merupakan tempat
persemaian dan perkembangan nilai-nilai luhur. Kampus
merupakan wadah perkembangan nilai-nilai moral, di mana
seluruh warganya diharapkan menjunjung tinggi sikap yang
menjiwai moralitas yang tinggi dan dijiwai oleh pancasila.
Kampus merupakan wadah membentuk sikap yang dapat
memberikan kekuatan moral yang mendukung lahir dan
berkembangnya sikap mencintai kebenaran dan keadilan dan
menjunjung tinggi hak asasi manusia.
5.1. Kampus Sebagai Sumber Pengembangan Hukum
Dalam rangka bangsa Indonesia melaksanakan reformasi
dewasa ini suatu agenda yang sangat mendesak untuk
mewujudkan adalah reformasi dalam bidang hukum dan
peraturan perundang- undangan. Negara indonesia adalah
negara yang berdasarkan hukum, oleh karena itu dalam
rangka melakukan penataan Negara untuk mewujudkan
masyarakat yang demokratis maka harus menegakkan
supremasi hukum. Agenda reformasi yang pokok untuk
segera direalisasikan adalah untuk melakukan reformasi
dalam bidang hukum. Konsekuensinya dalam
mewujudkan suatu tatanan hukum yang demokratis,
maka harus dilakukan pengembangan hukum positif.
5.2 Kampus Sebagai Kekuatan Moral Pembangunan Hak Asasi
Manusia
Dalam penegakan hak asasi manusia tersebut, mahasiswa
sebagai kekuatan
moral harus bersikap obyektif, dan benar-benar berdasarkan
kepentingan moral demi harkat dan martabat manusia, bukan
karena kepentingan politik terutama kepentingan kekuasaan
politik dan konspirasi kekuatan internasional yang ingin
menghancurkan negara Indonesia. Perlu kita sadari bahwa dalam
penegakan hak asasi tersebut, pelanggaran hak asasi dapat
dilakukan oleh seseorang, kelompok orang termasuk aparat
negara, penguasa negara baik disengaja ataupun tidak disengaja
(UU. No. 39 Tahun 1999).
CONTOH

Anda mungkin juga menyukai