Anda di halaman 1dari 23

PERLINDUNGAN ANAK TERPADU

BERBASIS MASYARAKAT
PATBM
Oleh: Fasilitator Daerah Sumsel

MODUL 5.1
TATAKELOLA PATBM
KOMPONEN PENGORGANISASIAN PATBM
Regulasi dan
Tata Kelola
organisasi

Penggerakan
Pembiayaan
Masyarakat

Logistik/ Pengelolaan
Perlengkapan Informasi

SDM
Regulasi dan Tata Kelola Organosasi
1 •Di tingkat pusat

2 •Di tingkat provinsi

3 •Di tingkat kabupaten/kota

4 • Di tingkat desa/kelurahan
Regulasi dan Tata Kelola
 Regulasi
Regulasi Implementasi
Regulasi proPA
pro-PA yang ada

Regulasi Pengembangan
yang ada PATBM
Pengembangan
Regulasi
Kesenjangan (seperti PP
Pencegahan)
Regulasi
 Dasar:
 UU No 23/2002 dan UU nomor 35/2014 (Pasal tentang kewajiban
pemerintah, tanggung jawab dan partisipasi masyarakat, hak anak
untuk mendapat perlindungan, pencegahan),
 UU lain yang terkait dengan pencegahan dan penanganan kekerasan,
eksplotasi, penelantaran, perlakuan salah, dan berbagai bentuk
diskriminasi.
 Peraturan Pemerintah tentang Pencegahan atau instrumen tentang
Riadh Guide Line.
Regulasi
 dasar pemerintah mendorong dan menfasilitasi
pengembangan regulasi PA di daerah
 Kebijakan Nasional (RPJMN/Arah kebijakan dan
program Perlindungan Anak)
 Peraturan Presiden Nomor 24/2010 tentang
kedudukan , Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara
serta SOTK
 Perda, RPJMD, Pergub, Perwal, dll
 Harmonisasi dan Pengembangan Regulasi untuk menanganai
kesenjangan/keterbatasan regulasi yang ada
Tata Kelola Organisasi di Pusat
 Tata Kelola : Mengatur siapa,
melakukan apa, dengan prosedur seperti
apa
 Penanggungjawab penyelenggaraan &
koordinasi: KPPPA
 Setiap K/L melaksanakan kegiatan
mendukung pengembangan PATBM sesuai
tupoksinya
Tata Kelola Organisasi di Pusat
 Tugas KPPPA dalam pengembangan PATBM:
 Membentuk Tim Ahli
 Menyusun Pedoman PATBM
 Berkoordinasi dengan badan PPPA Provinsi untuk
persiapan di provinsi
 Menyelenggarakan pelatihan /pengembangan SDM
provinsi-provinsi
 Mengkoordinasikan dan mensinkronkan pelaksanaan
PATBM antar provinsi (melibatkan K/L yang menurut
RUU juga diberi mandat dalam perlindungan anak, serta
lembaga internasional yang menjadi mitra)
 Menyusun panduan monitoring dan evaluasi
 Monitoring dan evaluasi
Tata Kelola Organisasi di Provinsi
 Penanggung jawab penyelenggaraan dan koordinasi di
propinsi : BADAN PPPA
 Setiap badan/dinas melaksanakan kegiatan mendukung
pengembangan PATBM sesuai tupoksinya
 Tugas Badan PPPA dalam pengembangan PATBM:
 Mengusulkan pendamping provinsi dan kabupaten /kota
 Koordinasi dengan badan PPPA kota/kabupaten untuk
persiapan di kabupaten/kota untuk mengusulkan
pendamping kota/kabupaten, mengirimkan
SDM/pendamping untuk mengikuti Kick off,
mengirimkan SDM/pendamping untuk mengikuti
pelatihan PATBM dan menyusun RTL untuk
pengembangan PATBM di kabupaten/kota prioritas
Tata Kelola Organisasi di Provinsi
 Mengkoordinasikan dan mensinkronkan pelaksanaan PATBM
antar kabupaten/kota dan dukungan lintas sektor di tingkat
propinsi
 Mereview dan menata ulang jejering kerja perlindungan anak , dan
mengoptimalkan dukungan para pihak untuk pengembangan PATBM
 Bersama Bappeda memfasilitasi para pihak untuk memadukan
rencana kegiatan dan menyepakati:
 Alatkendali
 Evaluasi
 Pelaporan
 Mekanisme dan jadwal koordinasi

 Mengawasi/monitoring dan evaluasi


 Membuat laporan penyelenggaraan pengembangan PATBM di
tingkat provinsi
Tata Kelola Organisasi Provinsi
 Tugas Pendamping provinsi (PSW):
 Menyusun dokumen laporan kegiatan pengembangan PATBM
di provinsi
 Menjadi pelatih dalam pelatihan PATBM bagi aktivis-aktivis
PATBM di desa-desa/kelurahan-kelurahan dari kabupaten/kota
lokasi pelaksanaan program PATBM, dan pengembangan
kapasitas lainnya
 Mendampingi pengembangan PATBM di tingkat
kabupaten/kota:
 Melaksanakan evaluasi pelaksanaan pengembangan PATBM
dengan menganalisis hasil evaluasi di tingkat kab/kota dan
desa/kel.
Tata Kelola Organisasi di Kab/Kota
 Penaggung jawab penyelenggaraan dan koordinasi di
kabupaten/kota: Badan PPPA kab/kota

 Setiap badan/dinas melaksanakan kegiatan mendukung


pengembangan PATBM sesuai tupoksinya
Tata Kelola Organisasi di Kab/Kota
 Tugas Badan PPPA kab/kota dalam pengembangan PATBM:
 Mengusulkan fasilitator kabupaten /kota
 Mengusulkan desa/kelurahan prioritas pengembangan PATBM:
 Terdapat indikasi banyak anak korban kekerasan/wilayah dengan
risiko tinggi
 Ada respon positif dari pemerintah desa/kelurahan, kesediaan sharing
anggaran, didukung perkecamatan
 Tersedia potensi institusi lokal
 Terdapat orang-orang yang peduli sebagai potensi aktivis PATBM
 Keterwakilan di lokasi yang pernah ada kegiatan PA berbasis
masyarakat dan belum, pernah atau belum didampingi NGO Anak
 Keterwakilan dengan prestesa/Kelurahan Ramah Anak dengan prestasi
atau belum
 Mengidentifikasi dan mensinergikan regulasi, kebijakan,
program yang mendorong peran masyarakat
Tata Kelola Organisasi di Kab/Kota
 Lanjutan Tugas badan PPPA kab/kota:
 Mengupayakan penguatan komitmen pemerintah kab/kota,
kecamatan, desa dalam pengembangan PATBM (Perda, Perdes,
alokasi anggaran, atau dukungan lain)
 Menggerakkan organisasi nonpemerintah, perusahaan, dan
perguruan tinggi di kota/kab untuk memberikan dukungan
bagi pengembangan PATBM di desa/kelurahan
 Sosialisasi Program Pengembangan PATBM di
desa/kelurahan
 Mengirinkan aktivis PATBM dan SDM pemerintah
desa/kelurahan untuk mengikuti pelatihan/ pengembangan
kapasistas atau menyelenggarakan sendiri pengembangan
kapasistas didukung Badan PPPA provisi dan pendamping
provinsi)
Tata Kelola Organisasi
 Lanjutan Tugas badan PPPA kab/kota:
 Mengkoordinasikan dan mensinkronkan pelaksanaan PATBM antar
desa/kelurahan dan dukungan lintas sektor di kota/kab
 Mereview dan menata ulang jejering kerja
perlindungan anak , dan mengoptimalkan
dukungan para pihak untuk pengembangan
PATBM
 Bersama Bappeda memfasilitasi para pihak
untuk memadukan rencana kegiatan dan
menyepakati: Alat kendali, evaluasi, mekanisme dan
jadwal koordinasi, pelaporan
Mengawasi, monev, membuat laporan pelaksanaan
pengembangan PATBM di tingkat kabupaten/kota
Tata Kelola Organisasi di Kab/Kota
 Tugas Fasilitator Kabupaten/Kota:
1. Menyusun dokumen laporan kegiatan pengembangan
PATBM mulai di tingkat desa/kelurahan hingga tingkat
kabupaten
2. Menjadi fasilitator dalam sosialisasi program PATBM di
masyarakat dadesa/kelurahan
3. Menjadi pendamping masyarakat dalam pengelolaan
kegiatan PATBM di desa/kelurahan
 Menyusun rencana pendampingan
Tata Kelola Organisasi di Kab/Kota
 Melaksanakan pendampingan:
 Memfasilitasi terbangunnya pengorganisasian PATBM di tuingkat
desa/kelurahan
 Menggugah kepedulian masyarakat terhadap isu perlindungan anak
 Memfasilitasi TIM Building:
 Menggalang dukungan relawan untuk menjadi aktivis-aktivis PATBM di
desa/kelurahan,
 pengembangan struktur tim kerja aktivis-aktivis PATBM, pembagian tugas, dan
mekanisme koordinasi di tingkat desa/kelurahan
 Membangun komitmen antar aktivis/tim kerja
 Mengembangkan kapasitas aktivis/tim kerja PATBM (dengan melatih, menyediakan
layanan konsultasi atau bimbingan teknis mulai dari analisis situasi-masalah-sumber,
pengembangan rencana tindak (pencegahan, respon kasus, reintegrasi melibatkan tiga
komponen anak, keluarga, dan masyarakat), pelaksanaan , evaluasi, pelaporan.
 Memfasilitasi pengembangan jejaring/penggalangan dukungan untuk
penguatan pencegahan, respon kasus, reintegrasi
 Membantu badan PPPA dalam mengkoordinasikan dan advokasi dukungan
lintas sektor
 Monitoring dan evaluas
Tata Kelola Organisasi di Desa/Kel.
 Penaggung jawab penyelenggaraan dan koordinasi di
desa/kabupaten:Pemerintah desa/kelurahan

 Penggerak: Aktivis-aktivis dari warga masyarakat yang


dikoordinasikan dalam jejaring kerja/tim kerja PATBM
desa/kelurahan
Fokus Regulasi dan tata kekola di tingkat
Desa/Kel
 Karna wilayah administrasi Pemerintah terendah adalah di
Desa / Kelurahan Seperti dinyatakan dalam :
 UU No 23 th 2014 Pasal 2 ttg Pemerintah Desa
 PP No 73 Pasal 5 Ttg Kelurahan, Bahwa lurah mempunyai
fungsi Pelaksanaan Kegiatan Pemerintahan
 UU No 6 Th 2014 Ttg Desa yang memuat Peraturan
kewenangan Desa.
Dengan demikian Lurah/Kades merupakan pemangku
kewajiban di tingkat kelurahan /Desa dalam menjamin
dan mengawasi penyelenggraan Perlindungan Anak yang
pasal 23 UU No 35 Th 2014 diamanatkan kepada
Pemerintah
Tata Kelola Organisasi di Desa/Kel.
 Tugas pemerintah Desa/Keluarahan
1. Mensosialisasikan dan membangun kepedulian masyarakat
terhadap perlindungan anak
2. Menyiapkan pelaksanaan sosialisasi PATBM di desa yang
difasilitasi oleh pendamping kota/kabupaten
3. Mengidentifikasi dan mengajak penggerak masyarakat yang
pedulindan potensial untuk dihimpun dalam tim kerja/tim
aktivis PATBM
4. Memfasilitasi pengiriman kader penggerak masyarakat
calon aktivis-aktivis PATBM dalam pelatihan PATBM
Tata Kelola Organisasi di Desa/Kel.

5. Memfasilitasi pembentukan dan pengembangan jejaring


PATBM di desa/kelurahan
6. Mendukung pelaksanaan PATBM melalui pengembangan
kebijakan desa/kelurahan, alokasi anggaran, pengembangan
hubungan kerja sama, penyediaan sarana prasarana,
dukungan lain.
7. Mendorong partisipasi masyarakat dalam merealisasi
PATBMp
8. Mengkoordinasikan penerimaan dukungan pemerintah
terhadap PATBM
9. Mengawasi, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan
perlindungan anak di desa/kelurahan didampingi
pendamping kota/kabupaten
Tata Kelola Organisasi di Desa/Kel.
Tugas Tim Kerja PATBM di Desa/Kelurahan:
1. Mengumpulkan dan menyusun data dan informasi anak dan keluarga,
memetakan permasalahan anak (kekerasan kerentanan), sumber
pelayanan; mengintegrasikan data dan informasi dalam pengembangan
kegiatan PATBM
2. Menyusun rencanan, Melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan-
kegiatan intervensi dalam promosi hak anak dan pencegahan kekerasan
dalam komponen:
 Penguatan tanggung jawab keluarga dan orang tua dalam PA (penguatan life
skill dan pengasuhan)
 Penguatan pemahhaman dan tanggung jawab masyarakat untuk mencegah,
deteksi dini, pelaporan kasus kekerasan dan membantu korban akses pada
pelayanan (penguatan norma dan proses dukungan masyarakat)
 Penguatan kemampuan anak untuk melindungi diiri dan melindungi anak
lainnya (life skill)
 Advokasi penguatan dukungan pemerintah
Tata Kelola Organisasi di Desa/Kel.
5. Mengembangkan mekanisme respon kasus, menerima
laporan atau menjangkau kasus anak korban kekerasan,
mendapingi untuk mendapat pelayanan
6. Mengembangkqan jejaring kerja perlindungan anak di
desa/kelurahan dan dengan pihak di luar desa/kelurahan
7. Melaksanakan dan mengkjoordinasikan monitoring dan
evaluasi kegiatan perlindungan anak di desa/keluraahan
8. Membuat catatan kegiatan /catatan kasus dan pelaporan
kepada kepala desa/lurah secara tertulis dan berkala
sekurang-kurangnya per tahun)

Anda mungkin juga menyukai