Anda di halaman 1dari 12

UNIVERSITASIBNUKHALDUNBOG

OR

Hukum
Pembuktian &
L e w a t Wa k t u

Muhammad Faizal ( 21110301625 )


Desty Azahra ( 201103010731 )
UNIVERSITASIBNUKHALDUN |HUKUMPEMBUKTIAN DAN LEWATWA
KTU

Pendahuluan
Hukum pembuktian dan Lewat waktu merupakan salah satu
bagian dari beberapa materi yang ada pada hukum acara. Dalam
hal ini, terdapat berbagai macam pula hukum acara yang dianut
oleh negara kita. Di antaranya adalah Hukum Acara Perdata,
Hukum Acara Pidana dan Hukum Acara Tata Usaha Negara.
Dengan adanya beberapa jenis hukum acara yang berbeda-beda
tersebut tentu hukum pembuktian mempunyai spesifikasi dan
karektiristik tersendiri dalam bidang hukum masing-masing. Mulai
dari dasar hukum pembuktian, sistem dan teorinya, kepada siapa
beban pembuktian diberikan dan bagaimana hakim pada masing-
masing bidang hukum tersebut menilai alat-alat bukti yang
diajukan.
UNIVERSITASIBNUKHALDUN |HUKUMPEMBUKTIAN DAN LEWATWA
KTU

pembuktian
Pengaturan tentang pembuktian –> buku ke-4 KUHPerdata -> bagian materil dari hukum formil

ALAT BUKTI
adalah segala sesuatu yang menurut undang-undang dapat digunakan untuk membuktikan sesuatu.

PEMBUKTIAN
 adalah usaha yang disampaikan pada hakim berkenaan dengan suatu perkara yang bertujuanagar hakim dapat
memakainya untuk menentukan keputusan.

Apa yang harus dibuktikan?


Yang harus dibuktikan hanya hal-hal yang disangkal dibantah oleh pihak lawan.

Yang tidak perlu dibuktikan?


1. Hal-hal yang sudah diakui kebenarannya
2. Hal-hal yang sudah diketahui masyarakat umum
3. Hal-hal yang kebetulan sudah diketahui hakim.
Pedoman Pembuktian
1. Menurut pasal 1865 KUHPerdata –> Beban pembuktian –> 163 HIR/RIB –> KUHPerdata
Siapa saja yang menyatakan punya hak menyebutkan sesuatu yang berbeda dari yang dikemukakan pihak lawan
maka dia harus membuktikan adanya hal/peristiwa tersebut.

2.  Menurut pasal 1866 KUHPerdata ada 5 macam alat bukti

1. Bukti tulisan (1867)

a.berupa akta/surat-surat lain


akta= tulisan/surat yang ditandatangani dan sengaja dibuat untuk dijadikan bukti

bentuk akta ada 2 macam

–> otentik (resmi)= tulisan/surat yang dibentuk dalam format tertentu di hadapan pejabat resmi yang berwenang
membuatnya (notaris, camat, bupati, catatan sipil) oleh karena itu hakim harus mempercayai
akta tersebut.

–> Dibawah tangan = dibuat oleh pihak yang berkepentingan bersangkutan tanpa perantara pejabat resmi

b. surat-surat lainnya= tulisan-tulisan lain yang bukan akta (faktur,kwitansi)


2. Bukti kesaksian (1895)

adalah pernyataan seseorang mengenai suatu peristiwa atau keadaan yang dilihatnya didengar dialami
sendiri.

“saksi korban” = saksi yang sekaligus menjadi korban

“saksi ahli” = keterangan berdasarkan keahlian seseorang. dia tidak harus memenuhi syara-syaratsebagai
saksi.

Dalam kesaksian dianut sistem: “UNUS TESTIS & NULLUS TESTIS”


Artinya keterangan satu orang saksi bukan kesaksian. Berarti di dalam suatu perkara harus ada saksi lebih
dari satu orang supaya dapat menjadi saksi. Jika hanya ada satu orang, maka hakim harus mencari bukti
yang lain.

3. Bukti Persangkaan/ Dugaan (1915)


Adalah kesimpulan yang diambil berdasarkan peristiwa-peristiwa yang sudah jelas dan nyata.
Persangkaan harus dibuktikan lebih lanjut.

4. Pengakuan (1923)
Pernyataan suatu pihak mengenai peristiwa - dimuka hakim – diluar persidangan (saat diinterogasi)
5. Sumpah

Pernyataan dengan segala keluhuran untuk memberikan keterangan dengan kesaksian Tuhan dan sanggup menerima
hukuman dari Tuhan.

Menurut professor Ali Afendi: pernyataan yang khitmad bahwa tuhan adalah yang maha tahu dan bahwa tuhan akan
menghukum setiap dusta pada waktu orang bersaksi. Merupakan alat bukti yang paling rendah.

Ada 2 Macam sumpah:


1. Decisor : Pemutus/Penentu
Sumpah atas permintaan salah satu pihak yang berperkara untuk memutus suatu perkara. jka kekurangan bukti-bukti bisa
oleh penggugat dan tergugat diucapkan oleh yang menang.

2. Suplator : Sumpah tambahan


Sumpah yang diperintahkan hakim karena jabatannya. Untuk melengkapi bukti-bukti yang sudah ada.Dalam perkara
pidana alat bukti hanya ada 4. Sumpah bukan merupakan alat bukti karena dalam perkara pidana hukuman bersifat
penderitaan.
UNIVERSITASIBNUKHALDUN |HUKUMPEMBUKTIAN DAN LEWATWA
KTU

Te o r i P e m b u k t i a n
Dibagi kedalam jenis 3 teori

1 2 3

Teori hukum subyektif ( teori Teori hukum Obyektif Teori hukum acara dan teori
hak ) kelayakan
menetapkan bahwa barang siapa yang bahwa seorang hakim harus melaksanakan Kedua teori ini bermuara pada hasil yang sama,
mengaku atau mengemukakan suatu hak maka peraturan hukum ayas fakta-fakta untuk yakni hakim seyogyanya berdasarkan
yang bersangkutan harus membuktikannya. menemukan kebenaran peristiwa yang kepatutan membagi beban pembuktian.
diajukan kepadanya.
UNIVERSITASIBNUKHALDUN |HUKUMPEMBUKTIAN DAN LEWATWA
KTU

Alat-alat 1 Surat-surat

pembuktian 2 Kesaksian

3 Persangkaan

4 Pengakuan

5 Sumpah
UNIVERSITASIBNUKHALDUN |HUKUMPEMBUKTIAN DAN LEWATWA
KTU

Lewat waktu /
(Daluwarsa)

Pengertian Daluarsa Dalam KUH


Perdata pasal 1946 Daluarsa
adalah suatu alat untuk
memperoleh sesuatu atau
membebaskan dari suatu
perikatan dengan lewatnya suatu
waktu tertentu dan atas syarat-
syarat yang ditentukan dalam UU
UNIVERSITASIBNUKHALDUN |HUKUMPEMBUKTIAN DAN LEWATWA
KTU

Dua macam Daluwarsa / Verjaring

1. Acquisitieve Verjaring (1963) 2. Extinctieve Verjaring


Verjaring untuk memperoleh suatu hak Verjaring untuk mengahpuskan suatu kewajiban

Contoh: B menguasai tanah bukan miliknya. UU Contoh: A mempunyai utang kepada B. Selama 30 tahun B tidak
menentukan, setelah 30 tahun jika tidak ada keberatan pernah menegur A. Maka selama 30 tahun A dibebaskan dari
dari pihak lain, ia dapat meminta pengadilan untuk hutang
menjadikan tanah tersebut tanah miliknya. Ketentuan ini
tidak dapat berlaku bila ada keberatan sekali saja
UNIVERSITASIBNUKHALDUN |HUKUMPEMBUKTIAN DAN LEWATWA
KTU

Verjaaring digunakan untuk melindungi orang yang berkepentingan/ berutang dengan jalan mengamankannya
dari tuntutan hukum yang sudah lama. Verjaaring harus sudah dapat dibedakan dengan pelepasan hak dan dechence.

Pelepasan Hak : hilangnya hak, bukan karena lewatnya waktu, tetapi karena sikap atau Tindakan seseorang
yang menunjukan bahwa dia sudah tidak akan mempergunakan suatu hak
Contoh: orang yang meberi barang yang ternyata mengandung cacat tersembunyi, jika ia tidak
mengembalikan barang itu, ia kehilangan hak untuk menuntut ganti rugi ke penjual

DECHEANCE : UU ada kalanya memberikan hak hanya untuk suatu waktu tertentu, bila hak tidak digunakan
dalam jangka waktu tersebut, hak itu gugur
Contoh: hak reclama 30 hari (pasal 1145 KUHPer). Harus diperhatikan hakim meskipun tidak
diminta
UNIVERSITASIBNUKHALDUN |HUKUMPEMBUKTIAN DAN LEWATWA
KTU

TERIMA KASIH
Muhammad Faizal ( 21110301625 )
Desty Azahra ( 201103010731 )

Anda mungkin juga menyukai