Sebuah Catatan
Source: laohamutuk.org
Masalah Maritim Timor Leste
Penundaan dan saran yang saling bertentangan (Birokrasi yang kompleks dan
kurangnya pengetahuan akan maritim)
Lingkungan alam: luas sekitar 15.000 km2, dua musim (hujan dan kemarau),
risiko bencana alam (gempa bumi, tsunami, longsor) tinggi
Batas laut: Diatur dalam UU No. 7 tahun 2002
Timor Leste dengan Indonesia
Timor Leste dengan Australia
Administrasi Maritim Timor Leste: Mengadopsi model Portugis melalui
pembentukan NMA (National Maritime Authority)
Ekonomi Maritim Timor Leste
Prioritas Ekonomi (Minyak Bumi dan Gas)
Infrastruktur Maritim
Sektor Maritim : Minyak dan gas, pengiriman, perikanan, wisata bahari
Perlindungan Lingkungan Laut
Keamanan Maritim Timor Leste
Ancaman Maritim: Penyelundupan, perdagangan ilegal, pembajakan dan
penangkapan ikan secara ilegal
Rencana Strategis: Menggunakan strategi Force 2020
Perlindungan dan Pengawasan Maritim: Memprioritaskan keamanan laut
melalui dukungan penuh Angkatan Laut
Pasukan Keamanan Laut Timor Leste
Militer Pertahanan: Angkatan Darat, Laut dan Udara
Kepolisian Unit Maritim
Kerangka Hukum : UUD Tahun PNTL tahun 2009
Kemampuan Kekuatan Bersenjata: Kapal Albatros, Kapal Chamsuri, Kapal
Type 62 Shanghai. Bermarkas di Port Hera
Penasihat Asing: Portugal, Cina, Australia, Spanyol, AS
Ketidakjelasan antarlembaga antara F-FDTL dan PNTL
Kepentingan Utama Australia
Kepentingan Keamanan dan Sumber Daya: Australia memiliki tanggungjawab
atas keamanan di daerah Laut Timor
Berperan dalam keamanan dan stabilitas politik dengan Timor Leste
Kerangka Perjanjian dengan Australia: Perjanjian interim, kemudian
perjanjian dalam sumber daya minyak, Perjanjian CMATS
Rekomendasi
Pengaturan Kelembagaan: Perlu adanya pengaturan antar lembaga dengan jelas, di tingkat
internasional perlu adanya kerjasama dengan baik dengan Australia dan Indonesia
Keamanan Maritim: Australia harus memprakarsai kerjasama mengenai kemaritiman
dengan negara-negara kepulauan, terutama Timor Leste
Kerjasama Bilateral: Masalah kemaritiman harus dilanjutkan dalam perjanjian kerjasama
dan perjanjian bilateral
Komisi Maritim: Australia harus mengusulkan pertemuan komisi Maritim untuk Timor Leste
Sumber Daya: Australia harus memperbarui tawaran pengawasan udara terkontraknya di
ZEE bagian selatan Timor-Leste.
Pelatihan Angkatan Laut: Semua petugas yang memasuki Komponen Angkatan Laut F-FDTL
Timor-Leste harus menyelesaikan Pelatihan Perwira Junior RAN. Tugas di laut harus
disediakan untuk perwira Komponen Angkatan Laut F-FDTL di kapal patroli yang berbasis
di Darwin. Kemudian Australia harus mensponsori pelatihan lain di bidang laut.
Polisi Air: Australia harus terus memberikan bantuan pengembangan PNTL
Bantuan Hidrografi: Mendatangkan ahli Hidrografi Australia ke Timor Leste
Kerangka Hukum: Australia dapat mendanai Program Maritim Regional dari Sekretariat
Komunitas Pasifik untuk membantu Timor-Leste
Ekonomi Maritim (Pekerjaan, Perikanan, dan Riset Ilmiah mengenai Kelautan)
Kesimpulan
Meskipun dalam urusan maritim kurang terlalu diperhatikan, namun Timor
Leste masih sering mendapat bantuan, baik material maupun non-material
dalam mengelola sebuah negara. Walaupun bantuan tersebut diragukan
apakah dipergunakan secara efektif atau tidak, tentu ini menjadi evaluasi
bersama dalam waktu yang disepakati.
Australia sebagai salah satu negara sahabat Timor Leste memandang bahwa
kemaritiman menjadi salah satu aspek yang harus terus dibenahi di samping
beberapa rekomendasi untuk berbagai bidang yang lain. Namun Australia akan
sangat senang apabila kerjasama dengan Timor Leste terus berjalan.
TERIMAKASIH