Kabag Tata Usaha Kementerian Agama Provinsi Bengkulu Curriculum Vitae Nama : Drs. H. Mulya Hudori, M.Pd Tgl Lahir : Bandung, 5 Nopember 1963 Pangkat/Gol : Pembina Tk 1 / IV/b Pendididikan : 1. S.1 : IAIN Bandung tahun 1988 2. S.2 : Universitas Bengkulu Tahun 2007 Riwayat Pekerjaan : 1. Kepala MAN Al-Hidayah – IPUH tahun 1992 2. Kepala MAN IPUH 1997 3. Kepala MAN Arga Makmur 2003 4. Kepala MAN 2 Padang Kemiling 2007 5. Kepala Seksi Penyuluhan Haji dan Umroh pada Bidang Hazawa Kanwil Kemenag tahun 2007 6. Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Lebong (2007-2013) 7. Kabag TU Kanwil Kemenag Provinsi Bengkulu (2013) Visi Kementerian Agama Provinsi Bengkulu (KMA No.39 Tahun 2015 ) Misi Kementerian Agama (KMA No.39 Tahun 2015 ) • Meningkatkan Pemahaman dan Pengamalan Ajaran Agama • Memantapkan Kerukunan Intra dan Antar Umat Beragama • Menyediakan Pelayanan Kehidupan Beragama Yang Merata dan Berkualitas • Meningkatkan Pemanfaatan dan Kualitas Pengelolaan Potensi Ekonomi Keagamaan • Mewujudkan Penyelenggaraan Ibadah Haji yang berkualitas dan Akuntabel • Meningkatkan Akses dan Kualitas pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan Agama pada satuan Pendidikan umum, dan pendidikan Keagamaan • Mewujudkan tatakelola Pemerintahan yang bersih, Akuntabel dan Terpercaya ISTILAH GENDER Pertama kali diperkenalkan oleh Robert Stoller (1968) untuk memisahkan pencirian manusia yang didasarkan pada pendefinisian yang bersifat sosial budaya dengan ciri-ciri fisik biologis.
Dalam Ilmu Sosial orang yang sangat berjasa
dalam mengembangkan istilah dan pengertian gender adalah Ann Oakley (1972) yang mengartikan gender sebagai konstruksi sosial atau atribut yang dikenakan pada manusia yang dibangun oleh kebudayaan. PERBEDAAN PERAN GENDER Laki-laki Perempuan
perkasa, pemberani, tegas, perasa , emosional, mengalah, rasional, terus terang, suka beraninya di belakang, menantang, agresif, dst bergantung, submisif, dst
Harus berkerja di luar Diberi tempat di dalam rumah
rumah untuk kerja produksi untuk kerja domestik dan / menghasilkan uang reproduksi
Karena harus menanggung Tidak perlu bekerja mencari
beban keluarga maka harus nafkah, kalaupun bekerja diupah secara utuh dianggap sbg pelengkap
Melahirkan KETIDAKADILAN GENDER karena oleh
masyarakat sering disalahartikan sebagai “kodrat” BENTUK-BENTUK KETIDAKADILAN GENDER • Marginalisasi • Subordinasi / Penomorduaan • Pelabelan/Citra Baku/Stereotype • Beban Ganda/Double Burden • Tindak Kekerasan/Violence Perempuan kurang didorong / atau memiliki kebebasan kultural untuk memilih karir daripada rumah tangga atau akan mendapat sanksi sosial. Perempuan sering mendapat upah yang lebih kecil dibanding lelaki untuk jenis pekerjaan yang setara, dll
Masih sedikit perempuan yang berperan dalam level
pengambil keputusan dalam organisasi / pekerjaan Perempuan yang tidak menikah atau tidak punya anak dianggap lebih rendah secara sosial sehingga ada alasan untuk poligami. 3. STEREOTIPE (PELABELAN NEGATIF) Perempuan : sumur - dapur – kasur - macak - masak – manak : “sekedar ibu rumah tangga” dan dianggap sebagai pengangguran, kalaupun bekerja dianggap sebagai perpanjangan peran domestik : guru TK, sekretaris, bagian penjualan, dst. Perempuan emosional, tidak rasional dan tidak mandiri sehingga tidak berhak pada fungsi perwakilan dan pemimpin.
4. DOUBLE BURDEN (Beban Ganda)
Beban pekerjaan di rumah tidak berkurang dengan adanya peran publik dan peran pengelolaan komunitas (walaupun perempuan telah masuk dalam peran publik/meniti karier peran dalam rumah tangga masih besar Perempuan sebagai perawat, pendidik anak, pendamping suami, juga pencari nafkah tambahan, Perempuan pencari nafkah utama masih harus mengerjakan tugas domestik, Perselingkuhan atau poligami tanpa izin isteri, Pemukulan atau penyiksaan fisik lain, Pengurungan di dalam rumah, Pemasungan hak-hak politik Pemaksaan perkawinan Pemaksaan pindah agama mengikuti agama pasangan, dll KESETARAAN GENDER
Kesamaan kondisi bagi laki-laki dan
perempuan untuk memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan pertahanan & keamanan nasional (hankamnas) serta kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan KEADILAN GENDER
Suatu perlakuan adil terhadap perempuan dan
laki-laki. Perbedaan biologis tidak bisa dijadikan dasar untuk terjadinya diskriminasi mengenai hak sosial, budaya, hukum dan politik terhadap satu jenis kelamin tertentu. Dengan keadilan gender berarti tidak ada pembakuan peran, beban ganda, subordinasi, marginalisasi dan kekerasan terhadap perempuan maupun laki-laki. TERWUJUDNYA KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER Ditandai dengan tidak adanya diskriminasi antara perempuan dan laki-laki dan dengan demikian mereka memiliki akses, kesempatan berpartisipasi dan kontrol atas pembangunan serta memperoleh manfaat yang setara dan adil dari pembangunan FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KETIDAK ADILAN GENDER Nilai sosial dan budaya patriarkhi = pranata kehidupan yang berdasarkan pandangan laki- laki. Produk dan peraturan perundang-undangan yang masih bias gender; Pemahaman ajaran agama yang tidak komprehensif dan cenderung parsial Kelemahan kurang percaya diri, tekad & inkonsistensi kaum perempuan sendiri dlm memperjuangkan nasibnya; Pemahaman para pemimpin dan pengambil keputusan terhadap makna Kesetaraan dan Keadilan Gender yang belum mendalam. STRATEGI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
1. Pengarusutamaan Gender (PUG/GMS)
2. Penyadaran gender di masyarakat 3. Pembaharuan dan Pengembangan Hukum dan Peraturan Perundang-undangan yang memberikan perlindungan terhadap perempuan 4. Advokasi, Fasilitasi dan Mediasi 5. Pengembangan Kemitrasejajaran Harmonis 6. Sistem Informasi Gender 7. Pengembangan Sistem Penghargaan Beberapa Kiat Membangun Keluarga Sukinah
1. Selalu Berpikir Objektif dan Berpikir jernih
2. Jangan Melihat masa Lalu 3. Fokus Pada Kelebihan Pasangan 4. Saling Percaya 5. Penuhi Kebutuhan Seks 6. Hindari Pihak Ketiga 7. Menjaga Romantisme 8. Selalu Utamakan Komunikasi 9. Jaga Spiritualitas Rumah Tangga 10. Melaksanakan Hak dan Kewajiban Suami Istri Hak Suami Yang Harus Dipenuhi Istri :
1. Ketaatan Istri Kepada Suaminya
2. Isteri Harus Banyak Bersyukur Dan Tidak Banyak Menuntut 3. Isteri Wajib Berbuat Baik Kepada Suaminya 4. Istri Wajib Mendidik Anak dengan Baik Hak Istri Yang Harus Dipenuhi Suami
1. Engkau memberinya makan apabila
engkau makan. 2. Engkau memberinya pakaian apabila engkau berpakaian. 3. Janganlah engkau memukul wajahnya,dan 4. Janganlah engkau menjelek- jelekannya, dan 5. Janganlah engkau tinggalkan dia meliankan di dalam rumah (jangan berpisah tempat tidur melainkan di dalam rumah). KELUARGA SUKINAH DENGAN 6 KEBAHAGIAAN Kebahagiaan material Kebahagiaan seksual Kebahagiaan moral Kebahagiaan intelektual Kebahagiaan spiritual Kebahagiaan idiologikal Puncak kebahagiaan ketika semua didedikasikan demi keridhaan Ilahi Kesimpulan :
Agama Memiliki Peran
Penting dalam membentuk keluarga Sukinah , Karena agama sebagai Pembimbing dan mengarah manusia menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. SEKIAN DAN TERIMAKASIH