Anda di halaman 1dari 25

LPMP

17 Juni 2016

Oleh : Drs. H. Mulya Hudori, M.Pd


Kabag Tata Usaha
Kementerian Agama Provinsi Bengkulu
Curriculum Vitae
Nama : Drs. H. Mulya Hudori, M.Pd
Tgl Lahir : Bandung, 5 Nopember 1963
Pangkat/Gol : Pembina Tk 1 / IV/b
Pendididikan :
1. S.1 : IAIN Bandung tahun 1988 
2. S.2 : Universitas Bengkulu Tahun 2007
Riwayat Pekerjaan :
1. Kepala MAN Al-Hidayah – IPUH tahun 1992
2. Kepala MAN IPUH 1997
3. Kepala MAN Arga Makmur 2003
4. Kepala MAN 2 Padang Kemiling 2007
5. Kepala Seksi Penyuluhan Haji dan Umroh pada Bidang
Hazawa Kanwil Kemenag tahun 2007
6. Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Lebong (2007-2013)
7. Kabag TU Kanwil Kemenag Provinsi Bengkulu (2013)
Visi Kementerian Agama Provinsi Bengkulu
(KMA No.39 Tahun 2015 )
Misi Kementerian Agama (KMA No.39 Tahun 2015 )
• Meningkatkan Pemahaman dan
Pengamalan Ajaran Agama
• Memantapkan Kerukunan Intra dan Antar
Umat Beragama
• Menyediakan Pelayanan Kehidupan
Beragama Yang Merata dan Berkualitas
• Meningkatkan Pemanfaatan dan Kualitas
Pengelolaan Potensi Ekonomi Keagamaan
• Mewujudkan Penyelenggaraan Ibadah Haji
yang berkualitas dan Akuntabel
• Meningkatkan Akses dan Kualitas
pendidikan Umum Berciri Agama,
Pendidikan Agama pada satuan Pendidikan
umum, dan pendidikan Keagamaan
• Mewujudkan tatakelola Pemerintahan yang
bersih, Akuntabel dan Terpercaya
ISTILAH GENDER
Pertama kali diperkenalkan oleh Robert
Stoller (1968) untuk memisahkan
pencirian manusia yang didasarkan pada
pendefinisian yang bersifat sosial budaya
dengan ciri-ciri fisik biologis.

 Dalam Ilmu Sosial orang yang sangat berjasa


dalam mengembangkan istilah dan pengertian
gender adalah Ann Oakley (1972) yang
mengartikan gender sebagai konstruksi sosial
atau atribut yang dikenakan pada manusia yang
dibangun oleh kebudayaan.
PERBEDAAN PERAN GENDER
Laki-laki Perempuan

Maskulin : kuat, gagah, Feminin : lembut , perhatian,


perkasa, pemberani, tegas, perasa , emosional, mengalah,
rasional, terus terang, suka beraninya di belakang,
menantang, agresif, dst bergantung, submisif, dst

Harus berkerja di luar Diberi tempat di dalam rumah


rumah untuk kerja produksi untuk kerja domestik dan
/ menghasilkan uang reproduksi

Karena harus menanggung Tidak perlu bekerja mencari


beban keluarga maka harus nafkah, kalaupun bekerja
diupah secara utuh dianggap sbg pelengkap

Melahirkan KETIDAKADILAN GENDER karena oleh


masyarakat sering disalahartikan sebagai “kodrat”
BENTUK-BENTUK
KETIDAKADILAN GENDER
• Marginalisasi
• Subordinasi / Penomorduaan
• Pelabelan/Citra Baku/Stereotype
• Beban Ganda/Double Burden
• Tindak Kekerasan/Violence
 Perempuan kurang didorong / atau memiliki kebebasan
kultural untuk memilih karir daripada rumah tangga atau
akan mendapat sanksi sosial.
 Perempuan sering mendapat upah yang lebih kecil
dibanding lelaki untuk jenis pekerjaan yang setara, dll

 Masih sedikit perempuan yang berperan dalam level


pengambil keputusan dalam organisasi / pekerjaan
Perempuan yang tidak menikah atau tidak punya anak
dianggap lebih rendah secara sosial sehingga ada alasan untuk
poligami.
3. STEREOTIPE (PELABELAN
NEGATIF)
 Perempuan : sumur - dapur – kasur - macak - masak – manak :
“sekedar ibu rumah tangga” dan dianggap sebagai
pengangguran, kalaupun bekerja dianggap sebagai
perpanjangan peran domestik : guru TK, sekretaris, bagian
penjualan, dst.
Perempuan emosional, tidak rasional dan tidak mandiri
sehingga tidak berhak pada fungsi perwakilan dan pemimpin.

4. DOUBLE BURDEN (Beban Ganda)


Beban pekerjaan di rumah tidak berkurang dengan
adanya peran publik dan peran pengelolaan komunitas
(walaupun
perempuan telah masuk dalam peran publik/meniti
karier peran dalam rumah tangga masih besar
Perempuan sebagai perawat, pendidik anak,
pendamping suami, juga pencari nafkah tambahan,
Perempuan pencari nafkah utama masih harus
mengerjakan tugas domestik,
 Perselingkuhan atau poligami tanpa izin isteri,
 Pemukulan atau penyiksaan fisik lain,
 Pengurungan di dalam rumah,
 Pemasungan hak-hak politik
 Pemaksaan perkawinan
 Pemaksaan pindah agama mengikuti agama
pasangan, dll
KESETARAAN GENDER

Kesamaan kondisi bagi laki-laki dan


perempuan untuk memperoleh kesempatan
serta hak-haknya sebagai manusia, agar
mampu berperan dan berpartisipasi dalam
kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial
budaya, pendidikan dan pertahanan &
keamanan nasional (hankamnas) serta
kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan
KEADILAN GENDER

Suatu perlakuan adil terhadap perempuan dan


laki-laki. Perbedaan biologis tidak bisa
dijadikan dasar untuk terjadinya diskriminasi
mengenai hak sosial, budaya, hukum dan
politik terhadap satu jenis kelamin tertentu.
Dengan keadilan gender berarti tidak ada
pembakuan peran, beban ganda, subordinasi,
marginalisasi dan kekerasan terhadap
perempuan maupun laki-laki.
TERWUJUDNYA KESETARAAN DAN
KEADILAN GENDER
Ditandai dengan tidak adanya diskriminasi antara
perempuan dan laki-laki dan dengan demikian
mereka memiliki akses, kesempatan berpartisipasi
dan kontrol atas pembangunan serta memperoleh
manfaat yang setara dan adil dari pembangunan
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
TERJADINYA KETIDAK ADILAN GENDER
 Nilai sosial dan budaya patriarkhi = pranata
kehidupan yang berdasarkan pandangan laki-
laki.
 Produk dan peraturan perundang-undangan
yang masih bias gender;
 Pemahaman ajaran agama yang tidak
komprehensif dan cenderung parsial
 Kelemahan kurang percaya diri, tekad &
inkonsistensi kaum perempuan sendiri dlm
memperjuangkan nasibnya;
 Pemahaman para pemimpin dan pengambil
keputusan terhadap makna Kesetaraan dan
Keadilan Gender yang belum mendalam.
STRATEGI
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

1. Pengarusutamaan Gender (PUG/GMS)


2. Penyadaran gender di masyarakat
3. Pembaharuan dan Pengembangan Hukum dan
Peraturan Perundang-undangan yang memberikan
perlindungan terhadap perempuan
4. Advokasi, Fasilitasi dan Mediasi
5. Pengembangan Kemitrasejajaran Harmonis
6. Sistem Informasi Gender
7. Pengembangan Sistem Penghargaan
Beberapa Kiat Membangun
Keluarga Sukinah

1. Selalu Berpikir Objektif dan Berpikir jernih


2. Jangan Melihat masa Lalu
3. Fokus Pada Kelebihan Pasangan
4. Saling Percaya
5. Penuhi Kebutuhan Seks
6. Hindari Pihak Ketiga
7. Menjaga Romantisme
8. Selalu Utamakan Komunikasi
9. Jaga Spiritualitas Rumah Tangga
10. Melaksanakan Hak dan Kewajiban Suami Istri
Hak Suami Yang Harus Dipenuhi Istri :

1. Ketaatan Istri Kepada Suaminya


2. Isteri Harus Banyak Bersyukur
Dan Tidak Banyak Menuntut
3. Isteri Wajib Berbuat Baik
Kepada Suaminya
4. Istri Wajib Mendidik Anak
dengan Baik
Hak Istri Yang Harus Dipenuhi Suami

1. Engkau memberinya makan apabila


engkau makan.
2. Engkau memberinya pakaian
apabila engkau berpakaian.
3. Janganlah engkau memukul
wajahnya,dan
4. Janganlah engkau menjelek-
jelekannya, dan
5. Janganlah engkau tinggalkan dia
meliankan di dalam rumah (jangan
berpisah tempat tidur melainkan di
dalam rumah).
KELUARGA SUKINAH
DENGAN 6 KEBAHAGIAAN
Kebahagiaan material
Kebahagiaan seksual
Kebahagiaan moral
Kebahagiaan intelektual
Kebahagiaan spiritual
Kebahagiaan idiologikal
Puncak kebahagiaan ketika semua didedikasikan
demi keridhaan Ilahi
Kesimpulan :

Agama Memiliki Peran


Penting dalam membentuk
keluarga Sukinah , Karena
agama sebagai Pembimbing
dan mengarah manusia
menuju kebahagiaan dunia
dan akhirat.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai