Anda di halaman 1dari 32

Akuntansi

Koreksi Kesalahan
Hakikat Koreksi
Kesalahan
Akuntansi koreksi merupakan tindakan
pembetulan karena adanya kesalahan agar
akun-akun yang tersaji dalam laporan
keuangan entitas menjadi sesuai dengan
yang seharusnya. Dalam penyusunan
laporan keuangan biasanya kesalahan
dapat terjadi pada satu atau beberapa
periode sebelmnya dan baru ditemukan
ketika periode berjalan.
Sedangkan, kesalahan adalah penyajian
akun/pos yang secara signifikan tidak
sesuai dengan yang seharusnya yang
mempengaruhi laporan keuangan periode
berjalan atau periode sebelumnya.
Sub
Materi 01 Analisis Koreksi Kesalahan

02 Penyebab Terjadinya Kesalahan

Dokumen Sumber yang digunakan


03 dalam Transaksi Pemerintahan

Pihakyang Terkait dan Dokumen yang


04 Digunakan

05 Pencatatan Koreksi Kesalahan


Analisis Koreksi
Kesalahan
Analisis Koreksi Kesalahan

Dalam situasi tertentu,


suatu kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan ada
pada satu atau beberapa periode sebelumnya dan ditemukan
pada periode berjalan. Hal ini sangat mempengaruhi secara
signifikan bagi satu atau lebih laporan keuangan sebelumnya
sehingga laporan keuangan tersebut tidak dapat diandalkan
lagi. Kesalahan dalam hal ini sangat mungkin terjadi. Apabila
dalam koreksi terjadi pengembalian pendapatan, maka harus
dianalisis dulu sifat dari pengembalian tersebut. Adapun
analisis pengembalian koreksi kesalahan, sebagai berikut :

Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang atas penerimaan pendapatan pada periode
1
penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang pendapatan.

2 Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang atas penerimaan pendapatan yang terjadi pada
periode penerimaan pendapatan dibukukan sebagai pengurang pendapatan pada periode yang sama.
Penyebab Terjadinya
Kesalahan

Penyebab Terjadinya
 Kesalahan

Kesalahan dalam hal akuntansi dapat terjadi karena
berbagai hal. Adapun penyebab terjadinya kesalahan,
antara lain :

a. Keterlambatan penyampaian bukti transaksi oleh pengguna


anggaran
b. Kesalahan hitung
c. Kesalahan penerapan standar akuntansi
d. Kelalaian
Dokumen Sumber yang
Digunakan dalam
Transaksi Pemerintahan
Dokumen Sumber yang Digunakan
 dalam Transaksi Pemerintahan

 Apapun jenis transaksi dan lembaga yang melakukan kegiatan transaksi,
tentunya membutuhkan dokumen sumber. Dalam lembaga pemerintahan
juga dibutuhkan dokumen sumber.

Dokumen sumber adalah dokumen yang berhubungan dengan


transaksi keuangan pemerintah daerah yang digunakan sebagai
sumber atau bukti untuk menghasilkan data akuntansi.

Dalam akuntansi pemerintah, dokumen sumber dibagi menjadi dua, yaitu :


a. Dokumen sumber dari transaksi pendapatan pemerintah
b. Dokumen sumber dari transaksi belanja
Dokumen Sumber dari
Transaksi Pendapatan
Pemerintah
Adapun dokumen sumber yang digunakan
pada Akuntansi Pendapatan-LO dan
Pendapatan-LRA PPKD, sebagai berikut :
Dokumen Sumber dari Transaksi
Belanja Pemerintah
Dalam melakukan pencatatan atas setiap transaksi yang terjadi, fungsi akuntansi
PPKD melakukan pencatatan atau pengakuan beban dalam buku.

Adapun dokumen sumber yang digunakan dalam akuntansi pemerintahan daerah


dan desa, antara lain :
1. Surat tagihan pihak ketiga
2. Bukti pengeluaran kas
3. Kuitansi/bukti pembayaran
4. Surat pertanggungjawaban (SPJ)
5. Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS)
6. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
7. Dokumen perjanjian utang
8. Surat tagihan dari penerima subsidi
9. Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD)
10. Bukti memorial
11. Surat keputusan kepala daerah
12. Nota debit
13. Bukti akuntansi lainnya
Pihak yang terkait dan
dokumen yang digunakan
Pihak yang terkait dan dokumen yang digunakan

Dalam pelaksanaan akuntansi tentunya terdapat pihak-pihak


yang terlibat di dalamnya. Dimana pihak tersebutlah yang akan
bertanggung jawab terhadap koreksi kesalahan yang terjadi.
Berikut adalah pihak-pihak yang terkait dalam koreksi
kesalahan :
a. Pihak yang terkait dalam sistem akuntansi koreksi
kesalahan di SKPD terdiri atas PKK-SKPD dan PA/KPA
b. Pihak yang terkait dalam sistem akuntansi koreksi
kesalahan di PPKD, terdiri atas fungsi akuntansi PPKD dan
PPKD sendiri.

Kesalahan yang terjadi dapat ditelusuri melalui berbagai dokumen yang digunakan dalam melaksanakan
sistem akuntansi. Adapun dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi kewajiban diantaranya :
a. Peraturan kepala daerah tentang kebijakan akuntansi pemerintah daerah
b. Bukti memorial/dokumen lain yang dipersamakan
c. SP2D
Pencatatan Koreksi
Kesalahan
Fungsi dari koreksi kesalahan, yaitu untuk
mengembalikan kondisi pencatatan seperti yang
seharusnya. Di samping itu, terkadang dalam
perjalanan realisasi anggarannya terdapat suatu
peristiwa yang tidak terduga, seperti bencana alam.
Adanya peristiwa tersebut mengakibatkan adanya
pengeluaran tambahan. Untuk itu, tambahan
tersebut juga harus dicatat.

Pencatatan koreksi kesalahan pada dasarnya


meliputi pencatatan :
1. Koreksi Kesalahan yang Tidak Berulang
a. Kesalahan tidak berulang yang terjadi pada
periode yang sama
b. Kesalahan tidak berulang yang terjadi pada
periode sebelumnya
1) Koreksi saat laporan keuangan belum
diterbitkan
2) Koreksi saat laporan keuangan sudah
diterbitkan
2. Koreksi Kesalahan Berulang
Koreksi Kesalahan yang Tidak Berulang
Kesalahan yang tidak berulang adalah kesalahan yang diharapkan tidak akan terjadi kembali. Kesalahan
tidak berulang dapat dibagi menjadi dua jenis. Yaitu koreksi kesalahan tidak berulang yang terjadi pada
periode berjalan dan koreksi kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode sebelumnya.

1. Koreksi Kesalahan Tidak Berulang yang Terjadi Pada Periode Berjalan

Kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode berjalan, baik yang
mempengaruhi posisi kas maupun yang tidak, dilakukan dengan pembetulan
pada akun yang bersangkutan dalam periode berjalan. Baik pada akun
pendapatan laporan realisasi anggaran, belanja, pendapatan laporan
operasional maupun beban.
Koreksi Kesalahan yang Tidak Berulang
1. Koreksi Kesalahan Tidak Berulang yang Terjadi Pada Periode Berjalan

Contoh :
Pengembalian pendapatan hibah yang diterima pada tahun yang bersangkutan kepada pemerintah pusat karena terjadi
kesalahan pengiriman oleh pemerintah pusat.

Jurnal Awal :
Jurnal Laporan Operasional dan Neraca

Nomor Kode
Tgl. Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
xxx xxxx Kas di kas daerah xxx
Pendapatan hibah dari pemerintah-LO xxx

Jurnal Realisasi Anggaran (LRA)

Nomor Kode
Tgl. Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
xxx xxxx Perubahan SAL xxx
Pendapatan hibah dari pemerintah-LRA xxx
Koreksi Kesalahan yang Tidak Berulang
1. Koreksi Kesalahan Tidak Berulang yang Terjadi Pada Periode Berjalan

Lanjutan…..
Jurnal Koreksi :
Jurnal Laporan Operasional dan Neraca

Nomor Kode
Tgl. Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
xxx xxxx Pendapatan hibah dari pemerintah-LO xxx
Kas di kas daerah xxx

Jurnal Realisasi Anggaran (LRA)

Nomor Kode
Tgl. Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
xxx xxxx Pendapatan hibah dari pemerintah-LRA xxx
Kas di kas perubahan SAL xxx
Koreksi Kesalahan yang Tidak Berulang
2. Koreksi Kesalahan Tidak Berulang yang Terjadi Pada Periode Sebelumnya

Kesalahan jenis ini bisa terjadi pada saat yang berbeda, yakni yang terjadi dalam periode
sebelumnya namun laporan keuangan periode tersebut belum diterbitkan dan yang terjadi
dalam periode sebelumnya dan laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan.
Keduanya memiliki perlakuan yang berbeda. Berikut perlakuan untuk kesalahan tidak
berulang yang terjadi pada periode sebelumnya.

Pencatatan koreksi kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode sebelumnya meliputi :

a. Koreksi saat laporan keuangan belum diterbitkan

Apabila laporan keuangan belum diterbitkan, maka dilakukan dengan pembetulan pada akun yang
bersangkutan, baik pada akun pendapatan-LRA atau akun belanja, maupun akun pendapatan-LO
atau akun beban.
Koreksi Kesalahan yang Tidak Berulang
2. Koreksi Kesalahan Tidak Berulang yang Terjadi Pada Periode Sebelumnya
a. Koreksi saat laporan keuangan belum diterbitkan

Contoh :
Terjadi pengembalian belanja pegawai tahun lalu karena salah perhitungan jumlah gaji. Jurnal awal (dengan asumsi
pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS Permendagri Nomor 64 Tahun 2013)

Jurnal Awal :
Jurnal Laporan Operasional dan Neraca

Nomor Kode
Tgl. Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
xxx xxxx Beban Pegawai-LO xxx
RK PPKD xxx

Jurnal Realisasi Anggaran (LRA)

Nomor Kode
Tgl. Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
xxx xxxx Belanja Pegawai-LRA xxx
Perubahan SAL xxx
Koreksi Kesalahan yang Tidak Berulang
2. Koreksi Kesalahan Tidak Berulang yang Terjadi Pada Periode Sebelumnya
a. Koreksi saat laporan keuangan belum diterbitkan

Lanjutan…..
Jurnal Koreksi :
Jurnal Laporan Operasional dan Neraca

Nomor Kode
Tgl. Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
xxx xxxx Kas di kas daerah xxx
Pendapatan Lainnya-LO xxx

Jurnal Realisasi Anggaran (LRA)

Nomor Kode
Tgl. Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
xxx xxxx Perubahan SAL xxx
Pendapatan lainnya-LRA xxx
Koreksi Kesalahan yang Tidak Berulang
2. Koreksi Kesalahan Tidak Berulang yang Terjadi Pada Periode Sebelumnya

b. Koreksi saat laporan keuangan sudah diterbitkan


Koreksi laporan keuangan yang sudah diterbitkan dapat mempengaruhi laporan keuangan. Dimana akibat koreksi tersebut
dapat menambah kas dan juga ada yang dapat menambah maupun mengurangi kas.

1) Koreksi yang menambah kas, adalah koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja (sehingga
mengakibatkan penerimaan kembali belanja) yang tidak berulang yang terjadi pada periode-
periode sebelumnya dan menambah posisi kas. Apabila laporan keuangan periode tersebut
sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun pendapatan lain-lain-LRA. Dalam
hal ini akan mengakibatkan pengurangan kas yang dilakukan dengan pembetulan pada akun
Saldo Anggaran Lebih (SAL).

2) Koreksi yang dapat menambah atau mengurangi kas, adalah koreksi kesalahan atas
penerimaan pendapatan yang tidak berulang yang terjadi pada periode-periode
sebelumnya dan menambah maupun mengurangi posisi kas, apabila laporan keuangan
periode tersebut sudah diterbitkan, maka dilakukan dengan pembetulan pada akun kas
dan akun ekuitas.
Berikut contoh untuk masing-masing transaksinya…
Koreksi Kesalahan yang Tidak Berulang
2. Koreksi Kesalahan Tidak Berulang yang Terjadi Pada Periode Sebelumnya
b. Koreksi saat laporan keuangan sudah diterbitkan
1) Koreksi Menambah Kas

Contoh :
Terjadi pengembalian belanja pegawai tahun lalu karena salah perhitungan jumlah gaji. Jurnal awal (dengan asumsi
pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS Permendagri Nomor 64 Tahun 2013)

Jurnal Awal :
Jurnal Laporan Operasional dan Neraca

Nomor Kode
Tgl. Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
xxx xxxx Beban Gaji pokok PNS-LO xxx
Kas di bendahara Pengeluaran xxx

Jurnal Realisasi Anggaran (LRA)

Nomor Kode
Tgl. Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
xxx xxxx Beban Gaji pokok PNS-LRA xxx
Perubahan SAL xxx
Koreksi Kesalahan yang Tidak Berulang
2. Koreksi Kesalahan Tidak Berulang yang Terjadi Pada Periode Sebelumnya
b. Koreksi saat laporan keuangan sudah diterbitkan
1) Koreksi Menambah Kas

Lanjutan…..
Jurnal Koreksi :
Jurnal Laporan Operasional dan Neraca

Nomor Kode
Tgl. Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
xxx xxxx Kas di kas daerah xxx
Ekuitas xxx

Jurnal Realisasi Anggaran (LRA)

Nomor Kode
Tgl. Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
xxx xxxx Perubahan SAL xxx
Surplus/defisit-LRA xxx
Koreksi Kesalahan yang Tidak Berulang
2. Koreksi Kesalahan Tidak Berulang yang Terjadi Pada Periode Sebelumnya
b. Koreksi saat laporan keuangan sudah diterbitkan
2) Koreksi kesalahan yang dapat menambah ataupun mengurangi kas

Contoh :
Pengembalian pendapatan dana alokasi umum karena kelebihan transfer oleh pemerintah pusat.
Jurnal awal (Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS (Permendagri No 64 Tahun 2013))

Jurnal Awal :
Jurnal Laporan Operasional dan Neraca

Nomor Kode
Tgl. Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
xxx xxxx Kas di Kas Daerah xxx
Dana Alokasi Umum-LO xxx

Jurnal Realisasi Anggaran (LRA)

Nomor Kode
Tgl. Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
xxx xxxx Perubahan SAL xxx
Dana Alokasi Umum-LRA xxx
Koreksi Kesalahan yang Tidak Berulang
2. Koreksi Kesalahan Tidak Berulang yang Terjadi Pada Periode Sebelumnya
b. Koreksi saat laporan keuangan sudah diterbitkan
2) Koreksi kesalahan yang dapat menambah ataupun mengurangi kas

Lanjutan…..
Jurnal Koreksi :
Jurnal Laporan Operasional dan Neraca

Nomor Kode
Tgl. Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
xxx xxxx Ekuitas xxx
Kas di Kas Daerah xxx

Jurnal Realisasi Anggaran (LRA)

Nomor Kode
Tgl. Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
xxx xxxx Surplus/defisit-LRA xxx
Perubahan SAL xxx
Koreksi Kesalahan Berulang
Kesalahan berulang dan sistemik, yaitu kesalahan yang disebabkan sifat alamiah (normal) dari jenis-
jenis transaksi tertentu yang diperkirakan akan terjadi secara berulang. Misalnya penerimaan pajak dari
wajib pajak yang memerlukan koreksi sehingga perlu dilakukan restitusi atau tambahan pembayaran
dari wajib pajak.

Kesalahan berulang tidak memerlukan koreksi, melainkan dicatat pada saat


terjadi pengeluaran kas untuk mengembalikan kelebihan pendapartan dengan
mengurangi pendapatan-LRA maupun pendapatan-LRA maupun pendapatan-
LO yang bersangkutan.
Koreksi Kesalahan Berulang

Contoh :
Pada tanggal 25 Mei 2018, DPPKAD menerima pendapatan pajak bulan dari Super Mall Surajaya sebesar
Rp22.500.000,00
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS (Permendagri Nomor 64 Tahun 2013).

Jurnal Laporan Operasional dan Neraca

Nomor Kode
Tgl. Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
25-05-2018 xxxx Kas di kas daerah Rp22.500.000
Pajak Mall-LO Rp22.500.000

Jurnal Realisasi Anggaran (LRA)

Nomor Kode
Tgl. Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
25-05-2018 xxxx Perubahan SAL Rp22.500.000
Pendapatan Mall-LRA Rp22.500.000
Koreksi Kesalahan Berulang

Contoh :
Pada tanggal 28 Mei 2018, atas pajak mall yang diterima dari Surajaya Super Mall dan terjadi kelebihan pembayaran
sebesar Rp2.500.000,00
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS (Permendagri Nomor 64 Tahun 2013).

Jurnal Laporan Operasional dan Neraca

Nomor Kode
Tgl. Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
28-05-2018 xxxx Pajak Mall-LO Rp2.500.000
Kas di Kas Daerah Rp2.500.000

Jurnal Realisasi Anggaran (LRA)

Nomor Kode
Tgl. Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
28-05-2018 xxxx Pendapatan Mall-LRA Rp2.500.000
Perubahan SAL Rp2.500.000
Koreksi Kesalahan Berulang

Contoh :
Pada tanggal 10 Maret 2018, ditemukan kesalahan pencatatan belanja cetak sebesar Rp6.500.000 (transaksi 6 Maret
2018), yang seharusnya belanja ATK sebesar Rp5.600.000 dengan menggunakan UP/GU.
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS (Permendagri Nomor 64 Tahun 2013).

Jurnal Laporan Operasional dan Neraca

Nomor Kode
Tgl. Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
10-03-2018 xxxx Beban cetak-LO Rp6.500.000
Kas di Bendahara Pengeluaran Rp6.500.000

Jurnal Realisasi Anggaran (LRA)

Nomor Kode
Tgl. Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
06-03-2018 xxxx Beban cetak-LRA Rp6.500.000
Perubahan SAL Rp6.500.000
Koreksi Kesalahan Berulang

Jurnal Koreksi :
Jurnal Laporan Operasional dan Neraca

Nomor Kode
Tgl. Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
10-10-2018 xxxx Kas di Bendahara Pengeluaran Rp900.000
Beban persediaan ATK-LO Rp5.600.000
Beban Cetak-LO Rp6.500.000

Jurnal Realisasi Anggaran (LRA)

Nomor Kode
Tgl. Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
10-10-2018 xxxx Belanja ATK-LRA Rp5.600.000
Perubahan SAL Rp900.000
Belanja Cetak-LRA Rp6.500.000
Thank you

Anda mungkin juga menyukai