Anda di halaman 1dari 49

TATALAKSANA NON-FARMAKOLOGIS

PADA NYERI AKUT DAN KRONIK


Prof. Dr. dr. Hening Laswati Sp. KFR-K
RSUD Dr Soetomo Surabaya
1. PENDAHULUAN
Nyeri:
 “Pengalaman sensorik & emosional yang tidak menyenangkan akibat
kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial ” (IASP)
 Sangat mengganggu  me↓ kualitas hidup individu  alasan tersering
pasien mengunjungi dokter
 Manajemen: farmakologis & non-farmakologis
farmakologis paling umum digunakan untuk kontrol nyeri  efek
samping berbahaya untuk penggunaan jangka panjang  non-
farmakologis berperan penting untuk me↑ kualitas hidup pasien dengan
nyeri kronik
…….PENDAHULUAN
• Manajemen non-farmakologis nyeri kronik perlu pendekatan multidimensional
(bio-psiko-sosial)

• Di bidang KFR digunakan skema


ICF untuk identifikasi interaksi
faktor permasalahan kesehatan
 dapat dilakukan intervensi
komprehensif untuk me↑
kesehatan, fungsi & kualitas
hidup pasien
2. FISIOLOGI NYERI
Tranduksi
Proses terjadinya nyeri: (ujung saraf aferen menerjemahkan stimulus ke dalam impuls nosiseptif)

Konduksi
(perambatan & amplifikasi impuls saraf)

Transmisi
(penyaluran impuls melalui saraf sensori dari perifer ke medula spinalis)

Modulasi
(inhibisi impuls yang masuk kedalam kornu posterior)

Persepsi
(hasil akhir yang menyebabkan seseorang dapat identifikasi tipe, intensitas
& lokasi stimulus noksius di tubuh)
…….. FISIOLOGI NYERI
Reseptor Nyeri (Nosiseptor):
“ Ujung saraf bebas yang pertama sekali merasakan nyeri “

Stimulus Jejas / inflamasi jaringan


↓ ↓
Merangsang nosiseptor • Peningkatan kadar K+ ekstraseluler 
melepaskan zat kimia menyebabkan depolarisasi nosiseptor
(prostaglandin, histamine, • Pelepasan mediator nyeri (leukotrien,
bradikinin, asetilkolin, substansi P) prostaglandin E2, dan histamine )

mensensitisasi ujung saraf & menyampaikan impuls nyeri ke otak


…….. FISIOLOGI NYERI
Jalur Nyeri di SSP:
Jalur Asenden (Jaras Spinotalamikus)
Neuron I: stimulus nyeri  serabut grup A &
grup C  bagian lateral radiks posterior medula
spinalis, membentuk kontak sinaptik dengan
neuron II.
Neuron II: menyilang di garis tengah pada
kommisura spinalis anterior  berjalan naik
sesuai traktus spinotalamikus menuju nukleus
ventralis posterolateralis (VPL) di talamus.
Neuron III: dari VPL talamus akan diproyeksikan
ke korteks parietal bagian post sentralis
…….. FISIOLOGI NYERI
Jalur Desenden melalui 3 komponen :

1. substansia grisea periaquaducts (PAG)


substansia grisea periventrikel mesensefalon dan pons
2. nukleus ravemaknus (NRM) di pons dan medula oblongata
nukleus retikularis paragigantoselularis (PGL) di medula lateralis
3. kompleks inhibitori nyeri di kornu dorsalis medula spinalis
3. KLASIFIKASI NYERI
…..KLASIFIKASI NYERI

• Sensitisasi dari neuron


nosiseptif perifer & sentral
diduga mendasari proses
peralihan dari nyeri akut ke
nyeri kronik
• Nyeri kronik bersifat kompleks
& merupakan hasil interaksi
faktor-faktor fisiologis,
psikologis, sosial serta
pengalaman masa lalu individu
4. PENILAIAN NYERI
Skala Analog Visual (Visual Analog Scale/VAS)
Cara yang paling banyak digunakan untuk menilai nyeri
Sensitif untuk mengetahui perubahan intensitas nyeri
Mudah dimengerti & dikerjakan
Dapat digunakan dalam berbagai kondisi klinis
……PENILAIAN NYERI
Skala Penilaian Numerik (Numeric Rating Scale/NRS)
 Terdiri dari skala horizontal dengan nomor 0 - 10.
0 : tidak ada nyeri sama sekali. 10 : nyeri paling hebat yang dapat dibayangkan
 Pasien diminta menandai angka untuk mendeskripsikan tingkat nyeri
yang dirasakan
 Efektif utuk mengkaji intensitas nyeri sebelum & sesudah intervensi.
5. PENATALAKSANAAN REHABILITASI NYERI
SECARA
NON-FARMAKOLOGIS
Di bidang KFR, penanganan nyeri
termasuk usaha:
 Preventif untuk menghindari
timbulnya nyeri (contoh: edukasi
tentang proper back mechanic)
 Kuratif untuk me↓ nyeri
 Rehabilitatif untuk me↑ kualitas
hidup & kemampuan fungsional
pasien yang terpengaruh akibat nyeri
…..PENATALAKSANAAN REHABILITASI NYERI
SECARA
NON-FARMAKOLOGIS

Manajemen nyeri akut paska cidera Manajemen nyeri kronik perlu


jaringan lunak (< 3x24 jam): pendekatan multidimensional
Prinsip R-I-C-E yang melibatkan banyak faktor
(bio-psiko-sosial)
…..PENATALAKSANAAN REHABILITASI NYERI
SECARA
NON-FARMAKOLOGIS
Penanganan nyeri di bidang KFR secara non-farmakologis meliputi:
 Terapi latihan
Latihan LGS, latihan peregangan sendi, latihan penguatan otot, latihan relaksasi,
latihan khusus (misalnya William Flexion Exercise)
 Modalitas
Termo terapi, elektro terapi, low level laser terapi, shock wave terapi, alat lain (misal
cervical – lumbal traksi)
 Ortosis dan alat bantu
 Edukasi pasien
 Tindakan lain (seperti misalnya kinesiotaping dan dry needling)
…..PENATALAKSANAAN REHABILITASI NYERI
SECARA
Terapi Latihan NON-FARMAKOLOGIS
…..PENATALAKSANAAN REHABILITASI NYERI
SECARA
Terapi Latihan NON-FARMAKOLOGIS
…..PENATALAKSANAAN REHABILITASI NYERI
SECARA
NON-FARMAKOLOGIS
…..PENATALAKSANAAN REHABILITASI NYERI
SECARA
NON-FARMAKOLOGIS
Modalitas: termo terapi
Terapi panas

 Kontrol nyeri ditujukan pada blok transduksi & transmisi impuls nyeri:
 ↑ ambang rangsang nyeri sehingga impuls nyeri kimiawi tidak di ubah
menjadi impuls nyeri listrik yang dijalarkan melalui saraf tepi ke medula
spinalis
 ↓ kecepatan hantar impuls nyeri

 Efek samping yang mungkin muncul karena pemberian terapi modalitas panas dengan
pelaksanaan yang tidak tepat adalah luka bakar.
…..PENATALAKSANAAN REHABILITASI NYERI
SECARA
Modalitas: termo terapi NON-FARMAKOLOGIS
Terapi panas
 Kontra indikasi :
• Inflamasi/cidera akut
• Gangguan sirkulasi pada pembuluh darah (seperti obstruksi vena)
• Gangguan koagulasi darah (seperti diastasis hemoragik)
• Kondisi keganasan
• Ada gangguan sensasi
• Pada area yang ada implantasi metal (untuk SWD & MWD)
• Area lempeng pertumbuhan pada tulang anak (untuk USD)
• Area mata (untuk MWD)
• Area perut pada kondisi kehamilan (untuk semua diatermi)

 Pada kondisi paska cidera, terapi panas dapat diberikan mulai dari fase sub akut
…..PENATALAKSANAAN REHABILITASI NYERI
SECARA
Modalitas: termo terapi
NON-FARMAKOLOGIS
Terapi panas superfisial

 Dikompreskan ke area nyeri:


Hot pack @10-15 menit, 4-6 kali/hari.
 Transfer panas: secara konduksi (transfer panas secara
langsung antara kedua benda yang saling kontak)
…..PENATALAKSANAAN REHABILITASI NYERI
SECARA
Modalitas: termo terapi NON-FARMAKOLOGIS
Terapi panas superfisial

 Menggunakan campuran wax : paraffin : mineral oil


Paraffin wax (7:3 :1)
bath  Penambahan campuran paraffin: untuk me↓ titik
leleh wax (titik leleh wax 51-55oC, titik leleh parafin
wax 40-44oC)  lebih aman & me↓ risiko luka bakar
 Teknik: “dipping and wrap”
 Transfer panas: secara konduksi (transfer panas secara
langsung antara kedua benda yang saling kontak)
…..PENATALAKSANAAN REHABILITASI NYERI
SECARA
Modalitas: termo terapi NON-FARMAKOLOGIS
Terapi panas superfisial

 Radiasi elektromagnet dengan panjang gelombang diantara


Infrared (IR) cahaya tampak (visible light) & microwave
 Berdasarkan panjang gelombangnya, diklasifikasikan:
Near IR Medium IR Far IR
Panjang gelombang 0,75 – 1,5 μm 1,5 – 4 μm 4 – 1000
Penetrasi 5 – 10 mm 2 mm
Penggunaan Misalnya Paling umum tidak digunakan
Super Lizer® digunakan dalam terapi
…..PENATALAKSANAAN REHABILITASI NYERI
SECARA
Modalitas: termo terapi NON-FARMAKOLOGIS
Terapi panas superfisial

Infrared (IR)
…..PENATALAKSANAAN REHABILITASI NYERI
SECARA
Modalitas: termo terapi NON-FARMAKOLOGIS
Terapi panas superfisial

 Teknik penggunaan:
Infrared (IR)  Letak: tegak lurus area yang akan diterapi
 Jarak: 50 – 75 cm
 Durasi: 20 – 30 menit
 Lain – lain: edukasi pasien bahwa yang dirasakan adalah rasa
hangat (bukan rasa panas terbakar), penggunaan pada area
wajah dapat diberikan penutup mata.

 Transfer panas: secara konduksi (transfer panas yang terjadi karena


adanya lingkungan/sumber panas di sekitarnya tanpa disertai adanya
kontak dengan sumber panas tersebut)
…..PENATALAKSANAAN REHABILITASI NYERI
SECARA
Modalitas: termo terapi NON-FARMAKOLOGIS
Terapi panas dalam (diatermi)

SWD MWD USD


SWD Gelombang elektromagnet elektromagnet Gelombang suara frek >>>>
Panjang 1m -100km 10mm – 1mm (diantara
gelombang SWD & IR)
Frekuensi 27,12 MHz 300MHz – 300GHz 1-3 MHz
MWD Penetrasi 2-3 cm 1-2 cm 3-5 cm
Terjadinya Konversi (perubahan dari Konversi (perubahan dari Konversi (perubahan dari
panas energi gelombang energi gelombang energi gelombang suara
elektromagnet  panas) elektromagnet  panas) berfrekuensi tinggi  panas)
Alat yang Frek: 27,12 MHz Frek: 2450MHz
USD dipakai Pnjg gel: 11m Pnjg gel: 122,5mm
…..PENATALAKSANAAN REHABILITASI NYERI
SECARA
Modalitas: termo terapi NON-FARMAKOLOGIS
Terapi panas dalam (diatermi)
SWD MWD USD
…..PENATALAKSANAAN REHABILITASI NYERI
SECARA
Modalitas: termo terapi NON-FARMAKOLOGIS
Terapi dingin
Teknik penggunaan:
 Letak: dikompreskan ke area nyeri
Cold pack  Durasi: 10 – 15 menit Cryotherapy
 Lain – lain: sebaiknya tidak kontak
langsung dengan kulit, namun
dilapisi dulu dengan kain
…..PENATALAKSANAAN REHABILITASI NYERI
SECARA
Modalitas: termo terapi NON-FARMAKOLOGIS
Terapi dingin

 Terapi dingin diberikan pada fase akut paska cidera

 Kontra indikasi :
• Alergi dingin
• Ada gangguan pembuluh darah & sirkulasi darah (misal iskemik)
• Ada gangguan sensasi

 Kontrol nyeri ditujukan pada blok transduksi & transmisi impuls nyeri:
 ↑ ambang rangsang nyeri sehingga impuls nyeri kimiawi tidak di ubah menjadi
impuls nyeri listrik yang dijalarkan melalui saraf tepi ke medula spinalis
 ↓ kecepatan hantar impuls nyeri
…..PENATALAKSANAAN REHABILITASI NYERI
SECARA
Modalitas: termo terapi
NON-FARMAKOLOGIS
Contrast bath
 Menggunakan 2 bejana, masing-masing berisi air hangat (40–43 oC) & air dingin (10–18 oC)
 Teknik pelaksanaan:
o Perendaman pada hangat 10 menit
Total 30 menit
o Dilanjutkan perendaman pada dingin 1 menit Awal hangat, akhir hangat
– hangat 4 menit (sebanyak 4x)

 Fisiologi:
“Pumping action” dari efek vasodilatasi & vasokonstriksi yang terjadi secara bergantian,
dengan siklus perendaman yang berawal di air hangat & berakhir di air hangat 
menyebabkan efek vasodilatasi maksimal  me↑ aliran darah secara maksimal, me↓
inflamasi & edema jaringan  me↓ nyeri
…..PENATALAKSANAAN REHABILITASI NYERI
SECARA
Modalitas : elektro terapi
NON-FARMAKOLOGIS

Gate control theory


H-TENS
frek 80 -100 Hz Stimulus nyeri dapat dihambat oleh stimulus bukan nyeri.
Impuls yang dibawa oleh aferen nosiseptif & aferen non-nosiseptif sama-sama
berakhir di substansia gelatinosa medula spinalis.
Aferen non-nosiseptif (bukan nyeri) berjenis Aβ: diameter besar dengan
kecepatan hantar saraf lebih tinggi. Aferen nosiseptif (nyeri) berjenis Aδ dan C:
diameter kecil dengan kecepatan hantar saraf rendah.

Stimulasi bukan nyeri sampai lebih dulu di substansia gelatinosa

Menutup gerbang transmisi nyeri ke neuron ordo II akibat aktivasi interneuron
inhibisi oleh aferen Aβ

Impuls yang dilanjutkan oleh neuron ordo II adalah impuls bukan nyeri untuk
ditransmisikan ke talamus hingga pusat sensoris primer
…..PENATALAKSANAAN REHABILITASI NYERI
SECARA
Modalitas : elektro terapi
NON-FARMAKOLOGIS

Stimulasi langsung otak tengah, pons & medula 


merilis enkephalin melalui descending pathway
L-TENS
frek < 10 Hz yang akan mengeblok impuls nyeri/menutup
gerbang setinggi level medula spinalis
…..PENATALAKSANAAN REHABILITASI NYERI
SECARA
NON-FARMAKOLOGIS
Modalitas : Low Level Laser terapi

 Karakteristik sinar laser:


 Koheren :
LLLT Berkas cahaya yang dipancarkan tidak menyebar & rentang frekuensinya
sangat sempit
 Monokromatis:
Berkas cahaya yang dipancarkan mempunyai panjang gelombang tunggal
sehingga mempunyai lebar garis spektrum yang cukup sempit
 Kesearahan:
Berkas cahaya terkolimasi dengan sudut divergensi yang kecil, sehingga
energi yang dibawa dapat terkumpul dengan mudah & dapat difokuskan
dengan luasan yang kecil
…..PENATALAKSANAAN REHABILITASI NYERI
SECARA
NON-FARMAKOLOGIS
Modalitas : Low Level Laser terapi
 Jenis laser yang umum digunakan untuk terapi di bidang KFR:
LLLT laser dengan bahan medium aktif Helium Neon (HeNe) dan
Gallium Arsenit (GaAs).
…..PENATALAKSANAAN REHABILITASI NYERI
SECARA
NON-FARMAKOLOGIS
Modalitas : Low Level Laser terapi
 Efektif me ↓ nyeri baik akut maupun kronik melalui:
 Pe ↓ kecepatan konduksi saraf yang signifikan (menghambat
aktivitas saraf nosiseptif)
LLLT  Me↑ proses penyembuhan akibat adanya efek biostimulasi, aksi
anti inflamasi, pengaruh saraf autonomik, dan respon
neurohumoral (pe↑ serotonin & endorfin serta pe↓ bradikinin)
melalui inhibisi traktus desenden

 Kontradindikasi:
 Kondisi keganasan
 Penggunaan langsung ke arah mata
 Kondisi kehamilan.
…..PENATALAKSANAAN REHABILITASI NYERI
SECARA
Modalitas : shock wave terapi
NON-FARMAKOLOGIS

 Menggunakan alat khusus untuk memancarkan gelombang


Shock wave kejut akustik melalui kulit, yang diarahkan ke bagian tubuh
yang cedera
therapy

 Gelombang kejut  menimbulkan trauma terkontrol pada


area target  mengakibatkan adanya neovaskularisasi,
diferensiasi sel punca mesenkimal, peningkatan growth
factor, serta pelepasan faktor angiogenetik  mempercepat
penyembuhan fascia
…..PENATALAKSANAAN REHABILITASI NYERI
SECARA
Modalitas : shock wave terapi NON-FARMAKOLOGIS
 Dibedakan menjadi 2 tipe:
 Extra Corporeal Shock Wave Therapy (ESWT)
Shock wave  Radial Shock Wave Therapy (RSWT)
therapy
…..PENATALAKSANAAN REHABILITASI NYERI
SECARA
Modalitas : cervical – lumbal traksi NON-FARMAKOLOGIS

 Di bidang KFR, traksi sering diaplikasikan pada area


cervical maupun lumbal
Traksi
 Kontraindikasi:
1. Trauma akut/inflamasi
2. Hipermobilitas/instabilitas
3. hipertensi tidak terkontrol
4. Fraktur
5. Osteoporosis
6. Tumor/keganasan area vertebra
7. Ada tanda mielopati
…..PENATALAKSANAAN REHABILITASI NYERI
SECARA
Modalitas : cervical – lumbal traksi NON-FARMAKOLOGIS

 Efek/kegunaan:
 Joint distraction
Lumbal Traksi
 Mengulur jaringan lunak
 Menyebabkan relaksasi otot
Mekanisme: stimulasi golgi tendon organs (GTOs)  inhibisi α
motor neuron  spasme otot ↓
 Me↓ nyeri
Mekanisme: stimulasi mekanoreseptor oleh adanya oscillatory
movements  mengaktifkan serabut aferen berdiameter besar
sehingga diperoleh penutupan dari spinal gate terhadap
rangsangan nosiseptif (gate control theory)
…..PENATALAKSANAAN REHABILITASI NYERI
SECARA
Modalitas : cervical – lumbal traksi NON-FARMAKOLOGIS
 Dosis:
Beban Perbandingan
Efek terapi Durasi Frekuensi
Lumbal Traksi Joint distraction
tarikan
50% BB
tarikan/waktu rileks
15/15 detik
Me↓ protrusi HNP 50% BB 60/20 detik 20-30 2–3x/
Mengulur jaringan lunak 25% BB 60/20 detik menit minggu
Rilaksasi otot 25% BB 5/5 detik

 Posisi pasien:
Tidur terlentang tungkai diganjal  fleksi paha & lutut 90°
(untuk cegah hiperlordosis lumbal yang merupakan posisi
yang harus dihindari pada penderita nyeri punggung bawah

 Kontrol selama terapi: pasien menekan safety button bila


saat traksi : radikulopati ↑, pusing, mual, kesadaran ↓
…..PENATALAKSANAAN REHABILITASI NYERI
SECARA
Modalitas : cervical – lumbal traksi NON-FARMAKOLOGIS

 Efek/kegunaan:
 Me↓ radikulopati cervikal dengan cara me↓ herniasi
Cervical Traksi diskus, me↓ tekanan pada akar saraf serta meregangkan
ligamen cervical

 Dosis:
 Beban tarikan 20-30% BB & beban istirahat 5-10% BB
 Intermiten (perbandingan tarikan/waktu rileks 5-10/5-10
detik)
 Durasi 20-30 menit
 Frekuensi 2-3 x/minggu
…..PENATALAKSANAAN REHABILITASI NYERI
SECARA
Modalitas : cervical – lumbal traksi NON-FARMAKOLOGIS

Cervical Traksi  Posisi pasien:


Tidur terlentang di bed traksi, bantal di bawah kepala
sehingga posisi leher fleksi 20-300.

 Kontrol selama terapi: pasien menekan safety button bila saat


traksi : radikulopati ↑, pusing, mual, kesadaran ↓
…..PENATALAKSANAAN REHABILITASI NYERI
SECARA
Modalitas NON-FARMAKOLOGIS
…..PENATALAKSANAAN REHABILITASI NYERI
SECARA
Ortosis & Alat Bantu NON-FARMAKOLOGIS
Contoh penggunaan ortosis & alat bantu untuk me↓ nyeri:
HNP lumbal:
LS korset :
 Efek pe↑ tekanan intra abdomen  beban tubuh terhadap
lumbal sebagian dapat dialihkan ke arah dinding perut yang
menjadi lebih keras
 Sebagai pengingat yang dapat membatasi gerakan togok 
menghindari gerakan bungkuk berlebih yang dapat
meningkatkan nyeri

OA lutut:
 Alat bantu jalan cane pada sisi kontralateral : me↓ beban lutut  me↓ nyeri
…..PENATALAKSANAAN REHABILITASI NYERI
SECARA
Ortosis & Alat Bantu NON-FARMAKOLOGIS
Contoh ortosis: LS korset, TLS korset & cervical colar
…..PENATALAKSANAAN REHABILITASI NYERI
SECARA
Ortosis & Alat Bantu NON-FARMAKOLOGIS
Contoh ortosis: Lumbo-Sacral brace (LS brace)
…..PENATALAKSANAAN REHABILITASI NYERI
SECARA
Ortosis & Alat Bantu NON-FARMAKOLOGIS
Contoh ortosis: Torako-Lumbo-Sacral brace (TLS brace)
…..PENATALAKSANAAN REHABILITASI NYERI
SECARA
NON-FARMAKOLOGIS
Edukasi

Edukasi yang tepat & benar agar pasien dapat:


• Menghindari hal – hal yang dapat memperberat rasa nyeri
• Melakukan aktivitas dengan cara yang tepat
• Melakukan terapi latihan dengan tepat, sehingga tidak terjadi latihan yang
salah yang akan semakin memperberat nyeri.
6. INTERVENSI KEPERAWATAN UNTUK NYERI

SECARA NON-FARMAKOLOGIS
• Monitor vital sign.
• Pengkajian nyeri secara komprehensif: lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi & kualitas.
• Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan.
• Ajarkan tentang teknik non-farmakologis : nafas dalam, relaksasi, kompres hangat & kompres dingin.
• Memposisikan pasien pada posisi yang tepat dan nyaman (proper positioning)
• Melakukan nursing care pada pasien dengan tepat & benar agar tidak menimbukan nyeri pada saat
dilakukan nursing care.
• Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan & kebisingan.
• Tingkatkan istirahat.
• Bantu pasien dan keluarga untuk mencari & menemukan dukungan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai