Anda di halaman 1dari 46

KASUS 5 DTK

GIZI
Ariana Arsyad (41191396100004)
Arga Prahastya Baswara (41191396100015)
Chindy Maylawati Putri (41191396100058)
Anda diminta untuk melakukan perawatan homecare pada

seorang perempuan 65 tahun, dengan diagnosis post Covid 19.


Pasien terpasang NGT. Pasien Mengeluh nyeri daerah ulu hati.

Riw penyakit : hipertensi, DM disangkal, Riw kenaikan gula

darah selama perawatan +, -Riwayat alergi makanan: -, pasien


tidak terbiasa minum susu, bila minum susu terasa mulas.

- Dirawat di RS r ICU selama 20 hari.


 Obat-obatan yg dikonsumsi:
 ramipril 1x2,5 mg malam Pemeriksaan Fisik
 bisoprolol 1x5 mg pagi
 Metformin 3x500 mg
- TB 150
 Omega 3 1x1000 mg siang
- BB 48
 Zink 1x20 mg siang
TD: 150/85 mmHg S: 36,5 N: 84x RR: 20x
 Vit D 1x5000 IU pagi
Leher: trakeostomi +
 Vitalong C 2x500 mg
Hidung: NGT silicon no 16, aliran balik -
 Curcuma 3x1tab
 Aspilet 1x80 mg Abdomen:

 Melatonin 2x10 mg NT epigastrium +, BU + normal. H/L tidak teraba.


 Truxatin 1x1 kap Extremitas : atrofi otot.
 Asupan via NGT nutren optimum boost Pasien hanya bisa berbaring
4x250 cc
 Obat2an digerus
RAMIPRIL 1X2,5MG
 Ramipril merupakan obat ACE inhibitor yang bermanfaat untuk mengatasi tekanan darah tinggi
atau hipertensi.

 Ramipril merupakan penghambat angiotensin converting enzyme (ACE) generasi kedua. Metabolit
aktifnya, ramiprilat, berikatan secara kompetitif dengan ACE yang pada awalnya membentuk suatu
kompleks enzim-inhibitor yang kemudian mengalami isomerisasi menghasilkan penghambatan yang
menyeluruh.

 Mekanisme aksi ACE adalah mengatalisis konversi angiotensin I menjadi senyawa vasokonstriksi,
angiotensin II. Angiotensin II menstimulasi pelepasan aldosteron dari korteks adrenal, dan juga
menyebabkan perubahan trophic pada jantung dan pembuluh darah.
 Ramipril menghambat pembentukan angiotensin II sehingga menyebabkan:
 Penurunan resistensi vaskular.
 Penurunan retensi natrium dan air.
 Penurunan efek trophic dari angiotensin II pada jantung dan pembuluh darah.

 ACE juga bertanggung jawab terhadap degradasi kinin, dan dengan adanya penghambatan ACE, konsentrasi
bradikinin meningkat. Pengurangan angiotensin II dan penghambatan degradasi bradikinin menyebabkan
vasodilatasi. Peningkatan aktivitas bradikinin berperan dalam efek cardioprotective dan endothelioprotective.
Adanya penghambatan oleh ACE juga mengurangi iskemia dan pengurangan luas infark.

 Farmakokinetik
Ramipril diabsorbsi lebih dari 55% pada dosis oral dan bioavailabilitasnya tidak dipengaruhi oleh makanan →
Setelah diabsorbsi → ramipril mengalami deesterifikasi menjadi metabolit aktif, yaitu ramiprilat.. Konsentrasi
plasma puncak dari ramipril dan ramiprilat masing-masing dicapai dalam waktu sekitar 1 dan 3 jam.
 Ramipril, ramiprilat dan metabolitnya terutama dieliminasi melalui ginjal. Kira-kira 60% dosis oral tunggal
ramipril ditemukan di urine, 40% ditemukan di feses termasuk ekskresi melalui empedu.
 Konsentrasi plasma ramiprilat meningkat pada pasien usia lanjut dan pasien gagal ginjal atau jantung, sementara
ramipril terpotensiasi pada pasien dengan gangguan hati. Dengan demikian, dosis awal yang rendah dan/atau
pengurangan dosis ramipril diperlukan pada pasien-pasien di atas.
INTERAKSI
 Penggunaan ramipril bersamaan dengan obat-obat golongan antiinflamasi nonsteroid (AINS) dapat
menurunkan fungsi renal dan meningkatkan konsentrasi kalium serum.
 Pemberian diuretik bersamaan dengan ramipril dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang drastis.
Efek hipotensi diminimalkan dengan penghentian diuretik atau meningkatkan asupan garam pada awal
pengobatan. Jika tidak memungkinkan dosis awal harus dikurangi.
 Ramipril dapat menurunkan kehilangan kalium yang disebabkan oleh diuretik tiazid.
 Adanya peningkatan kadar serum litium dan gejala toksik litium pernah dilaporkan pada pasien yang
menerima penghambat ACE selama terapi dengan litium.
BISOPTOLOL 1X5MG
 Merupakan obat yang bekerja dengan menghambat adrenoreseptor beta-1 secara selektif (kardioselektif)
sintetik tanpa aktivitas stabilisasi membran yang signifikan atau aktivitas simpatomimetik intrinsik pada dosis
terapi.
 Sifat kardioselektivitasnya tidaklah mutlak, pada dosis tinggi (≥20 mg) bisoprolol fumarat juga menghambat
adrenoreseptor beta-2 yang terutama terdapat pada otot-otot bronkus dan pembuluh darah; untuk
mempertahankan selektivitasnya, penting untuk menggunakan dosis efektif terendah.
 Farmakodinamik:

Mekanisme kerja antihipertensi dari bisoprolol belum seluruhnya diketahui. Faktor-faktor yang terlibat adalah:
 Penurunan curah jantung
 Penghambatan pelepasan renin oleh ginjal.
 Pengurangan aliran tonus simpatis dari pusat vasomotor pada otak.

 Pada orang sehat, pengobatan dengan bisoprolol menurunkan kejadian takikardia yang diinduksi oleh aktivitas
fisik dan isoproterenol. Efek maksimum terjadi dalam waktu 1-4 jam setelah pemakaian. Efek tersebut menetap
selama 24 jam pada dosis ≥5 mg.
 
 Bisoprolol juga dapat diberikan bersamaan dengan diuretik tiazid. Hidroklorotiazid dosis rendah (6,25 mg)
digunakan bersamaan dengan bisoprolol fumarat untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi
ringan samapai sedang.
 Farmakokinetik:

Bioavailabilitas dosis oral 10 mg adalah sekitar 80%. Absorpsi tidak dipengaruhi oleh adanya makanan.
Metabolisme lintas pertama bisoprolol fumarat sekitar 20%. Ikatan dengan protein serum sekitar 30%. Konsentrasi
puncak plasma pada dosis 5-20 mg terjadi dalam 2-4 jam, dan nilai puncak rata-rata berkisar dari 16 ng/ml pada 5
mg hingga 70 ng/ml pada 20 mg.

 Waktu paruh eliminasi plasma adalah 9-12 jam dan sedikit lebih lama pada penderita usia lanjut, hal ini

disebabkan menurunnya fungsi ginjal. 

 Steady state dicapai dalam 5 hari, pada dosis sekali sehari. Akumulasi plasmanya rendah pada penderita usia muda

dan tua; faktor akumulasi berkisar antara 1,1 sampai 1,3, sesuai dengan yang diharapkan dari kinetik urutan
pertama dan pemberian sekali sehari.

 Konsentrasi plasma pada dosis 5-20 mg, dieliminasi melalui ginjal dan diluar ginjal, sekitar 50% dari dosis, tetap

dalam bentuk utuh di urin dan sisanya dalam bentuk metabolit tidak aktif. Kurang dari 2% diekskresikan melalui
feses. Bisoprolol fumarat tidak dimetabolisme oleh sitokrom P450 II D6 (debrisoquin hidroksilase).
 Interaksi obat:
 Bisoprolol sebaiknya tidak dikombinasikan bersama obat-obatan golongan beta bloker lainnya.
 Bisoprolol sebaiknya digunakan secara hati-hati bila diberikan bersamaan dengan obat-obat penekan otot
jantung atau penghambat konduksi AV seperti kalsium antagonis [khususnya fenilalkilamin (verapamil) dan
golongan benzotiazepin (diltiazem) atau obat-obatan antiaritmik seperti disopiramid.
 Penggunaan bersama rifampisin dapat meningkatkan bersihan metabolit bisoprolol.
METFORMIN 3X500MG
 Metformin → antihiperglikemia oral golongan biguanid. Mekanisme aksi utamanya adalah
menurunkan kadar glukosa guna menimbulkan penurunan glukoneogenesis hati. Fosforilasi
protein CREB menghasilkan penurunan ekspresi gen untuk glukoneogenesi dan menurunkan
asam lemak bebas hasil glukoneogenesis substrat.

Metformin diabsorbsi di saluran cerna. Absorbsi metformin tidak


optimal bila dikonsumsi saat makan. Pemberian dengan makanan
sedikit menghambat absorbsi dan mengurangi kadar  diberikan
sebelum makan. Metformin dieksresikan dalam urin dan ASI
tanpa diubah dan tanpa adanya produk metabolit.
OMEGA 3, 1X1000MG
 Asam lemak tidak jenuh yang dibutuhkan oleh tubuh, namun tubuh tidak dapat memproduksinya sendiri sehingga
perlu asupan dari luar. Lemak dibutuhkan untuk membentuk sel-sel membrane pada semua organ.

Kapsul → sediaan padat yang terdiri dari satu macam obat atau
lebih atau bahan inert lainnya yang dimasukan ke dalam
cangkang kapsul gelatin keras atau lunak yang dapat larut.

Jenis kapsul ada 2 macam, yaitu kapsul gelatin keras dan lunak,
dimana masing – masing jenis kapsul tersebut dapat diisi
dengan bahan –bahan yang berbeda, kapsul keras umumnya disi
dengan bahan padat, setengah padat dan cair tertentu,
sedangkan kapsul lunak dapat diisi dengan bahan cair dan
langsung disegel.
 Obat dikemas dalam bentuk kapsul  untuk mengatur masa kerja obat dalam tubuh.
Cangkang kapsul akan dicerna perlahan oleh asam lambung dan obat akan diserap secara
bertahap dalam jangka waktu tertentu.
 Dengan membuka cangkang kapsul, hal ini secara tidak langsung mengganggu mekanisme
dari kerja obat yang ditargetkan sejak awal.
ZINK 1 X 20 MG SIANG
 Suplement Mineral. Zink sebagai kofaktor dari berbagai enzim yang terlibat dalam
pemebalahn dan pertumbuhan sel dan pengangkatan radikal bebas berbahaya

 Indikasi : Sebagai pelengkap cairan rehidrasi oral (CRO) utk mengganti cairan tubuh
dan mencegah dehidrasi pd anak, & digunakan bersama dg cairan rehidrasi oral.

 Dosis :

Kekurangan Zink

Dewasa: Sebagai bagian dari rejimen nutrisi parenteral IV: 6,5 mg unsur Zn setiap hari.

Diare akut

 Dewasa: 10-20 mg unsur Zn sekali sehari. Lama pengobatan: 10-14 hari meskipun diare
sudah berhenti.

 Anak: <6 bulan 10 mg unsur Zn. ≥6 bulan 20 mg elemental Zn 1 x / hr. Lama pengobatan:
10-14 hari meskipun diare sudah berhenti.
ZINK
Dosis :

Kekurangan Zink (Sesudah Makan)


 Dewasa: Sebagai tab / kap: 50 mg unsur Zn setiap hari. Sebagai tab effervescent: 45 mg
elemental Zn sekali sehari-tid. Sebagai sir: 10-20 mg unsur Zn 1 x / hr.
 Anak: Sebagai tab effervescent: <10 kg: 22.5 mg elemental Zn 1 x / hr. 10-30 kg: 22,5 mg
unsur Zn sekali sehari-tid. > 30 kg: 45 mg unsur Zn 1 x / hr-tid. Sebagai syr: 1-3 tahun 5 mg
unsur Zn. 4-8 tahun 10 mg unsur Zn. 9-13 tahun 10-20 mg elemental Zn 1 x / hr.
Kontraindikasi : Pasien penderita defisiensi tembaga (copper)
ZINK
 Dalam bentuk garam seng, seperti zinc oksida, zinc asetat, zinc glukonat, dan zinc sulfat.

 Farmakokinetik :

Dipengaruhi oleh keasaman GI. Absorpsi semakin meningkat pada pH <3

Absorpsi: Di Usus Halus. Tidak terserap secara sempurna di saluran cerna. Penyerapan berkurang dengan fitat.
Bioavaibilitas 20-30%. Resorpsi zinc akan berkurang seiring meningkatnya kadar kation bivalen lain, seperti Cu,
Mg, Ca, Ni, Cd, dan Fe.

Metabolisme: tidak dimetabolisme dihati, namun dalam sel-sel hati zink akan berikatan dengan metalotionein.

Distribusi: Tersebar luas ke seluruh tubuh 60-70% dengan konsentrasi tertinggi di otot, tulang, kulit, mata, dan cairan
prostat. Melintasi plasenta dan ASI. Pengikatan protein plasma: 55% dengan albumin; 40% terikat α1-globulin

Ekskresi: Utama melalui feses. Sisanya melalui urin dan keringat.


ZINK
 Farmakodinamik:

Zinc sebagai kofaktor enzim untuk proses metabolisme selular, antara lain sintesis protein, proses
pembelahan sel, dan penyembuhan luka. Serta katalitik >300 enzim yang mempengaruhi fungsi berbagai
organ.

Zinc penyerapan tembaga dalam GI  tatalaksana penyakit Wilson.

Zinc dalam bentuk garam asetat, bekerja dengan menstimulasi metalotionein, suatu protein dalam sel-sel
usus yang mengikat unsur tembaga dan mencegah penyerapan dan transpor ke hati. 

Pada diare  Zink (efek profilaktik dan terapeutik terhadap aktivitas vili usus  (+) enzim disakaridase
pada mikrovili usus  transportasi air dan elektrolit dan mempengaruhi fungsi sel T (imunitas)
ZINK
Interaksi
 Obat: Mengurangi absorpsi Zn dan suplemen Fe oral, penicillamine, tetracycline, dan trientine.
Menurunkan absorpsi tembaga dan kuinolon (misalnya ciprofloxacin, levofloxacin,
moxifloxacin, norfloksasin, dan ofloxacin). Penyerapan Zn berkurang dengan Ca.
 Makanan: Menghambat penyerapan Zn dengan fitat (sereal, beras, jagung, kacang-kacangan,
dedak, roti gandum), susu, atau fosfor yang mengandung produk obat dan makanan.
ZINK
Interaksi
 Obat: Mengurangi absorpsi Zn dan suplemen Fe oral, penicillamine, tetracycline, dan trientine.
Menurunkan absorpsi tembaga dan kuinolon (misalnya ciprofloxacin, levofloxacin,
moxifloxacin, norfloksasin, dan ofloxacin). Penyerapan Zn berkurang dengan Ca.
 Makanan: Menghambat penyerapan Zn dengan fitat (sereal, beras, jagung, kacang-kacangan,
dedak, roti gandum), susu, atau fosfor yang mengandung produk obat dan makanan.
VIT D
 Golongan Suplemen

 Indikasi & Dosis:

Suplementasi nutrisi ibu hamil & menyusui: 600IU (15 mcg)/


hari
Osteoporosis (profilaksis dan treatment): > 50 tahun: 800-
1000 IU (20-25 mcg) PO sekali sehari dengan suplemen
kalsium
Hipoparatiroidisme: 50.000-200.000 IU (0,625-5 mg) PO
sekali sehari dengan suplemen kalsium
Rakhitis yang Tahan Vitamin D. 12.000-500.000 IU (0,3-12,5
mg) PO 1 x / hr
Hipofosfatemia familial: 10.000-60.000 IU (0,25-1,5 mg) PO
sekali sehari dengan suplemen fosfat
Defisiensi nutrisi: Dewasa 10 mcg (400 unit) setiap hari.
Dapat juga diberikan melalui inj IM.
 Kebutuhan Harian: 0-12 bulan (400 IU/hari), 1-70 tahun
(600 IU/hari), >70 tahun (800 IU/hari)
VIT D
 Farmakodinamik: memiliki aktivitas anti-osteoporosis, imunomodulator, anticarcinogenic,
antipsoriatic, antioxidant & mood-modulator. Bersamaan dengan hormon paratiroid &
kalsitonin, mengatur kadar kalsium serum.
 Onset: Lambat.
 Durasi: Durasi aksi yang relatif lama.
 Kontraindikasi: hiperkalsemia toksik Vit D
VIT D
 Farmakodinamik: memiliki aktivitas anti-osteoporosis, imunomodulator, anticarcinogenic,
antipsoriatic, antioxidant & mood-modulator. Bersamaan dengan hormon paratiroid &
kalsitonin, mengatur kadar kalsium serum.
 Onset: Lambat.
 Durasi: Durasi aksi yang relatif lama.
 Kontraindikasi: hiperkalsemia toksik Vit D
VIT D
Farmakokinetik:
 Absorpsi: Diserap dengan baik di saluran GI. Empedu sangat penting untuk penyerapan pada
usus. Oleh karena itu absorpsi menurun pada pasien dengan penurunan absorpsi lemak.
 Distribusi: Terikat pada α-globulin. Disimpan di jaringan adiposa & otot untuk jangka waktu
yang lama. Secara perlahan dilepaskan dari tempat penyimpanan & kulit yang terbentuk di
hadapan sinar matahari atau sinar uv. Dapat di distribusikan ke dalam ASI.
 Metabolisme: Dihidroksilasi di hati oleh enzim vitamin D 25-hidroksilase 25-
hidroksikolekalsiferol (kalsifediol)ginjal dihidroksilasi oleh enzim vitamin D1-hidroksilase
 metabolit aktif 1,25-dihydroxycholecalciferol (kalsitriol). Metabolisme lebih lanjut juga
terjadi di ginjal, termasuk pembentukan turunan 1,24,25-trihydroxy.
 Ekskresi: Terutama di empedu & feses dengan hanya sedikit yang muncul di urin.
VIT D
 Interaksi Makanan: Olestra (fat substitute)
 Interaksi Obat:

Serius
Vit D + Pexidartinib Antivirus Golongan interferon beta 1b
Meningkatkan konsentrasi keduanya.
Dapat menyebabkan hepatoktoksik
Vit D + Pretomanid Antibiotik TB
Meningkatkan toksisitas keduanya
VIT D
Interaksi obat:

Pengawasan
Vit D + aluminum hydroxide Meningkatkan konsentrasi alumunium
hidroksida
Vit D + calcium acetate beberapa kasus terjadi hiperkalsemia
Vit D + diuretik thiazide, calcium atau Hiperkalsemia
fosfat
Vit D + Antiepileptic (carbamazepine, Meningkatkan kebutuhan vitamin
fenobarbital, fenitoin, primidone)
Vit D + Rifampisin & Isoniazid menurunkan efikasi vit D
Vit D + kortikosteroid Counteract vit D
Vit D + cholestyramin, colestipol, orlistat menurunkan reabsorpsi
VIT C  Kategori vitamin dan suplemen

 Asam ascorbat (vit c) 500 mg

 Aturan pakai: sesudai makan

 Dosis:

RDA:
Laki-laki: 90 mg/hari
Perempuan: 75 mg/hari
Hamil: 85 mg / hari; tidak melebihi 2000 mg / hari (80 mg jika <18 tahun;
tidak melebihi 1800 mg / hari)
Perawatan: 120 mg / hari; tidak melebihi 2000 mg / hari (115 mg jika <18
tahun; tidak melebihi 1800 mg / hari)
Urinary Acidification :4-12 g / hari PO / IV dibagi tiga atau empat kali sehari
Kekurangan Asam Askorbat (Scurvy)
Pencegahan mulut: Lihat asupan harian yang direkomendasikan
Pengobatan oral: 250 mg PO QID x 1 minggu
VITALONG C 2 X 500 MG
Dosis Scurvy:
Oral
Dewasa: ≥240 mg / hr dlm dosis terbagi. Untuk terapi pencegahan, 25-75 mg sehari.
Anak: 100-300 mg setiap hari. Untuk terapi pencegahan: Sama dengan dosis dewasa.

Parenteral
Dewasa: 0,5-1 g setiap hari. Untuk terapi pencegahan, 200-500 mg setiap hari. Dosis diberikan
via IM, IV atau inj SK.
Anak: Untuk terapi kuratif: 100-300 mg setiap hari. Untuk terapi pelindung: 30 mg setiap hari.
Dosis diberikan via IM, IV atau inj SK.
VITALONG C 2 X 500 MG
 Asam askorbat, vitamin yang larut dalam air, bertindak sebagai kofaktor dan antioksidan.
 Kadar dalam plasma 50-60 µmol/L. Meningkat menjadi 100 µmol/L pada orang-orang yang
menjalankan diet vegetarian jangka panjang
 Penting untuk perbaikan jaringan dan pembentukan kolagen dan bahan antar sel.
 Terlibat dalam konversi asam folat menjadi asam folinat, sintesis lipid dan protein,
metabolisme karbohidrat, penyerapan dan penyimpanan zat besi, dan respirasi sel.
 Onset: Scurvy symptoms: 2 hari menjadi 3 minggu.
VITALONG C 2 X 500 MG
Farmakokinetik:
 Absorpsi: Mudah diserap dari saluran GI.
 Distribusi: Tersebar luas di jaringan tubuh. Melintasi plasenta dan ASI. Pengikatan protein
plasma: Sekitar 25%.
 Metabolisme: Dioksidasi secara reversibel menjadi asam dehydroascorbic (DHA), beberapa
dimetabolisme menjadi metabolit tidak aktif, askorbat-2-sulfat dan asam oksalat.
 Ekskresi: Melalui urin (sebagai obat yang tidak berubah dan sebagai metabolit tidak aktif).
Waktu paruh eliminasi: 10 jam
VIT C
Interaksi Makanan: Desaturasi jaringan yang diinduksi dengan alkohol
Interaksi Obat:

Vit C + Aspirin/ Nikotin/Fe/Fenitoin/Tetrasiklin Induksi desaturasi jaringan


estrogen (KB)/ obat antikonvulsan
Vit C + Aspirin Penurunan absorpsi dan eksresi urin (renal
cleareance)
Vit C + Kontrasepsi oral Mengurangi kadar serum
Vit C + Oral Antikoagulan (Warfarin) Mengurangi respons antikoagulan oral dengan respon
antagonis farmakodinamiknya.
Vit C + Fluphenazine menurunkan konsentrasinya dalam plasma
Vit C + Desferrioxamine Memperburuk toksisitas Fe ke jantung
Vit C + Fenobarbital Menurhnkan level as. askorbat
CURCUMA 3X1 TAB
 Memperbaiki nafsu makan dan memelihara fungsi hati
 Efektif untuk mengatasi dispepsia
 NCCIH curcuma efektif untuk alzheimer disease, rheumatoid
arthritis, prostat dan colon cancer.
 Bentuk obat : film-coated tablet
 Mengandung Curcuma xanthorrhiza rhizoma extrac 95%
 Dosis/Cara Penggunaan: 1-2 tab salut selaput 3x/hr
 Film coated tablet  melindungi obat dari cahaya, mencegah
terjadinya oksidasi,menutupi rasa atau bau yang tidak enak dari obat
 Lebih baik tidak digerus
 Interaksi: Cinnampn (kayu manis)  keduanya meningkatkan efek
antikoagulasi.
9. ASPILET 1X80 MG
 Aspirin/Asam Asetil Salisilat
 Analgesik, Antipiretik, dan Anti-Inflamasi
 Dosis 80 mg  untuk profilaksis kejadian kardiovaskular
pada pasien risiko tinggi  jangka panjang: 75 – 150 mg
1x/hari, jangka pendek 150-300 mg 1x/hari (MIMS)
 Farmakodinamika

Pada pernapasan:
Salisilat dosis terapi  meningkatkan konsumsi O2 dan
produksi CO2  Peningkatan CO2  rangsang pernapasan
sehingga pengeluaran Co2 melalui alveoli bertambah dan PCO2
di plasma turun  merupakan meningkatnya ventilasi ditandai
dengan pernapasan lebih dalam tapi frekuensi sedikit bertambah
Salisilat  mencapai medulla  hiperventilasi  pernapasan
dalam dan cepat
Pada keseimbangan asam basa:
Salisilat dosis terapi tinggi  Peningkatan konsumsi oksigen dan produksi karbondioksida 
peningkatan ekskresi bikarbonat disertai natrium dan kalium melalui ginjal  bikarbonat dalam
plasma turun dan pH darah kembali normal  alkalosis respirasi terkompensasi

Efek urikosurik:
Tergantung besarnya dosis  dosis > 5 gr/hari  peningkatan ekskresi asam urat di urin  kadar
asam urat darah menurun

Efek terhadap darah:


Asetilasi siklooksigenase trombosit  pembentukan TXA (asam traneksamat) terhambat 
perpanjangan masa perdarahan
Pada hati dan ginjal:
Hepatotoksik sesuai dosis
Dikaitkan dengan Sindrom Reye  terjadi kerusakan hati dan ensefalopati
Menurunkan fungsi ginjal pada pasien hypovolemia atau gagal jantung

Pada saluran cerna:


Perdarahan lambung berat pada dosis besar dan pemberian kronik
 Farmakokinetik

Absorpsi: cepat di lambung dalam bentuk utuh, sebagian besar di usus halus bagian atas, kadar
tertinggi dicapai kira-kira 2 jam setelah pemberian
Distribusi: segera menyebar ke seluruh jaringan tubuh dan cairan transelular (ada di cairan
peritoneal, liur, air susu), Volume distribusi: 170 mL – Kg, Terikat albumin: 80 – 90%
Metabolisme: Terjadi di banyak jaringan tetapi terutama di mikrosom dan mitokondria hati
Ekskresi: utama melalui ginjal, sebagian kecil keringat dan empedu

 Aturan Pakai

Telan utuh, jangan dipotong atau dihancurkan


 Interaksi

Serius
Aspirin + Ramipril Antagonisme farmakodinamika
OAINS dapat menurunkan efek antihipertensif ACEI
dikarenakan kemampuan OAINS untuk mengurangi
sintesis prostaglandin yg berfungsi untuk vasodilatasi
renal
Dapat terjadi penurunan fungsi ginjal terutama dengan
dosis aspirin tinggi, lansia
Moderat/Perlu Pengawasan
Aspirin + Bisoprolol Antagonisme farmakodinamika
Aspirin mengurangi efek bisoprolol seperti di atas
Aspirin + Melatonin Melatonin meningkatkan efek aspirin dengan
antikoagulasi
Aspirin + Omega 3 Meningkatkan risiko perdarahan
Ringan
Aspirin + Vit. B12 (Nutren Aspirin menurunkan kadar Vit. B12 melalui inhibisi
Optimum Boost) absorpsi gastrointestinal pada pemberian oral keduanya
10. MELATONIN 2X10 MG
 Terapi Adjuvan dan Suplemen
 Dosis 10 mg  pencegahan cluster headache, tardive
dyskinesia
 Farmakodinamika: regulasi irama sirkadian fungsi biologis
termasuk siklus bangun-tidur
 Farmakokinetika:

Absorpsi: Kadar tertinggi di darah setelah 1 jam


Distribusi: waktu paruh 2 jam 20 menit, setelah 1 jam pada
dosis 1 – 5 mg kadar melatonin menjadi 10 – 100 kali lebih
tinggi dari puncak fisiologis nocturnal, kembali ke kadar basal
dalam 4 – 8 jam
Metabolisme: Utama di hepar, sekunder di ginjal
Ekskresi: melalui ginjal
 Interaksi

Moderat/Perlu Pengawasan
Aspirin + Melatonin Melatonin meningkatkan efek aspirin dengan
antikoagulasi
Ringan
Bisoprolol + Melatonin Melatonin menurunkan toksisitas bisoprolol melalui
antagonism farmakodinamik
Melatonin dapat memperbaiki gangguan tidur terinduksi
beta blocker
11. TRUXANTHIN 1X1 KAP
 Terapi Adjuvan dan Suplemen
 Kandungan: Natural Astaxanthin 4 mg, Glisodin 250
IU
 Astaxanthin  Xantofil Karotenoid  didapatkan
dari algae, ikan salmon, udang, kepiting
 Farmakodinamik:

Efek antioksidan:
Karoten mengandung rantai polyene  berikatan
dengan oksigen tunggal  terminasi reaksi rantai
radikal oksigen
 Farmakokinetik

Absorpsi seperti lemak dan ditransportasi melalui sistem limfatik ke hepar, dipengaruhi makanan.
Astaxanthin bercampur dengan cairan empedu dan membentuk misel. Misel kemudian diabsorpsi
oleh sel mukosa saluran pencernaan dan menginkorporasikan astaxanthin ke kilomikron. Kilomikron
dengan astaxanthin lalu didigesti oleh liprotein lipase, dan astaxanthin berasimilasi dengan
lipoprotein dan disebar ke jaringan.
 Interaksi

Dengan Makanan
Karoten + Diet tinggi Peningkatan absorpsi karoten
kolesterol
Karoten + Diet rendah Penurunan absorpsi karoten
lemak
12. NUTREN OPTIMUM BOOST
4X250 CC VIA NGT
Kandungan:
• 50% Protein Whey yang kaya akan Leucin untuk mempertahankan
kekuatan otot
• Vitamin D untuk menjaga kepadatan tulang
• Vitamin E, B6, dan B12 untuk membantu meningkatkan daya tahan
tubuh
• Lemak nabati, kaya akan MUFA
• Probiotik (Bifidobacterium Longum dan Lactobacillus Paracasei) dan
Prebiotik serat pangan (Fructo Oligo Sacarida, Inulin, dan Acacia
Gum) untuk membantu menjaga kesehatan saluran cerna
 Indikasi:
 Kurang zat gizi atau sedang membutuhkan suplementasi nutrisi
 Sedang dalam aktivitas atau pekerjaan yang padat dan kecenderungan melewatkan makan
 Kurang istirahat
 Sedang dalam diet atau dalam kondisi kurang berat badan
 Kehilangan nafsu makan
 Lanjut usia
 Pasien dalam kondisi pemulihan setelah sakit
 Interaksi

Ringan
Aspirin + Vit. B12 (Nutren Aspirin menurunkan kadar Vit. B12 melalui inhibisi
Optimum Boost) absorpsi gastrointestinal pada pemberian oral keduanya
Metformin + Vit. B12 Metformin menurunkan kadar Vit. B12
(Nutren Optimum Boost) Buth terapi metformin bertahun-tahun untuk
menyebabkan defisiensi Vit. B12
DAFTAR PUSTAKA
 Medscape. Aspirin (Rx, OTC). Diakses dari:
https://reference.medscape.com/drug/bayer-vazalore-aspirin-343279
 MIMS. Aspirin. Diakses dari: https://www.mims.com/indonesia/drug/info/aspirin?mtype=generic
 Tordjman S, et al. Melatonin: Pharmacology, Functions, and Therapeutic Benefits. Current
Neuropharmacology 2017. 15: 434 - 443
 MIMS. Melatonin. Diakses dari:
https://www.mims.com/indonesia/drug/info/melatonin?mtype=generic
 Ambati RR, et al. Astaxanthin: Sources, Extraction, Stability, Biological Activites and Its
Commercial Apllications – A Review. Mar. Drugs 2014. 12: 128 – 152. DOI:
10.3390/md12010128
 Nestle Health Science. BOOST Optimum. Diakses dari:
https://www.nestlehealthscience.co.id/merk/nutren/boost-optimum
 Medscape. Zinc (Rx, OTC). Available at https://reference.medscape.com/drug/galzin-zinc-344449#4
 MIMS. Zinc Sulfate. Available at https://www.mims.com/indonesia/drug/info/zinc%20sulfate?mtype=generic
 MIMS. Colecalciferol. Available at
https://www.mims.com/philippines/drug/info/colecalciferol?mtype=generic
 Medscape. Vitamin D (Rx, OTC). Available at https://reference.medscape.com/drug/drisdol-calciferol-
vitamind-344417#3
 Medscape. Ascorbic Acid (Rx, OTC). Available at https://reference.medscape.com/drug/ascor-cenolate-
vitamin-c-ascorbic-acid-344416#3
 MIMS. Ascorbic Acid. Availabe at https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ascorbic%20acid?
mtype=generic
 Medscape. Curcumin (Turmeric). Avaialable at
https://reference.medscape.com/drug/curcumin-curcuma-longa-turmeric-344529#3
 MIMS. Curcuma FCT. Available at
https://www.mims.com/indonesia/drug/info/curcuma%20fct?type=brief&lang=id

Anda mungkin juga menyukai