Produksi Farmasi
Makronutrien
Anggota Kelompok
2107062072 Bahiyah Romziyah 2107062082 Zahratul Ummi
a. Lipid
- Pemberian sediaan lipid sebagai nutrisi diberikan secara parenteral (intravena) untuk mempertahankan kebutuhan nutrisi
pasien.Jumah kebutuhan lemak pada orang dewasa adalah 0,5 – 2,5 g/kgBB/hari.
- Sebelum sediaan diberikan, dilihat larutan masih tertutup.
- Sediaan harus jelas dan bebas dari bahan mengambang.
- Tidak menggunakan sediaan jika telah berubah warna, mengandung partikel, atau jika kantong atau wadah bocor
- Lipid stabil pada suhu 40 derajat celcius selama 6 bulan, apabila disimpan pada suhu 15-30 derajat celcius dapat bertahan
selama 24 bulan. penyimpanan yang lama pada suhu 40 derajat celcius dapat meningkatkan pembentukan asam lemak
bebas dikarenakan pembentukan fosfolipid dan dapat menurunkan pH.
- Kontra indikasi dari pemberian lipid yaitu pasien dengan penyakit kuning, sepsis, gangguan fungsi paru dan gangguan
sistem kekebalan.
- Penggunaan nutrisi parenteral dengan kandungan emulsi lemak dapat mengurangi risiko hiperglikemi khususnya pada
pasien dengan resistensi insulin. Sedangkan pada pasien dengan hipertrigliserida (kadar Trigliserida 350-400 mg/dl),
sebaiknya pemberian emulsi lemak. dapat hentikan sementara
- Pemberian emulsi lemak harus hati-hati dan sebaiknya diberikan seminggu sekali. Lebih baik jika dilakukan pemeriksaan
hepar secara teratur.
b. Protein
- Asam amino dibutuhkan 0,8-1 gram/kgBB/hari, yang paling dibutuhkan adalah L-Asam amino karena
proses pembentukan protein lebih cepat.
- Pemberian protein untuk menjaga balance nitrogen positif, untuk itu perlu ada kalori 25 kcal tiap 1
gram asam amino agar asam amino tidak diubah menjadi energi melalui jalur glukoneogenesis.
Misalnya pada pemberian asam amino/protein 50 gram, dibutuhkan 1200 kcal atau 300 gram
karbohidrat.
- Jika pemberian asam amino bertujuan untuk nitrogen sparing effect, dimana menjaga agar protein
viscera /otot tidak diubah menjadi kalori, jadi balance nitrogen sama dengan nol, maka tidak perlu
diberikan kalori.
- Larutan asam amino pada umumnya bersifat hiperosmotik, oleh karena itu pada pemberian melalui
vena perifer perlu dilakukan pengenceran misalnya dengan dekstrosa, atau dipilih asam amino dengan
konsentrasi rendah.
Kondisi Klinis Kebutuhan Protein (g/kg BB/hari)
- Oksidasi 1 gram protein akan menghasilkan energi 4 kcal
Stabil 0,8
f. Nutrisi parenteral termasuk obat High Alert, maka perlu kebijakan, prosedur, dan sistem yang baik
Cara Mencampur
Pencampuran nutrisi parenteral pediatrik
● Jika disiapkan tanrung all-in-one, masukkan emulsi lipid sebagai komponen terakhir
● Jika disiapkan kantung two-in-one, maka lipid disiapkan terpisah
● Ketika semua komponen sudah dimasukkan semua ke dalam kantung, lepaskan filter dan tutup
kantung
● Hilangkan udara dari kantong dengan mengeluarkan udara. tutup dengan stopper dan tutup klip
● Cek kantung nutrisi parenteral secara visual
● Beri label pada kantong
Cara Mencampur
● Tarik emulsi lipid ke dalam jarum suntik sesuai dengan jumlah yang tertera pada label
● Tarik multivitamin menggunakan filter 5,0 μm
● Dengan jarum, campurkan multivitamin ke dalam jarum suntik lipid
● Campur sampai homogen. Buang udara dari jarum suntik lipid. tutup dan kencangkan
stopper
● Beri label pada jarum suntik
Interaksi Obat dengan Makanan (Nutrisi)
Interaksi obat-nutrisi didefinisikan sebagai hubungan fisik, kimia, fisiologis, atau patofisiologis
antara obat dan nutrisi.Walaupun sering disebut dengan istilah interaksi obat-makanan, interaksi
obat-nutrisi idealnya berfokus pada efek nutrisi tertentu yang bertanggung jawab atas interaksi
yang terjadi jika dikombinasikan dengan obat tertentu.
Mekanisme :
Outcome :
Mekanisme :
Penghambatan enzim CYP3A4 usus oleh jus jeruk bali menyebabkan peningkatan
bioavailabilitas siklosporin oral
Outcome :
Mekanisme :
Outcome :
Mekanisme :
Outcome :
Mekanisme :
Outcome :
Krisis hipertensi sekunder dengan adanya sejumlah besar epinefrin dalam sirkulasi
sistemik.
Mekanisme Interaksi Obat-Nutrisi
Mekanisme :
Outcome :
Toksisitas lithium.
Bahan-Bahan dan Bentuk Sediaan
a. Lipid
- Lipid adalah makronutrien yang memiliki fungsi
membentuk sel dan hormon, pengatur suhu tubuh
dan pelarut untuk beberapa vitamin seperti vitamin
A,D,E,K.
- Makronutrien lipid tersedia dalam bentuk
sediaan emulsi minyak dalam air yang mengandung
fosfoilifid, kacang kedelai, dan gliserol
- Sedian emulis lipid i.v dengan kandungan 10%, 20%
dan 30% tersedia secara komersial
b. Protein (Asam Amino)
- Makronutrien asam amino dapat diberikan secara injeksi
dekstrosa.
- Sediaan di indonesia : 5%, 6%, 10%
- Dosis tergantung kebutuhan dan respon pasien
c. Karbohidrat (Glukosa)
- Karbohidrat makronutrien yang berfungsi untuk menghasilkan
energi, sebagai pengatur metabolisme lemak, penghemat protein dan
membantu melancarkan pencernaan
- Makronutrien glukosa (Dekstrosa) yang diberikan
secara parenteral
- Sediaan yang ada di indonesia: Dekstrosa 5%,
Dekstrosa 10%, dan dekstrosa 40%
- Jika konsentrasi lebih dari 12% maka diberikan
secara vena sentral.
Lama penyimpanan
Nutrisi parenteral dan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat nutrisi parenteral harus
disimpan pada suhu dan kondisi yang disarankan oleh pabrik pembuatan sebelum diracik
ataupun digunakan. Setelah peracikan maupun penambahan bahan lain, sediaan nutrisi
parenteral harus disimpan dalam lemari es hingga nantinya digunakan pasien (simpan pada
suhu 2-8 C) sediaan yang mengandung lipid tidak boleh membeku karena dapat membahayakan
pasien, sebelum digunakan nutrisi parenteral harus sudah dikeluarkan dalam lemari es 1-2 jam
sebelumnya.
Nutrisi parenteral disimpan pada tempat yang terhindar dari cahaya matahari. Cahaya dan
peningkatan suhu dapat mempengaruhi stabilitas secara kimia contohnya vitamin A dan E yang
sensitif akan cahaya. Lemak dapat mengalami oksidasi ketika terkena cahaya matahari. Sediaan
yang sudah dibuka maksimal penyimpanan 24 jam, khusus sediaan lipid hanya 12 jam.
TERIMA KASIH