Anda di halaman 1dari 64

Pelatihan Berkendara Sepeda Motor

Honda’s Safety Concept

Hardware + Software

Creating
Safer Vehicles Human factors

Safety

Perpaduan antara Product yang aman dengan Cara Penggunaan yang benar
“diharapkan dapat membuat pengguna merasa nyaman
dan ber-etika yang baik”
Unsur Safety dari sisi Hardware

Sensor Bank Angle


Kunci rem
Brake lock

Menggunakan brake
lock lever lebih aman
& nyaman

Panel standar
samping
Side stand
switch

Standar samping dilengkapi


dengan switch sebagai pemutus
arus listrik starter , aman saat
menghidupkan mesin
Unsur Safety dari sisi Software
Storytelling – kabaret – taman lalin TK & SD

Edukasi Demo SMP & SMA Praktek Berkendara Siswa SMA

Pelatihan Untuk Karyawan Perusahaan, Umum & Motor Club


Metode Edukasi Safety Riding
Teori Safety Riding

Praktek
Demonstrasi

Simulator Safety Riding


PERLU ATAU TIDAK ?

1. Tanpa Safety Riding  Selamat sampai sekarang

2. Kematian/Kecelakaan  Takdir
Persiapkanlah untuk selamat,
karena waktu tidak bisa di putar ulang kembali
dan jangan mengalami kerugian.
Kerugian Kecelakaan
Kerugian Kecelakaan

Biaya Biaya
Pengobatan Perbaikan

Tidak dapat Bekerja


Pendapatan Menurun
Peluang Bisnis Hilang

Cacat Tuntutan Hukum Miskin

MENINGGAL
Fakta di jalan raya
Faktor Utama Penyebab Kecelakaan

Number of Motorcycle Accident


35% Manusia
• Pengetahuan & Teknik
Berkendara
• Kondisi Fisik & Emosi
• Etika Berkendara

34% Lingkungan 31% Kendaraan


• Kondisi jalan & cuaca • Perawatan yang
• Kurangnya rambu2 jalan kurang teratur
• Pengguna jalan lain • Modifikasi tidak tepat

66% dari kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh


faktor manusia dan kendaraan
MANUSIA

Pengetahuan

Teknik

Kesehatan

Emosi

Etika
KENDARAAN

Perawatan

Modifikasi
LINGKUNGAN

Jalan

Cuaca

Pengguna Jalan
Faktor Manusia
 Kesalahan Analisa Situasi / Recognition mistake   
 Kesalahan pengambilan Keputusan / Judgment mistake
 Kesalahan Pengoperasian / Operation mistake

Kesalahan paling banyak adalah ANALISA SITUASI


Other 0.9%

Salah
pegoperasian Titik kritisnya adalah
17.6% mengurangi kesalahan :
Salah
Kesalahan • analisa
Analisa Situasi
Keputusan
58%
• keputusan
23.5%
• pengoperasian

Source : Institute for Traffic Accident Research and Data Analysis, Japan, 1998
Siklus Aktifitas Berkendara
(Defensive Riding)

Analisa Situasi

Pengambilan
Pengoperasian Keputusan
harus memahami & menguasai :

 Pengoperasian SMH

 Peraturan & Etika Berkendara


Persiapan Berkendara

Perkiraan Waktu Perjalanan

Rencanakan perkiraan waktu perjalanan anda


dengan mempertimbangkan rute, kemungkinan
kemacetan/kepadatan, atau keperluan lain selama
perjalanan.

Bijak-lah pada diri sendiri, jangan memaksa tergesa-


gesa bila keadaan lalu-lintas padat.

Mengontrol emosi saat berkendara, dapat


terhindar dari potensi bahaya yang ada.
Persiapan Berkendara

Pengecekkan SMH

Pemanasan Tubuh

Memakai
Perlengkapan
Berkendara

Siap Berangkat..
Pemanasan Tubuh Pengendara

Tujuan Pemanasan
1. Meningkatkan Konsentrasi
2. Meningkatkan Respon / refleks
3. Meningkatkan Fleksibilitas
4. Mereview Kondisi Fisik

Pastikan kondisi badan sehat dan siap


berkendara secara fisik maupun mental.
Tidak dalam kondisi mengantuk atau
dalam pengaruh obat-obatan dan
alkohol.
Pemeriksaan Kendaraan
CEK BAHAN BAKAR
Kondisikan Suhu CEK BATERAI CEK KOPLING
mesin siap pakai
Posisikan Spion
CEK REM DEPAN kiri dan kanan
CEK INSTRUMENT LAMPU
-cek bensin
CEK RODA
-cek oli mesin
CEKCEK RODA
BAUT CEK BAUT
-cek kopling
-cek rem dpn/blk-cek
-instrumen lampu
-cek accu/batterai
-cek rantai
-cek roda dpn/blk
CEK RANTAI
-cek baud roda

CEK OLI
CEK REM BELAKANG
Riding Gear
(Perlengkapan Berkendara)

Sebagai pelindung badan dari :


• benturan atau gesekan dengan benda keras
• penahan angin – air – debu – dan lainnya
HELM STANDARD SEPEDA MOTOR
MEMILIH HELM YANG BAIK
Helm yang baik harus dapat melindungi kepala & wajah
LANGKAH PENGGUNAAN HELM
secara maksimal.
1. Pegang kedua tali pengikat helm menggunakan kedua
Ada 2 jenis helm yang direkomendasikan: full face &
belah tangan Anda.
three-quarter/open face.
2. Kenakan helm ke kepala, pastikan Anda merasa nyaman
Helm yang baik juga ditandai dengan adanya stiker DOT
(tidak terjepit, tidak tertekan, tidak terlipat).
yang berarti helm tersebut telah memenuhi standar uji
3. Atur kelonggaran kedua tali helm sesuai keperluan,
helm internasional.
tidak terlalu longgar atau terlalu sempit.
Helm yang baik, memang relatif lebih mahal daripada
4. Kaitkan kedua tali pengikat helm sampai terdengar
helm yang tidak memenuhi standar, namun dibanding
suara “klik”, yang berarti kedua tali sudah
manfaatnya, perbedaan harga itu seharusnya tidak
tersambung dan terkunci dengan baik.
menjadi pertimbangan utama.
Dengan alasan “jarak dekat..” atau “hanya sebentar..” sering menjadi
alasan tidak memakai helm..
Persiapan Berkendara

 Bawa perlengkapan pribadi yang terdiri dari :


1.Obat-obatan pribadi
2.Air minum
3.Surat berkendara (KTP, SIM & STNK)
4.Uang secukupnya

 Pada saat hujan,


membutuhkan perlengkapan
berikut :
1.Jas hujan (≠ ponco)
2.Cover bag, untuk menutup

 barang bawaan

Berdoalah sebelum memulai perjalanan,


mohon perlindungan-Nya agar selamat
sampai di tujuan
Postur Berkendara Tipe Sport

Mata
Pundak
Siku
Tangan
Pinggul
Lutut
Kaki

Setiap olah raga memiliki dasar


pergerakan dan postur. Demikian juga
dengan berkendara ada postur
berkendara untuk mengendarai
sepeda motor agar dapat menjaga
keseimbangan setiap saat ketika

X X
mengendarai sepeda motor.
“tujuh point utama” dapat digunakan
untuk mengecek postur berkendara
anda.
Postur Berkendara Type Cub/Matic

Mata
Pundak Biasakan untuk
Sikut berkendara
Tangan dengan cara
Pinggul yang benar
Lutut sehingga
konsentrasi
Kaki
terjaga dan
kondisi tubuh
tidak mudah
lelah
Postur Berboncengan

Kondisi & sikap penumpang


atau yang dibonceng harus :

1. Menggunakan Riding Gear


standard
2. Berpegangan pada
pengemudi dan mengikuti
gerak tubuh pengemudi
3. Mengingatkan potensi
bahaya – rambu – etika
kepada pengemudi

Tidak diperbolehkan membawa penumpang dewasa lebih dari 1 orang


Teknik Pengereman

Prosedur pengereman
1. Tutup putaran gas
2. Tarik tuas rem depan dan injak pedal rem belakang
3. Tarik tuas kopling sebelum mesin mati (tipe sport)
4. Turunkan kaki kiri
Teknik Pengereman

Penggunaan rem
Rem belakang saja

Rem depan saja

Rem depan dan belakang


Teknik Berbelok/Menikung
Teknik Berbelok/Menikung

Tambah Kecepatan

Kecepatan Konstan

Pandangan
Kemiringan mtr

Kurangi Kecepatan
Teknik Dasar Menikung
Three basic cornering forms

Lean with the bike

Lean out Lean in


Teknik Keseimbangan

1. Mata melihat lurus ke depan hingga ke


ujung papan keseimbangan
2. Pundak rileks
3. Gunakan gas tangan, kopling (type sport)
dan pergerakan setang kemudi untuk
menjaga keseimbangan
4. Lutut menjepit ringan tangki bahan bakar
(type sport) atau masuk ke dalam leg
shield untuk menambah keseimbangan.
5. Gunakan gigi rendah
6. Gunakan hanya rem belakang untuk
memudahkan menjaga keseimbangan.
Mengontrol Kecepatan

Tidak disarankan mengontrol


kecepatan kendaraan melalui
perasaan / perkiraan,
Lebih baik sekali-kali lihat aktual
di speedometer
dan sesuaikan dengan rambu
batas kecepatan maksimal

Aktual kecepatan di
speedometer
Urutan Proses Saat Menyadari Bahaya

1 detik

Melihat Mengetahui Mengukur Rencana Titik awal


Bahaya Pengoperasian Pengoperasian
Titik akhir pengereman

S = 40 Km/ jam . 1 Sec


Perhitungan dengan kecepatan 40 Km/jam :
= 40000/ 3600. 1 .m/sec.sec
S = V. t S= Jarak, V=Kecepatan, t= waktu
= 11 m

Jarak yang dibutuhkan untuk memberhentikan sepeda motor pada kecepatan 40 Km/jam
adalah 11 meter + … meter dari titik kejadian
Safety Riding (Defensive Riding)

Pengoperasian Sepeda Motor Pengetahuan Etika Berkendara


(Keterampilan/Ketangkasan) (Undang-undang Lalu Lintas)

- Persiapan Berkendara - UU RI Nomor 22 Tahun 2009


- Postur Berkendara - Etika Berkendara
- Pengereman - Prediksi Bahaya
- Berbelok
- Keseimbangan
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 22 TAHUN 2009
TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

Pasal Deskripsi Pidana Denda

283 Mengemudikan kendaraan secara tidak wajar dan melakukan 3 bulan 750.000
kegiatan lain atau dipengaruhi suatu keadaan yg mengganggu
konsentrasi (misalnya menelepon).
285 (1) Mengemudi sepeda motor di jalan tanpa memenuhi persyaratan 1 bulan 500.000
teknis & laik jalan (kaca spion, klakson, lampu utama, lampu rem,
lampu sein, speedometer, knalpot, kedalaman alur ban).
287 (1) Mengemudikan kendaraan bermotor di jalan dengan melanggar 2 bulan 500.000
aturan pemerintah/larangan yg diatur Rambu Lalu Lintas / Marka.
287 (5) Mengemudikan kendaraan bermotor di jalan dengan melanggar 2 bulan 500.000
aturan batas kecepatan maksimum/minimum.
288 (1) Mengemudikan kendaraan bermotor tanpa dilengkapi dengan 2 bulan 500.000
STNK yang sah.
288 (2) Mengemudikan kendaraan bermotor tanpa dapat menunjukkan 1 bulan 250.000
SIM yang sah (ketinggalan atau kelupaan)
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 22 TAHUN 2009
TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

Pasal Deskripsi Pidana Denda

291 (1) Mengemudikan sepeda motor dengan tanpa HELM 1 bulan 250.000
291 (2) Mengemudikan sepeda motor dengan penumpang tidak 1 bulan 250.000
memakai HELM
292 Mengemudikan sepeda motor dengan membonceng lebih 1 bulan 250.000
dari satu orang.
293 (1) Mengemudikan kendaraan bermotor di jalan tanpa menyalakan 1 bulan 250.000
lampu utama pada malam hari dan kondisi tertentu.
293 (2) Mengemudikan kendaraan bermotor di jalan tanpa menyalakan 15 hari 100.000
lampu utama pada siang hari.
294 Mengemudikan kendaraan bermotor yang akan membelok 1 bulan 250.000
atau berbalik arah tanpa memberikan isyarat dengan
lampu petunjuk arah atau isyarat tangan.
297 Mengemudikan kendaraan bermotor saling berbalapan 1 tahun 3.000.000
di jalan raya umum (balapan liar)
Peraturan & Rambu
SESUAI DENGAN URUTAN (PSL 134 UU NO 22
TH 2009 )
1. Kend pemadam kebakaran sedang bertugas
2. Ambulance mengangkut orang sakit.
3. Kend pertolongan laka lantas.
4. Kend pimpinan lembaga negara RI.
5. Iring-iringan pengantar jenazah.
6. Konvoi dan atau kendaraan utk kepentingan tertentu
menurut pertimbangan petugas Polri.

Suara Knalpot
pasal 58 UU No 22 ini yang berbunyi "Setiap Kendaraan Bermotor yang dioperasikan di
Jalan dilarang memasang perlengkapan yang dapat mengganggu keselamatan berlalu
lintas."
yakni:
untuk motor di bawah 80 cc, batasan kebisingannya dipatok 80 desibel (dB).
untuk motor di atas 80-175 cc tak boleh lebih dari 90 desibel (dB).
untuk motor di atas 175 cc maksimal 90 dB.
Ketentuan tingkat kebisingan motor Indonesia ini mengacu standar global ECE
(Economic Comission for Europe)-R-41-01
Peraturan & Rambu
Warna Lampu pada Sepeda Motor
Pasal 23 PP 55/2012, sistem lampu dan alat pemantul cahaya pada kendaraan :
1. Lampu utama dekat berwarna putih atau kuning muda;
2. Lampu utama jauh berwarna putih atau kuning muda;
3. Lampu penunjuk arah berwarna kuning tua dengan sinar kelap-kelip;
4. Lampu rem berwarna merah;
5. Lampu posisi depan berwarna putih atau kuning muda;
6. Lampu posisi belakang berwarna merah;
7. Lampu mundur dengan warna putih atau kuning muda kecuali untuk Sepeda Motor;
8. Lampu penerangan tanda nomor Kendaraan Bermotor di bagian belakang Kendaraan
berwarna putih;
9. Lampu isyarat peringatan bahaya berwarna kuning tua dengan sinar kelap-kelip;
10. Lampu tanda batas dimensi Kendaraan Bermotor berwarna putih atau kuning muda
untuk Kendaraan Bermotor yang lebarnya lebih dari 2.100 (dua ribu seratus) milimeter
untuk bagian depan dan berwarna merah untuk bagian belakang;
11. Alat pemantul cahaya berwarna merah yang ditempatkan pada sisi kiri dan kanan
bagian belakang Kendaraan Bermotor.
Peraturan & Rambu
Lampu Hazard pada Sepeda Motor

Di Indonesia, penggunaan lampu hazard atau lampu peringatan


berbahaya diatur secara tegas dalam UU No 22 Tahun 2009 tentang
LLAJ, Pasal 121 ayat 1 :

“Setiap Pengemudi Kendaraan Bermotor wajib memasang segitiga


pengaman, lampu isyarat peringatan bahaya (hazard), atau isyarat
lain pada saat berhenti atau Parkir dalam keadaan darurat di
Jalan”.

Yang dimaksud dengan “isyarat lain” antara lain lampu darurat dan
senter.
Yang dimaksud dengan “keadaan darurat” adalah Kendaraan dalam
keadaan mogok, Kecelakaan Lalu Lintas, dan mengganti ban.
Peraturan & Rambu

Rambu lalu lintas diatur menurut Peraturan Menteri


Perhubungan Nomor 13 tahun 2014.
Rambu lalu lintas adalah bagian dari perlengkapan jalan
yang memuat lambang, huruf, angka, kalimat dan atau
perpaduan di antaranya, yang digunakan untuk
memberikan peringatan, larangan, perintah dan petunjuk
bagi pemakai jalan.
Pengelompokan rambu
1. Rambu peringatan
2. Rambu perintah
3. Rambu larangan
4. Rambu petunjuk dan lokasi utilitas umum
5. Rambu sementara
Peraturan & Rambu

Silang datar dengan


1 jalur rel

Jembatan atau
penyempitan jalan di
jembatan

Rambu petunjuk tempat


berbalik arah

Dilarang mendahului
kendaraan lain
Peraturan & Rambu

Hati-hati

Batas Kecepatan
Minimal 30 km/jam

Batas kecepatan
maksimal 30 km/jam

Batas Akhir Dilarang


Menyalip
Peraturan & Rambu

Marka Jalan
Peraturan & Rambu
Bila pengendara Sepeda Motor akan belok kanan
maka posisi yang tepat berada di…?

1 2 3
Potensi Bahaya 1

Pada posisi ‘ B ‘ sepeda motor


tersembunyi di dalam blind spot
dari pengemudi

Pada posisi ‘ C ‘ sepeda motor


Tidak tersembunyi di dalam blind spot
dari pengemudi
Potensi Bahaya 2

Selalu Memprediksi Potensi Bahaya

Etika berbelok :
1. Nyalakan lampu sein
2. Kurangi kecepatan, bila perlu berhenti di garis /
ujung persimpangan
3. Lihat situasi arus lalin kiri & kanan
4. Setelah berbelok matikan kembali lampu sein
Potensi Bahaya 3

Selalu Memprediksi Potensi Bahaya

Bila pandangan terhalang, kurangi kecepatan &


pastikan kendaraan yang terhalang menjadi terlihat
Potensi Bahaya 4

Selalu Memprediksi Potensi Bahaya


Menyalip dari kiri

Angkutan Umum
Berhenti

Menyalip dari kanan


Potensi Bahaya 6

tidak disarankan menyalip kendaraan lain


saat berbelok dipersimpangan
Potensi Bahaya 7

Pastikan jalan yang akan di tuju telah


dekat sesuai arah berbelok di
persimpangan
Potensi Bahaya 8

Jangan memotong kendaraan lain


saat berbelok
Etika Berlalu-lintas

Bila jalur anda sedang mengantri/macet, berilah kesempatan


pada yang akan melintas dari arah lain
Etika Berlalu-lintas
Etika Berlalu-lintas
Etika Berlalu-lintas

?
Etika Berlalu-lintas
Etika Berlalu-lintas

Tidak sambil menerima


Telepon/SMS
Dan tidak sambil Merokok

Dahulukan Penyebrang jalan


Jaga Jarak Aman

Jarak Aman:
ke samping : 50 cm
ke dpn – blk : min.5 mtr
(tergantung kecepatan)

kondisi macet di jalan menanjak, ada beberapa mobil


yang sedikit mundur dahulu saat mau jalan..
jaga jarak aman…
Berkendara Aman & Nyaman

Informasi Analisa Pengambilan


Potensi bahaya Situasi Keputusan

Etika &
Emosi

Pengoperasian
Selamat atau tidak

Safety Riding merupakan Prilaku Persiapan dan Tata cara


Berkendara yang aman dengan mengontrol emosi diri
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai