Anda di halaman 1dari 24

PERENCANAAN

GEDUNG COMMAND CENTER (CC)


TAHUN ANGGARAN 2022
MATERI PEMBAHASAN
I. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
2. MAKSUD DAN TUJUAN
3. SASARAN
4. HASIL KELUARAN
5. PRODUK PERENCANAAN
6. ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN

II. TINJAUAN LOKASI EKSISTING

III. PENDEKATAN DAN METODOLOGI


PERANCANGAN

IV. KONSEP DESAIN PERENCANAAN


LATAR BELAKANG
Gedung Command Center adalah suatu bangunan yang lengkap dengan infrastruktur yang diperlukan
dimana seorang pimpinan bersama tim dapat melakukan pertemuan, pengambilan keputusan,
menugaskan, mengkoordinasi, memonitor dan mengontrol seluruh Tindakan yang diperlukan sebagai
respon terhadap kondisi penting.

Tujuan dari Gedung Command Center adalah mengumpulkan dan memproses informasi yang
dibutuhkan agar dapat memanage berbagai kejadian secara cepat dan efektif.

Obyek utama dari gedung ini adalah sebagai fasilitas sentralisasi sistem- sistem SCADA utilitas divisi
Teknik yang sudah ada maupun antisipasi penambahan kedepan.

Semua sistem saat ini terpisah- pisah di tiap gedung produksi, diharapkan mampu diintegrasikan dalam
satu gedung dashboard sehingga memudahkan control dan monitoring operator dengan tujuan utama
downtime dan kejadian alarm utilitas produksi dapat tertangani dengan cepat, efisien dan efektif, serta
pengaplikasian konsep industri 4.0 di utilitas yang menjadi scope area Divisi Teknik yaitu ;
1. Bagian Pendingin dan Bangunan
2. Bagian Listrik dan Alat
3. Bagian Mekanik dan Utilitas

Fungsi Bangunan ini juga sebagai ;


4. Kantor Seksi Fasilitas Ruang Steril Bagian P & B
5. Icon show room system digitalisasi utilitas Divisi Teknik kepada tamu visitor maupun auditor.
LATAR BELAKANG
Sistem- sistem SCADA yang dimiliki oleh Divisi Teknik saat ini, antara lain :

1. Building Management System


Controlling tata udara gedung- gedung produksi secara otomatis, remote dan terpusat di tiap gedung,
saat ini terdapat 14 sistem.
2. GMP Monitoring System
Monitoring dan alarm parameter pengkondisian udara T, H, P gedung produksi secara real time dan
historical secara remote dan terpusat di tiap gedung, saat ini terdapat 14 sistem.
3. Coldroom Monitoring System & Research Data Manager
Monitoring paramete kinerja mesin coldroom, alarm dan temperature coldroomsecara remote dan
terpusat, saat ini terdapat 1 sistem CMS dan 1 sistem RDM di Gedung 43
4. Compressed Air Monitoring System
Monitoring parameter kinerja kritis sistem- sistem kompresor udara central dan energy consumption
secara remote dan terpusat, saat ini terdapat 1 sistem.
5. Equipment Management System
Control, Monitoring Kinerja dan Energy Chille Central di tiap gedung, saat ini terdapat 1 sistem di
Gedung 43.
6. SCADA Genset dan Listrik
7. Incubator Monitoring dan Alarm Sistem
8. Sistem Monitoring WTP, Raw Water dan Boiler
9. Sistem penyimpanan dan historical utilitas pada data center Divisi IT.
TUGAS KONSULTAN PERENCANA
Tugas dari Konsultan Perencana :
1. Konsep desain Bangunan (Sipil, Arsitektur dan MEP)
2. Konsep desain Interior
Berkonsep modern, futuristik, nyaman, ergonomis, estetik, expandable (dapat
dikembangkan) dan Green Building concept (Bangunan Hemat Energi).
3. Desain sistem jaringan arsitektur integrasi SCADA
 

Tujuan Pekerjaan Konsultan Perencanaan Gedung ini adalah untuk menghasilkan


desain sesuai kebutuhan user, serta mempertimbangkan standar nasional /
internasional command center.
Gedung Command Center

Command Center  merupakan salah satu fasilitas yang diperlukan oleh perusahaan dalam menjalankan Crisis
Manegement atau Business Continuity Management. Command Center adalah sebuah lokasi yang lengkap dengan
infrastruktur yang diperlukan, dimana seorang Direktur (Ketua CMT) bersama-sama dengan Tim, untuk melakukan
meeting, mengambil keputusan menugaskan, mengkoordinasi, memonitor dan mengontrol seluruh tindakan yang
diperlukan sebagai respon terhadap krisis yang dihadapi perusahaan, meliputi : tindakan tanggap darurat, action plan
untuk perbaikan dan pemulihan, langkah pengadaaan, dan langkah penyediaan informasi public.

Dalam memilih lokasi Command Center harus mempunyai resiko bencana


alam dan security attack yang rendah. Jika memiliki 2 lokasi, lebih baik
Command Center berada di kota yang berbeda. Bangunan Command Center
minimal harus memiliki 2 atau 3 lantai berkapasitas 10 hingga 30 orang,
dengan luas area lebih dari 200 m2. Tata letaknynya harus memungkinkan bagi
tim untuk mengadakan rapat, berkomunikasi, bekerja, dan tinggal ditempat
tersebut dalam beberapa hari atau lebih hingga situasi kembali normal.
Gedung Command Center

Sebagai kelengkapan dari Command Center, maka perusahaan perlu memiliki fasilitas-
fasilitas emergensi yang sering sekali diperlukan untuk penanganan situasi krisis di lokasi
bencana. Fasilitas – fasilitas tersebut adalah :
1. Incident Command Post ditempatkan pada lokasi bencana, lengkap dengan sistem
komunikasi Command Center. Fasilitas ini dapat berbentuk kendaraan, trailer, tenda
atau dalam bangunan.
2. Shelter/Base lengkap dengan dukungan dan akses logistik dan medis. Tempat
perlindungan bagi staf perusahaan yang dievakuasi atau terjebak dalam lokasi
bencana.
3. Mobile Generator dan Mobile Fuel Tank difungsikan untuk kebutuhan daya listrik
darurat di lokasi bencana yang diperlukanoleh Tim TanggapDarurat

Pembangunan Command Centre memang bisa dijadikan sebagai inisiatif


digitalisasi yang dilakukan oleh perusahaan, tetapi harus diikuti dengan
pemanfaatan yang optimal dari Command Centre tersebut. Nyatanya, banyak
Command Centre yang belum dimanfaatkan secara optimal, seperti misalnya
hanya berfungsi sebagai monitor CCTV atau bahkan layar untuk video
conference dan online meeting. Padahal fungsinya bisa lebih dari itu mengingat
biaya investasinya yang tidak murah.
SISTEM SCADA

SCADA (Singkatan dari Supervisory Control And Data Acquisition) adalah sistem yang mengacu pada kombinasi telemetri dan akuisisi data.
Ini terdiri dari pengumpulan informasi, mentransfer kembali ke  pusat kendali, melakukan analisis yang diperlukan dan kontrol, dan
kemudian menampilkan data ini pada sejumlah operator display.

SCADA digunakan untuk memantau dan mengendalikan pabrik atau peralatan. Kontrol mungkin dapat otomatis atau
dapat dimulai dengan perintah Operator. Sistem  SCADA yang  paling sederhana yang  mungkin bisa dijumpai di dunia
adalah sebuah rangkaian tunggal yang memberitahu anda sebuah kejadian (event). Sebuah sistem SCADA skala-penuh
mampu memantau dan (sekaligus) mengontrol proses yang jauh lebih besar dan kompleks.

Suatu sistem SCADA biasanya terdiri dari:


 antarmuka manusia mesin (Human-Machine Interface)
 unit terminal jarak jauh yang menghubungkan beberapa sensor pengukuran
dalam proses-proses di atas
 sistem pengawasan berbasis komputer untuk pengumpul data
 infrastruktur komunikasi yang menghuhungkan unit terminal jarak jauh
dengan sistem pengawasan, dan
 Programmable Logic Controller (PLC)

Sebuah sistem SCADA memiliki 4 (empat) fungsi , yaitu: Akuisisi Data, Komunikasi data jaringan, Penyajian data, dan Kontrol (proses).
SISTEM SCADA
Komponen sistem SCADA terdiri sebagai berikut :
 Field Instrumentation
Field instrument mengacu pada sensor dan aktuator yang langsung dihubungkan ke pabrik atau peralatan. Mereka
menghasilkan sinyal analog dan digital yang akan dipantau oleh Stasiun Remote
Field Instrument mengacu pada perangkat yang terhubung ke peralatan atau mesin yang dikontrol dan dipantau oleh
sistem SCADA. Ini adalah sensor untuk memantau parameter tertentu, dan aktuator untuk mengendalikan modul tertentu
dari sistem.
Aktuator digunakan untuk menghidupkan atau mematikan peralatan tertentu. Demikian juga, input digital dan analog yang
digunakan untuk kontrol. Misalnya, digital input dapat digunakan untuk menghidupkan dan mematikan modul pada
peralatan. Sementara input analog yang digunakan untuk mengontrol kecepatan motor atau posisi valve motorized.

 Remote Station
        Field instrumen terhubung ke pabrik atau peralatan yang dipantau dan dikontrol yang dihubungkan ke Stasiun Remote untuk
memungkinkan manipulasi proses pada lokasi yang jauh. Hal ini juga digunakan untuk mengumpulkan data dari peralatan dan
mentransfernya ke sistem SCADA pusat. Stasiun remote baik mungkin berupa RTU (Remote Terminal Unit) atau PLC (Programmable
Logic Controller). Ini juga mungkin berupa sistem boar atau modular.
Stasiun Remote biasanya tersedia dalam dua jenis, yaitu single board dan unit modular. Single board menyediakan sejumlah interface
input / output (I / O) tetap. Hal ini lebih murah, tetapi tidak menawarkan  kemudahan upgrade ke sistem yang lebih canggih. Jenis
modular merupakan remote station yang dapat diperluas dan lebih mahal daripada single board. Biasanya digunakan untuk
menghubungkan modul. Setiap modul I / O atau komunikasi yang dibutuhkan untuk ekspansi di masa yang akan datang dapat dengan
mudah di pasang.
SISTEM SCADA
 Comunication Network

Jaringan Komunikasi mengacu pada peralatan komunikasi yang diperlukan untuk mentransfer data ke dan dari
lokasi yang berbeda. Media yang digunakan dapat berupa kabel, telepon atau radio. Penggunaan kabel biasanya
dilakukan di dalam  pabrik. Hal ini tidak praktis untuk sistem yang mencakup wilayah geografis yang luas karena
biaya kabel tinggi, saluran dan tenaga kerja yang luas untuk menginstalnya.

 CMS (Central Monitoring system)

Central Monitoring System  (CMS) adalah unit master dari sistem SCADA. Hal ini bertugas mengumpulkan informasi yang
dikumpulkan oleh remote station dan menghasilkan tindakan yang diperlukan untuk setiap event terdeteksi.  CMS dapat memiliki
konfigurasi komputer atau dapat jaringan untuk workstation untuk memungkinkan berbagi informasi dari sistem SCADA
SISTEM SCADA
Arsitektur Sistem SCADA
1. Operator
Operator manusia mengawasi sistem SCADA dan melakukan fungsi supervisory control untuk operasi plant jarak jauh
2. Human Machine Interfaces (HMI)
HMI merupakan bagian terpenting dari sistem SCADA karena fungsinya yaitu sebagai “jembatan” bagi manusia
(operator) untuk memahami proses yang terjadi pada mesin. HMI menampilkan data pada operator dan menyediakan
input kontrol bagi operator dalam berbagai bentuk, termasuk grafik, kematik, jendela, menu pull-down, touch screen,
dan lain sebagainya. HMI dapat berupa touch screen device ataupun komputer itu sendiri.
3. Master Terminal Unit (MTU)
 MTU berfungsi menampilkan data pada operator melalui HMI, mengumpulkan data dari tempat yang jauh, dan
mengirimkan sinyal kontrol ke plant yang berjauhan. Kecepatan pengiriman data dari MTU ke plant jarak jauh relatif
rendah dan metode kontrol umumnya open loop karena kemungkinan terjadi waktu tunda dan flow interruption.

4. Communication System
Sistem komunikasi antara MTU-RTU ataupun antara RTU-Field device 
5. Remote Terminal Unit (RTU)
RTU berfungsi mengirimkan sinyal kontrol pada peralatan yang dikendalikan, mengambil data dari peralatan tersebut, dan
mengirimkan data tersebut ke MTU. Kecepatan pengiriman data antara RTU dan alat yang dikontrol relatif tinggi dan metode kontro
yang digunakan umumnya closed loop. Sebuah RTU mungkin saja digantikan oleh Programmable Logic Controller (PLC).
6. Field Device
Merupakan plant berbagai sensor dan aktuator. Nilai sensor dan aktuator inilah yang umumnya diawasi dan
dikendalikan supaya objek/ dengan yang diinginkan pengguna.
SISTEM SCADA
BMS (Building Management System)

Pengertian building management system (BMS) atau building


automation adalah sistem kontrol berbasis komputer yang dipasang pada
gedung untuk mengelola dan memonitor peralatan seperti AC, ventilasi, sistem
daya, penerangan, peralatan keamanan, sensor IoT, sistem pengaman
kebakaran, dan lain sebagainya.

Secara prinsip kerja BMS mengunakan mikrokontroler untuk menerima input dari
sensor yang di pasang pada setiap komponen gedung lalu mengolah dan
memberikan sinyal kepada aktuator untuk mengontrol sesuatu, misalnya untuk
mengontrol suhu ruangan thermostat menerima input suhu yang diinginkan dan
memberi informasi pada kontroler utama. Kontroler utama lalu menganalisa dan
memberikan perintah kepada chiller untuk mempercepat laju aliran air dingin dan
mengontrol damper agar membuka celah ventilasi udara agar aliran udara segar
dapat masuk ke gedung
BMS (Building Management System)
Manfaat Building Management System, sebagai berikut :
1. Mengurangi Biaya Operasional
Salah satu manfaat dari building management system adalah meningkatkan efisiensi operasional bisnis.
Dengan menciptakan lingkungan yang dioptimalkan dengan baik, maka produktivitas staf dapat ditingkatkan dan biaya menjalankan serta
memelihara gedung bisa dikurangi.
2. Meningkatkan Keamanan dan Keselamatan Gedung
Sistem keamanan gedung yang terintegrasi akan memastikan penghuni gedung tetap aman, serta struktur, sumber daya, dan aset Anda akan
terlindungi dengan baik.

3. Memberikan Kenyamanan dan Fleksibilitas


Sistem manajemen gedung menghubungkan semua jaringan di gedung Anda menjadi satu sistem otomatis.
Hal tersebut memungkinkan manajer untuk memantau dan menganalisis data serta mengakses dan mengontrol area mana pun dari struktur
atau properti Anda, dari satu lokasi terpusat atau di luar lokasi melalui teknologi cloud.
Manfaat dari building management system dengan sistem terpusat ini membuat pengelolaan gedung Anda menjadi lebih mudah dan
efisien. 
4. Menghemat Energi
Dilansir dari situs Peak Voltage, arsitektur sistem manajemen gedung yang dirancang baik dapat menghasilkan penghematan energi hingga
30% dan persyaratan perawatan yang lebih rendah.
Mengapa demikian? Karena sistem manajemen gedung memungkinkan Anda memantau dan mengontrol semua listrik di dalam gedung
serta menjalankan peralatannya.
Dengan informasi yang real-time ini, Anda memiliki kesempatan untuk merespon cepat perubahan permintaan energi dan laporan
penggunaan energi dari waktu ke waktu.
BMS (Building Management System)
Manfaat dari building management system ini contohnya :
o Mengontrol lalu lintas. Anda bisa mengontrol akses gedung dan lift untuk membantu
mengarahkan lalu lintas, membuka rute evakuasi selama keadaan darurat, dan menolak akses
ke area terlarang.
o Mendeteksi kebakaran dan asap. Building automation memberikan peringatan dini jika terjadi
kebakaran atau terdeteksi adanya asap. Bahkan, dapat diatur pula untuk menyediakan jalur
yang jelas bagi penghuni gedung supaya bisa keluar dalam keadaan darurat.
o Mengurangi risiko tindakan kriminal. Pengawasan video CCTV dapat meningkatkan
kenyamanan, memungkinkan manajer Anda memantau dan mengontrol masalah keamanan
secara real-time.
o Meningkatkan kualitas udara dan kenyamanan penghuni. Sistem manajemen gedung dapat
mengontrol kualitas udara serta melindungi penghuni dari polutan, gas, dan asap berbahaya.
o Menyesuaikan kelembaban dan ventilasi. BMS bisa mengurangi biaya AC dan pemanas dengan
membuatnya lebih efisien. BMS memudahkan Anda untuk menjadwalkan AC gedung Anda
bekerja pada suhu berbeda pada hari dan waktu tertentu.
o Adaptasi pencahayaan. BMS juga bisa secara otomatis mematikan pencahayaan, AC, atau
pemanas di area tidak berpenghuni dan selama waktu yang dijadwalkan di siang atau malam
hari. Tirai serta daun jendela untuk mengontrol sinar matahari juga dapat diatur dengan satu
sentuhan tombol.
o Memastikan pemeliharaan gedung. Menggunakan building automation dapat membantu Anda
mengidentifikasi kapan diperlukan perbaikan atau pemeliharaan, serta memprediksi kerusakan
alat sebelum krisis terjadi.
STUDI BANDING Command Center - Indramayu
STUDI BANDING Command Center – Kota Bandung
STUDI BANDING Command Center – Jawa Barat
ILLUSTRASI REFERENSI COMMAND CENTER
ILLUSTRASI REFERENSI INTERIOR BUILDING
DATA PROGRAM RUANG PERENCANAAN DARI TOR
DATA PERENCANAAN DARI TOR
KONSEP DENAH BANGUNAN
KONSEP FASADE & BENTUK BANGUNAN

Kaca ( Curtain Wall )

ACP ( Aluminium
Composite Panel )

Anda mungkin juga menyukai