Anda di halaman 1dari 19

SOP111 Pengantar Ilmu Politik

KONSTITUSI dan
KONSTITUSIONALISME
Rangkuman [dari kuliah sebelumnya]

Politik ialah interaksi1 antara (unsur-unsur) pemerintah2 dan (unsur-


unsur) masyarakat,3 dalam rangka proses pembuatan4 dan pelaksanaan
keputusan5 yang mengikat6 tentang kebaikan bersama7 penduduk
(masyarakat)8 yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu.9

Kebaikan Bersama

se-Bangsa dan ber-Negara


Kebebasan/Individu Ketertiban/Negara

Pasar/Persaingan Bebas Perencanaan/Negara

Sekuler/Materialisme Negara Agama


Arti Konstitusi
a) Akte kelahiran suatu negara-bangsa (the birth certificate of a nation state);
b) Sumber segala peraturan perundang-undangan (all law is derived from the
constitution);
c) Dasar dan sumber hukum kekuasaan negara (it is the basis of legal
authority);
d) Preskripsi tentang negara bangsa yang dicita-citakan (the prescription for a
good society or the best regime);
e) Kontrak sosial antarwarga negara (a social contract among citizens).
Isi Konstitusi: Pembukaan

• Pembukaan setidak-tidaknya mengandung:

• Pernyataan sebagai negara merdeka;

• Tujuan negara;

• Dasar negara.
Isi Konstitusi: Batang Tubuh
a) Bentuk negara, susunan negara, dan wilayah negara;
b) Pemegang kedaulatan negara dan pelaksanaannya;
c) Hukum dan kekuasaan negara;
d) Pembagian kekuasaan negara:
1. Legislatif
2. Eksekutif/Pemerintahan
3. Judikatif/Kehakiman
4. Pemeriksaan keuangan
5. Auxiliary states

e) Bentuk pemerintahan, sistem pemerintahan nasional, dan sistem pemerintahan daerah;


Isi Konstitusi: Batang Tubuh
f) Proses penentuan penyelenggara negara (Pemilu);
g) Keuangan negara;
h) Pertahanan dan Keamanan Negara;
i) Hak dan kewajiban warga negara;
j) Hak Asasi Manusia (HAM);
k) Hubungan negara dengan agama;
l) Sistem perekonomian nasional
m) Sistem kesejahteraan nasional
n) Bendera, Bahasa, Lambang Negara, dan Lagu Kebangsaan;
o) Lembaga penjaga konstitusi dan undang-undang, dan
p) Syarat dan mekanisme perubahan UUD
Relevansi Konstitusi: bagi Warga Negara

a) Menjamin Hak dan Kebebasan Warga Negara;

b) Menjamin Hak Asasi Manusia;

c) Mengatur Kewajiban Warga Negara;

d) Dan lain-lain
Relevansi: bagi Penyelenggara Negara

1. Menentukan tujuan yang hendak dicapai negara;

2. Sumber hukum kekuasaan negara;

3. Mengatur pola hubungan dengan kekuasaan negara lainnya;

4. Mengatur hak dan kebebasan warga negara dan HAM yang harus
dijamin dan dihormati;

5. Mengatur pertanggungjawaban kekuasaan negara.


Bentuk Konstitusi
• Written versus Unwritten, dan
• Codefied versus Uncodefied.
• Konstitusi tidak tertulis niscaya tidak terkodifikasi.
• Konstitusi tertulis dapat terkodifikasi tetapi dapat pula tidak terkodifikasi.
• Sebagian negara memiliki konstitusi yang panjang karena mengatur
seluruh aspek negara secara lengkap. Misal: Konstitusi RRC. Sebagian lain
memiliki konstitusi yang singkat karena hanya mengatur negara secara
hukum. Misal: UUD 1945 sebelum diamandemen. Setelah diamandemen
menjadi relatif lengkap.
TERTULIS TAK TERTULIS

TERKODI-
FIKASI

TAK
TERKODI-
FIKSI
Konstitusionalisme

a) Tidak semua negara yang memiliki konstitusi otomatis mengadopsi


paham konstitusionalisme;

b) Tidak semua negara yang memiliki konstitusi otomatis demokratis;

c) Negara yang konstitusinya mengadopsi paham konstitusionalisme


otomatis demokratis.
Karakteristik Konstitusionalisme:
1. Pembagian kekuasaan yang bersifat check and balance di antara berbagai lembaga negara;
2. Negara hukum alias rule of law (all individuals, institutions, and governments are subject to
law);
3. Hak dan kebebasan warga negara dan hak asasi manusia;
4. Penyelenggara negara dipilih langsung oleh rakyak melalui pemilu yang LUBER dan
JURDIL;
5. Masa jabatan penyelenggara negara ditentukan secara jelas, baik lamanya setiap periode
maupun berapa periode;
6. Transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan negara;
7. Uji materi (judicial review) terhadap UU berdasar UUD, dan terhadap peraturan di
bawah UU berdasarkan UU.
Konstitusionalisme dan RoL
• Konstitusionalisme mensyaratkan supremacy of law (rule of law), karena
pembatasan kekuasaan negara harus berdasarkan hukum;
• Karakteristik RoL:
1. Supremasi hukum: semua pihak (individu dan pemerintah) tunduk pada hukum;
2. Konsep keadilan mengedepankan penegakan hukum tanpa pandang bulu, hukum
berdasarkan standar dan pentingnya prosedur;
3. Pembatasan penggunaan discretionary power;
Konstitusionalisme dan RoL
• Karakteristik RoL [sambungan]:
4. Doktrin jurispridensi (doctrine of judicial precedent);
5. Legislasi tidak boleh bersifat retrospektif (berlaku surut), melainkan harus bersifat
prospektif (berlaku sejak ditetapkan);
6. Badan judikatif yang independen;
7. Kekuasaan legislatif berada pada parlemen/DPR, dan pembatasan kekuasaan
eksekutif dalam bidang legislasi;
8. Moralitas yang mendasari semua hukum.
Model Pembuatan/Perubahan Konstitusi

A. Komisi Konstitusi menyusun Draft Konstitusi/Draft Perubahan


Konstitusi untuk kemudian didiskusikan secara luas dalam berbagai
elemen masyarakat hingga lapis terbawah (akar rumput) secara
partisipatif; atau
B. Komisi Konstitusi menyusun Draft Konstitusi/Perubahan Konstitusi
untuk kemudian didiskusikan dengan berbagai organisasi
masyarakat, kampus, dan daerah (partisipasi yang terbatas).
Model Pembuatan/Perubahan Konstitusi
• Untuk Negara Federasi, draft konstitusi/perubahan konstitusi dapat
ditetapkan/disahkan apabila mendapat persetujuan Negara Bagian dan Badan
Perwakilan Rakyat (Kongres di AS).
• Untuk Negara kesatuan, draft konstitusi/perubahan kosntitusi dapat disahkan
apabila mendapat persetujuan lembaga perwakilan rakyat (MPR di Indonesia).
• Proses penyusunan/perubahan konstitusi di negara demokrasi memerlukan
waktu lama dan harus mengikuti prosedur yang berat, karena:
a) Harus melibatkan semua pihak (partisipatif)
b) Memerlukan persetujuan mayoritas mutlak.
Institusi Penjaga Konstitusi
• Setiap negara menetapkan lembaga yang berfungsi sebagai penafsir dan
penjaga konstitusi. Mahamah Konstitusi di Indonesia dan Mahkamah
Agung di negara lain yang tak memiliki MK;
• Mereka yang secara hukum memiliki legal standing berhak mengajukan
permohonan ke MK untuk membatalkan UU (sebagian atau seluruhnya)
karena bertentangan dengan konstitusi.
• MK adalah negative legislator yang berwenang membatalkan isi UU yang
bertentangan dengan Konstitusi, tetapi tidak berwenang menentukan
rumusan penggantinya.

Anda mungkin juga menyukai