Anda di halaman 1dari 19

BIOTEKNOLOGI

PENGANTAR
BIOTEKNOLOGI
NAMA : RONA ULI MANURUNG
NIM : E1A019090
KELAS : 5D
DOSEN PENGAMPU : Drs. Lalu Zulkifli, M.Si.,
Ph.D.
PETA KONSEP
PENGANTAR
BIOTEKNOLOGI

Keuntungan dan
Konsep Kerugian Konsep Ilmu-ilmu yang Aplikasi
Pengertian Sejarah Bioteknologi Penggunaan Fundamental Berkontribusi
dalam
Bioteknologi
Bioteknologi Bioteknologi Konvensional dan Bioteknologi yang Mendasari Perkembangan
di Berbagai
Sederhana dan Bioteknologi Bidang
Modern Modern
Bioteknologi

A.. Kultur
jaringan
A.. Pertanian
B,. Fermentasi
B. Kesehatan
c. Hibridisasi
C.
DNA
Lingkungan
D. Teknik
D. Pangan
rekombinan
DNA
Bioteknologi adalah pemanfaatan system kehidupan dan organisme
untuk mengambangkan atau membuat produk baru dengan
Pengertian memanfaatkan mahluk hidup atau hasil turunannya untuk
menghasilkan atau memodifikasi produk atau proses untuk
Bioteknologi penggunaan tertentu (Wardani : 2017). Bioteknologi juga merupakan
interdisipliner yang melibatkan berbagai disiplin ilmu antara lain
biologi, kimia, biokimia, biologi molkeuler, genetika, imunologi, dan
mikrobiologi. Adapun beberapa definisi lain dari bioteknologi.
1. Bioteknologi adalah teknologi yang memanfaatkan proses
biologi untuk menghasilkan produk-produk yang bermanfaat.
2. Bioteknologi adalah pemanfaatan biokimia, mikrobiologi,
keteknikan untuk aplikasi industry dengan memanfaatkan
mikroorganisme, jaringan sela tau bagian dari keduanya.
3. Bioteknologi adalah ilmu yang mempelajari proses produksi
yang melibatkan aktivitas mikroorganisme dan komponen-
komponennya, maupun aktivitas sel dan jaringan dari
organnisme tingkat tinggi.
4. Bioteknologi adalah pemanfaatan mahluk hidup dan
komponennya di bidang pertanian, pangan dan industry.
5. Bioteknologi adalah aplikasi pengetahuan ilmu biologi untuk
memenuhi kebutuhan manusia.
6. Bioteknologi adalah mahluk hidup, system maupun proses untuk
kebutuhan industry barang dan jasa (Wardani : 2017).
Istilah bioteknologi muncul pertama kali pada
tahun 1919, dan digunakan oleh seorang ilmuwan
yang bernama Karl Ereky, dari Hungaria.
Sejarah Penggunaan istilah bioteknologi untuk
menggambarkan interaksi biologi dan teknologi
Bioteknologi manusia, yaitu teknologi yang memanfaatkan
system biologi untuk mengubah bahan baku
menjadi produk yang berguna bagi masyarakat.
Sedangkan tonggak bioteknologi modern dimulai
pada tahun 1928, sejak ditemukannya antibiotic
penicillin dari Penicillium oleh Alexander
Fleming untuk dimanfaatkan sebagai obat
penderita penyakit kulit yang disebabkan oleh
Staphylococcus aureus. Selanjutnya pada tahun
1940 penicilin digunakan untuk mengobati
infeksi bakteri pada manusia. Pada tahun 1950
dan 1960, antibiotic berhasil dimurnikan dari
berbagai strain bakteri. Produksi skala komersil
selanjutnya dilakukan dengan menghasilkan
penicillin dalam jumlah yang besar (Wardani :
2017).
Konsep Bioteknologi
Konvensional Dan Modern
Ciri-ciri dari bioteknologi konvensional yaitu, dapat dilakukan secara
sederhana, tidak memerlukan keahlian khusus, belum mengenal
pemanfaatan enzim, dan tidak diproduksi secara besar-besaran. Salah
satu contoh produk dari bioteknologi konvensional adalah cuka.
Dimana cuka merupakan produk yang terbuat dari air nira kelapa, yang
oleh khamir Saccharomyces gula nira kelapa diubah menjadi alcohol.
Alkohol akan diubah lagi menjadi asam cuka oleh bakteri asam cuka
(Acetobacter aceti). Sedangkan ciri-ciri dari bioteknologi modern yaitu,
dapat diproduksi secara besar-besaran, biasa menggunakan tekni
transfer gen atau Teknik pemindahan materi genetika dari organisme
kesehatan organisme yang lain, serta pemanfaatannya dapat
diaplikasikan dalam hal pembuatan bibit unggul, pembuatan kesehatan,
pemeliharaan lingkungan, kultur jaringan, kepentingan kesehatan,
pembuatan kesehatan dan vaksin, dunia kesehatan, dan lain-lain. Salah
satu contoh produk dari bioteknologi modern adalah tanaman
transgenic, dimana tanaman ini merupakan tanaman yang sudah disisipi
gen asing dari spesies mahluk hidu lain dengan menggunakan tenknik
rekayasa genetika untuk memperoleh tanaman dengan sifat-sifat yang
diinginkan.
Keuntungan Dan Kerugian
Penggunaan Bioteknologi
Sederhana Dan Modern
Keuntungan dari bioteknologi sederhana (konvensional)
antara lain, relative murah, teknologi relative sederhana, dan
pengaruh jangka Panjang umumny sudah diketahui karena
sistemnya sudah mapan. Sedangkan kerugiannya antara lain,
perbaikan sifat genetic tidak teraarah, tidak dapat masalah
ketidaksesuaian genetic, hasil tidak dapat dipraktikan
sebelumnya, memerlukan waktu relaif lama untuk
menghasilkan galur baru. Keuntungan dari bioteknologi
modern antara lain, perbaikan sifat genetic dilakukan secara
terarah, dapat mengatasi kendala ketidaksesuaian genetic,
hasil dapat diperhitungkan, dapat menghasilkan jasad baru
dengan sifat baru yang tidak ada pada jasad alami, dapat
memperpendek jangka waktu pengembangan galur
jasad/tanaman baru. Sedangkan kerugiannya adalah, relative
mahal, memerlukan kecanggihan teknologi, dan pengaruh
jangka Panjang belum diketahui (Yumono, 2019).
.
Keuntungan Dan Kerugian
Penggunaan Bioteknologi
Sederhana Dan Modern
Keuntungan dari bioteknologi sederhana (konvensional)
antara lain, relative murah, teknologi relative sederhana, dan
pengaruh jangka Panjang umumny sudah diketahui karena
sistemnya sudah mapan. Sedangkan kerugiannya antara lain,
perbaikan sifat genetic tidak teraarah, tidak dapat masalah
ketidaksesuaian genetic, hasil tidak dapat dipraktikan
sebelumnya, memerlukan waktu relaif lama untuk
menghasilkan galur baru. Keuntungan dari bioteknologi
modern antara lain, perbaikan sifat genetic dilakukan secara
terarah, dapat mengatasi kendala ketidaksesuaian genetic,
hasil dapat diperhitungkan, dapat menghasilkan jasad baru
dengan sifat baru yang tidak ada pada jasad alami, dapat
memperpendek jangka waktu pengembangan galur
jasad/tanaman baru. Sedangkan kerugiannya adalah, relative
mahal, memerlukan kecanggihan teknologi, dan pengaruh
jangka Panjang belum diketahui (Yumono, 2019).
.
Konsep Fundamental yang
Mendasari Bioteknologi

1. Kultur Jaringan 2. Fermentasi

4. Teknik rekombinan
3. Hibridisasi DNA
DNA
KULTUR
JARINGAN
Kultur jaringan tanaman diusahakan untuk menanam eksplan berupa bagian tanaman, jaringan sel, sub
selular secara in vitro untuk tujuan tertentu. Teknik kultur jaringan adalah suatu teknik untuk
mengisolasi bagian dari tanaman seperti protoplasma, sel, jaringan dan organ yang ditumbuhkan dalam
kondisi aseptik, sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi
tanaman yang utuh lagi.Prinsip utama dari teknik kultur jaringan ialah perbanyakan tanaman
menggunakan bagian vegetatif tanaman pada media buatan yang dilakukan pada tempat steril. Metode
kulturjaringan dapat menghasilkan bibit dalam jumlah yang banyak tanpa memerlukan jumlah induk
yang banyak dan waktu yang relatif singkat. Metode ini selain digunakan untuk perbanyakan tanaman,
juga digunakan untuk mengeliminasi virus. Aplikasi teknik kultur jaringan bertujuan untuk eliminasi
suatu penyakit atau produksi bibit bebas penyakit, kelestarian plasma nutfah, memperoleh varietas
unggul dan produksi senyawa metabolit sekunder. Oleh karena itu, teknik kultur jaringan sangat penting
di terapkan dalam perbanyakan tanaman baik untuk tanaman pertanian maupun tanaman perkebunan
(Basri, “Kajian Pemanfaatan Kultur Jaringan Dalam Perbanyakkan Tanaman Bebas Virus”.Agrica
Ekstensia. Vol.10 No.4, 2016, hal. 64-65).
FERMENTA
SI
Fermentasi secara umum diartikan sebagai suatu proses konversi gula menjadi asam
organic atau alcohol. Proses fermentasi telah lama dikenal manusia sejak dulu untuk
mengawetkan dan meningkatkan cita rasa makanan. Istilah fermentasi digunakan pada proses
yang melibatkan mikroorganisme seperti bakteri, yeast, dan fungi untuk menghasilkan produk
yang berguna bagi manusia. Dalam dunia industry mikrobiologi fermentasi lebih mengacu pada
pertumbuhan sel dengan kuantitas yang besar baik pada kondisi aerobic maupun non aerobic.
Selain itu fermentasi juga digunakan sebagai proses penghasil energi dimana senyawa-senyawa
rganik bertindak sebagai donor dan aseptor electron. Produk fermentasi dari mikroorganisme
dapat berupa metabolit primer, metabolit sekunder, produk rekombinan, dan produk
biotransformasi pada skala industry. Fermentasi adalah cara tradisional yang dapat
dikembangkan menjadi proses yang lebih besar. Contohnya adalah produksi kefir. Kefir adalah
minuman tradisional cair terfementasi mengggunakan campuran bakteri asam laktat, yeast, dan
jamur untuk fermentasi susu. Fermentasi susu menghasilkan produk seperti yoghurt, susu, kefir
dan lain-lain DNA (Pramashinta, “Bioteknologi Pangan : Sejarah, Manfaat, dan Potensi
Risiko”. Vol.3 No.1, 2014, hal. 1-2).
HIBRIDISAS
I DNA

Untuk membentuk suatu ikatan antara DNA dengan DNA,


diperlukan proses hibridisasi. Proses hibridisasi adalah pembentukan
ikatan dupleks stabil antara dua rangkaian nukleotida yang saling
komplementer melalui perpasangan basa nitrogen. Hibridisasi dapat
menunjukkan suatu keseragaman sekuens. Pasangan DNA– DNA,
DNA–RNA atau RNA–RNA dapat terbentuk melalui proses ini (Oliver
and Ward, 1985).
TEKNIK
REKOMBIN
AN DNA
Teknologi DNA rekombinan merupakan teknik penggabungan DNA dari spesies yang berbeda
sehingga akan diperoleh organisme baru dengan sifat-sifat yang diinginkan (Hala, 1999). Salah
satu produk teknologi DNA rekombinan yaitu, ternak transgenik. Ternak transgenic
memperlihatkan bermacam-macam fenotipe baru melalui ekspresi molekul DNA eksogen.
Ternak transgenik dihasilkan dengan injeksimikro gen ke dalam pronukleus sesaat setelah
fertilisasi dan sebelum terjadi pembelahan pertama zigot, selanjutnya ditanam di dalam rahim
induk pengganti. Transfer gen (transgenik) artinya penyatuan stabil dari suatu gen dari spesies
lain atau bangsa ternak lain dalam satu spesies, sehingga gen itu berfungsi pada ternak penerima
dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Ternak transgenic adalah seekor
ternak yang DNA keturunannya telah ditingkatkan melalui penambahan Teknologi DNA
Rekombinan telah memberikan banyak manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuann
maupun bagi kehidupan manusia sehari-hari. Beberapa jenis obat-obatan, vaksin, bahan pangan,
dan lainnya diproduksi memanfaatkan teknologi DNA rekombinan (Sutarno, “Rekayasa
Genetik dan Perkembangan Bioteknologi di Bidang Peternakan”. Vol.13 No.1, 2016, hal. 26).
Ilmu-ilmu Yang
Berkontribusi Dalam
Perkembangan Bioteknologi
Ilmu-ilmu yang berkontribusi meliputi, mikrobiologi, biokimia, genetika,
imunologi, molekuler, dan ilmu computer. Ruang lingkup bioteknologi adalah
sangat luas. Beberapa ilmuwan membagi ruang lingkup bioteknologi menjadi
bioteknologi merah dan bioteknologi hijau. Bioteknologi merah yaitu cabang ilmu
bioteknologi mempelajari aplikasi bioteknologi di bidang medis. Cakupannya
meliputi tahap preventif, diagnosis, dan pengobatan. Sedangkan bioteknologi hijau
berkaitan dengan aplikasi di bidang pertanian/pangan dan peternakan. Selanjutna
beberapa ilmuwan menggolongkan bioteknologi menjadi bioteknologi putih, dan
bioteknologi biru. Bioteknologi putih disebut juga dengan bioteknologi industry
yaitu proses yang melibatkan mikroorganisme atau enzim untuk menciptakan
produk-produk baru baik pangan maupun non-pangan, biomaterial, biopolymer,
senyawa baru dan bioenergy pada skala industry. Bioteknologi industry
memanfaatkan organisme (khususnya mikroba) dan enzim untuk menghasilkan
berbagai produk di berbagai sector seperti kimia, pangan dan pakan, kertas
danpulp, tekstil dan energi. Bioteknologi biru disebut juga bioteknologi akuatik
mencakup aplikasi bioteknologi di bidang kelautan dan perairan (Wardani, 2017).
Aplikasi
Bioteknologi di
Berbagai Bidang

LINGKUNG
PERTANIAN AN

PANGAN
KESEHATA
N
BIDANG
PERTANIAN
Aplikasi penelitian bioteknologi untuk bidang pertanian masih dalam fase pertumbuhan. Namun
demikian, penggabungan gen-gen baru telah menghasilkan tanman yang lebih tolran terhadap
kekeringan, racun logam berat, serta hama dan penyakit. Pengubahan gen telah memperlambat
pembusukan dan kehilangan pasca panen buah-buahan. Dengan waktu dan sumber daya yang
cukup potensi untuk memperbaiki kualitas tanaman melalui berbagai metode rekayasa genetika
menjadi sangat besar (contoh Teknik kultur jaringan). Sebagian besar solusi bioteknologi untu
pertanian umumnya disalurkan dalam bentuk benih tanaman atau strain ternak baru. Solusi-
solusi demikian merupakan kelanjutan tradisi seleksi dan perbaikan kualitas tanaman dan ternak
yang dikembangkann selama berabad-abad lalu. Perbedaannya adalah bahwa teknologi gen baru
mengidentifikasi sifat-sifat yang dikehendaki (desirable traits) lebih cepat dan akurat daripada
pemuliaan tanaman dan ternak secara konvensional. Bioteknologi modern dapat juga
mengintroduksi gen yang mengontrol sifat yang dikehendaki pada strain tanaman atau hewan
denga ketepatan dan control yang lebih baik daripada aplikasi bioteknologi pertanian pada awal
perkembangannya. Seperti pemanfaatan alga sebagai sumber energi atau pemanfaatan
antifouling dari organisme laut untuk mengatasi permasalahan biofouling (Wardani, 2017).
BIDANG
KESEHATA
N
Penerapan bioteknologi di bidang kesehatan telah membawa dampak positif dalam kehidupan
manusia. Beberapa contoh penderapan bioteknologi modern di bidang kesehatan antara lain,
produksi hormone insulin, dimana hormone insulin diproduksi dnegan teknologi rekayasa
genetika. Melalui rekayasa genetika, manusia berhasil menyisipkan gen pembentuk insulin pada
manusia berhasil menyisipkan gen pembentuk insulin pada manusia ke dalam bakteri E. coli,
selanjutnya produksi antibiotikk, antibiotic dihasilkan oleh jamur atau bakteri sebagai
mekanisme pertahanan diri organisme tersebut dari organisme lain. Selanjutnya adalah produksi
vaksin, dimana produksi vaksin dilakukan dengan menggunakan organisme vector yang sesuai,
diaman salah satu vector terkenal adalah virus Vaccinia. Virus tersebut sudah lama digunakan
untuk vaksinasi smallpox, virus vaccinia merupakan virus DNA, dimana manipulasi DNA
rellatif mudah digunakan dan mudah ditumbuhkan. Adapun terapi gen, dimana terapi gen
merupakan salah satu Teknik terapi yang dipergunakan untuk memperbaiki gen-gen mutan,
dimana gen tersebut bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit. Proses pada terapi
gen adalah melalui pemasukan gen normal ke dalam sel yang memiliki sel mutan. Sel punca
merupakan sel khusus yang memiliki kemampuan membentuk ulang dirinya dan dalam waktu
yang bersamaan membentuk sel tertentu. Beberapa aplikasi sel punca embrionik digunakan
pada penerapan pengobatan penyakit degenerative (Wardani, 2017).
BIDANG
LINGKUNG
AN
Aplikasi bioteknologi dalam bidang lingkungan salah satu contohnya
bioremediasi. Bioremediasi merupakan salah satu bidang dalam bioteknologi
lingkungan melalui pemanfaatan proses biologi dengan menggunakan
mikroorganisme dalam mengendalikan pencemaran atau polutan. Yang termasuk
polutan antara lain adalah logam berat, petroleum hidrokarbon, dan senyawa-
senyawa organic terhalogenasi seperti pestisida, herbisida, dan lain-lain.
Mikroorganisme yang dimaksud adalah khamir, fungi, alga, dan bakteri sehingga
berfungsi sebagai agen bioremediator. Pada proses bioremediasi, enzim-enzim
yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan
mengubah struktur kimia polutan. Pada biodegredasi, saat polutan beracun
terdegradasi, strukturnya menjadu tidak kompleks, dan akhirnya menjadi
metabolit, yang tidak berbahaya dan tidak beracun (Wardani, 2017).
BIDANG
PANGAN
Contoh bioteknologi pangan tradisional proses fermentasi adalah proses
tradisional untuk meningkatkan daya simpan hasil pertanian seperti susu,
sayuran, dan daging. Banyak sekali jenis fermentasi makanan dan minuman yang
dilakukan di beberapa negara berkembang terutama di Asia Tenggara. Di
Amerika Utara dan Eropa mempunyai sistem distribusi yang cepat dan terdapat
sistem cooling dan freezing sehingga membuat proses fermentasi tidak terpakai
lagi. Tren ini tidak berlangsung lama, lebih banyak orang dan perusahaan
makanan tertarik pada makanan alami dan tradisional. Industri makanan dan
minuman terus mengalami inovasi untuk memenuhi daya tahan dan
kealamiannya. Sedangkan Aplikasi bioteknologi untuk makanan yang lebih
modern adalah Genetic Modification (GM) yang diketahui sebagai teknik
rekayasa genetik, manipulasi genetik dan teknologi gen atau teknologi
rekombinan DNA (Pramashinta, “Bioteknologi Pangan : Sejarah, Manfaat, dan
Potensi Risiko”. Vol.3 No.1, 2014, hal. 1-2).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai