Anda di halaman 1dari 30

KRISTALISASI

TAHAP PURIFIKASI AKHIR

Mamik P.R, M.Si., Apt


Kristalisasi
• Proses pemisahan padatan-cair melalui
alih massa dr fase cair ke fasa kristal
padat murni .
• suatu metode untuk memurnikan
padatan-padatan organik yang
mempunyai kecenderungan
membentuk kisi-kisi kristal melalui
penggabungan molekul-molekul yang
ukuran, bentuk dan gaya-gaya
ikatannya sama.
• Senyawa organik yang berbentuk padat
pada temperature ruang biasanya
dimurnikan melalui kristalisasi.
• Teknik umum melalui pelarutan bahan
yang akan dikristalkan dalam pelarut
panas (atau campuran pelarut) dan
didinginkan dalam larutan secara pelan-
pelan.
• Bahan yang dilarutkan mempunyai
kelarutan yang lebih kecil pada
temperature yang rendah dan akan
memisah dari larutan setelah pendinginan.
• Gejala ini disebut dengan Kristalisasi, jika
kristal tumbuh secara pelan-pelan dan
selektif.
• Perbedaannya dengan pengendapan yaitu
jika prosesnya berjalan cepat dan tidak
selektif
Kristal
 Kristalinitas  order
 Sifat kristal didefinisikan dg :
 titik lebur
 difraksi sinar-X
 posisi atom dlm 3 dimensi
 konfirmasi konformasi dan stereokimia
 Karakterisasi XRD bertujuan untuk menentukan sistem kristal. Metode
difraksi sinar-X dapat menerangkan parameter kisi, jenis struktur, susunan
atom yang berbeda pada kristal, adanya ketidaksempurnaan pada kristal,
orientasi, butir-butir dan ukuran butir (Smallman, 1991)
BEBERAPA TAHAP SBLM KRISTALISASI
Desalting
a. Gel filtration
• senyawa target umumnya mempunyai BM relatif besar,
shg dapat dipisahkan dari kontaminan ion anorganik
yang lebih kecil dengan running pada kolom filtrasi gel
yang kecil.
• Sejumlah senyawa yang besar akan memisah dari
kolom terlebih dahulu meningglkan senyawa yang lebih
kecil yg bergerak perlahan.
• Target :
senyawa alam  eluen yang pertama,
ion anorganik  eluen berikutnya/belakangan.
 Dapat dilakukan pada kolom kecil (lebih cepat), yi :
menggunakan medium gel-filtration (sephadex) pada
pipet pasteur dg glass wool.
b. Ekstraksi cair-cair
• Senyawa organik dapat dipisahkan dari senyawa yang lebih
polar (ion buffer) dg partisi antara pelarut air dan pelarut
organik yang tidak saling campur.
• Pemisahan akan terjadi jika senyawa alam mempunyai
koefisien partisi yang lebih tinggi dari pada pengotornya
yang lebih polar.
• Efisiensi proses dapat ditingkatkan dengan ekstraksi yang
diulang menggunakan sedikit pelarut dari pada satu kali dg
pelarut yang lebih besar.
 pengotor polar yang larut air akan dapat ditarik lebih
banyak dari fase organiknya jika dieekstraksi dengan 4 x 25
ml air dibanding 1 kali 100 ml air.
Pengeringan
Tahap akhir yang diperlukan untuk mengeringkan pelarut larutan
sampel yang cair sehingga diperoleh produk padat yang kering.

Alasan pengeringan :
1. Stabilitas kimia dan fisika
senyawa lebih mampu mempertahankan stabilitasnya pada
kondisi kering dari pada larutan.
2. Hasil
Untuk menyatakan hasil kadang disajikan pada berat kering.
3. NMR
dalam beberapa kasus, pemurnian akan digunakan pada
spektrofotometri untuk elusidasi struktur.
Keberadaan air ada sampel ?
menunjukkan signal besar setera 1 hidrogen  akan membuat
kesulitan, atau ketidakmungkinan dalam interprestasi spektrum.
lazimnya ??
sampel kering dilarutkan pada pelarut terdeuterasi atau tak
terprotonasi.
Metode pengeringan :

Pada skala industri


- Meningkatkan beban biaya
- Bagian proses yang rumit
Pada skala laboratorium
- Bagian kecil dari prosedur isolasi
Pemilihan metode pengeringan  tergantung sifat sampel

Jenis metode :
a. Pengeringan dibawah gas inert
digunakan nitrogen dengan atau tanpa pemanasan yang dialirkan
pada sampel  sehingga akam meninggalkan padatan sebagai
lapisan yang menempel pada wadah.
b. Rotary evaporator
- Metode yang paling umum dilaboratorium
- proses sederhana, dg mendidihkan sampel pada kondisi
tekanan yang diturunkan.
- selama proses penguapan sampel diputar, tujuan??
- uap yang terjadi dikondensasikan oleh kondensor dan ditampung
pada bejana tersendiri.
penguap rotasi hampa udara
(vacuum evaporator
• Prinsip : penurunan tekanan shg pelarut dpt
menguap pada suhu di bwh titik didihnya
• Penguapan dapat terjadi karena adanya pemanasan
yang dipercepat oleh putaran labu alas bulat dan
cairan penyari dapat menguap 5-100C dibawah titik
didih pelarutnya disebabkan oleh adanya penurunan
tekanan. Dengan bantuan pompa vakum uap
larutan penyari akan menguap naik ke kondensor
dan mengalami kondensasi menjadi molekul-
molekul cairan pelarut murni yang ditampung dalam
labu alas bulat penampung. Prinsip ini membuat
pelarut dapat dipisahkan dari zat terlarut di
dalamnya tanpa pemanasan yang tinggi
• Pompa vakum  utk membuat ruangan diatas
cairan mjd hampa udaratitik didih lbh rendah dr
normal.
• Pada penguap rotasi hampa udara, suatu film halus
pada dinding labu dari cairan yang diuapkan,
terbentuk melalui putaran labu pada pemanas.
Dengan perluasan permukaan maka penguapan
lebih cepat.
C. Vacuum drying
pengeringan yang dilakukan pada kondisi vakum sehingga
menurunkan titik didih pelarut.

D. Vacuum centrifugation
mengkombinasikan keuntungan dari tekanan uap yang rendah dan
pemanasan dengan sentifugasi, sehingga sampel kering, dan
terkonsentrasi pada dasar tabung/wadah dan tidak membentuk
lapisan yang meyebar.

E. Freeze drying/lyophilization
• Freeze drying dilakukan dengan di vakum kuat dan melibatkan
sublimasi air dari padatan yang membeku.
• Sampel yang dikeringkan dibekukan, menggunakan CO2 kering atau
freon dan kemudin ditempatkan dibawah kondisi vakum dan air
diambil melalui sublimasi.
• Proses yg menguntungkan  meninggalkan sampel sebagai padatan
dengan struktur berpori halus yang mudah diredisolusi atau
resuspensi.
• Cenderung tidak merusak protein  digunakan untuk penyimpanan
sel/mikroorganisme.
Kristalisasi
• Larutan jenuh satu atau campuran senyawa mjd supersaturated
• Nucleation dan lalu terbentuk kristal

 Proses collision
––molecules collide to form a cluster called the
nucleus, which then develops into a crystal
with a characteristic internal structure and
external shape
• molekul bertabrakan untuk membentuk gugus
yang disebut nukleus, yang kemudian
berkembang menjadi kristal dengan struktur
internal dan bentuk eksternal yang khas
Proses kristalisasi

Kriteria solven  senyawa tidak terlalu larut


dan tidak larut
- Daya larut terhadap pengotor tinggi
sehingga pada pendinginan tak ada endapan
kotoran atau sama sekali tak dapat
melarutkan kotoran tersebut.
- Daya melarutkan terhadap zat tinggi dalam
keadaan panas, tetapi rendah pada keadaan
dingin.
- Titik didih relatif rendah
- Inert
- Pelarut yang biasa digunakan  gambar
kurva
 bervariasi polaritas dan suhu kristalisasi
• Common recrystallization solvents ranked in order of decreasing boiling point (◆) and listing the
corresponding freezing point (■).
Preparasi sampel

– Sampel banyak  buat larutan jenuh


– Sampel sedikit  pakai sistem solven campuran

Saring hilangkan kontaminasi

Proses tahap supersaturated

»Evaporasi
»Pendinginan
»Vapor diffusion
Penguapan

 biarkan larutan terbuka di atmosfer pd T konstan


 Alternatif lain :
◦ Kurangi laju evaporasi penguapan dg menutup
aluminium foil
◦ Tingkatkan laju evaporasi dg mengalirkan gas N2 pd
permukaan larutan
 Suhu mempengaruhi
Lar. berair rasemik Na amonium tartrat
<28oC  kristal dekstro dan levo  tetrahidrat
> 28oC  kristal camp. rasemik  monohidrat

polimorfi
Pendinginan

• Kelarutan molekul organik ''kecil''  umumnya


berkurang dg penurunan suhu.
• Kontrol kecepatan dan luas pendinginan 
berpengaruh pd tingkat kejenuhan  akan mengontrol
tingkat nukleasi dan laju pertumbuhan kristal.
• Laju pendinginan dapat dg mudah dikontrol dg
waterbath  lalu penyesuaian berdasarkan observasi
apakah nukleasi dan pertumbuhan kristal terlalu cepat
atau terlalu lambat.
• Mikrokristal  terlalu cepat tingkat pendinginan  krn
pembentukan inti kristal shg kristal jadi kecil-kecil.
Kondisi kristalisasi yg menguntungkan

•Memperlambat laju pertumbuhan kristal


•Menghindari nucleation berlebihan
•Menghasilkan kristal tunggal yg besar
Vapor diffusion
Upaya utk menurunkan laju kristalisasi
Syarat pelarut:
• Pelarut 1 sangat melarutkan, pelarut 2 sangat tdk melarutkan
atau kelarutan senyawa di pelarut 1 > di pelarut 2
• Pelarut 2 lebih volatil dari pelarut 1
Masalah dan larutan

1. Polycrystalline Crust Forms as Solvent Recedes


During Evaporation
 kurangi kecepatan evaporasi

2. Product is Not a Crystalline Solid


derivatisasi misal
pikrat utk alkaloid
osazon untuk gula
3. Crystallization is Reluctant to Proceed
• Stirring
• Kristal akan berkembang di permukaan asing 
membiarkan labu terbuka. Jika ada benih kristal
ditambahkan lebih baik
• Saring larutan panas ke labu dingin
• Dinginkan supersarurated solution di suhu
refrigerator or freezer lalu hangatkan suhu ruang
agar nuclei berkembang jadi kristal
Lihat video

Pelarut Suhu kamar Pemanasan


Air Tidak larut Tidak larut
Etanol Tidak larut Larut
Aseton Larut
toluen Larut

1. Mana pelarut yang dipilih utk sistem pelarut tunggal? Alasan?


2. Mana pelarut yang dipilih utk sistem campuran pelarut? Alasan?
3. Dengan komposisi pelarut pada no 2, bisakah dilakukan vapor diffusion?
Trik jika kristal tidak tumbuh

•Scratching  goresan
•Seeding pemberian benih
kristal
•Dipping
Kristalisasi sbg metode separasi

component A mixed in with impurities B and C


1.A sample of the mixture is dissolved in a hot solvent — the
solvent is chosen such that B and C are soluble at any
temperature reached in the crystallization, while component A is
not.
2.Cooling yields a crop of A, separated from components B and C.
3.Steps 1 and 2 are repeated, using fresh solvent each time, until
the required degree of separation is achieved (note that one
crystallization step from a mixture of compounds does not
guarantee a chemically pure crystal product).
Fractional crystallitation

1. Crystallizing product and retaining filtrate.


2. Dissolving product in fresh solvent.
3. Recrystallizing product and retaining
filtrate.
4. Concentrating the filtrate from step 1 to
yield more product, which is then
recrystallized from the filtrate produced in
step 3.
Murni
•Definisi ?
•Tanda ?
 Jarak lebur, TLC, HPLC, NMR
Diagram alir kristalisasi

Anda mungkin juga menyukai