Anda di halaman 1dari 24

Latar belakang

• Salah satu tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi


yang bermanfaat kepada investor dan kreditor baik sekarang maupun
yang potensial dimasa datang untuk mengambil keputusan ekonomi.
Informasi keuangan yang baik atau yang mempunyai kualitas akan
mengahsilkan keputusan ekonomi yang tepat oleh pemakai laporan
keuangan.
• Tujuan laporan keuangan seperti yang tertuang dalam laporan
keuangandalam kerangka konseptual IASB sebagai berikut (IASB,
2010, paragraph OB2, p. 9):… to provide financial information about
the reporting entity that is useful to existing andpotential investors,
lenders and other creditors in making decisions about providing
sourcesto the entity. Those decisions involve buying, selling or holding
equity and debt instruments,and providing or settling loans and other
forms of credit.Baver (1989) menyatakan bahwa tujuan utama
informasi akuntansi adalah untuk membantu pemakai dalam
membuat keputusan.
Kualitas informasi akuntansi merupakan dalah satu hal
yang dibahas secara khusus dalam kerangka konseptual
dalam akuntansi. Penyusun standar memandang penting
untuk membuat karakteristik tertentu yang mampu membuat
informasi laporan keuangan semakin berkualitas.
Pembahasan tersebut tertuang dalam karakteristik kualitatif
informasi akuntansi. Laporan keuangan yang diberikan oleh
perusahaan kepada pemakai laporan keuangan diharapkan
merupakan laporan keuangan yang mempunyai kandungan
informasi yang berkualitas sehingga laporan keuangan yang
dihasilkan juga mempunyai kualitas yang baik.
• Hasil penelitian Mazzioni and Klan (2017) tentang aspek aspek dalam
quality of accounting mengelompokkan accounting quality di berbagai
negara dengan kriteria semakin mendekati satu maka quality
accounting akan semakin baik. Indosia mendapat mean 0,442. Hal ini
menunjukkan bahwa accounting quality nya masih belum optimal.
Kasusnya disederhanakan

• Kasus yang ada di Indonesia dapat dilihat dalam kasus PT. Sunprima Nusantara
Pembiayaan (SNP Finance) 2018 menjadi sorotan OJK karena perusahaan tersebut
diambang kepailitan. Perusahaan pembiayaan tersebut dibawah Colombia Gropuo
yang di atas kertas terlihat dalam kondisi baik baik saja. Rating perseroan pada
konsisi stabil pada Maret 2018. Rating perusahaan ini berubah idSD (selective
default) pada 9 Mei 2018 perusahaan mengalami gagal bayar dalam salah satu
Medium Term Notes. Imbasnya, OJK membekukan kegiatan usaha SNP karena
perseoran gagal membayar bunga MTN senilai Rp 6,75 miliar pada 14 Mei 2018.
Diduga perusahaan SNP Finance tidak menyampaikan laporan keuangan dengan
benar alias fiktif, sehingga perusahaan pemeringkat dan auditor tidak
mengeluarkan peringatan atau warning sebelum gagal bayar terjadi (
https://tirto.id/kasus-snp-finance-amp-upaya-menutup-celah-curang-keuangan-c
MdD
)
• Kasus PT Waskita karya 2012. Wakita karya salah satu BUMN jasa kontruksi
diduga melakukan rekayasa laporan keuangan. Kasus waskita menujukkan bahwa
kementrian Negara BUMN perlu berupaya lebih keras lagi dalam impleentasi
GCG di BUMN.Terbongkarnya kasus ini berawal saat pemeriksaan kembali neraca
dalam rangka penerbitan saham baru. Ditemukan kelebihan pencatatan 400
miliar. Direksi periode buku 2004-2008 melakukan kecurngan pencatatan laporan
keuangan dengan memasukkan proyeksi pendapatan proyek multitahun ke
depan sebagai pendapatan tahun tertentu. Kasus ini memberikan pelajaran
berharga (1) implemntasi gcg di Indonesia masih ada kendala (2) terlihat
terdapatnya kerjasama sistematik dalam melakukan rekayasa keuangan yang
dilakukan karena lemahnya fungsi internal control. Hal ini menujukkan pihak
yang melakukan internal control tidak melakukan fungsinya dengan baik.
• Kasus Asian Agri 2017.Perusahaan kelapa sawit Asian Agri terbukti
melakukan manipulasi pajak, dengan kerugian negara sebesar Rp 1,29
triliun.Perusahaan melakukan manipulasi laporan keuangan dengan
memasukkan catatan keuangan yang tidak sesuai fakta, ada
pembebanan biaya yang tidak sesuai dengan kondisi yang
sebenarnya.Kejanggalan lain yaitu adanya pengiriman uang kepada
dua pegawai AA yang dimasukkan dalam beban pokok penjualan
sehingga beban pokok penjulan yang dilaporkan dalam SPT lebih
tinggi. (
https://bisnis.tempo.co/read/356502/bpkp-laporan-keuangan-asian-a
gri-tak-sesuai-fakta
)
• Kasus Sari Wangi dipailitkan 2018.Hakim Pengadilan Niaga Jakarta
Pusat mengabulkan pembatalan perjanjian perdamaian yang diajukan
PT Bank ICBC Indonesia terhadap PT. Sariwangi Agricultural Estate
Agency, dan PT. Maskapai Perkebunan Indorub Sumber Wadung.
Dengan begitu, Sariwangi dan IndorubresmiberstatusPailit.Hingga 24
Oktober 2017, ICBC memilikitagihansenilaiRp 288,93
miliarkepadaSariwangi, dan Rp 33,82 kepadaIndorub.
• Ahmed et al (2012) menyatakan bahwa kualitas akuntansi semakin rendah ketika
mengadopsi IFRS. Barth et al (2008) menyimpulkan bahwa mengadopsi IFRS
menyebabkan penurunan income smooting dan meningkatkan timeliness dengan
kata lain kualitas akuntansinya meningkat. Legenzova (2016) meneliti tentang
konsep kualitas akuntansi dalam perpektif harmoni di UE dan menyimpulkan
bahwa untuk perusahaan publik yang terdaftar dalam bursa efek adopsi dari IFRS
akan meningkatkan accounting quality. Kohlbeck and Warfield (2010) melakukan
penelitian tentang strubut standar akuntansi dalan accounting quality dan
menyimpulkan bahwa dalam penerapan standar baru (IFRS) earning management
samakin rendah sehingga bisa dikatakan bahwa accounting quality semakin baik.
Dukais (2014) pengadopsian IFRS ternyata tidak meningkatkan persistence of
eraning.Christensen et al (2008) menyimpulkan bahwa tidak dapat digaransi bahwa
accounting qulity akan meningkat ketika mengadopsi IFRS.
• Hope et al (2016) melakukan penelitian dengan melihat accounting
quality dari perpektif tuntutan stakeholder. Proksi untuk mengukur
accounting quality dengan menggunakan accrual quality (earning
management). Stakeholder demand yang diteliti dari tiga perpektif
equity investor, debt investor dan suplier. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa stakeholder demand mempengaruhi
accounting quality. Stakeholder menuntut accounting quality dari
perusahaan untuk menjamin kepentingan mereka terhadap
perusahaan.
• Mazzioni & Klann (2017) meneliti tentang asepk accounting quality.
Pengukuran accounting quality mengunakan empat variabel yaitu:
quality of accrual, persistence, predictability dan earning smoothing.
Chen et al (2017), Zhai and wang (2016) menguji accounting quality
dengan tiga perpektif (1)accrual quality/ earning management (2)
value relevan (3)income smooting. Indikator yang lain yang menilai
accounting quality uaitu (1) earning management (3) value relevan
dan (3) timely loss recognation (Gassen and Sellhorn, 2006; Hungand
Subramanyam, 2007; Tendeloo&Vanstraelen, 2005).
• Douklais (2014) meneliti pengaruh penerapan IFRS pada negara di UE
dan tingkat earning management. Earning management yang diteliti
yaitu accrual earning management (Christensen et al 2008;Capkun et
al 2012) dan real earning management (Cohen et al 2008). Zang
(2018) menemukan bahwa hubungan antara earning management
accrual dan real adalah negatif.
management karena kalau accrual akan mudah untuk terdeteksi. Indonesia sebagai negara dengan tingkat
perlindungan investor yang rendah akan cenderung menggunakan accrual earning management. Penelitian
Cohen et al (2008) menunjukkan juga bahwa perusahaan lebih melakukan real earning management dibanding
accrual earning management.
Beberapa penelitian yang menghubungkan acounting quality dengan perpektif stakeholder diantaranya
dilakukan oleh Kim (2012) yang menghubungkan accounting quality dengan SCR, Linhares et al (2018) dan
Chen et al (2011) yang menghubungkan accounting quality dan invesment eficient, Bharat (2008) yang
menguhungkan accounting quality dan debt contrakting,Cascino (2010) yang meneliti hubungan accounting
quality dan struktur kepemilikan. Masih sedikit penelitian yang memasukkan unsur stakeholder yang lain
misalnya suplier. Penelitian ini melihat juga bagaimana hubungan suplier dengan accounting quality.
• Audit commitee berfungsi untuk melakukan review dan pengawasan
dalam perusahaan yang salah satu fungsinya adalah menjamin bahwa
laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku.Beberapa penelitian meneliti tentang
hubungan antara audit commitee dengan accounting quality
diantaranya dilakukan oleh Dhaliwal et al (2010),Lin et al (2006),
Baxter and Coter (2009).
Landasan teori
Sekunder

Steakholder Theory

Primer

Perusahaan

Donalsan & Preton (1995)

Normatif Deskriptif Instrumental

Laporan Keuangan
Jones (1995)

"Agency" Berkualitas

Trust and
Cooperation -Pemegang Saham
-Kreditur Accounting Quality
-Suplier
-Konsumen
Model penelitian
metode
1. Variabel Accounting quality

Variabel Accounting quality meruipakan variabel yang mengukur tingkat


kualitas informasi akuntansi. Variabel ini diukur dengan menggunakan model
Abnormal accrued revenues dari McNichols and Stubben’s (2008) model.
Pengukuran Acounting quailty dengan model ini digunakan dalam penelitian
Hope et al (2016). Model ini dikembangkan oleh McNichols and Stubben karena
model pengukuran accrual dengan model sebelumnya (e.g Dechow et al 2015,
Bernard dan Skinner 1996; Guay et al 1996; McNichols 2000;Thomas dan Zang
2000; Kothari et al (2005), dipandang mempunyai bias yang besar dan noisy
estimates dalam mengitung discretionary. Penelitian McNichols and Stubben’s
(2008) menyimpulkan bahwa model discretionari revenue lebih sedikit bias dan
lebih baik dibanding model accrual.
• Equity investor demand.
• Equity investor demand merupakan variabel yang mengukur tuntutan equity investor atau pemegang
saham. Variabel ini merupakan variabel yang diginakan dalam penelitian Hope et al (2016).
• Variabel debt investor demand
• Debt investor demand merupakan variabel yang mengukur tuntutan debt investor atau kreditor.
Variabel inimerupakan variabel yang digunakan dalam penelitian hope et al (2016).
• Suplier demand
• Variabel suplier demand merupakan variabel tuntutan dari suplier perusahaan untuk kebutuhan
informasi akuntansi yang berkualitas. Variabel ini merupakan variabel yang digunakan dalam
penelitian Hope et al (2016).
• Customer demand
• Variabel ini merupakan variabel tuntutan konsumen untuk kebutuhan informasi akuntansi yang
berkualitas. Variabel ini merupakan variabel dalam penelitian yang dilakukan oleh Hui et al (2011).
• Variabel ini diukur dengan melihat jumlah komite audit yang ada
dalam perusahaan seperti yang dihunakan dalam penelitian Dhaliwal
et al (2010),Lin et al (2006), Baxter and Coter (2009).
• Pengukuran variabel independentaccruals-based earning atau accounting quality menggunakan model McNichols and Stubben’s
(2008). Model ini digunakan dalam penelitian Hope et al (2016) . Persamaan dari model ini adalah

• perubahan dalam account receivable dan merupakan perubahan dalam revenue. Abnormal accrual revenue merupakan residual
dari persamaan model diatas. Semakin tinggi nilai AbnRev semakin tinggi accrual quality.
• Pengukuran variabel equity investor demand (EID)
• Equity Investor demand diukur dengan melihat prosentase saham yang beredar dalam mayarakat. Semakin banyak saham yang
beredar dalam masyarakat maka kepemilikan saham akan semakin menyebar.
• Pengukuran variabel Debt Investment Demand (DID)
• Debt investment demand mengukur berapa besar proporsi kreditor dalam perusahaan dibanding dengan ekuitas yang dimiliki oleh
perusahaan. Varibel ini diukur dengan rasio antara liabilitas dengan ekuitas.
• Pengukuran variabel Supplier Demand (SD)
• Variabel supplier demand mengukur kekuatan atau besarnya proporsi dari supplier ke perusahaan. Variable ini diukur dengan
perbandingan rasio nilai persediaan dengan total asset.
• Pengukuran variabel Customer Demand (CD)
• Varibel ini merupakan variabel yang mengukur kekuatan atau besarnya proporsi konsumen ke perusahaan. Pengukuran varibel ini
menggunakan perbandingan rasio antara nilai penjualan dengan total aset.
• Variabel moderasi Audit Committee ( KA)
• Dalam penelitian ini audit committee terdiri dari kelompok karyawan
profesional yang ditunjuk oleh pimpinan perusahaan yang dalam
kurun waktu tertentu melakukan audit terhadap laporan keuangan.
• Model pengujian hipotesis multiple regresi dilakukan dengan
persamaan:
• AQ it = + EID + DID + + + + +
• Model pengujian hipotesis moderated regresi dilakukan dengan
persamaan:
• AQ it = + EID + DID + + + + + EID.KA + DID.KA + .KA + .KA +
Hasil

Anda mungkin juga menyukai