Anda di halaman 1dari 17

Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan:

Hipospadia
di Ruang Raudhah 2 RSUD Zainoel Abidin

Kepaniteraan Klinik Keperawatan Senior (K3S)


Bagian Keperawatan KDDK
Program Studi Profesi Ners
Fakultas Keperawatan
Universitas Syiah Kuala
Tahun 2022
Hipospadia

Hipospadia dapat di definisikan sebagai adanya muara


uretra yang terletak di ventral atau proximal dari lokasi
yang seharusnya. Kelainan ini terbentuk pada masa
embryonal karena adanya defek pada masa perkembangan
alat kelamin dan sering dikaitkan dengan gangguan
pembentukan seks primer ataupun gangguan aktivitas
seksual saat dewasa
ETIOLOGI
Penyebab hipospadia sangat bervariasi dan dipengaruhi banyak faktor,
namun belum ditemukan penyebab pasti dari kelainan ini. Beberapa
kemungkinan dikemukakan oleh para peneliti mengenai etiologi
hipospadia. Faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya hipospadia
yaitu :
1. Faktor genetik dan embrional
2. Faktor hormonal
3. Faktor lingkungan
4. Lain-lain
PATOFISILOGI
KLASIFIKASI

Tipe sederhana/ Tipe Penil/Tipe


tipe anterior Middle Tipe posterior
Meatus terletak pada Meatus terletak antara Disertai dengan skrotum
pangkal glands penis glands penis dan bifida, meatus uretra
skrotum terbuka lebar dan
umumnya testis tidak
turun
MANIFESTASI KLINIS
Adanya chorde yang
nampak dengan ciri
Muara uretra eksterna
tidak berada
adanya dengan ciri
di ujung glans penis; adanya kurvatura
penis terutama saat
ereksi
Prepusium tidak
didapatkan di bawah
penis dan Tidak adanya chordee,
menumpuk di jika letak meatus pada
bagian dorsalpenis dasar dari glans penis
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1. USG Ginjal

2. Karyotyping

3. Beberapa test seperti elektrolit, hydroxyprogesterone, sex hormone


binding globulin, dan beberapa tes genetic dipertimbangkan apabila
memungkinkan
TEKNIK OPERASI
HIPOSPADIA
1. Chordectomy atau orthoplasty, yaitu dilakukan eksisi chordee dari muara
uretra sampai glans penis. Setelah eksisi chordee
, penis akan lurus tetapi meatus uretra
eksternal masih terletak abnormal. Untuk melihat keberhasilan eksisi dilakukan te
s
ereksi buatan dengan menyuntikkan NaCl 0,9% ke dalam korpus kavernosum;

2. Uretroplasti,
yaitu membuat muara uretra eksterna di ujung glans penis. Biasanya
dilakukan enam bulan pasca operasi pertama. Uretra dibuat dari kulit penis
bagianventral yang di insisi secara longitudinal paralel di kedua sisi.
ASUHAN
KEPERAWATAN
PASIEN
KELOLAAN
DENGAN
HIPOSPADIA
Shift/ PPA Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT) Instruksi TTD
Wakt
u

Pagi/ NS. F S: Sore: Pantau Ns. F


12  Pasien mengeluh nyeri pada bagian genetalia yang di operasi TTV, monitor
Agust  Ibu pasien mengatakan pasien sulit tidur tanda gejala Hand
us  Ibu pasien mengatakan pasien sering terjaga karena nyeri infeksi lokal dan Over:
2022  Ibu pasien mengatakan pola tidur pasien berubah sistemik, Kaji Ns. A
 Ibu pasien mengatakan luka bekas operasi pasien masih basah nyeri, fasilitasi Jam14
O: istirahat dan .00
K/U Lemah, Pasien tampak meringis, Wajah pasien terlihat pucat, tidur, ajarkan
Pasien sulit berkonsentrasi, Sulit tidur, Bersikap protektif manajemen nyeri
menghindari nyeri, Skala nyeri 4, N = 98x/menit, R = 24x/menit, S
= 36,5°C, GCS: 15, Kemerahan, Bengkak Obat:
Cefotaxim,
A: Nyeri akut, Gangguan pola tidur, Resiko infeksi antrain

P:
Dalam 1x24 jam:
Skala nyeri tk. 3, Monitor tanda gejala infeksi lokal dan sistemik,
Fasilitasi istirahat dan tidur, Ajarkan manajemen nyeri, Kolaborasi
pemberian analgetik
Shift/ PPA Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT) Instruksi TTD
Wakt
u

Pagi/ NS. F S: Sore: Pantau Ns. F


13  Pasien mengeluh nyeri pada bagian genetalia yang di operasi TTV, monitor
Agus sudah mulai berkurang tanda gejala Hand
tus  Ibu pasien mengatakan sulit tidur pasien sudah mulai berkurang infeksi lokal Over:
2022  Ibu pasien mengatakan pasien sudah jarang terjaga dan sistemik, Ns. Alvi
 Ibu pasien mengatakan pola tidur pasien yang berubah sudah Kaji nyeri, Jam
mulai membaik fasilitasi 14.00
 Ibu pasien mengatakan luka bekas operasi pasien masih basah istirahat dan
O: tidur, ajarkan
K/U Sedang, Wajah pasien terlihat membaik, Konsentrasi pasien manajemen
sudah mulai membaik, Bersikap protektif menghindari nyeri, Skala nyeri
nyeri 2, N = 92x/menit, R = 24x/menit, S = 36,2°C, GCS: 15,
Kemerahan, Bengkak Obat:
Cefotaxim,
A: Nyeri akut, Gangguan pola tidur, Resiko infeksi antrain

P:
Dalam 1x24 jam:
Skala nyeri tk. 1, Monitor tanda gejala infeksi lokal dan sistemik,
Fasilitasi istirahat dan tidur, Ajarkan manajemen nyeri, Kolaborasi
pemberian analgetik
Wakt
u
Sore/ NS. F S: Malam: Pantau Ns. F
15  Pasien mengatakan nyeri pada bagian genetalia yang di TTV, monitor tanda
Agus operasi sudah mulai berkurang gejala infeksi lokal Hand
tus  Ibu pasien mengatakan pasien sudah tidak sulit tidur dan sistemik, Kaji Over:
2022  Ibu pasien mengatakan pasien sudah tidak terjaga tengah nyeri, fasilitasi Ns. Alvi
malam istirahat dan tidur, Jam
 Ibu pasien mengatakan pola tidur pasien yang berubah ajarkan manajemen 20.00
kembali normal nyeri
 Ibu pasien mengatakan luka bekas operasi pasien sudah
mulai kering Obat:
O: Cefotaxim, antrain
K/U Sedang, Wajah pasien membaik, Konsentrasi pasien kembali
normal, Bersikap protektif menghindari nyeri, Skala nyeri 2 , N =
90x/menit, R = 22x/menit, S = 36,6°C, GCS: 15, Kemerahan
berkurang, Bengkak berkurang
A: Nyeri akut, Resiko infeksi
P:
Dalam 1x24 jam:
Skala nyeri tk. 1, Monitor tanda gejala infeksi lokal dan sistemik,
Fasilitasi istirahat dan tidur, Ajarkan manajemen nyeri, Kolaborasi
pemberian analgetik
Wakt
u
Sore/ NS. F S: Malam: Pantau TTV, Ns. F
16  Pasien mengatakan nyeri pada bagian genetalia yang monitor tanda gejala
Agus di operasi sudah mulai berkurang infeksi lokal dan Hand
tus  Ibu pasien mengatakan luka bekas operasi pasien sistemik, Kaji nyeri, Over: Ns.
2022 sudah mulai kering fasilitasi istirahat dan Alvi Jam
O: tidur, ajarkan 20.00
K/U Sedang, Bersikap protektif menghindari nyeri, Skala manajemen nyeri
nyeri 2 , N = 96x/menit, R = 22x/menit, S = 36°C, GCS:
15, Kemerahan berkurang, Bengkak berkurang Obat:
Cefotaxim, antrain
A: Nyeri akut, Resiko infeksi

P:
Dalam 1x24 jam:
Skala nyeri tk. 1, Monitor tanda gejala infeksi lokal dan
sistemik, Fasilitasi istirahat dan tidur, Ajarkan manajemen
nyeri, Kolaborasi pemberian analgetik

13
Wakt
u
Pagi/ NS. F S: Sore: Pantau TTV, Ns. F
17  Pasien mengatakan nyeri pada bagian genetalia yang di monitor tanda gejala
Agus operasi sudah mulai berkurang infeksi lokal dan Hand
tus  Ibu pasien mengatakan luka bekas operasi pasien sistemik, Kaji nyeri, Over: Ns.
2022 sudah mulai kering fasilitasi istirahat dan Alvi Jam
O: tidur, ajarkan 20.00
K/U Sedang, Bersikap protektif menghindari nyeri, Skala manajemen nyeri
nyeri 2 , N = 96x/menit, R = 24x/menit, S = 36°C, GCS: 15,
Kemerahan berkurang, Bengkak berkurang Obat:
Cefotaxim, antrain
A: Nyeri akut, Resiko infeksi

P:
Dalam 1x24 jam:
Skala nyeri tk. 1, Monitor tanda gejala infeksi lokal dan
sistemik, Fasilitasi istirahat dan tidur, Ajarkan manajemen
nyeri, Kolaborasi pemberian analgetik

14
Wakt
u
Sore/ NS. F S: Malam: Pantau TTV, Ns. F
18  Pasien mengatakan nyeri pada bagian genetalia yang di monitor tanda gejala
Agus operasi sudah mulai berkurang infeksi lokal dan Hand
tus  Ibu pasien mengatakan luka bekas operasi pasien sistemik, Kaji nyeri, Over: Ns.
2022 sudah mulai kering fasilitasi istirahat dan Alvi Jam
O: tidur, ajarkan 20.00
K/U Sedang, Bersikap protektif menghindari nyeri, Skala manajemen nyeri
nyeri 2 , N = 92x/menit, R = 24x/menit, S = 36,5°C, GCS:
15, Kemerahan berkurang, Bengkak berkurang Obat:
Cefotaxim, antrain
A: Nyeri akut, Resiko infeksi

P:
Dalam 1x24 jam:
Skala nyeri tk. 1, Monitor tanda gejala infeksi lokal dan
sistemik, Fasilitasi istirahat dan tidur, Ajarkan manajemen
nyeri, Kolaborasi pemberian analgetik

15
Wakt
u
Sore/ NS. F S: Malam: Pantau Ns. F
19  Pasien mengatakan nyeri pada bagian genetalia yang di TTV, monitor tanda
Agus operasi sudah mulai berkurang gejala infeksi lokal Hand
tus  Ibu pasien mengatakan luka bekas operasi pasien sudah dan sistemik, Kaji Over: Ns.
2022 mulai kering nyeri, fasilitasi Alvi Jam
O: istirahat dan tidur, 20.00
K/U Sedang, Bersikap protektif menghindari nyeri, Skala ajarkan manajemen
nyeri 2 , N = 90x/menit, R = 24x/menit, S = 36,5°C, GCS: 15, nyeri
Kemerahan berkurang, Bengkak berkurang
Obat:
A: Nyeri akut, Resiko infeksi Cefotaxim, antrain

P:
Dalam 1x24 jam:
Skala nyeri tk. 1, Monitor tanda gejala infeksi lokal dan
sistemik, Fasilitasi istirahat dan tidur, Ajarkan manajemen
nyeri, Kolaborasi pemberian analgetik

16
Wakt
u
Sore/ NS. F S: Malam: Pantau Ns. F
19  Pasien mengatakan nyeri pada bagian genetalia yang di TTV, monitor tanda
Agus operasi sudah mulai berkurang gejala infeksi lokal Hand
tus  Ibu pasien mengatakan luka bekas operasi pasien sudah dan sistemik, Kaji Over: Ns.
2022 mulai kering nyeri, fasilitasi Alvi Jam
O: istirahat dan tidur, 20.00
K/U Sedang, Bersikap protektif menghindari nyeri, Skala ajarkan manajemen
nyeri 2 , N = 92x/menit, R = 22x/menit, S = 36,5°C, GCS: 15, nyeri
Kemerahan berkurang, Bengkak berkurang
Obat:
A: Nyeri akut, Resiko infeksi Cefotaxim, antrain

P:
Dalam 1x24 jam:
Skala nyeri tk. 1, Monitor tanda gejala infeksi lokal dan
sistemik, Fasilitasi istirahat dan tidur, Ajarkan manajemen
nyeri, Kolaborasi pemberian analgetik

17

Anda mungkin juga menyukai