Anda di halaman 1dari 18

BULLYING

OLEH
E S YA A N E S T Y
TABEL 1
GAMBARAN INTENSITAS BULLYING DI TINGKAT INTERNASIONAL
(PSYCMATE TEEN SURVEY, 2014)

Negara Tingkat Dasar Tingkat Menengah


Kejadian
Sering Tiap Sering Tiap
Bullying
minggu minggu

Amerika Serikat 30% Tidak 30% Tidak


tersedia tersedia
Selandia Baru Tidak 10% 15% 9%
tersedia
Inggris 27% 10% 10% 6%
Internasional 23% 15% 10% 6%
DEFINISI BULLYING

• Ken Rigby (2003:51) menguraikan unsur-unsur yang terkandung dalam


pengertian bullying yakni antara lain keinginan untuk menyakiti, tindakan
negatif, ketidakseimbangan kekuatan, pengulangan atau repetisi, bukan
sekedar penggunaan kekuatan, kesenangan yang dirasakan oleh pelaku dan
rasa tertekan di pihak korban.
• Coloroso (2006: 44-45) mengemukakan bahwa bullying akan selalu
melibatkan tiga unsur yakni ketidakseimbangan kekuatan (imbalance
power), keinginan untuk mencederai (desire to hurt), ancaman agresi lebih
lanjut, dan teror.
• Craig dan Pepler (1998), mengartikan bullying sebagai "tindakan negatif
secara fisik atau lisan yang menunjukkan sikap permusuhan, sehingga
menimbulkan distress bagi korbannya, berulang dalam kurun waktu
tertentu dan melibatkan perbedaan kekuatan antara pelaku dan korbannya.”
PERBEDAAN AGRESI DAN BULLYING

• Agresi merupakan situasi dimana seseorang memperoleh


sesuatu dengan menggunakan kekuatan namun dominansinya
terhadap target atau korban merupakan hal yang insidental dan
tidak disengaja
• Sementara bullying merupakan situasi akhir yang diinginkan
dan dicapai melalui penggunaan kekuatan secara bertujuan
untuk menyakiti orang lain dan untuk menunjukkan dominansi
seseorang terhadap orang lain. hasil akhir dari bullying lebih
dapat diprediksi dibanding hasil akhir dari agresi (Rigby,
2002:31).
Terkait dengan perilaku bullying, Rigby (2002:41-42)
memaparkan hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam rangka
menentapkan tingkatan atau intensitas perilaku bullying :
• jenis tindakan bullying, misalnya ejekan verbal sampai dengan
serangan fisik.
• durasi terjadinya bullying, apakah dalam periode waktu yang
singkat atau panjang.
• frekuensi terjadinya bullying, misalnya harian, mingguan atau
sangat sering.
TINGKATAN PERILAKU BULLYING

• Bullying kategori rendah (low) biasanya melibatkan periode yang singkat (1-8 hari dalam
satu bulan), tindakannya dapat meliputi ejekan, pemberian julukan yang buruk, dan
pengucilan sewaktu-waktu. Bullying dalam kategori ini biasanya menyebalkan dan tidak
menyenangkan serta dapat bereskalasi menjadi bentuk bullying yang lebih serius.
Kebanyakan perilaku bullying di sekolah berada dalam tingkatan ini.
• Bullying kategori sedang (intermediate) terjadi saat seseorang mengalami bentuk
pelecehan dan penghinaan yang sistematik dan meyakinkan selama periode waktu yang
cukup lama (9-16 hari dalam satu bulan). Tindakannya dapat meliputi ejekan yang kejam,
pengucilan yang berkelanjutan, dan beberapa ancaman dan serangan fisik yang halus
seperti mendorong, menjegal, menarik baju dan sebagainya.
• Bullying kategori tinggi (severe) melibatkan intimidasi dan tekanan yang kejam dan intens,
terutama saat hal tersebut terjadi dalam jangka waktu yang panjang atau lama dan sangat
menimbulkan distress bagi korbannya. Bullying kategori ini seringkali melibatkan
serangan fisik yang cukup ekstrim seperti memukul, menendang, melukai dengan senjata
dan sebagainya, namun bisa juga melibatkan aksi non-fisik seperti pengasingan total dari
kelompok, fitnah yang kejam dan sarkasme yang berlebihan.
JENIS-JENIS BULLYING

• Bullying secara verbal : julukan buruk, celaan, fitnah, kritik kejam,


penghinaan, pernyataan yang melecehkan, teror, tuduhan yang tidak benar,
kasak-kusuk yang keji dan keliru, gosip dan lain sebagainya.
• Bullying secara fisik : memukuli, mencekik, menyikut, meninju,
menendang, menggigit, memiting, mencakar, meludahi, merusak serta
menghancurkan barang-barang milik korban.
• Bullying secara relasional : pengabaian, pengucilan, pengecualian atau
penghindaran, sikap-sikap yang tersembunyi seperti pandangan yang
agresif, lirikan mata, helaan nafas, bahu yang bergidik, cibiran, tawa
mengejek dan bahasa tubuh yang kasar.
• Bullying elektronik : tulisan, animasi, gambar dan rekaman video atau film
yang sifatnya mengintimidasi, menyakiti atau menyudutkan yang dikirim
melalui media elektronik , internet atau jejaring sosial.
PEMBAGIAN PERAN DALAM BULLYING

• Salmivalli dan kawan-kawan (1996) mengidentifikasi enam subskala


yang menggambarkan berbagai peran serta dalam situasi bullying:
• Ringleader bully mengambil peran aktif dalam memulai bullying.
• Assistant bully aktif dalam proses-proses bullying namun lebih sekedar
pengikut ringleader bully.
• Reinforcer berperan dalam mendorong perilaku bullying.
• Defender of victim terlibat dalam perilaku-perilaku melindungi dan
membantu korban dan juga berusaha menghentikan pelaku bullying
untuk tidak melanjutkan tindakannya.
• Victim, korban bullying.
• Bystanders, yang melihat situasi bullying namun tidak melakukan apa-
apa.
FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA
PERILAKU BULLYING
• Hubungan keluarga : nilai-nilai dalam keluarga, jika anak dibesarkan
dalam keluarga yang menoleransi kekerasan atau bullying, maka ia
mempelajari bahwa bullying adalah suatu perilaku yang bisa diterima
dalam membina suatu hubungan atau menunjukkan citra diri.
• Teman sebaya : tuntutan konformitas, teman sebaya yang
memberikan pengaruh negatif dengan cara menyebarkan ide (baik
secara aktif maupun pasif) bahwa bullying bukanlah suatu masalah
besar dan merupakan suatu hal yang wajar untuk dilakukan.
• Pengaruh media : pengaruh film dan sinetron serta tayangan reality
show dimana saling ejek, dan gencet-gencetan digambarkan sebagai
hal yang lumrah. Selain itu saat ini beredar pula game yang
kontennya sarat kekerasan.
DAMPAK PERILAKU BULLYING

• Dampak bagi korban : stress, depresi, self-esteem rendah,


paranoid, merasa tidak berdaya, gagasan bunuh diri.
• Dampak bagi pelaku : perilaku menyimpang, gangguan
psikologis, penolakan dari lingkungan, potensi kriminalitas
dan keterlibatan dalam kenakalan remaja.
• Dampak bagi siswa lain yang menyaksikan bullying
(bystanders) : rasa tidak aman, menganggap perilaku bullying
dapat diterima, kurang empati, potensi menjadi pelaku.
KARAKTERISTIK PELAKU BULLYING

• Kurang atau tidak memiliki empati.


• Interpersonal skills yang negatif.
• Tidak terampil dalam anger management (manajemen
amarah).
• Kendali diri lemah.
• Kurang bertanggung jawab.
• Memiliki pola perilaku impulsif-agresif.
KURANG ATAU TIDAK MEMILIKI EMPATI.

• Tidak peduli melihat penderitaan orang lain


• Kurang sensitive terhadap reaksi atau ekspresi orang lain
• Tidak merasa bersalah setelah menyakiti hati/fisik orang lain
• Mengutamakan kepentingan sendiri
• Tidak memiliki keinginan untuk membantu orang lain
INTERPERSONAL SKILLS YANG NEGATIF.

• Tidak menunjukkan penghargaan pada orang lain


• Menampilkan sikap bermusuhan pada orang lain
• Kurang bisa bekerja sama dengan orang lain.
• Senang memberi perintah (mendominasi orang lain).
• Hanya bergaul dengan orang-orang tertentu.
TIDAK TERAMPIL DALAM ANGER
MANAGEMENT (MANAJEMEN AMARAH).

• Mudah tersinggung karena hal sepele


• Emosi meledak-ledak.
• Tidak sabaran.
• Tidak segan menyerang orang lain yang memicu amarahnya.
• Melakukan tindakan destruktif saat marah.
KENDALI DIRI LEMAH

• Senang mengganggu orang lain


• Iri hati, benci melihat orang lain lebih baik
• Kurang bisa bersikap sopan
• Serakah/tidak mudah puas terhadap suatu hal
• Senang menonjolkan diri/sombong
KURANG BERTANGGUNG JAWAB.

• Suka bermain curang


• Merasa senang saat berhasil mencelakai orang lain
• Tidak peduli akan konsekuensi dari perbuatannya
• Memiliki kecenderungan untuk melanggar aturan (tidak
disiplin)
• Mencari kambing hitam atas kesalahan yang diperbuat
MEMILIKI POLA PERILAKU IMPULSIF-
AGRESIF.
• Memiliki pandangan positif terhadap penggunaan hukuman
fisik
• Menggunakan cara-cara kekerasan untuk memperoleh sesuatu
yang diinginkan
• Menyerang pendapat yang berbeda dengan pendapatnya
• Mengintimidasi orang lain yang lebih lemah.
• Memaksakan kehendak pada orang lain
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai