Anda di halaman 1dari 30

MANAGEMENT KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN

DALAM MASA PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR


KALA III DAN IV PERSALINAN

Ayuna Fahreza
Fitri Suntia
Maghfirotul Mahrid Dzikar
Mega Ayu Astria
Nurseti Handayani
Siti Nurjanah
Kalla III Dan IV Persalinan

Kalla III

Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir


dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban, Berlangsung tidak
lebih dari 30 menit, Disebut dengan kala uri atau kala pengeluaran
plasenta, Peregangan Tali pusat Terkendali (PTT) dilanjutkan
pemberian oksitosin untuk kontraksi uterus dan mengurangi
perdarahan.
Kalla III Dan IV Persalinan

Kalla III

Tanda-tanda pelepasan plasenta :


 
 Perubahan ukuran dan bentuk uterus
 Uterus menjadi bundar dan uterus terdorong ke atas karena plasenta
sudah terlepas dari Segmen Bawah Rahim
 Tali pusat memanjang
 Semburan darah tiba-tiba
Kalla III Dan IV Persalinan

Fisiologi Kala III

Tanda-tanda Klinik dari Pelepasan Plasenta


  Semburan darah
  Pemanjatan tali pusat
  Perubahan dalam posisi uterus:uterus naik di dalam abdomen
Berikut merupakan Tindakan yang harus dilakukan dalam manajement aktif
kala III persalinan:
 Segera setelah kelahiran bayi lakukan palpasi untuk menyingkirkan kemungkinan
kehamilan kembar.
 Setelah kehamilan tunggal dipastikan, berikan oksitocin melalui intramuskuler.
Oksitocin yang biasa diberikan adalah syntocinon 5 UI.
 Lakukan traksi tali pusat terkendali Ketika uterus berkontakasi
Obat uterotinika yang digunakan pada kala III persalinan adalah
oksitosin (sytocinon) 5IU yang diberikan melalui IM. Oksitosin
menimbulkan kontraski uterus fisiologi 3-5 menit setelah
pemberian berlangsung selama 1-3 jam. Ergometrin menyebabkan
kontraksi uterus yang bersifat tonik 2-5 menit setelah pemberian
dan berlangsung selama 3 jam.
Penggunaan uterotonic untuk mencegah pendarahan postpartum (PPH) selama
kala III persalinan dianjurkan untuk semua kelahiran (Direkomendasi) Oksitosin
(10 ui, im/iv) .
dimana oksitosin tidak tersedia,penggunaan uterotonic suntik lainnya (jika sesuai
,ergometrin/methylergometrine, atau kombinasi obat tetap oksitosindan
ergometrine ) atau oral misoprostol (600 ug) (Direkomendasikan).
 Rekomendasi ini telah terintergrasi dari rekomendasi WHO untuk
pencegahan dan pengobatan pendarahan postpartum
 Rekomendasi ini memberikan nilai tinggi untuk menghindari efek
samping ergometrine dan mengambil manfaat yang sama dari
penggunaan oksitosin dan ergometrine untik pencegahan PPH
 Dokumentasi Kala III persalinan
1. Durasi kala III
2. Jumlah pendarahan
3. Obat-obatan yang diberikan
4. Keadaan perineum, seperti adanya robekan jalan lahir
 Dokumentasi yang dilakukan segera setelah plasenta lahir :

1. Kekuatan kontraksi uterus. Dokumentasi apakah kontraksi uterus


berlangsung dengan baik.
2. Adanya pendarahan hebat.
3. Dokumentasikan perbaikan perineum yang dilakukan jika terjadi
robekan jalan lahir.
4. Frekuensi nadi, tekanan darah, dan suhu tubuh ibu.
5. Kondisi plasenta dan selaput ketuban. Dokumentasikan kelengkapan
plasenta dan selaput ketuban serta kelainan yang ditemukan.
Kalla IV

Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah merupakan tindakan
yang harus diwaspadai karena proses perdarahan yang berlangsung Masa 1 jam
setelah plasenta lahir, Pemantauan 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran
plasenta, 30 menit pada jam kedua setelah persalinan, jika kondisi ibu tidak stabil,
perlu dipantau lebih sering.
Kalla IV

Observasi intensif karena perdarahan yang terjadi pada masa ini dilakukan
 
1. Tingkat kesadaran penderita.
2. Pemeriksaan tanda vitall
3. Kontraksi uterus.
4. Perdarahan, dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400-
500cc.
 
Fisiologi Persalinan Kala IV

Tujuh langkah pemantauan kala IV


1. Kontraksi rahim
2. Perdarahan
3. Kandung kencing
4. Luka-luka: jahitannya baik/tidak, ada perdarahan/tidak
5. Uri dan selaput ketuban harus lengkap
6. Keadaan umum ibu: tensi, nadi, pernapasan, dan rasa sakit
7. Bayi dalam keadaan baik.
Identifikasi Ruptur Jalan Lahir (perineum)

Ruptur perineum adalah robekan yang terjadi pada saat bayi


lahir baik secara spontan maupun dengan alat atau tindakan.
Robekan perineum umumnya terjadi pada garis tengah dan
bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat.
Robekan terjadi pada hampir semua ibu bersalin.
(Wiknjosastro. H, 2016).
Identifikasi Ruptur Jalan Lahir (perineum)
Daerah yang Terkena Gambar
Derajat Laserasi Prineum
Laserasi perineum derajat Robekan pada selaput lendir vagina
satu dengan atau tanpa mengenai kulit
perineum

Laserasi perineum derajat Robekan sudah mencapai otot


dua perineum

Laserasi perineum derajat Robekan sudah mencapai otot


tiga spingter ani

Robekan telah mencapai mukosa


Laserasi perineum derajat
rektum
empat
Etiologi Ruptur Perineum
Menurut Mochtar (2015), ruptur perineum di sebabkan oleh
beberapa faktor yaitu: faktor maternal, faktor janin dan faktor
penolong.

1. Faktor Maternal
2. Faktor janin
 Perineum yang rapuh dan oedema
 Janin besar
 Paritas
 Umur  Posisi abnormal
 Kesempitan pintu bawah panggul
 Distosia bahu
 Mengedan terlalu kuat
 Partus presipitatus  Hidrosefalus
 Persalinan dengan tindakan
3. Faktor penolong

Faktor penolong yang mempengaruhi terjadinya ruptur


perineum yaitu cara memimpin mengejan, cara
berkomunikasi dengan ibu, keterampilan menahan
perineum pada saat ekspulsi kepala, episiotomi dan
posisi meneran.
Tanda-Tanda Ruptur Perineum
 Kulit perineum mulai meregang dan tegang
 Ketika kucuran darah keluar dari liang vagina, ini sering
mengindikasikan terjadinya robekan mukosa vagina.
 Kulit perineum nampak pucat dan mengkilap.
 Bila kulit perineum pada garis tengah mulai robek. Perdarahan
dalam keadaan dimana plasenta telah lahir lengkap dan
kontraksi rahim baik, dapat dipastikan bahwa perdarahan
tersebut berasal dari perlukaan jalan lahir (Gulardi, 2018).
Hecting Pada Perineum

Tinjauan menjahit laserasi atau episiotomi adalah untuk


menyatukan kembali jaringan tubuh (mendekatkan) dan
mencegah kehilangan darah yang tidak perlu
(memastikan hemostasis).
Hecting Pada Perineum

Tinjauan menjahit laserasi atau episiotomi adalah untuk


menyatukan kembali jaringan tubuh (mendekatkan) dan
mencegah kehilangan darah yang tidak perlu
(memastikan hemostasis).
 
Farmakologi Obat Analgetik Dan Antibiotic Dan
Penggunaan Uterotonika Pada Ibu Bersalin

1. Obat Analgetik 2. Obat Antibiotik 3. Obat Antibiotik


 Asam mefenamat  Cefadroxil  Metergin
 Parasetamol  Ciprofloksasin  Oksitosin
 Ibu profen  Amoxilin  Misoprostol
 Metronidazol
 
Dokumentasi
SUBJEKTIF
 
Keluhan yang ibu rasakan pada kala IV
 
OBJEKTIF
Keadaan umum : ANALISA
Kesadaran : P.A. Partus kala IV
Keadaan Eemosional :
 
TTV
 
TD : Nadi : Perdarahan : Kontraksi :
 
RR : Suhu : TFU : Kandung Kemih :
PENATALAKSANAN
 

 Memberitahu ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan.


 Memastikan kembali uterus berkontraksi dengan baik.
 Melakukan penilaian kehilangan darah secara keseluruhan.
 Memeriksa laserasi jalan lahir dan menjahitnya.
 Membersihkan ibu dengan air DTT dari daerah yang sedikit
 Mengajari ibu massase fundus uteri dengan cara memutarnya searah
jarum jam agar kontraksi uetrus ibu baik dan rahim mengecil seperti
semula.
 Menganjurkan ibu untuk makan dan minum.
 
PENATALAKSANAN
 Menganjurkan ibu untuk sesering mungkin menyusui bayinya dan
menjelaskan manfaat dari menyusui bagi ibu dan bayi.
 Memberikan obat kepada ibu yaitu vitamin A, amoxilin, SF dan asam
mefenamat setelah makan.
 Kala IV pada 1 jam pertama setiap 15 menit sekali, dan 1 jam kedua
setiap 30 menit sekali yaitu tekanan darah, nadi, suhu, TFU,
 Kontraksi uterus, kandung kemih, jumlah perdarahan di patograf.
RESUME PERSALINAN NORMAL

 
No. Register : Tanggal Masuk   :
Tgl Asuhan : Jam Masuk   :

   
PENGKAJIAN DATA PASIEN
Biodata  
Nama Klien : Nama Suami :

Umur : Umur :
Pendidikan : Pendidikan :
Agama : Agama :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Golongan Darah : Golongan Darah :
Alamat :  
RESUME PERSALINAN NORMAL

 Keluhan :

  Riwayat Kehamilan Sekarang  


  G ..... P ..... A Usia Kehamilan :  

  HPHT : Taksiran : 
Persalinan
  Gerakan Janin : Imunisasi TT : 

  Riwayat Alergi : Riwayat Penyakit : 

  KB Terakhir : Merokok : 

    Minum Obat- : 
obatan
RESUME PERSALINAN NORMAL
Penatalaksaan :  
 
Hasil :  
   
 
menit
 Kala II : Lama Kala II : Jam, Episiotomi : Ya /
Amniotomi : Ya / Tidak
Tidak Distosia Bahu : Ya / Tidak Masalah lain :  
Penatalaksaan :  
 
Hasil :
 
 
 Kala III: Lama Kala III : menit Plasenta Lahir : jam :
 
Masalah lain :
Penatalaksaan :
 
Lengkap : Ya / Tidak
Hasil :  
 
 Kala IV:  
Laserasi Perenium :  
 
Jumlah Perdarahan 2 jam pertama : Masalah Lain :  
Atonia Uteri : Ya / Tidak
Penatalaksanaan :
Hasil : cc
RESUME PERSALINAN NORMAL

   
Bayi Saat Lahir
Anak Ke : Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan

Berat Badan : gram Panjang Badan : cm

Lingkar Kepala: cm Lingkar Perut : cm

APGAR Score:  
Kondisi bayi saat lahir :

 Segera menangis  Anggota gerak kebiruan


 Menangis beberapa saat  Seluruh tubuh biru
 Tidak menangis  Kelainan bawaan
 Seluruh tubuh kemerahan  meninggal
RESUME PERSALINAN NORMAL

Asuhan Bayi Baru Lahir :  


o Inisiasi Menyusui dini (IMD) dalam 1 jam pertama kelahiran bayi

 Suntikan Vitamin K1
 Salep Mata Antibiotika Profilaksis
 Imunisasi Hepatitis B

 
Masalah Lain :
Penatalaksanaan :
Hasil :
kelahiran yang cepat dari plasenta segera setelah ia melepaskan dari
dinding uterus merupakan tujuan dari manajemen kebidanan dari kala III
yang kompeten. Setelah plasenta lahir tinggi fundus uteri kurang lebih 2
jari dibawah pusat. Otot-otot uterus berkontraksi, pembuluh darah yang
ada diantara anyaman-anyaman otot uterus akan terjepit. Proses ini akan
menghentikan perdarahan setelah plasenta dilahirkan. Lakukanlah Tujuh
langkah pemantauan kala IV.

Anda mungkin juga menyukai