Anda di halaman 1dari 16

Tujuan prakerin :

Pelaksanaan PRAKERIN pada prinsipnya mempunyai tujuan sebagai berikut :


Menumbuh kembangkan dan menetapkan sikap etis, profesionalisme dan nasionalismne yang diperlukan untuk memasuki
lapangan kerja sesuai dalam bidangnya.
Memberikan kesempatan untuk memasyarakatkan diri pada suasana atau iklim lingkungan kerja yang sebenarnya.
Meningkatkan, memperluas dan menetapkan proses penyerapan teknologi baru dari lapangan kerja ke sekolah dan sebaliknya.
Memperoleh masukan dan umpan balik, guna memperbaiki dan mengembangkan serta meningkatkan penyelenggaraan
pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan Nusantara Palu.
Memberikan kesempatan penempatan kerja.
Mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diajarkan di sekolah.
Mempelajari kasus-kasus nyata yang terjadi di luar teori yang diajarkan di sekolah.
Dari tujuan diatas dapat diharapkan tercapai setelah melaksanakan PRAKERIN sebagai bekal dalam pengabdian diri di
masyarakat.

Manfaat prakerin :

Adanya manfaat Praktek Kerja Industri antara lain :


1. Menambah wawasan pada siswa/i.
2. Membina hubungan kerja sama yang baik antara pihak sekolah dengan perusahaan atau lembaga instansi lainnya.
3. Mendapatkan pengalaman untuk bekal  pada saat bekerja nantinya.
4. Menumbuhkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan antara pihak sekolah dengan pihak perusahaan.

Tujuan pembuatan laporan :

tujuan dari pembuatan laporan ini antara lain :


1. Membuat laporan tertulis mengenai kegiatan apa saja yang dilakukan selama mengikuti kegiatan PRAKERIN
2. Mengaplikasikan ilmu apa saja selama kegiatan berlangsung
3. Mendapatkan ilmu apa saja diluar teori yang di ajarkan
Penjelasan mengenai Rumah Sakit
Definisi
Berdasarkan Undang-undang No.44 Tahun 2009 tentang rumah sakit yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan dan gawat darurat.
Rumah sakit juga merupakan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan yaitu setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan dilakukan dengan
pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan
pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu serta berkesinambungan.
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan
dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit mempunyai karakteristik dan
organisasi yang sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuan masing-masing berinteraksi satu sama lain.
Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang berkembang sangat pesat yang harus diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka
pemberian pelayanan yang bermutu, membuat semakin kompleksnya permasalahan dalam Rumah Sakit.

Tugas & Fungsi rumah sakit :


Tugas utama dari IFRS adalah pengelolaan perbekalan kesehatan yang dimulai dari perencanaan, pengadaan, penyimpanan,
penyiapan, peracikan, pendistribusian, pencatatan dan pelaporan serta pengendalian semua perbekalan kesehatan
yang beredar dan digunakan di rumah sakit baik untuk penderita rawat tinggal, rawat jalan, maupun untuk semua unit
termasuk poliklinik rumah sakit. Berkaitan dengan hal tersebut IFRS harus menyediakan terapi obat yang optimal bagi
semua penderita dan menjamin pelayanan yang bermutu dan paling bermanfaat dengan biaya yang minimal. IFRS
merupakan unit di rumah sakit yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan obat atau perbekalan kesehatan yang
beredar dan digunakan di rumah sakit.
Pesonalia RS :
Personalia merupakan adalah orang-orang yang mempunyai peranan penting dalam pengolaan suatu Rumah Sakit dan
tenaga teknis kefarmasiaan. Personalia RS tenaga kerja yang dapat mendukung kegiatan suatu rumah sakit adalah
sebagai berikut :
Pimpinan Rumah Sakit :
(Dr. Reny A Lamadjido,Sp,PK)
Kepala Instalasi Rumah Sakit :
(Eny Kustyowati, S.Farm,Apt)
Apoteker Penganggung Jawab Depo
Depo IGD : (Dwi Hastuti, S.Farm.Apt)
Depo 1 Rawat Inap : (Nona F.Kasim.S.Si.Apt)
Depo 2 Rawat Inap : (Oktaripa Tappang S.Si.Apt)
Depo 3 Rawat Inap : (Faharuddin, S.Si,Apt)
Depo 1 Rawat Jalan : (Fatma S.Farm, Apt)
Depo 1 AMC : (Dewi Rahyana S.Si.Apt)
Depo 2 AMC : (Valen RuterlinT,S.Si,Mfarm.Klin,Apt)
Depo OK/HD : (Kamaria S.Farm.Apt)
Gudang Farmasi : (Herni Syam S.Farm, Apt)
Instalasi farmasi RSU Anutapura

DEPO INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)


Apoteker Penanggung Jawab : Dwi Hastuti, S.Farm.Apt
Depo Instalasi Gawat Darurat merupakan salah satu unit pelayanan dari instalasi Farmasi Rumah Sakit yang
memberikan pelayanan resep obat dalam waktu 1 x 24 jam.
Pelayanan resep di Depo Instalasi Gawat Darurat meliputi resep umum maupun resep PBI dan Non PBI.
Setiap pemberian maupun penyerahan obat kepada pasien, Depo IGD selalu mendata obat di Buku Stok.
Tujuan dari pembuatan dan penulisan Buku Stok adalah untuk mempermudah penghitungan jumlah obat
yang masih tersisa atau tersedia pada saat pelaporan.
Pelayanan resep di Depo Instalasi Gawat Darurat untuk pasien Gawat Darurat, yang belum memiliki kartu
jaminan kesehatan maka pasien tersebut dapat dilayani resepnya agar mendapatkan obat dengan cara
melakukan penjaminan sesuai dengan harga obat dari resep tersebut dan kepada pasien diberikan waktu
selama 2 x 24 jam untuk mengurus kelengkapan kartu jaminan kesehatan yang dibutuhkan. Hal ini
dilakukan agar pasien dapat segera diberi pelayanan kesehatan oleh dokter atau perawat yang bertugas
di Instalasi Gawat Darurat.
Distribusi di Depo Instalasi Gawat Darurat untuk pelayanan resep PBI dan Non PBI. kecuali untuk pasien
umum menggunakan sistem ODDD (One Day Dose Dispensing ), dimana resep yang telah ditulis oleh
dokter, dilayani untuk sehari dan diberikan kepada keluarga pasien yang menebus resep tersebut untuk
diantarkan kepada perawat dan diberikan kepada pasien.

Pengadaan yang dilakukan Depo IGD untuk mengisi persediaan obat maupun alkes yang telah habis yaitu,
dengan mendata seluruh obat yang akan habis persediaanya di Buku Anfrag dan ketika seluruh obat yang
hampir habis telah tercatat di Buku Anfrag maka pihak Depo akan meminta obat, langsung di Gudang
Farmasi dengan syarat membawa Buku Anfrag tersebut. Dan bila obat-obat umum seperti, Imunos,
Bisolvon dan sebagainya telah habis, dapat di lakukan pengadaan ataupun permintaan barang obat di
Depo Rawat Jalan.
DEPO 1 RAWAT INAP
Apoteker Penanggung Jawab : Nona F.Kasim.S.Si.Apt
Depo 1 Rawat Inap merupakan bagian dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit. yang melakukan kegiatan pendistribusian
perbekalan Farmasi untuk memenuhi kebutuhan pasien Rawat Inap Anutapura meliputi :
1. Kenari
2. Walet
3. Nuri Bawah
4. Camar
5. Nuri atas
6. Kakatua
7. Merpati
8. Belibis
9. Maleo
10. Intermedit
Depo 1 Rawat Inap didirikan dengan tujuan untuk mempermudah akses pelayanan terhadap pasien yang berobat inap di
beberapa ruangan yang telah tercantum di Depo 1 Rawat Inap. Depo 1 rawat Inap melayani resep pasien yang membawa
Resep Beserta SEP (Surat Elegibilitas Peserta) atau pun dengan membawa foto copyan dari kartu BPJS/ASKES. Depo 1
rawat inap tidak melayani Resep umum atau Tunai. Setiap pemberian maupun penyerahan obat kepada pasien, Depo 1
rawat inap selalu mendata obat di Buku Stok. Tujuan dari pembuatan dan penulisan Buku Stok adalah untuk
mempermudah penghitungan jumlah obat yang masih tersisa atau tersedia pada saat pelaporan. Perbekalan Farmasi yang
ada di Depo 1 Rawat Inap disimpan berdasarkan alfabetis dan berdasarkan sediaan.
Penyimpanan Psikotropika dan Narkotika di Depo 1 Rawat Inap disimpan di lemari yang terpisah. Obat Psikotropika dan
Narkotika ini disimpan bersama dangan Obat Keras Tertentu (OKT) lainnya. Penyimpanan Obat Keras Tertentu
dipisahkan bertujuan untuk memudahkan pencarian dan pemantauan penggunaan obat serta menghindari penggunaan obat
yang tidak bertanggung jawab. Dan melakukan pencatatan dalam buku OKT, dalam setiap pengambilan.
Pengadaan yang dilakukan Depo 1 Rawat Inap untuk mengisi persediaan obat maupun alkes yang telah habis yaitu, dengan
mendata seluruh obat yang telah habis persediaanya di Buku Anfrag dan ketika seluruh obat yang hampir habis telah
terdaftar di Buku Anfrag maka pihak Depo akan meminta obat, langsung di Gudang Farmasi dengan syarat membawa
Buku Anfrag tersebut.
Sistem distribusi di Depo 1 Rawat Inap yaitu bersifat IP (Individual Praescription) yaitu pendistribusian obat dengan cara
obat yang di butuhkan oleh pasien dipenuhi berdasarkan resep dari dokter dan biaya yang dikenakan hanya sesuai obat
yang di resepkan. Dan bersifat UDD (Unit Dose Dispensing) yaitu pendistribusian obat yang disiapkan untuk setiap kali
minum atau untuk 3 hari pemakaian minum.
DEPO 2 RAWAT INAP
Apoteker Penanggung Jawab : Oktaripa Tappang S.Si.Apt
Depo Farmasi Rawat Inap (2) merupakan bagian dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Umum Anutapura. Dan melakukan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pasien
Rawat Inap di Depo Farmasi 2, meliputi ruangan :
1. Rajawali Atas
2. Rajawali Bawah
3. Cendrawasih Atas
4. Cendrawasih Bawah
5. Kutilang
6. Pipik
7. Tekukur
Penyimpanan obat maupun alkes di Depo 2 Rawat Inap berdasarkan, Abjad, Sediaan,
FIFO, dan FEFO. Dan Obat keras disimpan di lemari khusus yang terbuat dari
kayu dan terkunci.
Depo Farmasi Rawat Inap (2) melayani pasien umum/tunai, dan melayani pasein
BPJS (PBI & Non PBI), JAMKESPRO, Jasa Raharja, dan In Health. Resep yang
diserahkan ke Apotek harus memiliki SEP (Surat Egibilitas Peserta) dari BPJS,
JAMKESPRO dan In Health, yang diberikan oleh perawat dari Ruangan Inap.
DEPO 3 RAWAT INAP
Apoteker Penanggung Jawab : Faharuddin S.Si.Apt
Depo 3 Rawat Inap merupakan bagian dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit. yang melakukan kegiatan
pendistribusian perbekalan Farmasi untuk memenuhi kebutuhan pasien Rawat Inap Anutapura
meliputi :
1. IGD Kebidanan
2. Nifas Atas dan Bawah
3. Garuda Atas dan Bawah
4. Gelatik
5. Vip Merak
6. HCU Bayi
Penyimpanan obat maupun alkes di Depo 3 Rawat Inap berdasarkan, Alfabetis dan bentuk sediaan.
Obat keras disimpan di lemari khusus yang terbuat dari kayu dan terkunci.
Pelayanan obat di Depo 3 Rawat Inap tidak melayani pasien umum/tunai melainkan melayani pasien
yang memiliki kartu BPJS, maupun Jamkes. Resep yang diserahkan ke Apotek harus memiliki
SEP (Surat Egibilitas Peserta) yang diberikan oleh perawat dari Ruangan Inap.
Pengadaan yang dilakukan Depo 3 Rawat Inap untuk mengisi persediaan obat maupun alkes yang
telah habis yaitu, dengan mendata seluruh obat yang telah habis persediaanya di Buku Anfrag
dan ketika seluruh obat yang hampir habis telah terdaftar di Buku Anfrag maka pihak Depo
akan meminta obat, langsung di Gudang Farmasi dengan syarat membawa Buku Anfrag tersebut.
Dan bila obat-obat umum seperti, Imunos, Bisolvon dan sebagainya telah habis, dapat di lakukan
pengadaan ataupun permintaan barang obat di Depo Rawat Jalan.
Sistem distribusi di Depo 3 Rawat Inap yaitu bersifat IP (Individual Praescription) yaitu
pendistribusian obat dengan cara obat yang di butuhkan oleh pasien dipenuhi berdasarkan
resep dari dokter dan biaya yang dikenakan hanya sesuai obat yang di resepkan. Dan bersifat
UDD (Unit Dose Dispensing) yaitu pendistribusian obat yang disiapkan untuk setiap kali minum
atau untuk 3 hari pemakaian minum.
DEPO RAWAT JALAN

Apoteker Penanggung Jawab : Fatma, S.Farm,Apt


Depo Rawat Jalan merupakan bagian dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit. yang
melakukan kegiatan pendistribusian perbekalan Farmasi untuk memenuhi
kebutuhan pasien Rawat Jalan Anutapura dari seluruh PoliKlinik.
Penyimpanan obat maupun alkes di Depo Rawat Jalan berdasarkan, alfabetis dan
bentuk sediaan. Obat keras disimpan di lemari khusus yang terbuat dari kayu dan
terkunci.
Pelayanan obat di Depo Rawat Jalan melayani pasien umum/tunai maupun pasien yang
memiliki kartu BPJS, maupun Jamkes.
Pengadaan yang dilakukan Depo Rawat Jalan untuk mengisi persediaan obat maupun
alkes yang telah habis yaitu, dengan mendata seluruh obat yang telah habis
persediaanya di Buku Anfrag dan ketika seluruh obat yang hampir habis telah
terdaftar di Buku Anfrag maka pihak Depo akan meminta obat, langsung di
Gudang Farmasi dengan syarat membawa Buku Anfrag tersebut.
Sistem distribusi di Depo Rawat Jalan yaitu bersifat Individual Praescreption (IP)
merupakan pendistribusian obat dengan cara obat yang dibutuhkan oleh pasien
dipenuhi berdasarkan resep dari dokter dan biaya yang dikenakan hanya sesuai
obat yang diresepkan.
DEPO 1 AMC
Apoteker Penanggung Jawab : Dewi Rahyana S.Si.Apt
Depo 1 AMC merupakan bagian dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit. yang melakukan kegiatan
pendistribusian perbekalan Farmasi untuk memenuhi kebutuhan pasien Anutapura meliputi:
1. AMC Kelas 1
2. AMC Kelas 2
3. VIP
4. VVIP
Penyimpanan obat di Depo 1 AMC berdasarkan bentuk sediaan dan alfabetis sesuai jenis obat
yaitu, obat generic dan obat branded, stabilitas suhu penyimpanan yaitu untuk obat-obat
yang stabil pada suhu ruangan disimpan pada ruang berAC, dengan tetap mengontrol suhu
ruangan (suhu antara “15-30ºC”) dan untuk obat yang stabil pada suhu dingin disimpan pada
lemari pendingin (suhu antara “35,2ºC”). Begitupun obat yang tergolong keras ataupun
narkotik dan psikotropika di simpan di lemari tersendiri sesuai dengan peraturan mentri
kesehatan RI No. 128/Menkes/Per 1978.
Penyusunan barang (khususnya obat disusun berdasarkan system kombinasi FIFO dan FEFO.
Dalam box penyimpanan obat terdapat masing-masing kartu stok yang digunakan pada obat
masuk dan keluar. Tujuan dari pembuatan dan pencatatan Kartu Stok adalah untuk
melakukan evaluasi terhadap keamanan, obat (kehilangan), pasien (terkait ED) serta death
stock.
Pelayanan obat di Depo 1 AMC melayani pasien umum/tunai maupun pasien yang memiliki kartu
Askes,BPJS, maupun Jamkes dan pbat dilayani sesuai dengan ketentuan.
DEPO 2 AMC
Apoteker Penanggung Jawab : Valen Ruterlin T,S.Si,M.farm.Klin,Apt
Depo 2 AMC merupakan bagian dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit. yang melakukan kegiatan pendistribusian
perbekalan Farmasi untuk memenuhi kebutuhan pasien Anutapura meliputi :
1. AMC Kelas 1
2. AMC Kelas 2
3. VIP
4. VVIP
Penyimpanan obat di Depo 1 AMC berdasarkan bentuk sediaan dan alfabetis sesuai jenis obat yaitu, obat
generic dan obat branded, stabilitas suhu penyimpanan yaitu untuk obat-obat yang stabil pada suhu
ruangan disimpan pada ruang berAC, dengan tetap mengontrol suhu ruangan (suhu antara “15-30ºC”) dan
untuk obat yang stabil pada suhu dingin disimpan pada lemari pendingin (suhu antara “35,2ºC”).
Begitupun obat yang tergolong keras ataupun narkotik dan psikotropika di simpan di lemari tersendiri
sesuai dengan peraturan mentri kesehatan RI No. 128/Menkes/Per 1978.
Dalam box penyimpanan obat terdapat masing-masing kartu stok yang digunakan setiap obat masuk dan
keluar. Tujuan dari pembuatan dan penulisan Kartu Stok adalah untuk mempermudah penghitungan
jumlah obat yang masih tersisa atau tersedia pada saat pelaporan.
Pelayanan obat di Depo 2 AMC melayani pasien umum/tunai maupun pasien yang memiliki kartu Askes,BPJS,
maupun Jamkes. Resep yang diserahkan ke Apotek harus memiliki SEP (Surat Egibilitas Peserta) yang
diberikan oleh perawat dari Ruangan Perawatan.
Pengadaan yang dilakukan Depo 2 AMC untuk mengisi persediaan obat maupun alkes yang telah habis yaitu,
dengan mendata seluruh obat yang telah habis persediaanya di Buku Anfrag dan ketika seluruh obat
yang hampir habis telah terdaftar di Buku Anfrag maka pihak Depo akan meminta obat, langsung di
Gudang Farmasi dengan syarat membawa Buku Anfrag tersebut. Dan bila obat-obat umum/paten
seperti, Imunos, Bisolvon, Elkana, Sim DHA dan sebagainya telah habis, dapat di lakukan pengadaan
ataupun permintaan barang obat di Depo Rawat Jalan.
Sistem distribusi obat di Depo 1 AMC bersifat One Day Dose Dispensing (ODDD) adalah sistem
pendistribusian obat yang disiapkan untuk waktu minum obat selama satu hari.
DEPO HD
Apoteker Penanggung Jawab : Kamaria S.Farm.Apt
Depo HD/OK merupakan bagian dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit Anutapura yang melakukan
kegiatan pendistribusian perbekalan Farmasi untuk memenuhi kebutuhan pasien yaitu,
Pasien Hemodialisa.
Depo ini melayani pasien BPJS yaitu PBI dan Non PBI Serta pasien Tunai/umum. Setiap
pengeluaran Obat maupun alkes di catat dalam Kartu stok. Yang mendata nama obat beserta
jumlah obat yang keluar.
Pengadaan yang dilakukan Depo HD/OK bila obat maupun alkes telah kosong/habis sama seperti
Depo lainnya, yaitu dengan mendata di buku anfrag obat yang telah habis kemudian
menyerahkan buku anfar ke Gudang Farmasi untuk di sediakan.
 
Penyimpanan obat dan alkes di Depo HD/OK yaitu berdasarkan bentuk sediaan. Adapun obat
yang bersifat termolabil disimpan dalam lemari es dengan suhu 35,2ºC, karena sifat obat
tersebut yang harus disimpan pada suhu tertentu.
 
Sistem distribusi obat dari Depo HD/OK yaitu system UDD (Unit Dose Dispensing) yang
merupakan pendistribusiaan obat yang disiapkan untuk setiap kali pakai untuk pasien Rawat
Jalan dan Rawat Inap
GUDANG
Penanggung Jawab Gudang Farmasi : Herni Syam S.Farm
Gudang Instalasi Farmasi merupakan tempat penerimaan, penyimpanan, pendistribusian dan pemeliharaan barang
persediaan berupa obat, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan lainnya.
Ada beberapa kegiatan yang dilakukan di gudang antara lain yaitu perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, pencatatan dan pelaporan terhadap perbekalan.
Perencanaan perbekalan farmasi yang dilakukan adalah berdasarkan pemakaian obat yang sebelumnya (konsumsi).jadi
semua obat yang dipesan diperhitungkan berdasarkan pola konsumsi atau pemakaian obat yang sering keluar.
Pengadaan perbekalan farmasi dilakukan secara pemesanan langsung yaitu melakukan pemesanan secara langsung ke
PBF dan melakukan pengadaan secara tender yaitu pengadaan perbekalan farmasi yang diakukan dalam jumlah
yang besar dan di lakukan dengan mengundang beberapa distributor dan memilih satu distributor dengan
penawaran yang terbaik.
Proses penerimaan perbekalan farmasi sangat penting karena pada proses inilah kita menyaring barang-barang yang
tidak bermutu dan tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan seperti : kuantitas, kualitas, spesifikasi, packing,
seal, expire date dan harga.
Penyimpanan perbekalan farmasi di gudang dilakukan berdasarkan bentuk sediaan, FEFO, FIFO dan Alfabetis,
Sedangkan penyimpanan perbekalan farmasi yang termasuk obat psikotropika dan narkotika disimpan dilemari
khusus dan terpisah yang memiliki dua pintu dan dua kunci. Pintu luar terbuat dari bahan besi, dan pintu dalam
terbuat dari bahan kayu. Ukuran lemari penyimpanan obat psikotropika dan narkotika adalah 40x80x100 cm3 dan
perbekalan yang termasuk obat yang termolabil disimpan dilemari pendingin (kulkas) yang dilengkapi dengan kartu
stok.
Pendistribusian perbekalan farmasi merupakan suatu proses penyerahan obat sejak setelah sediaan disiapkan oleh
IFRS sampai dengan dihantarkan kepada perawat, dokter, atau tenaga medis lainnya untuk diberikan kepada
pasien-pasien. Tujuannya untuk menyediakan perbakalan farmasi di unit-unit pelayanan secara tepat jenis dan
jumlah.
Secara umum pendistribusian perbekalan farmasi di Rumah Sakit dilakukan berdasarkan prosedur berikut :
Sistem distribusi dirancang atas dasar kemudahan untuk dijangkau oleh pasien dengan mempertimbangkan :
Efisiensi dan efektifitas sumber daya yang ada
 Metode sentralisasi atau desentralisasi
Sistem floor stock dan resep individu.
 
Pendistribusian Perbekalan Farmasi untuk Pasien Rawat Inap Merupakan kegiatan
pendistribusian perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan  pasien rawat inap di rumah
sakit, yang diselenggarakan secara sentralisasi dan dengan sistem persediaan life saving di
ruangan dan sistem resep perorangan.
.Pendistribusian Perbekalan Farmasi untuk Pasien Rawat Jalan Merupakan kegiatan
pendistribusian perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan  pasien rawat jalan di rumah
sakit, yang diselenggarakan secara sentralisasi dengan sistem resep perorangan oleh
Apotik Rumah Sakit.
Pendistribusian Perbekalan Farmasi di luar Jam Kerja Merupakan kegiatan pendistribusian
perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan  pasien di luar jam kerja yang
diselenggarakan oleh:
 
Apotik rumah sakit yang dibuka 24 jam  
Ruang rawat yang menyediakan perbekalan farmasi emergensi Sistem pelayanan distribusi :
Sistem resep perorangan Pendistribusian perbekalan farmasi resep perorangan/pasien
rawat jalan dan rawat inap melalui Instalasi Farmasi.
Pengeluaran atau pendistribusian perbekalan farmasi di RSU ANUTAPURA dapat dilakukan
dengan Prosedur seperti berikut :
Menerima buku permintaan barang dari Depo IFRS.
Mengecek ketersediaan barang di Gudang
Mengisi Jumlah kebutuhan pada buku permintaan barang dari Depo IFRS.
Mengambil barang dari tempat penyimpanan.
Mencatat barang pada kartu stok dan buku mutasi barang.
Melakukan serah terima barang.
• Masalah yang dihadapi :

Untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada pelanggan, penjual harus mengetahui terlebih dahulu faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi tingkat kepuasan pelanggan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan adalah :
waktu pelayanan (mulai dari datang, menunggu, bayar, dan pulang) kualitas yang diterimanya, dan ketersediaan barang. Tetapi
untuk memberikan pelayanan maksimal penjual seringkali mendapatkan kendala antara lain, sebagai berikut :
» Dalam penempatan obat terkadang tidak sesuai dengan box obat tersebut.
» Kekeliruan yang dialami oleh dokter dalam penulisan resep, seperti kelebihan dosis yang tidak sesuai
dengan umur pasien,dll.
» Biasanya Apoteker dan asisten Apoteker tidak memperhatikan stok obat sehingga ketika obat akan di
serahkan kepada pasien, stok atau persediaan obat telah habis.
» Terdapat beberapa Depo yang penyusunan obatnya tidak sesuai Alfabetis, sehingga terjadi kesulitan
dalam pengambilan obat.
» Terdapat beberapa Depo yang lemari tempat penyimpanan OKT tidak sesuai dengan peraturan,
seperti lemari tersebut tidak terkunci, dan bukan diletakan dalam lemari kayu.

Pemecahan masalah :
Masalah yang dihadapi dapat dipecahkan. Antara lain dengan :
1. Secara umum Apotek Kimia Farma 328 Megatama memberikan fasilitas yang lebih baik ketimbang Apotek lain. Serta tidak lupa
memberikan informasi penting mengenai obat. Sehingga tidak heran bila barang obat yang dijual oleh Kimia Farma rata-rata
memiliki harga yang tinggi. Itu semua seimbang dengan pelayanaan yang diberikan.
2. Sediaan obat yang berjamur diakibatkan karena kecerobohan pihak yang mengelola. Sehingga pihak yang mengelolah ataupun
bertanggung jawab mengenai penyimpanan obat harus memperhatikan lebih cermat saat melakukan penyimpanan.
3. Bagi resep yang tergolong obat bebas, kelengkapan resep tidak terlalu di permasalahkan. tetapi bagi resep yang mengandung
obat keras maupun narkotik harus memenuhi kelengkapan resep seperti nama dokter, alamat pasien, nomor hp dari pasien untuk
mencegah terjadinya penyalahgunaan.
4. Keterlambatan penyediaan obat sebagia besar bukan kesalahan dari pihak Apotek. Tetapi terkadang menyangkut kesalahan dari
distributor yang terlambat dalam melakukan penyaluran obat yang telah dipesan oleh pihak Apotek. Dan bila ada pasien yang
mengeluh akan hal tersebut, maka hal yang harus kita lakukan yaitu memberikan pemahaman kepada pasien.
5. Karena Kurangnya rak penyimpanan yang tersedia di Apotek Kimia Farma 328 Megatama sehingga dalam 1 rak tersimpan 3-4
obat. Tetapi bila pihak-pihak Apotek dapat mengatur dan menyimpan obat-obatan tersebut dengan rapi pasti akan terlihat lebih
rapi.
Kesimpulan

• Dilihat dari kegiatan prakerin dapat disimpulkan sebagai berikut :


• Prakerin di RSU Anutapura menambah wawasan dan pengetahuaan
dibidang kefarmasiaan bagi siswa-siswi.
• Prakerin ini memberikan pengalaman bagi para siswa-siswi dalam
menerapkan pelajaraan yang didapat dari sekolah ke tempat lapangan
kerja
• Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit Umum Anutapura Palu telah
menyelenggarakan pelayanan sesuai dengan kebutahan
masyarakat.Pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit Umum Anutapura Palu
sudah berjalan dengan baik meliputi perencanaan perbekalan farmasi,
pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian/pelayanan, serta
pencatatan dan pelaporan.
Kelompok RSU Anutapura
 Moh. Syahrir Hidayat  Ansar
 Mutmainnah LB  Dinda rezita
 Febby Oktavia  Aswajum
 Sharon melisa  Fauzul
 Sitti khadijah  Anisa pusparini
 Ruth febri antameng  Jurhana
 Khairatun hisan  Rizaldi
 Aprilia natasya  Reynaldi
 Moh. Alghifari  Sitti hardiyanti
 Dewi rahayu  Vira frisca

Anda mungkin juga menyukai