Anda di halaman 1dari 39

Kelompok 1

Dina Fitriyah Nurin R Putri Ayuninda Yusri Firqih Regif A

Yulianti Ruhama St Nurabithatul Jannah


Anatomi Fisiologi

Jens Martensson 2
ES
KY TUN
FUN

Jens Martensson 3
Spina bifida disebabkan oleh kegagalan tabung saraf untuk
menutup selama bulan pertama perkembangan embrio (seiring
sebelum ibu tahu dia hamil)

Biasanya penutupan tabung saraf terjadi di sekitar 23-27 hari


setelah pembuahan. Namun, jika sesuatu mengganggu dan
tabung gagal menutup dengan benar, spina bifida akan
terjadi.

Jens Martensson
Penonjolan dari korda spinalis dan meningens
menyebabkan kerusakan pada korda spinalis
dan akar saraf, sehingga terjadi penurunan atau
gangguan fungsi pada bagian tubuh yang
dipersarafi oleh saraf tersebut atau di bagian
bawahnya.

Gejalanya tergantung kepada letak anatomis


dari spina bifida. Kebanyakan terjadi di pung-
gung bagian bawah, yaitu daerah lumbal atau
sakrum, karena penutupan vertebra di bagian
ini terjadi paling akhir.

Jens Martensson
Epidemiologi
Insidensi spina bifida sekitar 1 sampai 2 kasus per 1000 populasi. Spina bifida
merupakan kecacatan kelahiran kedua setelah kelaian jantung congenital, dan
myelomeniocel adalah jenis spina bifida yang sering didapatkan. Di United
States sekitar 1500 bayi didapatkan lahir dengan myelomeningocel setiap
tahunnya.
Diseluruh dunia, frekuensi spina bifida (per 10.000 kelahiran) mulai dari 0,9 di
Canada dan 0,7 di Fancis hingga 7,7 di United Arab Emirates, dan 11,7 di
amerika selatan. Sekitar tahun 1940, epidemics myelomeningocel terjadi di
Boston, Republic of China dan Jamaica.

Jens Martensson 6
Etiologi
• Faktor genetik dan lingkungan (nutrisi atau terpapar bahan berbahaya) dapat menyebabkan resiko
melahirkan anak dengan spina bifida. Pada 95 % kasus spina bifida tidak ditemukan riwayat keluarga
dengan defek neural tube. Resiko akan melahirkan anak dengan spina bifida 8 kali lebih besar bila
sebelumnya pernah melahirkan anak spina bifida
• Kekurangan asam folat pada awal kehamilan
• Rendahnya kadar vitamin maternal
• Penonjolan dari medula spinalis dan meningens

Jens Martensson 7
Pembagian Spina Bifida

Jens Martensson 8
1. Spina bifida occulta
Defek tidak tampak, jarang Defek tidak tampak, jarang
menimbulkan gejala atau menimbulkan gejala atau komp-
komplikasi. Satu atau beberapa likasi. Satu atau beberapa ver-
vertebra tidak terbentuk secara tebra tidak terbentuk secara
normal, tetapi korda spinalis dan normal, tetapi korda spinalis
selaputnya (meningens) tidak dan selaputnya (meningens)
menonjol. Ditemukan tidak sengaja tidak menonjol. Ditemukan
saat penderita dilakukan foto x-ray tidak sengaja saat penderita
dilakukan foto x-ray

Jens Martensson 9
Meningens menonjol melalui
vertebra yang tidak utuh dan
teraba sebagai suatu ben-
jolan berisi cairan di bawah
kulit.

Jens Martensson
(1) Eksternal kantung dengan cairan cere-
brospinal.

(2) Saraf tulang belakang terjepit di antara tulang


belakang.
Perbandingan
ketiganya

Jens Martensson 13
Penyebab
1. Keluarga
dengan riwayat
spina bifida

2. Kekuran-
gan asam folat
(folat)

3. Diabetes

Jens Martensson
Gejala

Secara umum gejalanya dapat berupa :


1. Gangguan Mobilitas
2. Gangguan Saluran Kemih Dan Pencernaan

Jens Martensson
Komplikasi

1. Meningitis
2. Hidrosepalus
3. Siringomelia
4. Fraktur patologis pada 25% penderita spina bifida, disebabkan karena kelemahan atau
penyakit pada tulang.

Jens Martensson
Saat Ibu Mengandung
1. Triple Screen
2. USG
3. Amniosentesis

Saat bayi lahir


1. CT Scan/ MRI

Jens Martensson
Chief of complain

Keterbatasan gerak pada kedua tungkai anak

Jens Martensson 19
History Taking Khusus:
1. Apa keluhan utama? Anak saya belum bisa berjalan
sampai saat ini. Anak saya dulunya ada benjolan di
Umum : bagian punggung bawahnya
2. Sejak kapan anak ibu ? Sejak lahir, saya fikir hanya
benjolan biasa saja
• Nama : Muh. Zulfikar
3. Apa ibu konsumsi obat obat selama kehamilan?
• Umur : 15 bulan Tidak

• Alamat : Jl. P. Kemerdekaan 12 4. Apa ibu mengkonsumsi makanan bergizi sewaktu


kehamilan? Tidak, saya tidak makan makanan bergizi
• Nama Ayah : Muh. Farid karena faktor ekonomi
5. Apa sebelumnya pernah melahirkan anak seperti ini?
• Nama Ibu : Anita P. Tidak
• Agama : Islam 6. Apakah ibu sudah ke dokter? Iya sudah, dua bulan
yang lalu anak saya sudah di operasi dan dokter
menyarankan saya untuk ke fisioterapi setelah proses
pemulihan operasinya

Jens Martensson
Anamnesis
7. Pada saat ibu hamil, apakah ibu pernah periksa ke
laboratorium? Iya pernah, dan hasilnya kadar AFP nya
tidak normal (tinggi).
8. Ada foto rontgen anaknya ibu? Iya ada
9. Aktivitas seperti apa yang sulit anak ibu lakukan?
Biasanya kan saya mau latih dia berdiri, cuman belum
bisa dia lakukan. Merangkak dan posisi duduknya juga
terhambat.
10. Bagaimana aktivitas BAK/BAB nya anak ibu?
Pipisnya agak kurang lancar. Kalo malam minum susu
banyak tapi kadang saat pagi di cek popoknya tidak
terlalu basah
11. Apakah dikeluarga ada yang mengalami hal seperti
ini juga? Iya ada dari keluarga suami saya
12. Apakah masih ada keluhan lain? Tidak ada

Jens Martensson
Asymmetric

INSPEKSI
-> Ekspresi wajah normal
Statis -> Kaki tidak banyak berg-
erak (sedikit pergerakan)

-> Merangkak (merangkak den-


gan badan lebih banyak berg-
erak),
-> Duduk (tidak dapat mandiri), Dinamis
-> Dan tidak dapat berdiri.

Jens Martensson
TES ORIENTASI

Bayi ditelungkupkan, kemudian diberikan stimulan untuk memanc-


ing terjadinya gerakan pada pinggul dan ekstremitas inferiornya

Hasilnya : penderita tidak mampu menggerakkan pinggul,tungkai


kakinya

Jens Martensson 23
PFGD (Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar)

Keterbatasan gerakan pada regio hip, knee, dan ankle

Jens Martensson 24
Restrictive

1) Limitasi ROM : Terdapat limitasi ROM


2) Limitasi pekerjaan : -
3) Limitasi rekreasi : kesulitan bermain
4) Limitasi ADL : Berjalan, duduk, dan merangkak

Jens Martensson 25
Tissue Impairtment

1) Musculotendinogen : kelemahan otot di regio hip, knee, dan ankle


2) Osteoarthrogen: Limitasi ROM hip , knee dan ankle joint
3) Neurogen : -
4) Psikogenik : -

Jens Martensson 26
Pemeriksaan spesifik

Tes refleks
1.Refleks sensoris
2.Refleks babinsky

Radiologi

Jens Martensson 27
1. Ada tidaknya pergerakan
pada kaki
Ada tidaknya sen-
sasi pada kaki:

Gunakan cubitan lembut atau


tusukan halus dengan pentul
pada jari-jari kaki,telapak, tumit
dan tungkainya. Amati
reaksinya, seperti segera
menghindar, menangis ataukah
tidak ada reaksi

Jens Martensson
Kelemahan otot pada
pinggul, dan kedua tungkai
akibat spina bifida post
operasi
sejak dua bulan yang lalu.
No Problem Modalitas dosis
1 Kelemahan otot Exercise terapi F = 1x perhari
I = 8 hit 3x rep
T = PROMEX
T = 15 menit
PROGRAM FT
2 Tidak mampu merangkak Exercise terapi F = 1x perhari
I = 8x hit 3 rep
T = posisi merangkak
T = 15 menit
4 Tidak mampu duduk dengan Exercise terapi F = 1x perhari
mandiri I = 8 hit 4 rep
T = posisi duduk
T = 15 menit
5 Tidak mampu berdiri dengan Exercise terapi F = 1x perhari
mandiri I = 8 hit 4 rep
T = keseimbangan, Bridging
exercise
T = 15 menit
6 Tidak mampu berjalan Exercise terapi F = 1x perhari
I = 8hit 4 rep
T = posisi berjalan, gait analisis
T = 15 menit

Jens Martensson
POSITIONING

Berbaring pada perut ibu dapat


membuat posisi ini
menyenangkan bagi bayi.
Sebuah tangan ditempatkan
pada bagian bawah bayi dapat
membantu untuk stretch tight
hip

Jens Martensson
Example of a Parapodium

• Commonly used for children


with high lesions (T12-L3)
• Offers support to the hips,
knees, and ankles.

Jens Martensson
Anak dengan spina bifida harus didukung
untuk secara teratur mengambil bagian
dalam aktivitas yang menyediakan:
1. Appropriate cardiovascular challenge.
2. Muscle strengthening.
3. Improved eye-hand coordination.
4. Wheelchair maneuvering skills.
5. Sportsmanship from which all children
can beneficit.
6. Recreation and therapeutic purpose.
Aquatics activities

1. Menambahkan kegiatan yang berhubungan


dengan
2. Mencoba melakukan tingkatan gerakan bebas
yg tidk dpt dilakukan tanpa perlu berdiri di daratan
3. Benefices:
-Strengthening of the body.
-Increasing cardiovascular efficiency.
-Fun.
-Easily motivated
Peranan seorang fisioterapis dalam merawat
individu dengan spina bifida adalah untuk
melatih gerakan fungsionalnya secara
mandiri, menghindari komplikasi, dan men-
goptimalkan kesehatan sepanjang hidup in-
dividu tersebut.
TERIMA KASIH

Jens Martensson

Anda mungkin juga menyukai