BEAMS
DOUBLE INTEGRATION METHOD
GROUP 2
DITO PUTR A A.F 04211940000027
SALSABILA PUTRI GIAFI 04211940000029
M FARZA NUR I 04211940000032
M. ERSHAD IBRAHIM 04211940000034
MEMBER
ISNA ZAHROTUL HUSNA 04211940000038
JOHAN MARTHERRY 04211940000039
AHMAD AULIYA HANIIF 04211940000044
H
FAUZAN TAUFIKHAIRUL 04211940000047
M. ABIYYU AKBAR 04211940000049
MAS'UD
TODAY'S
LESSON
Deflections of Beams
Sumbu sebuah balok akan berdefleksi (atau melentur) dari kedudukannya semula apabila berada di bawah pengaruh gaya terpakai. Defleksi Balok
adalah lendutan balok dari posisi awal tanpa pembebanan. Defleksi (lendutan) diukur dari permukaan netral awal ke permukaan netral setelah balok
mengalami deformasi. Karena balok biasanya horizontal, maka defleksi merupakan penyimpangan vertikal seperti yang ditunjukkan pada gambar di
atas
Besarnya defleksi ditunjukan oleh pergeseran jarak y. Besarnya defleksi y pada setiap nilai x sepanjang balok disebut
persamaan kurva defleksi balok. Balok yang dirancang dengan baik tidak hanya mampu memikul beban yang akan
diterimanya tetapi juga harus mampu mengatasi terjadinya defleksi sampai batas tertentu
Beberapa metode yang digunakan untuk mencari lendutan pada balok adalah:
Integrasi Ganda
metode dimana integrasi pertama menghasilkan kemiringan (slope) dy/dx di sembarang titik
pada balok. Integrasi kedua memberikan defleksi y pada setiap nilai x.
RUMUS Keterangan:
E = modulus elastisitas
I = Momen Inersia
M = Momen lentur
y = jarak vertikal (lendutan balok)
x = jarak sepanjang balok
Momen lentur yang telah didapatkan dari setiap segmen balok diantara titik-titik pembebanan dimana terjadi perubahan pembebanan,
kemudian masing-masing akan diintegralkan untuk setiap segmen balok. Untuk menghitung konstanta integrasi dibutuhkan berbagai syarat
batas dan kondisi kontinuitas. Syarat batas homogen untuk balok dengan EI yang tetap, diperlihatkan pada gambar di bawah :
Contoh-Contoh
Soal
EXAMPLE 1
Berdasarkan sign convention pada buku Schaum Outline of Strength of Materials chapter
6, bending moment M pada x ialah sebagaimana berikut
C1 menunjukkan integrasi konstan. Persamaan tersebut bernilai benar untuk semua nilai x dan y, apabila
ditetapkan kondisi x = 0
C2 menunjukkan integrasi konstan yang kedua. Ketika x = 0, defleksi pada y = 0 mengingat kondisi batang ialah
dijepit. Sehinggi didapat C2
EXAMPLE 1
Maka rumusnya akhirnya menjadi
Karena beam yang didefleksikan simetris pada pusat bentang, yaitu sekitar x = L/2,
maka slope harus bernilai nol. Subtitusi (dy/dx)x = L / 2 = 0 di Eq. (2) maka kita dapat
EXAMPLE 2
Slope dy/dx pada titik manapun maka
OR
EXAMPLE 3
Sistem koordinat x-y dapat digunakan pada persoalan ini, dimana sumbu x ditunjukkan sejajar
dengan posisi beam pada saat belum mengalami bending. Beam yang berubah keadaan ditunjukkan
oleh garis tebal pada Fig. 8-5
EXAMPLE 3
Berdasarkan sign convention pada buku Schaum Outline of Strength of Materials chapter 6, bending moment M
pada x ialah sebagaimana berikut
C1 menunjukkan integrasi konstan. Persamaan tersebut bernilai benar untuk semua nilai x dan y, apabila
ditetapkan kondisi x = 0 disubstitusikan, maka akan didapat 0 = 0 + 0 + C1 atau C1 = 0.
EXAMPLE 3
Lalu pengintegrasian kedua dapat dilakukan sebagaimana berikut
C2 menunjukkan integrasi konstan yang kedua. Ketika x = 0, defleksi pada y = 0 mengingat kondisi batang ialah
dijepit. Sehinggi didapat 0 = 0 + 0 + C2 atau C2 = 0
C1 = C2 = 0 menghasilkan slope dy/dx dan defleksi y pada setiap titik x pada beam. Defleksi bernilai maksimum pada
ujung beam (x = L) di bawah beban P, dari persamaan sebelumnya didapat
Tanda negatif menunjukkan kurva defleksi berada di bawah sumbu x. Namun apabila yang diinginkan hanyalah besar
daripada defleksi pada x = L, maka dapat dituliskan sebagaimana berikut
Thank
you !