Anda di halaman 1dari 15

TERHADAP

LAPANGAN
KERJA DALAM
ERA BONUS
DEMOGRAFI

Anggota kelompok 6:
Setia Anastasya H14180005
Yose Shariati J H14180024
Atika Salsabila H14180026
Hanisa Dwintari H14180047
Latar belakang

Kondisi pembangunan Indonesia dapat dikatakan belum merata. Sentralisasi ibukota masih sangat kuat. Indonesia masih
menjadi salah satu urbanisasi tertinggi di Asia bahkan dunia yaitu sebesar 55%. Hal ini menyaratkan bahwa ada potensi negatif
jika pengembangan daerah lain tidak mampu dipercepat dan memungkinkan timbulnya banyak pengangguran.
Dari sektor tenaga kerja, permintaan tenaga kerja sering kali tidak sesuai dengan kualitas SDM yang tersedia. Belum lagi
prediksi bonus demografi yang akan dihadapi Indonesia 2045. Hal ini dapat menjadi bencana tetapi bisa menjadi potensi yang
bagus untuk Indonesia.
Investasi adalah salah satu hal yang perlu ditingkatkan dalam persiapan penyediaan lapangan pekerjaan. Tetapi membuka
investasi di berbagai daerah bukanlah perkara yang mudah, banyaknya peraturan yang tumpang tindih dan memberatkan pihak
investor membuat investor enggan membuka perusahaan di Indonesia.
Pemerintah bergerak melalui Rancangan Undang-undang (RUU) Cipta Kerja dan Perpajakan Omnibus Law sebagai
legislasi super prioritas pada 2020. Dengan harapan untuk menjadi daya tarik dalam pembukaan investasi dan mempercepat
supply lapangan kerja.
Namun hal tersebut memicu munculnya protes dari pihak organisasi pekerja dan serikat buruh bahwa ada beberapa poin
dari omnibus law yang dirasa merugikan bagi pekerja. Oleh karena itu, perlu tinjauan yang baik serta komunikasi yang simetris
bagi dari pemerintah dengan pekerja.
tujuan
1. Untuk mengetahui ketimpangan daya serap pada sektor lapangan
kerja di Indonesia.
2. Untuk mengetahui apakah bonus demografi merupakan
permasalahan atau keuntungan bagi kondisi ekonomi
3. Untuk mengetahui kebijakan omnibus law dalam menyikapi
bonus demografi dan ketepatan kebijakan tersebut
Tinjauan pustaka

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dalam indikator ketenagakerjaan, pengangguran merupakan
penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan atau sedang mempersiapkan suatu
pengangguran usaha baru atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja tetapi
belum mulai bekerja.

Lapangan kerja merupakan bidang kegiatan usaha dari suatu perusahaan atau instansi. Lapangan
Lapangan kerja pekerjaan dibagi dalam 17 bidang.

Bonus demografi merupakan keuntungan ekonomis yang disebabkan oleh rasio ketergantungan sebagai
proses penurunan kelahiran jangka panjang. Transisi demografi mengubah struktur penduduk, dimana
Bonus demografi proporsi masyarakat berusia 0-15 tahun akan menurun dan di sisi lain terjadi peningkatan masyarakat
usia produktif lebih dari 15 tahun.

Kata Omnibus Law berasal dari bahasa Latin dimana Omnibus berarti untuk semuanya. Menurut Pakar
Hukum Tata Negara Fahri Bachmid konsep “Omnibus Law” merupakan konsep suatu hukum yang
Omnibus law berfungsi untuk mengkonsolidir berbagai tema, materi, subjek dan peraturan perundang-undangan
pada setiap sektor yang berbeda untuk menjadi satu produk hukum besar dan holistik. Omnibus law
pada umumnya digunakan oleh negara yang bersifat common law.
PembahASAN

Kontra terhadap kebijakan omnibus law

Kondisi efektivitas investasi indonesia


Kondisi pengangguran di indonesia terhadap tenaga kerja

Hubungan omnibus law dengan


Kondisi tenaga kerja
penyediaan lapangan pekerjaan
Kondisi pengangguran di
indonesia
Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama

Sumber :
BPS
Menurut data yang di rilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2019 menyatakan bahwa tingkat
pengangguran terbuka (TPT) Indonesia mengalami penurunan yaitu 5,28% dibandingkan dengan Agustus 2018
sebesar 5,34%. Hal ini setara dengan 5 pengangguran dari 100 orang angkatan kerja Indonesia.
Beberapa faktor penyebab pengangguran bisa terjadi yaitu:
1. Kemampuan tenaga kerja yang tidak sesuai kebutuhan
2. Informasi lapangan kerja yang asimetris
3. Budaya masyarakat yang tidak sesuai keinginan perusahaan
4. Fenomena transformasi tenaga kerja ke sektor industri terkadang membutuhkan waktu dan mengakibatkan
perubahan status tenaga kerja ke pengangguran
Kondisi tenaga kerja indonesia
Rata-rata upah burh\uh lapangan kerja

Pada tren yang terjadi dari 2017 hingga 2019 terjadi


transformasi tenaga kerja salah satunya pada sektor pertanian.
Pada Agustus 2019 tren kontribusi tenaga kerja pertanian
menurun 1,46% dibandingkan dengan Agustus 2018. Tren ini
terjadi karena sektor pertanian Indonesia merupakan sektor yang
tidak menjanjikan. Kurang menjanjikannya bantuan dan jaminan
bagi petani menjadi faktor yang cukup berpengaruh.
Meskipun kontribusi tenaga kerja di sektor pertanian
mencapai 27,33 persen atau 34,58 juta orang, rata-rata upah yang
didapatkan berada di bawah upah minimum. Sektor
pertambangan menjadi sektor dengan upah buruh tertinggi
sedangkan pertanian sebagai sektor dengan upah terendah.
Sektor kerja dengan kebutuhan teknologi yang tinggi berbanding
lurus dengan upah yang diberikan.

Sumber :
BPS
Lanjutan

Kondisi tenaga kerja indonesia


Rata-rata Buruh Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin (Rupiah), Agustus 2019

Kualitas tenaga kerja dipengaruhi oleh kemampuan yang dimiliki. Pendidikan memiliki peran yang
penting dalam kualitas SDM. Dalam kasus ini kualitas SDM yang baik dapat menjadi faktor dalam
pembangunan negara. Jumlah tenaga kerja rendah di Indonesia masih sangat tinggi untuk pekerja lulusan SD
39,66% , SMP 17,88%, SMA 18,33%, SMK 11,73%, 3% diploma, dan untuk jenjang D4,S1 2,7% dan S2,S3
9,7%. Rata-rata gaji untuk tenaga kerja lulusan universitas berada pada tingkat kisaran 4 juta rupiah hampir
2,5 kali gaji tenaga kerja lulusan SD. Pekerja formal yaitu mereka yang dibantu buruh tetap maupun mereka
yang menjadi buruh tercatat pada jumlah 56,08 juta orang (44,28%) dan pekerja informal atau berusaha
sendiri, dibantu buruh tidak tetap tercatat pada jumlah 70,49 juta orang (55,72%).
Hubungan Omnibus Law dengan Penyediaan Lapangan Kerja
Dasar perkiraan kesempatan kerja merupakan hasil dari rencana investasi atau rencana
pembangunan secara umum. Indonesia sebagai negara dengan populasi terbesar ke 4 memiliki pasar yang
strategis. Namun bagi para investor kondisi Indonesia tidak banyak menguntungkan karena di samping
perijinan yang sulit dan infrastruktur yang terpusat di Jawa, karakteristik tenaga kerja Indonesia tidak
sebaik negara tetangga.
Realisasi Investasi 2014- September 2019

Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal

Realisasi investasi Indonesia pada triwulan ketiga tercatat pada Rp 205,7 triliun dengan proporsi
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Rp 100,7 trilun (18,9%) dan realisasi Penanaman Modal
Asing (PMA) Rp 105,0 triliun (17,8%). Realisasi investasi ini meningkat 18,4% dibandingkan periode
yang sama pada 2018. Capaian investasi (18,4%) ini tercatat berhasil menyerap 212.581 orang.
Lanjutan
Hubungan Omnibus Law dengan Penyediaan Lapangan Kerja
Gambar 4. Realisasi Investasi 201- September 2019

Berdasarkan daerah berikut realisasi investasi:


1. Wilayah Sumatera dengan realisasi investasi sebesar Rp 113,9 triliun (19,0%), terdiri
dari PMDN sebesar Rp 65,1 triliun dan PMA sebesar US$ 3,3 miliar.
2. Wilayah Jawa dengan realisasi investasi sebesar Rp 330,2 triliun (54,9%), terdiri dari
PMDN sebesar Rp 147,0 triliun dan PMA sebesar US$ 12,2 miliar.
3. Wilayah Kalimantan dengan realisasi investasi sebesar Rp 63,4 triliun (10,6%), terdiri
dari PMDN sebesar Rp 41,1 triliun dan PMA sebesar US$ 1,5 miliar.
4. Wilayah Sulawesi dengan realisasi investasi sebesar Rp 48,8 triliun (8,1%), terdiri
dari PMDN sebesar Rp 18,2 triliun dan PMA sebesar US$ 2,0 miliar.
5. Wilayah Bali dan Nusa Tenggara dengan realisasi investasi sebesar Rp 20,1 triliun
(3,3%), terdiri dari PMDN sebesar Rp 10,3 triliun dan PMA US$ 0,7 miliar.
6. Wilayah Maluku dan Papua dengan realisasi investasi Rp 24,9 triliun (4,1%), terdiri
dari PMDN sebesar Rp 1,8 triliun dan PMA sebesar US$ 1,5 miliar.
Kondisi efektivitas investasi indonesia terhadap tenaga
kerja

Rasio efektovitas investasi


(ICOR) = 6.8 yang berati dalam
menghasilkan 1% pertumbuhan
ekonomi dibutuhkan
penambahan investasi sebesar
6,8% dari PDB. Angka tersebut
jauh lebih besar dari ICOOR
negara Vietnam dan Filipina
sebesar 4,1 dan 3,6.
Lanjutan
Kondisi efektivitas investasi indonesia terhadap tenaga
kerja
Omnibus law menargetkan ICOR
Indonesia turun menjadi 6,2 pada 2024.
Hal tersebut dirasa cukuo berat
mengingat industri manufaktur
mengalami pernurunan sejak 2011.
Pada tahun 2015-2019
pertumbuhan investasi sektor jasa terus
mengalami peningkatan yang signifikan
dari Rp. 214,4 T (39,3%) tahun 2015
menjadi Rp. 465,4 T (57,5%) tahun
2019. Namun sektor manufaktur atau
industri pengolahan menurun dari Rp.
336,0 T (43,3%) tahun 2015 menjadi Rp.
215,9 T (26,7%) tahun 2019. Hal ini Pada tahun 2016, BKPM mencatat bahwa Rp. 1 T investasi
menjadi bukti bahwa investasi yang dapat menyerap 2271 tenaga kerja namun pada tahun 2019 dengan
masuk ke Indonesia tidak tepat sasaran nominal investasi yang sama hanya dapat menyerap 1276 tenaga
dalam menunjang sektor vital terhadap kerja. Hal ini selaras dengan nilai ICOR Indonesia bahwa terjadi
pertumbuhan ekonomi. inefisiensi investasi.
Kontra terhadap
kebijakan Omnibus Law
Kebijakan Omnibus Law membawa
kemudahan bagi beberapa pihak, seperti
investor dan pengusaha. Tetapi
disamping hal itu ada beberapa poin
dalam kebijakan Omnibus Law yang
merugikan para serikat buruh. Hal
tersebut juga memicu munculnya protes
dari pihak organisasi pekerja dan
serikat buruh.

Sumber : KSPI Merdeka.com


Dengan adanya kebijakan Omnibus
kesimpulan
Law, kemungkinan Foreign DirectInvestment
yang masuk ke Indonesia akan lebih banyak
karena memudahkan dan menguntungkan
investor dengan peraturan yang berubah.
Namun sayangnya, beberapa peraturan yang
diubah dalam Omnibus Law berdampak
merugikan para pekerja, buruh, dan para
calon pekerja. Sehingga perlu perhatian yang
lebih pada beberapa sektor dan perlu
pertimbangan ulang di sektor-sektor yang
justru dapat menjadi bumerang bagi rakyat
Indonesia sendiri dan perlu diingat kembali
bahwa tujuan utama dari kebijakan ini adalah
untuk kebaikan Indonesia.
Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai