Anda di halaman 1dari 10

ANALISA

KLINIK
DANIYA INDAH AMALIYA
1804034077
7B
Seorang pasien perempuan berumur
35 tahun mengalami gejala demam
5 hari, disamping itu ibu tersebut
nyeri pada perut, mual, muntah dan
BAB nya cair. Dari hasil
pemeriksaan Hb 11,5 g/dL, Leukosit INTRODUCTION
7500 sel/µL darah, Trombosit
390.000 sel/µL darah, Hematokrit
35%, Eritrosit 4,0 juta sel/µL darah,
Serologi Salmonella Thypi O 1/160,
Salmonella Thypi H 1/320, AO
1/160
Apakah penyakit
Bagaimana analisis yang diderita
hasil pemeriksaan ? pasien tersebut ?

INDICATIONS
Apakah pemeriksaan
lanjutan untuk TINJAUAN
mendiagnosa penyakit PUSTAKA
tersebut ?
1 2 3

• Hb : 11,5 g/dL -> Dibawah nilai normal • Rapid Antibodi


(Rendah). Nilai Normal Hb 12,0-15,0 Demam Tifoid
g/dL (P), 13,0 -16,0 g/dL (L)
• Pemeriksaan Analysis Of
• Leukosit : 7500sel/µL darah -> (Normal). Kultur darah, feses,
Nilai Normal (5.000 – 10.000 sel/µL dan urine sebagai Laboratory
darah) diagnosis gold Results
standart karena
• Trombosit : 150.000-400.000sel/µL darah
-> Normal (Nilai Normal 150.000
mempunyai
- 400.000 sel/µL darah) sensitivitas terbaik
(40-60%)
• Ht : 35% -> Dibawah nilai normal
(Rendah). Nilai Normal 40-50% (P),
45-55% (L)

• Eritrosit : 4 juta sel/µL darah ->


(Normal). Nilai Normal 4,0-5,0 juta
sel/µL darah (P), 4,5-5,5 juta sel/µL darah
DESKRIPSI
Salmonella typhi (S. typhi) merupakan kuman patogen penyebab
demam tifoid, yaitu suatu penyakit infeksi sistemik dengan gambaran

4
demam yang berlangsung lama, adanya bakteremia disertai inflamasi
yang dapat merusak usus dan organ-organ hati. Demam tifoid adalah
penyakit infeksi bakteri yang menyerang sistem pencernaan manusia
yang disebabkan oleh Salmonella typhi dengan gejala demam satu
minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dan TINJAUAN PUSTAKA
dengan atau tanpa gangguan kesadaran (Rampengan, 2007).

Demam tifoid merupakan penyakit infeksi sistemik yang disebabkan


oleh kuman batang gram negatif Salmonella typhi maupun
Salmonella paratyphi A, B, C.
MANIFESTASI KLINIS

Demam tifoid merupakan penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh kuman batang
gram negatif Salmonella typhi maupun Salmonella paratyphi A, B, C. Penyakit ini
ditularkan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh kuman tersebut,
dikenal sebagai penularan tinja-mulut (Fecaloral). Oleh karena itu penting kebiasaan untuk
cara hidup bersih. Kuman masuk ke saluran cerna, usus dan kelenjar limfe usus, selanjutnya
melalui aliran darah masuk ke hati dan limpa. Penderita juga beragam, mulai dari usia
balita, anak-anak dan dewasa (Ardiansyah, 2012).

Demam tifoid disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella enterica, terutama serotype
Salmonella typhi (S. typhi). Bakteri ini termasuk kuman Gram negatif yang memiliki flagel,
tidak berspora, motil, berbentuk batang, berkapsul dan bersifat fakultatif anaerob dengan
karakteristik antigen O, H dan Vi. Demam merupakan keluhan dan gejala klinis yang
timbul pada semua penderita demam tifoid ini. Namun, pada anak manifestasi klinis
demam tifoid tidak khas dan sangat bervariasi sesuai dengan patogenesis demam tifoid.
Untuk menentukan diagnosis pasti dari penyakit ini diperlukan pemeriksaan laboratorium.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan laboratorium yang dapat digunakan adalah pemeriksaan darah tepi, pemeriksaan bakteriologis
dengan isolasi dan biakan kuman, uji serologis, dan pemeriksaan kuman secara molekuler (Rachman,
2011). Pemeriksaan laboratorium yang paling sering digunakan adalah uji serologis dan lain yang biasa
dilakukan untuk membantu dalam diagnosis demam tifoid adalah pemeriksaan darah perifer lengkap
dengan gambaran yang sering ditemukan berupa leukopenia, namun dapat pula terjadi jumlah leukosit
normal atau leukositosis, pada pemeriksaan hitung jenis leukosit dapat terjadi aneosinofilia maupun
limfopenia (Widodo, 2009).

Tes Widal merupakan tes aglutinasi yang digunakan dalam diagnosis serologi penyakit demam tifoid atau
demam enterik. Tes Widal mengukur level aglutinasi antibodi terhadap antigen O (somatik) dan antigen H
(flagellar). Level tersebut diukur dengan menggunakan dilusi ganda serum pada tabung tes. Biasanya,
antibodi O terlihat pada hari ke 6-8 dan antibodi H terlihat pada hari ke 10-12 setelah munculnya gejala
penyakit demam tifoid. Tes biasanya dilakukan pada serum akut (serum yang pertama kali diambil saat
pertama kali kontak dengan pasien). Tes Widal memiliki sensitifitas dan spesifisitas rendah. Tes ini dapat
memberikan hasil negatif sampai 30% dari pembuktian tes kultur yang positif penyakit demam tifoid
(Herawati dkk, 2012)
DIAGNOSIS
Gold standard untuk menegakkan diagnosis demam tifoid adalah pemeriksaan
kultur darah (biakan empedu),feses,urine untuk Salmonella typhi. Pemeriksaan
kultur darah biasanya akan memberikan hasil positif pada minggu pertama
penyakit. Hal ini bahkan dapat ditemukan pada 80% pasien yang tidak diobati
antibiotik.
1. Renowati, Mila Siti Soleha.2019. Hubungan Uji Diagnostik Widal Salmonella typhi Dengan
Hitung Leukosit Pada Suspek Demam Tifoid. Vol. 2 No. 1 Tahun 2019

2. Farissa Ulfa, Oktia Woro Kasmini Handayani.2018. KEJADIAN DEMAM TIFOID DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAGIYANTEN. HIGEIA 2 (2)
REFERENSI 3. Yatnita Parama Cita.2011.BAKTERI SALMONELLA TYPHI DAN DEMAM TIFOID.Jurnal
Kesehatan Masyarakat, September 2011-Maret 2011, Vol. 6, No.l

4. Rekomendasi IDAI mengenai Pemeriksaan Penunjang Diagnostik Demam Tifoid No.:


018/Rek/PPIDAI/VII/2016 Tentang Pemeriksaan Penunjang Diagnostik Demam Tifoid
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai