Anda di halaman 1dari 39

Pertemuan 05

Perencanaan Pembelajaraan Standard Isi dan


Standard Kompetensi Lulusan

Oleh
Kurjono
Universitas Pendidikan Indonesia
2022
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Pengertian
Instruction atau pembelajaran adalah suatu
sistem yang bertujuan untuk membantu proses
belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa
yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk
mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses
belajar siswa yang bersifat internal. Gagne dan
Briggs (1979:3)
PENGERTIAN
• Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
• Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik
agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan , penguasaan kemahiran dan tabiat , serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.
• Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk
membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
DEFINISI PERENCANAAN PEMBELAJARAN
• M. Johnson
Instructional planning is concerned with the selection or invention of
a process that will effectively produce the anticipated product.
(Perencanaan Pembelajaran merupakan aktivitas yang berkaitan
dengan pemilihan atau penciptaan suatu proses pembelajaran yang
efektif untuk memperoleh sesuatu hasil yang diharapkan)
• Suatu proses penghimpunan, pengkajian, pemilihan sejumlah
alternatif yang mungkin dilakukan untuk mewujudkan tujuan
pembelajaran dan menetapkan alternatif terbaik untuk dilaksanakan
• Aktivitas yang berkaitan dengan pemilihan suatu proses pembelajaran
yang efektif untuk memperoleh suatu hasil yang diharapkan
MANFAAT ADANYA PERENCANAAN PEMBELAJARAN
• Bagi Guru : sebagai pedoman yang pasti bagi pelaksanaan proses belajar
mengajar yang efektivitasnya sudah teruji.
• Bagi Para Pengendali Pengajaran (Kepala Sekolah, Pengawas, Penilik dan
Supervisor) : Dengan adanya perencanaan pengajaran bisa
mengendalikan/mengawasi proses belajar mengajar tanpa harus hadir di kelas
• Bagi Siswa :
- sebagai gambaran kegiatan belajar yang harus dihadapi
- siswa akan mempersiapkan diri dan memahami arahnya proses
belajar mengajar
- Mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya untuk menghadapi
kegiatan belajar
LATAR BELAKANG PERLUNYA PERENCANAAN PEMBELAJARAN

• Kurikulum tidak siap untuk dijadikan pedoman bagi


penyelenggaraan pengajaran setiap pertemuan/pengajaran
• Untuk setiap pertemuan/penyajian di kelas diperlukan rumusan
tujuan pengajaran yang pasti
• Tiap karakter materi yang disajikan untuk mencapai suatu tujuan
diperlukan metode mengajar yang tepat
• Perencanaan pembelajaran diperlukan untuk membina
kesinambungan proses belajar mengajar yang aktif dan sistematis
PENDEKATAN DALAM PENYUSUNAN PERENCANAAN

•Pendekatan Berdasarkan Objek


•Pendekatan Berdasarkan Proses
Pembentukannya
PENDEKATAN BERDASARKAN OBJEK
• Pendekatan Bidang Studi (Subject Matter Approach)
- penyusunan berorientasi pada struktur keilmuan dari bidang studi
yang akan diajarkan
- pengajaran terfokus pada tulisan para pakar yang dipilih
- materi dan sasaran kajian terikat pada satu sumber tertentu
• Pendekatan Kompetensi (Competency Based Approach)
- kemampuan untuk melaksanakan tugas pada jabatan tertentu
- pengetahuan, keterampilan dan sikap tertentu yang dituntut untuk
menduduki jabatan tertentu
PENDEKATAN BERDASARKAN PROSES PEMBENTUKANNYA

Pendekatan Administratif (Administrative Approach)


a. yang memegang peranan dalam penyusunan perencanaan pengajaran adalah
para administrator di tingkat pucuk pimpinan.
b. setelah tersusun melalui proses ‘Top Down’dinyatakan berlaku

Pendekatan Akar Rumput (Grass Roots Approach)


c. Pola perencanaan pengajaran diproses dan disusun oleh guru secara
individual di lapangan.
d. pemakaian suatu pola perencanaan pengajaran melalui proses ‘Bottom Up’
dinyatakan sah berlaku
MODEL-MODEL PERENCANAAN PENGAJARAN

• MODEL 1
Model perencanaan pengajaran yang paling awal dan paling
sederhana. Hanya terdiri dari 2 unsur, yaitu :
a. Materi pelajaran, berupa rangkuman bahan pelajaran yang
diambil dari berbagai sumber.
b. Evaluasi, rangkuman langkah dan instrumen untuk menilai
pemahaman atas materi yang diajarkan
Materi
Pelajaran

Evaluasi
• MODEL 2
Model Perencanaan pengajaran ini muncul bersamaan
dengan tumbuhnya kesadaran bahwa pengajaran yang
baik perlu metode yang tepat dan pengorganisasian
materi yang sistematis.
Perencanaan model ini melibatkan 4 unsur :
1. Materi pelajaran
2. Pengorganisasian materi
3. Metode mengajar
4. Evaluasi
Organisasi
Metode
Materi
Materi
Pelajaran

Evaluasi
• MODEL 3
Model perencanaan pengajaran yang muncul bersamaan
dengan masuknya kemajuan teknologi ke dunia
pendidikan/pengajaran. Dalam perencanaan pengajaran masuk
unsur baru yang berupa ‘Media dan teknologi pengajaran’.
Perencanaan pengajaran harus mengandung unsur :
1. Materi pelajaran
2. Organisasi materi
3. Metode mengajar
4. Media
5. Evaluasi
Organisasi
Metode Media
Materi

Materi
Pelajaran

Evaluasi
• MODEL 4
Model perencanaan ini lahir dan berkembang bersamaan dengan berkembangnya
prosedur pengajaran sistem instruksional (PPSI). Ciri khas model ini adalah semua
unsur perencanaan harus berfokus/mendukung lahirnya unsur tujuan.
Unsur-unsur perencanaan yang dilibatkan dalam model ini :
- Rumusan tujuan
- Materi pengajaran
- Organisasi materi
- Metode mengajar
- Media
- Evaluasi
Organisasi
Metode Media
Materi

Tujuan
Pengajaran

Materi
Pelajaran

Evaluasi
Proses Pengkajian dan Perumusan Komponen-komponen
Perencanaan Pengajaran
Tujuan Pengajaran -Cara merumuskan tujuan
-Kriteria
-Bobot taksonomi

Evaluasi Materi Pelajaran


-Menyusun -Pemilihan sumber
instrumen tes -Scope
-Menetapkan -Sequence
kunci jawaban

Kegiatan Belajar Mengajar


-Pemilihan/penetapan metode dan media
-Perumusan skenario pengajaran
Yang Harus Menjadi Pusat Perhatian Para Perencana
Pengajaran
Ada 4 aspek yang harus menjadi pusat perhatian para perencana
pengajaran, yaitu :
• TASK CENTERED
Pusat perhatian yang berupa rincian tugas, rumusan aktivitas dan prosedur dari langkah yang
harus dikembangkan guna membawa subjek ajar kepada tujuan pengajaran
• SUBJECT MATTER CENTERED
Pusat perhatian yang berupa ‘body of knowledge’ yaitu konsep dan teori dari mata pelajaran
• LIFE-SKILLS CENTERED
Pusat perhatian yang berupa ‘keterampilan untuk hidup dalam masyarakatnya’ yaitu
keterampilan untuk menerapkan konsep, generalisasi dan teori dalam kehidupan nyata
• PROGRAMMING CENTERED
Pusat perhatian yang berupa berbagai ketentuan yang ditetapkan dalam program pendidikan,
seperti kurikulum, program semester, kalender akademik dan jadwal pelajaran
STANDARD ISI
PENGERTIAN STANDAR ISI (KURIKULUM)
PENDIDIKAN
• Menurut Permendikbud Nomor 64 Tahun 2013,
Standar Isi adalah
kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi untuk
mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.

22
RUANG LINGKUP STANDAR ISI
( KURIKULUM )
Standar isi sebagaimana dimaksud oleh
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005,
yang keseluruhan mencakup :
1. Kerangka Dasar Kurikulum;
2. Struktur Kurikulum;
3. Beban Belajar dan;
4. Kalender Pendidikan

23
Kerangka Dasar Kurikulum
• PP Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum
untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah terdiri atas :
1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
3. Kelompok mata pelajaran pengetahuan dan teknologi;
4. Kelompok mata pelajaran estetika
5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

24
Kurikulum Dikembangkan Berdasarkan Prinsip-prinsip
• Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
• Beragam dan terpadu.
• Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan Seni.
• Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
• Menyeluruh dan berkesinambungan.
• Belajar sepanjang hayat.
• Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

ajang mulyadi 25
Pelaksanaan Kurikulum Di Setiap Satuan pendidikan
Menggunakan Prinsip-prinsip
1. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi
peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya.
2. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: a).
belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b). belajar
untuk memahami dan menghayati; c). belajar untuk mampu melaksanakan dan
berbuat secara efektif; d). belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang
lain, dan; e). belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
3. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang
bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap
perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan
keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan,
keindividuan, kesosialan, dan moral.
26
1. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan
pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan
hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing
ngarsa sung tulada.
2. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi
dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan
memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan
prinsip alam takambang jadi guru.
3. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial
dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan
dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.
4. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata
pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan
dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang
cocok dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan. 27
Struktur Kurikulum Pendidikan Umum
• Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata
pelajaran
yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran.
a) Struktur Kurikulum SD/MI
b) Struktur Kurikulum SMP/MTs
c) Struktur Kurikulum SMA/MA
d) Struktur Kurikulum Pendidikan Kejuruan
ajang mulyadi 28
Struktur Kurikulum Pendidikan Khusus
Struktur Kurikulum dikembangkan untuk peserta didik berkelainan
fisik,
emosional, mental, intelektual dan/atau sosial berdasarkan standar
kompetensi lulusan, standar kompetensi kelompok mata pelajaran, dan
standar kompetensi mata pelajaran. Peserta didik berkelainan dapat
dikelompokkan menjadi dua kategori,
1. Peserta didik berkelainan tanpa disertai dengan kemampuan
intelektual di bawah rata-rata, dan
2. Peserta didik berkelainan disertai dengan kemampuan intelektual di
bawah rata-rata.

29
Beban Belajar
• Satuan pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan
menyelenggarakan program pendidikan dengan menggunakan sistem paket
atau sistem kredit semester. Kedua sistem tersebut dipilih berdasarkan jenjang

dan kategori satuan pendidikanyang bersangkutan. Satuan pendidikan


SD/MI/SDLB melaksanakan program pendidikan dengan menggunakan
sistem paket. Satuan pendidikan SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB dan
SMK/MAK kategori standar menggunakan sistem paket atau dapat
menggunakan sistem kredit semester. Satuan pendidikan SMA/MA/SMALB
dan SMK/MAK kategori mandiri menggunakan sistem kredit semester.

30
• Beban belajar yang diatur pada ketentuan ini adalah beban belajar sistem
paket pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Sistem Paket adalah
sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya
diwajibkan mengikuti seluruh programpembelajaran dan beban belajar yang
sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang
berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada
Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.
• Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan
oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap
muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan
memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik. Kegiatan tatap muka
adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik
dengan pendidik
ajang mulyadi 31
Kalender Pendidikan
• Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang
diselenggarakan dengan mengikuti kalender pendidikan pada
setiap tahun ajaran. Kalender pendidikan adalah pengaturan
waktu untuk kegiatan
• Pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang
mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif
belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

ajang mulyadi 32
Alokasi Waktu
• Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan
pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk
setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Waktu pembelajaran
efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam
pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal, ditambah
jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri. Waktu libur
adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran
terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat
berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun
pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar
nasional, dan hari libur khusus

33
Penetapan Kalender Pendidikan
a) Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir
pada bulan Juni tahun berikutnya.
b) Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya
keagamaan, Kepala Daerah tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi
penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
c) Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota dapat menetapkan hari
libur serentak untuk satuan-satuan pendidikan.
d) Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh
masing-masing satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana
tersebut pada dokumen Standar Isi ini dengan
memperhatikan ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.
34
STANDARD KOMPETENSI LULUSAN
KTSP dan Kurikulum 2013
• Berdasarkan PP No. 19 Tahun 2005 pasal 1 ayat 15 dan PP No. 32 Tahun 2013
pasal 1 ayat 20 menyatakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di setiap satuan
pendidikan. Kurikulum tersebut dilaksanakan dan dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan dan keadaan sekolah sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP)
yang telah ditetapkan pemerintah.
• Perbedaan pada kurikulum yang ada pada PP No.19 Tahun 2005 dengan PP No.32
Tahun 2013 adalah pada Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang telah dirubah
atau disempurnakan. SNP yang disempurnakan meliputi Standar Kompetensi
Lulusan (SKL), Standar Proses, Standar Isi, dan Standar Penilaian. Perbandingan
antara Standar Kompetensi Lulusan yang ada pada PP No 19 Tahun 2005 dengan
PP No 32 tahun 2013 kemudian diatur dalam Permendikbud No. 54 Tahun 2013

36
Tujuan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Berdasarkan PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 26 ayat 1-3
• Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk
meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
• Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah umum
bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
ahklak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
• Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan
bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

37
• Permendikbud No.54 Tahun 2013 dijelaskan bahwa Standar Kompetensi
Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi,
standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan
standar pembiayaan (tertuang pula dalam PP No. 32 Tahun 2013 ayat 2A).
• Pada PP No. 32 Tahun 2013 sesungguhnya masih tetap ada pasal 26
seperti yang disebutkan pada PP No. 19 Tahun 2005. Perbedaan ada
penambahan antara pasal 2 dan 3 yang kemudian disebut pasal 2A yang
bunyinya seperti yang tertulis tersebut di atas. Pada kurikulum 2013 sesuai
dengan PP No. 32 Tahun 2013 dan Permendikbud No. 54 Tahun 2013
sudah ada dasar hukum yang menganjurkan bahwa standar pendidikan
yang lain disusun dengan mengacu pada SKL. Hal ini berbeda pada PP
No. 19 Tahun 2005 dimana SKL mengacu pada SK (Standar Kompetensi)
dan KD (Kompetensi Dasar) setiap mata pelajaran.

38
Perbedaan ruang lingkup antara SKL dalam KTSP dan kurikulum
2013
KTSP Kurikulum 2013
SKL terdiri dari setiap mata pelajaran,setiap mata pelajaran Hanya ada 1 SKL pada setiap jenjang kelas yang menjadi acuan untuk
memiliki SK dan KD sendiri,disetiap jenjang kelas semua mata pelajaran.
Pembelajaran menitikberatkan pada kemampuan kognitif. Pembelajaran lebih menekankan pendidikan karakter. Adanya
Terlihat dari esensi SK dan KD yang lebih banyak memuat keseimbangan antara soft skill dan hard skill. Dipaparkan jelas pada tiap-
konseptual. sehingga beban belajar terlalu berat. tiap Kompetensi Inti,yaitu KI1, KI2, KI3 dan KI4.
Pembentukan karakter belum secara jelas diuraikan dalam Pendidikan karakter sudah dimunculkan dalam SKL dalam ranah KI1
SKL, hanya dimunculkan dalam silabus dan RPP (religious), dan KI2 (sikap sosial individual).
Pembelajaran yang digunakan bersifat pasif dan abstrak Pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah yang bersifat interaktif,
menyelidiki konteks dunia nyata.
SKL diuraikan berasal dari standar isi SKL diuraikan berdasarkan kebutuhan, dimana SKL digunakan sebagai
dasar untuk mengembangkan 7 SNP yang lainnya.
Terdapat pemisahan antara mata pelajaran sikap, Semua mata pelajaran harus mampu membentuk sikap, keterampilan, dan
keterampilan, dan pembentukan pengetahuan pengetahuan.
Kompetensi diuraikan dari mata pelajaran. Mata pelajaran diuraikan dari kompetensi yang ingin dicapai
Mata pelajaran terpisah-terpisah sehingga terlihat seperti Semua mata pelajaran disatukan oleh KI disetiap kelas.
kumpulan mata pelajaran.
Mata pelajaran belum relevan dengan kompetensi yang Sesuai dengan perkembangan anak, mata pelajarannya esensial, dan
dibutuhkan, terlalu berat, terlalu luas. sesuai dengan yang dibutuhkan.
Cakupan SKL terdiri dari satuan pendidikan, mata ajangCakupan
mulyadi SKL untuk semua satuan pendidikan yang meliputi
39 mata
pelajaran, dan kelompok mata pelajaran. pelajaran, jenjang kelas, maupun kelompok pelajaran.

Anda mungkin juga menyukai