Anda di halaman 1dari 4

LGBT DALAM PERSPEKTIF

PANCASILA DAN NILAI KEISLAMAN


Dosen Pengampu: Abdur Rouf Hasbullah, M.Pd.I

Anggota Kelompok:

1. Muhammad Fatikhul Ikhsan (22302024)

2. Agik Fachulloh (22302033)


A. LGBT MENURUT HAKIKAT PANCASILA
Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia memiliki peran penting sebagai pedoman
penyelenggaran negara. Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum yang ada di
Indonesia, sehingga keseluruhan peraturan perundang-undangan yang dibuat, nilai-nilainya
tidak boleh bertentangan dengan sila Pancasila. Menurut sila yang pertama yaitu Ketuhanan
Yang Maha Esa, yang merupakan nilai Ketuhanan, dimana Negara Indonesia percaya dan
mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta alam semesta beserta isinya,
sehingga nilai Ketuhanan dijadikan sebagai pedoman dalam menjalankan sistem
ketatanegaraan. Didalam Pasal 3 ayat (1) dijelaskan bahwa “Pada azasnya dalam suatu
perkawinan seorang pria hanya boleh mempunyai seorang isteri. Seorang wanita hanya
boleh mempunyai seorang suami”.
Kemudian sila yang kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, manusia dalam kehidupan
sehari-hari menjalankan dua peran sekaligus, yaitu sebagai makhluk individu dan sebagai
makhluk sosial. Dalam menjalankan perannya tersebut, manusia wajib menjunjung tinggi
harkat dan martabat dirinya sendiri dan sesama manusia lain tanpa melakukan bentuk
diskriminasi. Sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 28 J ayat (1) UUD NKRI Tahun 1945
bahwa “Setiap manusia wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbagsa dan bernegara.
A. LGBT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM
Islam menginginkan pernikahan antar lawan jenis (laki-laki dan perempuan) bukan semata-
mata hanya memenuhi hasrat biologis namun sebagai ikatan suci untuk menciptakan
ketenangan hidup dengan membentuk keluarga sakinah dan mengembangkan keturunan umat
manusia yang bermartabat. Didalam Al-quran peristiwa homoseksual ini menjadi perhatian
pening, hal ini terbukti dengan adanya beberapa ayat yang berbicara mengenai hal ini.,
seperti Q.S. al-A’raf: 80, Q.S. An-Naml: 54, Q.S. Asyu’ara: 165, dan Q.S. Hud: 77-82.
َ ‫) ِإ َّن ُك ْم َل َتْأ ُت‬80( ‫ِين‬
‫ون الرِّ َجا َل َشه َْو ًة ِمنْ ُدونل ِّن َسا ِء َب ْل‬ َ ‫وطا ِإ ْذ َقا َل لِ َق ْو ِم ِه َأ َتْأ ُت‬
َ ‫ون ْال َفا ِح َش َة َما َس َب َق ُك ْم ِب َها ِمنْ َأ َح ٍد م َِن ْال َعالَم‬ ً ُ ‫َول‬
‫َأ ْن ُت ْم َق ْو ٌم مُسْ ِرفُون‬
Dan ingatlah ketika Luth berkata kepada kaumnya: “ Mengapa kalian melakukan perbuatan
kotor yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun di dunia. Sesungguhnya kalian
mendatangi laki-laki untuk melepaskan nafsu kepada mereka bukan kepada perempuan.
Bahkan kalian semua adalah orang yang telah melampaui batas. (Q.S. al-A’Raf [7]: 80-81)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai