BAB IV
berkomunikasi. Sedangkan istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan
cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas
dalam bidang tertentu. Secara bahasa, kata gender digunakan untuk menunjukkan
dan mengklasifikasikan jenis, ras, dan kelas. Dari pengertian bahasa, gender
bermakna umum, tidak sepesifik kepada kaum tertentu. Namun secara istilah kata
gender digunakan untuk membedakan sifat, peran, kedudukan, tugas, hak, dan
tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan (feminin dan maskulin) yang
manusia.
Gender berasal dari bahasa Inggris, dan tidak ditemukan kata gender
bermakna umum bagi setiap makhluk Allah. Kata qaddara di mana da bertasyid
sebagai penekanan bahwa Allah telah menetapkan, dan ini merupakan mutlak bagi
makna gender, bahwa gender dalam Al-Qur’an merupakan takdir Allah atas
manusia.
41
sex dan gender, sebab keduanya adalah takdir (ketetapan) Allah. Sebagaimana
َر ۖك8 َ 8َا ت88ا َم88َق ۡٱثنَت َۡي ِن فَلَه َُّن ثُلُث
َ و8ۡ 8َٓاءٗ ف8ِإن ُك َّن نِ َس8َلذ َك ِر ِم ۡث ُل َحظِّ ٱُأۡلنثَيَ ۡي ۚ ِن ف َّ ِم ٱهَّلل ُ فِ ٓي َأ ۡو ٰلَ ِد ُكمۡۖ ل8ُ ُوصي ُك
ِ ي
ِۡإن لَّم8 َد ف8ۚٞ 8َفُ َوَأِلبَ َو ۡي ِه لِ ُكلِّ ٰ َو ِح ٖد ِّم ۡنهُ َما ٱل ُّس ُدسُ ِم َّما ت ََركَ ِإن َكانَ لَ ۥهُ َول ۚ ص ۡ َِّوِإن َكان َۡت ٰ َو ِحد َٗة فَلَهَا ٱلن
ُوصي بِهَٓا ِ صي َّٖة ي ِ سُ ِم ۢن بَ ۡع ِد َو ُ ۚ ُد َو َو ِرثَ ٓۥهُ َأبَ َواهُ فَُأِل ِّم ِه ٱلثُّلٞ َيَ ُكن لَّهۥُ َول
ۚ ة فَُأِل ِّم ِه ٱل ُّس ُدٞ ث فَِإن َكانَ لَ ٓۥهُ ِإ ۡخ َو
يض ٗة ِّمنَ ٱهَّلل ۗ ِ ِإ َّن ٱهَّلل َ َكانَ َعلِي ًما َح ِك ٗيما َ م اَل ت َۡدرُونَ َأيُّهُمۡ َأ ۡق َربُ لَ ُكمۡ ن َۡفعٗ ۚا فَ ِر8َۡأ ۡو د َۡي ۗ ٍن َءابَٓاُؤ ُكمۡ َوَأ ۡبنَٓاُؤ ُك
Terjemahan:
“Allah mensyariatkan (mewajibkan) kepadamu tentang (pembagian
warisan untuk) anak-anakmu, (yaitu) bagian seorang anak laki-laki sama
dengan bagian dua orang anak perempuan. Dan jika anak itu semuanya
perempuan yang jumlahnya lebih dari dua, maka bagian mereka dua
pertiga dari harta yang ditinggalkan. Jika dia (anak perempuan) itu seorang
saja, maka dia memperoleh setengah (harta yang ditinggalkan). Dan untuk
kedua ibu-bapak, bagian masing-masing seperenam dari harta yang
ditinggalkan, jika dia (yang meninggal) mempunyai anak. Jika dia (yang
meninggal) tidak mempunyai anak dan dia diwarisi oleh kedua ibu-
bapaknya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga. Jika dia (yang
meninggal) mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat
seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) setelah (dipenuhi)
wasiat yang dibuatnya atau (dan setelah dibayar) utangnya. (Tentang)
orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara
mereka yang lebih banyak manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan Allah.
Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana”.
nasab (faktor biologis), maka seorang anak memiliki hak atas pembagian warisan.
Hak Allah atas kekuasaan-Nya di langit dan bumi menegaskan bahwa tidak ada
sekutu atas kekuasaan-Nya. Allah tidak memiliki anak sebagai gambaran atas hak
1
Nazaruddin Umar, Argumen Kesetaraan Gender Prespektif Al-Qur’an, (Jakarta:
Pramadina, 2001), hlm 164
42
manusia membuat sesuatu tanpa terikat atas ketetapan Allah, adalah kesalahan
besar.
Penegasan hak mutlak Allah atas apa yang telah diciptakan-Nya dengan
laki-laki.
mutlak. Menurut Rokmat S. Labib dalam kitab tafsirnya Tafsir Ayat Pilihan Al-
naluri, diantaranya naluri seksual yang akan muncul dari rangsangan luar. Dengan
aurat yang terbuka, sensual, dan erotis, penilaian terhadap perempuan lebih pada
2
Rokhmat S. Labib, Tafsir Ayat Pilihan Al-Wa’ie, (Bogor: Al Azhar Freshzone
Publishing, 2013), hlm 22.
43
Ketetapan Allah Swt kepada laki-laki dan perempuan tidak dilihat dari
manusia yang telah Allah ciptakan. Baik aspek biologis maupun sosial, semuanya
telah diatur Allah Swt. Seperti persoalan waris, (Yaitu) bagian seorang anak laki-
dalam dunia barat berbeda dengan Islam. Di dalam ayat-ayat Al-Qur’an peran
gender dan sex tidak dibedakan asasnya, yakni sama-sama merupakan kodrat dari
Allah Subhanahu Wata’ala atas manusia. Sementara dalam peradaban barat, yang
kebabasan berpikir tanpa terikat pada aturan agama. Setelah pergolakan dengan
gereja, akal Barat sampai kepada hasil yang membentuk dasar pemikiran dan
Gereja dan meninggalkan agama (Tuhan), serta bersandar pada akal manusia,
yang dipersenjatai dengan Barat secara individu dan kolektif untuk menjalankan
urusan kehidupannya.4
3
Ibid, hlm22.
44
Hal tersebut berbeda dengan pemikiran Islam yang dibangun dari akidah
Baik dinukil oleh orang Arab maupun non-Arab, selama menjadikan akidah Islam
sebagaimana bangsa Arab jahiliyyah sebelum Islam datang, yang tidak dapat
dengan konsep gender yang dikemukakan oleh para feminisme barat. Dengan
term laki-laki dan perempuan dalam bahasa arab, Al-Qur’an menjelaskan bahwa
pengetahuan tentang hukum dan aturan yang berkaitan dengan keyakinan (akidah,
bahasa, dan segala ilmu pengetahuan yang berlandaskan pada keimanan dan
4
Publikasi Hizb, Kritik Terhadap Pemikiran Kapitalis Barat: Ideologi, Peradaban, dan
Tsawofah, (Jakarta: Fikrul Islam, 2022), hlm 25.
5
Fika M Komara, dkk, Empowering Muslimah, (Bekasi: ImuNe Press, 2018), hal 17.
45
Demikian pula konsep gender adalah produk pemikiran yang lahir dari
akidah para sekularisme liberal yang bebas dari aturan agama, dan
Sementara sex adalah kodrat dari tuhan sejak ia diciptakan, dan tidak bisa di
ganggu-gugat.
angka 1 atau seperti kata mengapa. Namun berbeda halnya jika kata tersebut
mengandung unsur akidah, seperti gender yang dikatakan oleh barat, di mana
barat sebagai pencetus kata gender. Gender prespektif budaya barat adalah sesuatu
yang bisa berubah dan bukan merupakan kodrat. Sedangkan dalam Islam, sesuatu
yang berupa kodrat adalah ketetapan Allah dan tidak bisa diganggu-gugat.
Qur’an menjelaskan dengan berbagai konteks. Pada intinya adalah laki-laki dan
perempuan sebagai manusia yang diciptakan Allah di muka bumi adalah sama.
diciptakan manusia dan jin untuk ibadah kepada kepada-Nya semata-mata, adalah
tunggal.6 Akan tetapi, ketundukkan kepada Allah, terdapat ciri khas tertentu antara
laki-laki dan perempuan. Sebagaimana dalam Q.s Al-Ahzab [33]: 59, perempuan
kewajiban ini hanya berlaku untuk perempuan mukmin saja, bukan kepada laki-
laki mukmin.
mereka itu dengan tujuan untuk beribadah kepada-Ku, bukan karena Aku
membutuhkan mereka. Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas
terdapat persamaan dan perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Dari aspek
kemanusiaan, manusia adalah makhluk yang satu, hidup berdampingan. Q.s An-
Nisa [4]: 1;
6
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, Jilid
13, (Tanggerang: Lentera Hati, 2005), hlm 355.
7
Abdullah bin Muhammad, Tafsir Ibnu katsir, Jilid 7, (Bogor: Pustaka Imam Syafi’i,
2004), hlm 546.
47
8م ۗ اِ َّن هّٰللا َ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َرقِ ْيبًا8َ َّونِ َس ۤا ًء ۚ َواتَّقُوا هّٰللا َ الَّ ِذيْ تَ َس ۤا َءلُوْ نَ بِ ٖه َوااْل َرْ َحا
Terjemahan:
“Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan
kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya
(Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan
laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang
dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan
kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu”.
nafsi waahida oleh mayoritas ulama diartikan sebagai Adam. Dan Allah
dan menjauhi larangan. Dorongan kata takwa disertai dengan nama rabb sebagai
nikmat, dan kebaikan. Penggunaan nama Allah di dalam meninta kepada sesama
8
Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir: Akidah, Syariah, Manhaj, Jilid 2, (Jakarta: Gema
Insani, 2013), hlm 263.
9
Taqiyudddin An-Nabhani, Sistem Pergaulan dalam Islam, (Jakarta: HT Press, 2003),
hlm 21.
48
Maka tidak ada perbedaan keduanya, meskipun dalam Al-Qur’an terdapat taklif
Maryam a.s sebagai perempuan kala itu untuk beribadah kepada Allah, dijelaskan
bahwasanya;
ِ ِمنَ ال َّشي ْٰط ِن الر8م َواِنِّ ْٓي اُ ِع ْي ُذهَا بِكَ َو ُذرِّ يَّتَهَا8َ ََس َّم ْيتُهَا َمرْ ي
َّجي ِْم
Terjemahan:
“Maka ketika melahirkannya, dia berkata, “Ya Tuhanku, aku telah
melahirkan anak perempuan.” Padahal Allah lebih tahu apa yang dia
lahirkan, dan laki-laki tidak sama dengan perempuan. ”Dan aku
memberinya nama Maryam, dan aku mohon perlindungan-Mu untuknya
dan anak cucunya dari (gangguan) setan yang terkutuk.” (Q.s Ali-Imran
[3]: 36)
Pada kalimat dan laki-laki tidak sama dengan perempuan, menurut Tafsir
Al-Munir adalah perkataan istri Imran a.s, yakni ibunya Sitti Maryam.
Sebelumnya Istri Imran telah meminta maaf atas perkataannya, sebab bayi dan ia
lahirkan adalah perempuan, dan tentu saja tidak bisa berkhidmah di Masjid al-
Ayat tersebut turun berkenaan dengan kisah kelahiran Sitti Maryam a.s.
sebelumnya, ibunya telah bernadzar akan anak yang dikandungnya untuk kelak
berkhidmah di kuil Nabi Sulaiman a.s sebagai hamba Allah yang senantiasa
beribadah kepada-Nya. Akan tetapi anak yang dikandungnya ketika lahir adalah
10
Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir: Aqidah, Syariah, Manhaj, Jilid 2, (Jakarta: Gema
Insani, 2013), hlm 249.
49
mengabdi di kuil Nabi Sulaiman a.s (Masjidil Aqsa). Maka laki-laki dan
ibunda Siti Maryam tesebut, dan selang beberapa saat ketika Siti Maryam telah
remaja, ia pun diantarkan oleh Nabi Zakariyah a.s untuk berangkat ke kuil dan
perintah untuk tunduk antar keduanya di lain sisi terdapat hak dan kewajiban yang
Kisah Siti Maryam as. seperti dikisahkan dalam Q.s Ali-Imran [3]: 36,
sama-sama wajib untuk beribadah dan taat kepada aturan Allah Swt. Siti Maryam
akhirnya dapat berkhidmah di kuil Nabi Sulaiman as (Masjidil Aqsa), dan sholat
Ketiga potensi tersebut memiliki potensi kepada yang baik maupun yang buruk.11
takdir yang Allah tetapkan atas manusia. Ini merupakan fitrah penciptaan yang
Terjemahan:
terhadap agama yang haq. Sebab fitrah manusia diciptakan Allah Swt untuk
cenderung kepada tauhid dan din al-Islam, sehingga manusia tidak bisa menolak
dan mengingkarinya.12
Sebagimana pendapat Mujahid, Qatadah, Ibnu Abbas, Abu Hurairah, dan Syihab.
11
Ibid, hlm21.
12
Rokhmat S. Labib, op,cit hlm 571.
51
Sebab karena itulah manusia diciptakan. Dalam Q.s Adz-Dzariyat [56] ditegaskan
bahwa jin dan manusia diciptakan Allah Swt semata-mata untuk beribadah
kepada-Nya.13
memiliki khasiat (sifat dan ciri khas), serta potensi (qabiliyah) yang dapat
kebutuhan jasmani, dan akal) sesuai aturan yang Allah Swt telah tetapkan. Sebab
fitrah diciptakan ketiganya tersebut bersifat baku, dan manusia berhak memilih
Meskipun demikian, manusia tidak bisa lepas dari apa yang telah menjadi
ketetapan Allah atas penciptaannya. Dia telah menciptakan segala sesuatu, lalu
dalam Islam, sebagai risalah yang telah tersampaikan kepada umat manusia, maka
manusia dimintai pertanggung jawaban atas potensi yang Allah berikan tersebut.
رْ ِء88وْ ُل بَ ْينَ ْال َم88 ْم َوا ْعلَ ُم ْٓوا اَ َّن هّٰللا َ يَ ُح8ٰۚيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا ا ْستَ ِج ْيبُوْ ا هّٰلِل ِ َولِل َّرسُوْ ِل اِ َذا َدعَا ُك ْم لِ َما يُحْ يِ ْي ُك
Terjemahan:
13
Ibid, hlm 571.
52
kepada umat manusia. Kata وا88ُ الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنmenjadi isyarat bahwa sifat iman itu
perintah dan larangan yang akan dijelaskan dalam seruan tersebut. Imam al-
Bukhari mengatakan bahwa pengertian “penuhilah” dan pengertian ا يُحْ يِ ْي ُك ْم88لِ َم
pembeda (Al-Furqan) merincikan jelas bahwa ada perbedaan besar dan Allah
tidak memiliki sekutu, sehingga seruan-Nya ketika tidak dilaksanakan maka akan
mengundang bahaya yang besar. Di balik seruan tersebut, ada kebaikan yang
perintah Allah lah yang menjadikan manusia berbeda antara satu dan lainnya.
diwajibkan menutup aurat dengan menggunakan jilbab dan kerudung, (Q.s Al-
Ahzab [33]: 59, Q.s An-Nur [24]: 31). Sementara laki-laki tidak wajib kecuali
14
Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al Munir: Aqidah, Syari’ah, Manhaj, Jilid 5, (Depok: Gema
Insani), hlm 270.
53
batasan pusar dan mata kaki. Dalam ranah keluarga, Al-Qur’an menetapkan
bahwa laki-laki adalah pemimpin bagi kaum perempuan (Q.s An-Nisa [4] 34).
meskipun dalam ranah sosial budaya. Firman Allah Swt dalam Q.s Al-Baqarah
[2]: 228;
ُّ اِ ۡن ُك َّن ي ُۡؤ ِم َّن بِاهّٰلل ِ َو ۡاليَ ۡو ِم ااۡل ٰ ِخ ِرؕ َوبُع ُۡولَتُه َُّن اَ َح
ۡ ِكَ اِ ۡن اَ َراد ۡ ُٓوا ا88ِ َر ِّد ِه َّن فِ ۡى ٰذ ل8 ِق ب
َولَه َُّن ؕ اَل حًا8 ص
هّٰللا
ِ ال َعلَ ۡي ِه َّن َد َر َجةٌ ؕ َو ُ ع
َز ۡي ٌز َح ِك ۡي ٌم ِ ِّج ِ ِم ۡث ُل الَّ ِذ ۡى َعلَ ۡي ِه َّن بِ ۡال َم ۡعر ُۡو
َ ف ۖ َولِلر
Terjemahan:
“Dan para istri yang diceraikan (wajib) menahan diri mereka (menunggu)
tiga kali quru'. Tidak boleh bagi mereka menyembunyikan apa yang
diciptakan Allah dalam rahim mereka, jika mereka beriman kepada Allah
dan hari akhir. Dan para suami mereka lebih berhak kembali kepada
mereka dalam (masa) itu, jika mereka menghendaki perbaikan. Dan
mereka (para perempuan) mempunyai hak seimbang dengan kewajibannya
menurut cara yang patut. Tetapi para suami mempunyai kelebihan di atas
mereka. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana”.
Kewajiban talak dalam Al-Qur’an hanya diberikan kepada laki-laki
(suami). Akan tetapi dalam ayat tersebut dijelaskan dan mereka (para perempuan)
untuk rujuk kepada istri yang diceraikannya, istri pun mempunyai hak untuk
diperlakukan secra makruf. Yakni sesuai dengan tuntutan agama, sejalan dengan
15
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, Vol
1, (Tanggerang: Lentera Hati, Al-Mishbah, ) hlm 490.
54
Menurut Quraish Shihab, dalam konteks hubungan suami istri, ayat ini
menegaskan bahwa suami dan istri antar keduanya sama-sama meiliki hak dan
kewajiban yang seimbang, bukan sama. Tuntutan ini menuntut kerjasama yang
baik dan adil.16 Adapun kelebihan yang Allah berikan kepada suami, tidak lain
karena laki-laki (suami) adalah pemimpin, dan memiliki tugas dan tanggung
dalam hidup. Sebab sama, bukan berarti seimbang. Seruan-seruan perintah dalam
Al-Qur’an adalah mulak, sebab Al-Qur’an merupakan kalam Allah sebagai kabar
merupakan ketetapan (kodrat) manusia dari Allah Swt. Adanya perbedaan peran
antar jenis kelamindalam lingkungan sosial budaya, adalah tolak ukur yang
seimbang.
Segala ketetapan Allah atas manusia diserukan oleh para Rasul, dan
ditujukkan bagi seluruh umat manusia. Akan tetapi manusia adalah makhluk yang
16
Ibid, hlm 491.
55
Allah sesuai dengan ukurannya masing-masing. Hal senada juga telah dijelaskan
sifat yang ditetapkan Allah bagi segala sesuatu”, dan itulah kodrat. Dengan
sesuai dengan sistem yang telah ditetapkan Allah sebagai senjata untuk
membentengi diri. Tidak ada makhluk ciptaan Allah yang diciptakan sia-sia,
17
Nazaruddin Umar, op.cit, hal xxix.
56
potensi yang sesuai dengan kadar untuk menjalankan fungsinya. Diantara potensi
Nya dapat dilihat dari adanya qadla dan qadar. Dilihat dari dua hal tersebut,
menurutnya manusia hidup dalam dua area, pertama dikuasai manusia, dan kedua
menguasai manusia. Area yang menguasai manusia terbagi dalam dua kejadian.
Kejadian pertama merupakan nidzomul wujud (ketetapan alam yang tidak bisa
diubah), maka manusia dipaksa dan tunduk, serta tidak bisa terlepas dari hal ini.
Sebab manusia berjalan sesuai dengan ketentuannya. Seperti manusia tidak bisa
menciptakan warna biji matanya, serta tidak bisa menentukan jenis kelamin dan
Sedangkan pada kejadian kedua adalah kejadian yang tidak ditetapkan oleh
nidzomul wujud namun tetap berada di luar kekuasaan manusia. Seperti datangnya
kerusakan mendadak yang tidak bisa dihindari. Pada kejadian ini meskipun tidak
terikat pada nidzomul wujud, namun tetap saja bukan berasal dari manusia.19
Allah), sebab Allah yang memutuskan. Maka manusia tidak dimintai pertanggung
jawaban, baik maupun buruknya perbuatan tersebut, semuanya berasal dari Allah
dan tidak ada andil sedikitpun dengan manusia. Berbeda halnya pada area yang
dikuasai manusia, dimana segala sesuatu baik itu menimpa manusia maupun
terjadi karenanya, adalah pilihan manusia. Sebab pada area ini, Allah SWT
18
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, Vol
13, (Tanggerang: Lentera Hati, 2005), hlm 483.
19
Taqiyuddin An-Nabhani, Peraturan Hidup dalam Islam, (Jakarta: HTI Press, 2017),
hlm 33.
57
Adapun mengenai qadar, bahwa semua perbuatan baik pada area pertama
maupun kedua, terjadi dari benda menimpa benda. Terdapat khasiat (sifat dan ciri
khas) tertentu pada benda. Sebagaimana pada manusia, Allah menciptakan akal,
khasiatnya. Hal tersebut berada pada area yang menguasai manusia, di mana
qabiliyah (potensi) yang dapat mengarahkan pada hal baik maupun buruk. Allah
mengarahkannya pada hal baik maupun buruk, sebab itu merupakan area yang
dan tidak terikat mengikuti aturan manapun, sebab itu bukannlah kodrat.
diciptakan merdeka. Merdeka dalam artian bebas memilih aturannya sendiri jika
hal tersebut berada di area yang dikuasai manusia. Meskipun manusia bebas
memilih dan berpendapat tidak sesuai aturan-Nya, namun hal tersebut karena
jawaban. Sebagaimana firman Allah dalam Q.s Al-Mudatsir [74]: 38 dan Q.s Asy-
Syams [91]: 8;
Terjemahan:
“Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya”. (Q.s
Al-Mudatsir [74]: 38)
diciptakan untuk beribadah kepada Allah. Maka ketika perintah ini dijalankan
keduanya dengan ikhlas semata-mata karena Allah, serta sesuai tuntutan syariah,
kemuliaan manusia di mata Allah Swt. Firman Allah Q.s An-Nahl [16]: 97;
ِن8 َرهُ ْم بِاَحْ َس8ْ ِزيَنَّهُ ْم اَج8ْ ۚةً َولَنَج8َصالِحًا ِّم ْن َذ َك ٍر اَوْ اُ ْن ٰثى َوه َُو ُمْؤ ِم ٌن فَلَنُحْ يِيَنَّهٗ َح ٰيوةً طَيِّب َ َم ْن َع ِم َل
ََما َكانُوْ ا يَ ْع َملُوْ ن
Terjemahan:
dunia barat oleh feminisme. Feminisme lahir di peradaban Barat dengan kondisi
satunya solusi atas ketertinggalan perempuan Timur, ternyata diyakini tanpa kritik
dan kontrol.20
sesuatu adalah ciptaan Allah, dan hanyalah milik Allah Swt. Allah telah
keduanya dengan adil dan seimbang, bukan sama. Konsep perbedaan yang ada
berbagai kajian dan teori lainnya, terutama dari prespektif Al-Qur’an. Namun,
Islam sebagai ajaran agama yang khas, berbeda dengan ajaran selainnya. Islam
mengajarkan pemeluknya cara berpikir yang khas, yakni dimulai dari memahami
dipungkiri bermula dari pemahaman fakta dan cara berpikir sesorang dalam
melihat fakta. Untuk itu, pembahasan gender diharuskan terlebih dahulu melihat
fakta, tetang defenisi gender melihat dari posisi bahasa dan bagaimana lahirnya
20
Dinar Devi Kania, dkk, Delusi Kesetaraan Gender: Tinjauan Kritis Konsep Gender,
(Jakarta: Gema Insani, 2020), hlm 37.
60
istilah gender. Sebab istilah gender adalah tsaqofah yang terikat dengan sejarah
yakni sekularisme. Untuk itu, makna istilah gender mengatakan bahwa gender
adalah bentukan manusia. Sementara dalam Q.s Al-Furqan ayat 2, jelas bahwa
segalanya adalah ketetapan Allah yang telah digariskan dalam syariat Islam.
Adapun jika terjadi ketimpangan relasi, hal tersebut semata-mata karena manusia
berjalan. Secara fitrahnya, potensi yang Allah berikan tidak lain semata-mata
jasmani, dan akal memiliki potensi pada kebaikan dan keburukan. Allah
kepada umat manusia, dapat mengarahkan mereka untuk memilih sesuai dengan
aturan Allah, agar tidak mendapatkan konsekuensi yang besar. Sebagaimana Q.s
Al-Furqan sebagai surah Makiyyah, menegaskan jelas atas hak Allah, meski