Anda di halaman 1dari 14

Islam adalah agama yang tercipta dengan aturan untuk mengatur seluruh perilaku

manusia. Sejak Islam diajarkan oleh Nabi Muhammad ‫ﷺ‬, Islam selalu mengajarkan dan
mengarahkan manusia kepada ajaran yang menjadi pedoman dalam berperilaku di dunia.
Aturan-aturan syar’i yang dihasilkan dari kajian ayat dan hadis telah jelas mengatur manusia-
manusia mukallaf dari segala hal. Penerapan dari aturan-aturan syar’i ini berpihak pada
perbedaan kelamin yang signifikan, laki-laki dan perempuan yang ditegaskan dalam Al-Qur’an
surah Al-Hujurat ayat : 13

)ٌ‫َر َّواُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم ُشعُوْ بًا َّوقَبَ ۤا ِٕى َل لِتَ َعا َرفُوْ ا ۚ اِ َّن اَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هّٰللا ِ اَ ْت ٰقى ُك ْم ۗاِ َّن هّٰللا َ َعلِ ْي ٌم َخبِ ْير‬
ٍ ‫ٰ(يٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَ لَ ْق ٰن ُك ْم ِّم ْن َذك‬

“Wahai manusia! Sungguh kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar
kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah
orang yang paling bertakwa. Sungguh Allah Maha Mengetahui, Mahateliti”.

Manusia diciptakan sebagai makhluk Allah yang paling mulia. Dalam Al-Quran surah
Al-Mukminun dijelaskan bahwa manusia adalah salah satu ciptaan Allah yang paling sempurna
karena manusia diciptakan dari sari pati tanah yang kemudian menjadi Nutfah, Alaqah, dan
Mudgah hingga akhirnya menjadi wujud yang sekarang ini. Al-Qur’an surah Al-Mukminun ayat
12-14 sebagai berikut:

ْ ‫ا ْٱل ُم‬kkَ‫ َغةً فَ َخلَ ْقن‬k ‫ض‬


َ‫ َغة‬k ‫ض‬ ْ ُّ‫ ثُ َّم َخلَ ْقنَا ٱلن‬.‫ار َّم ِكي ٍن‬
ْ ‫طفَةَ َعلَقَةً فَ َخلَ ْقنَا ْٱل َعلَقَةَ ُم‬ ٍ ‫طفَةً فِى قَ َر‬ ْ ُ‫ ثُ َّم َج َع ْل ٰنَهُ ن‬.‫(ولَقَ ْد خَ لَ ْقنَا ٱِإْل ن ٰ َسنَ ِمن ُس ٰلَلَ ٍة ِّمن ِطي ٍن‬ َ
) َ‫ك ٱهَّلل ُ َأحْ َسنُ ْٱل ٰخَ لِقِين‬ َ َ‫ِع ٰظَ ًما فَ َكسَوْ نَا ْٱل ِع ٰظَ َم لَحْ ًما ثُ َّم َأن َشْأ ٰنَهُ خَ ْلقًا َءا َخ َر ۚ فَتَب‬
َ ‫ار‬

“Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati tanah.
Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah, lalu segumpal darah
itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik”.

Tidak dipungkiri, bahwa kenyataannya justru menimbulkan problematika mendalam.


Masalah-masalah baru terkait dengan hukum Islam menjadi semakin banyak. Salah satu dari
sekian banyak permasalahan adalah adanya khunsa atau yang biasa kita sebut berkelamin ganda.

Secara terminologis, khunsa atau yang lebih sering kita sebut kelamin ganda adalah
manusia yang tidak dapat digolongkan ke dalam gender normal yaitu, laki-laki atau perempuan.
Hal ini dikarenakan, khunsa adalah orang yang memiliki kedua kelamin (zakar dan farji) yang
selama ini menjadi patokan dalam menentukan gender seseorang agar dikenakan aturan syara’
yang sesuai dengan kodratnya. Dampak yang dapat ditimbulkan dari adanya kasus khunsa ini
adalah permasalahan sosial, yaitu penerimaan masyarakat akan tidak jelas statusnya ini, begitu
pula dalam permasalahan lain seperti hukum.

Banyaknya kasus kelamin ganda di Indonesia hanya cenderung dibiarkan dan


dihinggapi berbagai masalah sosial, seperti dipandang sebelah mata di lingkungannya. Maka
dari itu, permasalahan khunsa atau kelamin ganda kini, terkhusus di Indonesia, tidak hanya
berhenti pada bagaimana syara’ ditetapkan padanya, namun juga sampai kepada bagaimana
penegasan status dari kejanggalan kelamin yang dialami oleh khunsa.

Dengan demikian, menjadi sebuah perhatian khusus untuk menempatkan khunsa


sebagaimana semestinya. Selain itu, menetapkan khunsa meski tidak dengan menjalani upaya
medis menjadi sangat penting, mengingat status dari seorang manusia, baik laki-laki maupun
perempuan, adalah patokan yang sangat penting. Masalah-masalah perdata contohnya seperti
waris, nikah dan lain sebagainya menjadi lebih jelas, baik bagi khunsa itu sendiri maupun
masyarakat.

Oleh karena itu, penulis mengangkat permasalahan ini sebagai bentuk konsen terhadap
pentingnya pandangan Islam tentang khunsa (kelamin ganda) dan penetapan hukumnya.

Rumusan Masalah:

Peneliti akan mencoba memecahkan beberapa masalah yang menjadi perhatian umat
Islam terkait menentukan hukum khunsa menurut pandangan Islam. Diantara masalah yang
paling penting peneliti kumpulkan pada poin-poin berikut:

1. Apakah khunsa berhak atas warisan?


2. Bagaimana pandangan Islam dan penetapan status bagi yang berkelamin ganda?

Tujuan Penelitian:

Tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui cara menentukan status ahli waris yang merupakan seorang khunsa
(kelamin ganda).
2. Untuk mengetahui pandangan Islam mengenai kelamin seorang yang berkelamin ganda
(Ambiguous Genetalia) dan penetapan statusnya dalam Islam.

Manfaat Penelitian:
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah:

1. Secara Akademis
Secara akademis diharapkan penelitian dapat memberikan kontribusi terhadap
pengembangan ilmu Islam, utamanya mengenai penetapan seseorang yang berkelamin
ganda.
2. Secara Praktis
Penelitian ini dapat dijadikan pedoman, sumbangan pemikiran dan sumber informasi
bagi orang atau masyarakat.

Pelajaran sebelumnya

Melalui penelitian dan review beberapa penelitian ilmiah dan skripsi universitas,
peneliti menemukan beberapa skripsi yang berkaitan dengan subjek penelitian ini, antara lain:

1. “Urgensi Penetapan Status Khunsa Menurut Hukum Islam”, penelitian ini ditulis oleh
Ilham Ghoffar Solekhan, jenis penelitian: skripsi, di Universitas Islam Indonesia pada
tahun 1438 H/2018 M, dan beberapa hasil dari itu: bahwa peneliti menjelaskan di
dalamnya penetapan status khunsa, menjelaskan perbedaan khunsa dengan waria/banci
dan perubahan status menurut hukum Islam.
2. "Sistem Kewarisan Khunsa (Kelamin Ganda) dalam Persfektif Hukum Waris Islam",
skripsi ini ditulis oleh Pranita Nastiti, Fakultas Hukum di Universitas Sriwijaya.
Beberapa hasil dari itu, bahwa peneliti menjelaskan di dalamnya tinjauan mengenai
hukum waris khunsa, dan kewajiban ahli waris sebelum membagi harta.
3. Dan kesamaan antara penelitian-penelitian tersebut dengan penelitian-penelitian yang
ada di tangan Anda: bahwa masing-masing berbicara tentang penetapan status khunsa
menurut hukum Islam, dan hak waris khunsa dalam hukum Islam: bahwa penelitian
pertama terbatas pada mendeskripsikan bagian-bagian khunsa dalam hukum Islam.
Adapun penelitian kedua tentang hukum Islam dan perubahan status khunsa dan ketiga
sistem kewarisan khunsa dalam Islam.

Kerangka Teoritis

Allah Ta’ala telah menciptakan manusia sepasang, laki-laki dan perempuan. Adapun
salah satu hikmah penciptaan itu adalah agar manusia dapat melahirkan keturunannya. Allah
Ta’ala berfirman dalam QS. Asy-syura: 49-50

‫ هُ هَّللا ُ ِإاَّل‬k‫ ٍر َأ ْن يُ َكلِّ َم‬k‫انَ لِبَ َش‬kk‫( َو َما َك‬49) ‫ور‬


َ ‫ق َما يَشَا ُء ۚ يَهَبُ لِ َم ْن َيشَا ُء ِإنَاثًا َويَهَبُ لِ َم ْن يَشَا ُء ال ُّذ ُك‬ ِ ْ‫ت َواَأْلر‬
ُ ُ‫ض ۚ َي ْخل‬ ُ ‫هَّلِل ِ ُم ْل‬
ِ ‫ك ال َّس َما َوا‬
)50( ‫ب َأوْ يُرْ ِس َل َر ُسواًل فَيُو ِح َي بِِإ ْذنِ ِه َما يَشَا ُء ۚ ِإنَّهُ َعلِ ٌّي َح ِكي ٌم‬ ٍ ‫َوحْ يًا َأوْ ِم ْن َو َرا ِء ِح َجا‬

Menurut ensiklopedia hukum Islam, khunsa adalah seorang yang diragukan jenis kelaminnya
apakah laki-laki atau perempuan karena memiliki alat kelamin secara bersamaan ataupun tidak
memiliki alat kelamin sama sekali, baik alat kelamin laki-laki atau perempuan. QS. Al-Hajj: 5

َ‫ ٍة لِّنُبَيِّن‬kَ‫ر ُم َخلَّق‬k
ِ k‫ ٍة َّو َغ ْي‬kَ‫ َغ ٍة ُّم َخلَّق‬k‫ض‬ ْ ‫ ٍة ثُ َّم ِم ْن ُّم‬kَ‫طفَ ٍة ثُ َّم ِم ْن َعلَق‬ ْ ُّ‫ب ثُ َّم ِم ْن ن‬ ِ ‫ب ِّمنَ ْالبَ ْع‬
ٍ ‫ث فَاِنَّا خَ لَ ْق ٰن ُك ْم ِّم ْن تُ َرا‬ ٍ ‫ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ اِ ْن ُك ْنتُ ْم فِ ْي َر ْي‬
‫و ٰفّى َو ِم ْن ُك ْم َّم ْن يُّ َر ُّد اِ ٰلٓى اَرْ َذ ِل‬kَ ْٓ k‫ ِر ُج ُك ْم ِط ْفاًل ثُ َّم لِتَ ْبلُ ُغ‬k‫ ّمًى ثُ َّم نُ ْخ‬k‫ ٍل ُّم َس‬k‫ ۤا ُء اِ ٰلٓى اَ َج‬k‫ا ن ََش‬kk‫لَ ُك ۗ ْم َونُقِرُّ فِى ااْل َرْ َح ِام َم‬
َ ‫ َّد ُك ۚ ْم َو ِم ْن ُك ْم َّم ْن يُّت‬k‫وا اَ ُش‬k
‫ْج‬ ْ ‫ت َواَ ۢ ْنبَت‬
ٍ ۢ ْ‫َت ِم ْن ُك ِّل َزو‬
ٍ ‫ج بَ ِهي‬ ْ َ‫ت َو َرب‬ َ ْ‫ْال ُع ُم ِر لِ َكيْاَل يَ ْعلَ َم ِم ۢ ْن بَ ْع ِد ِع ْل ٍم َش ْيـ ًۗٔا َوتَ َرى ااْل َر‬
ْ ‫ض هَا ِم َدةً فَاِ َذٓا اَ ْنز َْلنَا َعلَ ْيهَا ْال َم ۤا َء ا ْهتَ َّز‬
“Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah
menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah,
kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar
Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai
waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan
berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan
dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia
tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering,
kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi
subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan (tetumbuhan) yang indah ”.

Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa manusia yang tidak ada kelainan dari
kejadiannya sama dengan laki-laki normal atau perempuan normal maka orang tersebut adalah
)‫(مخلفة‬. Akan tetapi, jika ada kelainan dan tidak sama dengan laki- laki atau perempuan yang
normal maka ia adalah manusia yang tidak sempurna )‫ (مخلفة وغير‬yang disebut khunsa

Metodologi Penelitian

1. Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pustaka karena sumber datanya berasal dari dokumen-
dokumen perkantoran seperti buku, skripsi, jurnal ilmiah, atau informasi pustaka elektronik
terpercaya yang berkaitan dengan pokok bahasan tersebut. Peneliti mengumpulkan sumber-
sumber tersebut, membacanya, menuliskannya, dan melakukan observasi terhadapnya.

2. Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mengikuti pendekatan induktif analitik komparatif. Dimana
peneliti mengekstrapolasi dan mengandalkannya dalam menyajikan pendapat dan ucapan, dan
dia juga mengambil pendekatan analitis, dimana peneliti menganalisis isu di Indonesia dan
mengukurnya sesuai ajaran agama Islam, dan juga menggunakan pendekatan komparatif, di
mana ia bersandar pada perkataan ulama kontemporer.

Rencana Pencarian

Risalah ini terdiri dari lima bab, dan setiap bab berisi sejumlah bab, dan setiap bab memiliki
beberapa penyelidikan. Isi dari skripsi ini adalah untuk mengungkapkan kontrol transaksi
penjualan di pasar elektronik
Ini detailnya:

Bab pertama: Pendahuluan, yang meliputi latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, penelitian terdahulu, kerangka teori, metodologi penelitian, dan
rencana penelitian.

Bab kedua: Definisi dari Subjek, dan itu mencakup tiga bab. Bab pertama adalah memuat
tinjauan umum tentang pengertian khunsa, macam-macam khunsa, pembagiannya, sumber-
sumber hukum Islam bagi khunsa, perubahan status khunsa menurut hukum Islam, pandangan
hukum waris untuk khunsa menurut Imam Syafii dan Imam Abu Hanifah

Bab Ketiga: Hasil Penelitian dan Pembahasan, dalam bab III ini penulis menguraikan tentang
kedudukan hukum seseorang yang berkelamin ganda (khunsa) dalam hukum waris Islam

Bab Lima : Penutup, dalam bab ini penulis mencoba memberikan kesimpulan-kesimpulan dan
saran-saran penulis.
‫ضوابط معامالت البيوع في األسواق اإللكترونية‬

‫قدم هذا البحث الستفاء املشروع النهائي يف كلية الشريعة‬

‫‪.‬‬

‫إعداد‪:‬‬

‫الطالبة‪ :‬عائشة أم املؤمنني‬

‫رقم القيد‪2003037 :‬‬

‫إشراف‪:‬‬

‫األستاذ‪ :‬رشيد حفظه اهلل‬

‫معهد الرشيد العالي للبنات – وونوغيري‬


‫للغة العربية والعلوم الشرعية‬
‫العام الدراسي ‪ 1444‬ه ‪ 2023 /‬م‬
‫الباب األول‪ :‬مقدمة‬

‫خلفية البحث‬

‫مشكلة البحث‬

‫أهداف البحث‬

‫فوائد البحث‬

‫الدراسات السابقة‬

‫اإلطار النظري‬

‫منهج البحث‬

‫خطة البحث‬
‫مقدمة‬

‫تتم الصاحلات‪ ،‬وبيده أرزاق املخلوقات‪،‬‬


‫رب األرض والسماوات‪ ،‬احلمد هلل الذي بنعمته ّ‬
‫رب العاملني ِّ‬
‫احلمد هلل ّ‬
‫ال مانع ملا أعطى وال معطي ملا منع‪ ،‬وله امللك وله احلمد وهو على كل شيء قدير‪.‬‬

‫اللهم ص ّل على عب دك‪ ،‬ورس ولك‪ ،‬وخليل ك حمم ٍد ب ِن عب د اهلل‪ ،‬وعلى آل ه وص حبه ومن اكتفى أث َره إىل ي وم‬
‫ّ‬
‫القيامة‪ ،‬أما بعد‪.‬‬

‫خلفية البحث‬

‫اإلسالم هو دين مت إنشاؤه بقواعد لتنظيم كل سلوك بشري‪ .‬منذ أن علم اإلسالم من قبل النيب حممد‬

‫ص لى اهلل علي ه وس لم‪ ،‬فق د علم الن اس دائم ا ووجههم إىل التع اليم ال يت توج ه الس لوك يف الع امل‪ .‬إن قواع د‬

‫الشروع الناجتة عن دراسة اآليات واألحاديث قد حكمت بوضوح رجال املقلوب يف كل شيء‪ .‬هذا التطبيق‬

‫لقواعد شرع يفضل االختالفات اجلنسية الكبرية‪ ،‬ذكورا وإناثا‪ .‬هذا يعتمد على حقيقة أن اإلنسن خلق فقط‬

‫على الرجال والنساء وهو ما أكده القرآن سورة احلجرات اآلية ‪:13‬‬

‫َّاس اِنَّا َخلَ ْقٰن ُك ْم ِّم ْن ذَ َك ٍر َّواُْنثٰى َو َج َع ْلٰن ُك ْم ُش عُ ْوبًا َّو َقبَاۤ ِٕى َل لَِت َع َار ُف ْوا ۚ اِ َّن اَ ْك َر َم ُك ْم ِعْن َد ال ٰلّ ِه اَْت ٰقى ُك ْم ۗ اِ َّن‬ ‫ٓ‬
‫( ٰايَيُّ َه ا الن ُ‬
‫‪1‬‬
‫ال ٰلّهَ َعلِْي ٌم َخبِْيٌر)‪.‬‬

‫خل ق اإلنس ان ك أكثر خملوق ات اهلل جمدا‪ .‬يف الق رآن س ورة املؤمن ون يش رح أن اإلنس ان ه و واح د من‬

‫أك ثر خملوق ات اهلل عاملي ة ألن اإلنس ان خل ق من ج وهر النش ا األرض ي ال ذي أص بح فيم ا بع د النطف ة والعالق ة‬

‫واملضغة حىت أصبح أخريا شكله احلايل‪ .‬القرآن سورة املؤمنون اآليات ‪ 14-12‬هي كما يلي‪:‬‬

‫‪ 1‬القرآن سورة الحجرات اآلية ‪13‬‬


‫ني‪ .‬مُثَّ َج َع ْلٰنَ هُ نُطْ َف ةً يِف َق را ٍر َّم ِك ٍ‬
‫نس ن ِمن ُس ٰلَلَ ٍة ِّمن ِط ٍ‬
‫ني‪ .‬مُثَّ َخلَ ْقنَ ا ٱلنُّطْ َف ةَ َعلَ َق ةً فَ َخلَ ْقنَ ا ٱلْ َعلَ َق ةَ‬ ‫َ‬ ‫( َولََق ْد َخلَ ْقنَ ا ٱِإْل َٰ َ‬
‫ِِ‬
‫َأح َس ُن ٱخْلَٰلق َ‬
‫ني‪.)2‬‬ ‫ضغَةَ ِع ٰظَ ًما فَ َك َس ْونَا ٱلْعِ ٰظَ َم حَلْ ًما مُثَّ َ‬
‫َأنشْأنَٰهُ َخ ْل ًقا ءَ َ‬
‫اخَر ۚ َفتَبَ َار َك ٱللَّهُ ْ‬ ‫ضغَةً فَ َخلَ ْقنَا ٱلْ ُم ْ‬
‫ُم ْ‬

‫ال ميكن إنكار أن الواقع يسبب يف الواقع مشاكل عميقة‪ .‬املشاكل اجلديدة املتعلقة بالشريعة اإلسالمية‬

‫أصبحت أكثر فأكثر‪ .‬واحدة من العديد من املشاكل هي وجود اخلنثى أو ما نسميه عادة مغلفة مزدوجة‪.‬‬

‫من الناحية املصطلحية‪ ،‬فإن اخلنثى أو ما نسميه يف كثري من األحيان اجلنس املزدوج هو إنسان ال ميكن‬

‫تص نيفه إىل اجلنس الط بيعي‪ ،‬ذك ر أو أن ثى‪ .‬وذل ك ألن اخلن ثى ه و الش خص ال ذي لدي ه كال اجلنسني (ذك ر‬

‫وفرجي) والذي كان معيارا يف حتديد جنس الشخص حبيث ميكن إخضاعه لقواعد الشريعة وفقا لطبيعته‪ .‬إن‬

‫التأثري الذي ميكن أن يسببه وجود قضية خنثى هذه هو مشكلة اجتماعية‪ ،‬أي قبول اجلمهور لغموض وضعه‪،‬‬
‫‪3‬‬
‫وكذلك يف قضايا أخرى مثل القانون‪.‬‬

‫ميي ل الع دد الكب ري من ح االت اجلنس املزدوج يف إندونيس يا إىل ترك ه دون مراقب ة ويع اين من مش اكل‬

‫اجتماعية خمتلفة‪ ،‬مثل التقليل من شأنه يف بيئتهم‪ .‬لذلك‪ ،‬فإن مشكلة اخلنثى أو اجلنس املزدوج اآلن‪ ،‬خاصة يف‬

‫إندونيسيا‪ ،‬ال تتوقف فقط عند كيفية تعيني الشرع هلا‪ ،‬ولكن أيضا لكيفية تأكيد حالة املخالفات التناسلية اليت‬

‫تعاين منها اخلنثى‪.‬‬

‫وبالتايل‪ ،‬من املثري للقلق بشكل خاص وضع اخلنثى كما ينبغي‪ .‬باإلضافة إىل ذلك‪ ،‬فإن حتديد وضع‬

‫اخلنثى حىت لو مل يكن من خالل بذل جهود طبية أمر مهم للغاية‪ ،‬مع األخذ يف االعتبار أن وضع اإلنسان‪،‬‬

‫ذكرا وأنثى‪ ،‬هو معيار مهم للغاية‪ .‬أصبحت القضايا املدنية مثل املرياث والزواج وما إىل ذلك أكثر وضوحا‪،‬‬

‫سواء بالنسبة للخنثى نفسها أو للمجتمع‪.‬‬

‫‪ 2‬القرآن سورة المؤمنون اآلية ‪14-12‬‬


‫‪3‬‬
‫‪Ilham Ghoffar Solekhan and Maulidi Dhuha Yaum Mubarok, ‘Khuntsa Dan Penetapan Statusnya Dalam‬‬
‫‪Pandangan Fiqh Kontemporer’, Al Hurriyah : Jurnal Hukum Islam, 5.2 (2020), 160‬‬
‫‪<https://doi.org/10.30983/alhurriyah.v5i2.3324>.‬‬
‫لذلك يثري الباحث هذه املسألة كشكل من أشكال التوافق على النظرة اإلسالمية يف اخلنثى وأحكامه‬

‫الشرعية‪.‬‬

‫مشكالت البحث‬

‫سيحاول الباحث حل بعض املشكالت اليت تُشغل بال املسلمني من األحكام اخلنثى يف نظر اإلسالم‪ .‬ومن‬

‫أهم املشكالت جيمعها الباحث على النقاط التالية‪:‬‬

‫هل حيق للخنثى املرياث؟‬ ‫‪.1‬‬

‫ما هو النظرة اإلسالمية يف اخلنثى وأحكامه الشرعية؟‬ ‫‪.2‬‬

‫أهداف البحث‬

‫األهداف املراد حتقيقها من خالل هذا البحث هي كما يلي‪:‬‬

‫البيان عن حيق للخنثى املرياث؟‬ ‫‪.1‬‬

‫البيان عن النظرة اإلسالمية يف اخلنثى وأحكامه الشرعية؟‬ ‫‪.2‬‬

‫فوائد البحث‬

‫أكادمييا‪ ،‬يؤمل أن يساهم هذا البحث يف تطوير الفقه اإلسالمي‪ ،‬خاصة فيما يتعلق باألحكام اخلنثى‪.‬‬ ‫‪.1‬‬

‫عمليا‪ ،‬ميكن استخدام هذا البحث كدليل‪ ،‬ومسامهة يف األفكار ومصادر املعلومات للناس أو اجملتمع‪.‬‬ ‫‪.2‬‬

‫الدراسات السابقة‬

‫من خالل البحث واالطالع على بعض البح وث العلمي ة والرس ائل اجلامعي ة وج د الب احث ع ددا من‬

‫الرسائل ذات العالقة مبوضوع هذا البحث‪ ،‬ومنها‪:‬‬


‫"ض رورة حتدي د منزل ة اخلن ثى وف ق الش ريعة اإلس المية"‪ ،‬كتب ه ذا البحث إهلام غ افر صاحلان‪ ،‬ن وع‬ ‫‪.1‬‬

‫البحث‪ :‬أطروحة‪ ،‬يف اجلامعة اإلسالمية بإندونيسيا عام ‪ 1438‬هـ ‪ 2018 /‬م‪ ،‬وبعض من نتائجها‪:‬‬

‫أن الب احث يش رح في ه حتدي د وض ع اخلن ثى‪ ،‬ويش رح الف رق بني اخلن ثى واملتح ولني جنس ياً‪ /‬املتح ولني‬

‫جنسياً والتغريات يف الوضع وفقاً للشريعة اإلسالمية‪.‬‬

‫"نظام مرياث اخلنثى (اجلنس املزدوج) يف منظور قانون املرياث اإلسالمي"‪ ،‬كتب هذه األطروحة برانيتا‬ ‫‪.2‬‬

‫ناستييت‪ ،‬كلية احلقوق جبامعة سريوجيايا‪ .‬ومن نتائج ذلك أن الباحثة أوضحت فيه حملة عامة عن قانون‬

‫اخلنثى لإلرث والتزامات الورثة قبل قسمة الرتكة‪.‬‬

‫والتشابه بني هذه الدراسات واألحباث اليت بني يديك‪ :‬أن كال منهما يتحدث عن حتديد مكانة اخلنثى‬

‫وف ق الش ريعة اإلس المية‪ ،‬وحق وق اخلن ثى يف املرياث يف الش ريعة اإلس المية‪ .‬وأن البحث األول يقتص ر على‬

‫وص ف أج زاء من اخلن ثى‪ .‬يف الش ريعة اإلس المية‪ .‬البحث الث اين ح ول الش ريعة اإلس المية والتغ ريات يف مكان ة‬

‫اخلنثى والثالث نظام وراثة اخلنثة يف اإلسالم‪.‬‬

‫اإلطار النظري‬

‫ذكرا وأنثى‪ .‬من حكمة اخللق أن اإلنسان يستطيع أن يلد نسله‪ .‬قال‬
‫زوجا من البشر‪ً ،‬‬
‫خلق اهلل تعاىل ً‬
‫اهلل تعاىل‪:‬‬

‫ض ۚ خَي ْلُ ق م ا يش اء ۚ يهب لِمن يش اء ِإنَاثًا ويه ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬


‫ور (‪َ )49‬و َم ا َك ا َن‬ ‫ُّ‬
‫ب ل َم ْن يَ َش اءُ الذ ُك َ‬
‫َ ََ ُ‬ ‫ُ َ َ َ ُ ََ ُ َ ْ َ َ ُ‬ ‫اَأْلر ِ‬
‫الس َم َاوات َو ْ‬
‫ك َّ‬‫للَّ ِه ُم ْل ُ‬
‫ِإ ِ ِ‬ ‫ِ ِِإ ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ِإ‬ ‫ِ‬
‫لبَ َش ٍر َأ ْن يُ َكلِّ َم هُ اللَّهُ اَّل َو ْحيً ا َْأو م ْن َو َراء ح َج اب َْأو يُْرس َل َر ُس واًل َفيُ وح َي ب ْذن ه َم ا يَ َش اءُ ۚ نَّهُ َعل ٌّي َحك ٌ‬
‫يم (‬
‫‪4‬‬
‫‪)50‬‬

‫‪ 4‬القرآن سورة الشورى اآلية ‪50-49‬‬


‫وحبسب موسوعة الشريعة اإلسالمية فإن اخلنثى هي من يشك يف جنسه ذكرا كان أو أنثى ألن هلما‬

‫أعضاء تناسلية معا أو ليس هلما أعضاء تناسلية إطالقا‪ ،‬ذكرا كان أو أنثى‬

‫ض غَ ٍة خُّمَلَّ َق ٍة‬ ‫ث فَاِنَّا َخلَ ْق ٰن ُكم ِّمن تُ ر ٍ‬ ‫ٰيٓاَيُّه ا الن ِ‬


‫اب مُثَّ ِم ْن نُّطْ َف ٍة مُثَّ ِم ْن َعلَ َق ٍة مُثَّ ِم ْن ُّم ْ‬ ‫ْ ْ َ‬
‫ب ِّمن الْبع ِ‬
‫َّاس ا ْن ُكْنتُ ْم يِف ْ َريْ ٍ َ َ ْ‬
‫ُ‬ ‫َ‬
‫َّو َغرْيِ خُمَلَّ َق ٍة لِّنَُبنِّي َ لَ ُك ۗ ْم َونُِقُّر ىِف ااْل َْر َح ِام َما نَ َشاۤءُ اِ ٰلٓى اَ َج ٍل ُّم َس ًّمى مُثَّ خُنْ ِر ُج ُك ْم ِط ْفاًل مُثَّ لِتَْبلُغُ ْٓوا اَ ُش َّد ُك ۚ ْم َو ِمْن ُك ْم َّم ْن‬

‫ض َه ِام َدةً فَ اِذَٓا اَْنَزلْنَ ا َعلَْي َه ا‬ ‫ۗ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِۢ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِٰ ٓ‬ ‫ىّٰف ِ‬
‫يَُّت َو َومْن ُك ْم َّم ْن يَُّر ُّد الى اَْرذَل الْعُ ُم ِر ل َكْياَل َي ْعلَ َم م ْن َب ْع د ع ْل ٍم َشْي ًٔـا َو َت َرى ااْل َْر َ‬
‫ج هَبِْي ٍج {‪}5‬‬ ‫الْماۤء اهَتَّزت وربت وۢ ْانَبتَ ِ‬
‫ت م ْن ُك ِّل َز ْو ۢ ٍ‬
‫‪5‬‬
‫َ َ ْ ْ َََ ْ َ َ ْ‬

‫من اآلية أعاله ميكن أن نفهم أن البشر الذين ليس لديهم شذوذ من نفس احلادث مثل الرجال العاديني‬

‫أو النساء العاديات‪ ،‬فهذا الشخص هو (خملفة)‪ .‬ومع ذلك‪ ،‬إذا كان هناك شذوذ وليس مثل الرجل أو املرأة‬

‫العاديني‪ ،‬فهو إنسان ناقص (خملفة وغري) وهو ما يسمى اخلنثى‪.‬‬

‫منهج البحث‬

‫‪ ‬نوع البحث‬

‫ه ذا البحث ه و حبث مكت يب‪ ،‬حيث تك ون مص ادر بيانات ه من الوث ائق املكتبي ة ك الكتب والرس ائل‬

‫واجملالت العلمية أو املعلومات املكتبية االليكرتونية املعتربة املوثقة املتعلقة باملوضوع‪ .‬فقام الباحث جبمع هذه‬

‫املصادر‪ ،‬وقراءهتا‪ ،‬وتدوينها‪ ،‬وقام باملالحظة عليها‪.‬‬

‫‪ ‬منهج البحث‬

‫لقد سار الباحث يف هذا البحث على املنهج االس تقرائي التحليلي؛ حيث استقرأ الباحث جمموعة من‬

‫الكتب واعتمد عليها يف عرض اآلراء واألقوال‪ ،‬كما أخذ باملنهج التحليلي حيث قام الباحث بتحليل املسائل‬

‫والقضايا الواقعة يف حيث يقوم الباحثون بتحليل القضايا يف إندونيسيا وقياسها وف ًق ا للتعاليم الدينية اإلسالمية‪،‬‬

‫‪ 5‬القرآن سورة الحج اآلية ‪5‬‬


‫وأيض ا اس تعمل املنهج املق ارن حيث اعتم د على أق وال العلم اء املش هورين املتب وعني ب ذكر آرائهم م ع ع رض‬

‫األدلة‪ ،‬وكذلك أخذ بآراء اهليئات اإلسالمية وجلان الفتاوى اإلسالمية‪.‬‬

‫‪ ‬مصادر البيانات‬

‫مص ادر البيان ات يف ه ذه الدراس ة هي مص ادر البيان ات الكتابي ة‪ ،‬وهي تتك ون من مص ادر البيان ات‬

‫األولية ومصادر البيانات الثانوية‪.‬‬

‫مصادر البيانات األولية‬ ‫‪)1‬‬

‫مصادر البيانات األولية املأخوذة من كتب الفقه والكتب املتعلقة هبذه الرسالة‪.‬‬

‫مصادر البيانات الثانوية‬ ‫‪)2‬‬

‫مت احلصول عليها من القرآن واحلديث والكتب الفقهية وغريها من البيانات املكتوبة ذات الصلة بعنوان‬

‫ه ذه الرس الة‪ .‬املص ادر املس تخدمة كمكم ل للم واد الثانوي ة واألولي ة وال يت تش مل‪ :‬الق واميس واملوس وعات‬

‫واملصادر املماثلة اليت يتم الوصول إليها من اإلنرتنت‪.‬‬

‫خطوات كتابة البحث‬ ‫‪‬‬

‫أما خطوات العمل يف كتابة البحث كما يلي‪:‬‬

‫‪ -1‬ع زو اآلي ات القرآني ة‪ ،‬بنس بة ك ل آي ة إىل س ورهتا ورقم آياهتا‪ ،‬معتم دة يف ذل ك على رواي ة حفص عن‬

‫عاصم‪.‬‬

‫‪ -2‬القيام بتخريج األحاديث مع ذكر رقم احلديث‪.‬‬


‫‪ -3‬ذك ر املعلوم ات اخلاص ة بالكت اب كامل ة عن د أول االس رتجاع إلي ه‪ ،‬وبع د ذل ك أقص ر على ذك ر عن وان‬

‫الكتاب‪ ،‬مث املؤلف‪ ،‬مث اجلزء‪ ،‬مث الصفحة‪.‬‬

‫‪ -4‬توثي ق املعلوم ات من مص ادرها األص لية م ا ميكن الوص ول إلي ه‪ ،‬وإن مل ميكن فبمج رد النق ل م ع البي ان أن ه‬

‫منقول‪.‬‬

‫‪ -5‬عرض بعض القرارات والفتاوى من اجملامع الفقهية وجلان اإلفتاء العاملية وآراء العلماء املعاصرين‪.‬‬

‫‪ -6‬شرح بعض املصطلحات والعبارات الغامضة يف البحث إن وجدت‪.‬‬

‫‪ -7‬بي ان املعلوم ات املأخوذة من الش بكة العنكبوتي ة ب ذكر اس م الك اتب‪ ،‬وعن وان املادة‪ ،‬وراب ط املوق ع‬

‫اإللكرتوين‪ ،‬وتاريخ االسرتجاع‪.‬‬

‫‪ -8‬تذييل البحث بالفهارس وقائمة املراجع‪.‬‬

‫خطة البحث‬

‫هذه الرسالة تتكون من أربعة فصول‪ ،‬ولكل فصل بعض املباحث‪ ،‬ولكل مبحث مطالب‪ .‬ومضمون‬
‫هذه الرسالة كشف النظرة اإلسالمية يف اخلنثى (ازدواج اجلنس) وأحكامه الشرعية‪.‬‬

‫وإليكم تفصيل ذلك‪:‬‬

‫الب اب األول‪ :‬املقدم ة‪ ،‬ويش مل خلفي ة البحث‪ ،‬ومش كالت البحث‪ ،‬وأه داف البحث‪ ،‬وفوائ د البحث‪،‬‬
‫والدراسات السابقة‪ ،‬واإلطار النظري‪ ،‬ومنهج البحث‪ ،‬وخطة البحث‪.‬‬

‫الباب الثاني‪ :‬التعريف باملوضوع‪ ،‬يبني تعريف وأنواع اخلنثى‪ ،‬الشريعة اإلسالمية للخنثى‪ ،‬تغيري الوضع وفقا‬
‫للشريعة اإلسالمية‪ ،‬قانون مرياث اخلنثى عند اإلمام الشافعي واإلمام أيب حنيفة‪.‬‬

‫الباب الثالث‪ :‬ضوابط شرعية يف معامالت البيوع‪ ،‬أما يف هذا الباب سيبحث فيه الوضع القانوين لشخص‬
‫متعدد (خنثى) يف قانون املرياث اإلسالمي‬

‫الباب الرابع‪ :‬وهو اخلامتة‪ ،‬حياول الباحث يف هذا الفصل تقدمي استنتاجات واقرتاحات من املؤلف‬

Anda mungkin juga menyukai