Anda di halaman 1dari 5

Batas Kesetaraan Gender

Oleh: Elida Mahriani, S.E.I., MM.


Rabu, 26 Juli 2023

Pendahuluan
Kesetaraan gender adalah pandangan bahwa semua orang harus menerima perlakuan yang
setara dan tidak didiskriminasi berdasarkan identitas gender mereka yang bersifat kodrati. Isu
ini adalah salah satu tujuan dari Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia oleh PBB yang
berusaha untuk menciptakan kesetaraan dalam bidang sosial dan hukum, seperti dalam
aktivitas demokrasi dan memastikan akses pekerjaan yang setara dan upah yang sama.

Pemikiran Awal:

Feminisme Kristen

Kesetaraan gender merupakan sebuah hasil pemikiran yang muncul akibat dari gerakan
pembebasan wanita yang bersifat ekstrim. Kecenderungan munculnya kesetaraan gender
terjadi secara global. Gerakan feminisme yang ekstrim ini berawal dari
pemberian Kebeabasan tanpa batas kepada wanita di dunia Barat. Para kaum feminisme di
dunia Barat kemudian mulai mencari legitimasi atas pemikiran mereka dengan mengutip
Alkitab . Mereka mulai menggantikan istilah "god" yang maskulin, menjadi "goddes" yang
feminin.

Feminisme Muslim

Selain dari tradisi Kristen, kesetaraan gender juga mulai diusung oleh kaum Wanita muslim.
Mereka mengatakan bahwa ajaran Islam bersifat membatasi dan menindas wanita. Upaya-
upaya delegitimasi terhadap Al-Quran pun mulai dilakukan. Pernyataan yang diberikan
menjelaskan bahwa Al-Qur'an merupakan kitab yang bias gender.
Diskriminasi

Di seluruh dunia, diskriminasi berdasarkan jenis kelamin masih dipraktikkan di semua


bidang kehidupan. Terlepas dari kemajuan signifikan dalam kesetaraan gender saat ini, ini
adalah kenyataan. Negara atau wilayah yang berbeda memiliki rentang perbedaan yang luas
dalam jenis dan tingkat keparahan diskriminasi. Di negara dunia ketiga tidak ada wanita yang
mengalami kesetaraan dalam hal hak hukum, sosial, dan fiskal mereka. Ada banyak contoh
disparitas gender dalam akses dan kontrol atas sumber daya, ekonomi, kekuasaan, dan
keterlibatan politik. Ketidaksetaraan yang terjadi secara tidak proporsional mempengaruhi
perempuan dan anak perempuan, tetapi pada akhirnya merugikan semua orang. Oleh karena
itu, perhatian utama dari tujuan pembangunan yang memiliki nilai intrinsik adalah kesetaraan
gender.

Meningkatkan Kesetaraan Gender

Perbaikan jangka panjang dalam kesetaraan gender dimungkinkan berkat pertumbuhan


ekonomi dalam banyak hal. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan penting karena, setelah
disetujui, akan berfungsi sebagai referensi global dan nasional, membantu mempersempit
ruang lingkup agenda pembangunan. Semua tujuan tersebut mendukung hak asasi manusia
(HAM), mempromosikan kesetaraan gender, dan memberikan otoritas kepada perempuan
dari segala usia.

Dampak Kesetaraan Gender

Ada nya kesetaraan tersebut menimbulkan dampak positif seperti:

1. Kemampuan suami menghidupi dirinya sendiri dan kemampuan istri untuk


menambah pendapatan keluarga, perekonomian rumah tangga berjalan dengan baik.
2. Wanita dapat menggunakan keahliannya dalam berbagai bidang dalam situasi lain
3. Membuat diri percaya diri dan menjaga penampilan Anda memiliki efek lain
4. Wanita harus memiliki kepercayaan diri untuk membiarkan potensi bawaan mereka
bersinar di tempat kerja. Wanita harus menjaga penampilan baik di tempat kerja
maupun di luar karena banyak orang yang melihatnya.
Dampak Negatif

Menurut Ketua AILA (Aliansi Cinta Keluarga), Rita Soebagio, hampir seluruh ormas sepakat
untuk melarang LGBT di Indonesia. Meski begitu, masih banyak yang berbeda pendapat terkait
LGBT, feminisme dan konsep gender. Padahal, awalnya LGBT berakar dari analisis feminisme
dan kesetaraan gender.

"Barat membuat teori gender untuk memecah banyak jenis kelamin, bukan hanya sekadar
emansipasi," kata Rita, Jumat (2/9). "Ketika membahas LGBT, tidak terlepas dari feminisme
dan kesetaraan gender."

Rita mengatakan, banyak media nasional dan media asing yang telah membentuk pemikiran
bahwa judicial review yang diajukan oleh 12 anggotanya merupakan bagian dari kriminalisasi
LGBT. Padahal, tujuan judicial review untuk ketahanan keluarga.

Batasan Kesetaraan Gender

‫ِإَّن َٰه َذ ا ا ْل ُقْر آ َن َيْه ِد ي ِل َّلِت ي ِه َي َأْق َو ُم َو ُيَب ِّش ُر ا ْل ُم ْؤ ِم ِن ي َن ا َّلِذ ي َن َيْع َم ُلو َن‬
‫ال َّص ا ِلَح ا ِت َأَّن َلُه ْم َأْج ًر ا َك ِب ي ًر ا‬
Artinya: “Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus
dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh
bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (Qs. Al-Isra ayat 9)

Salah satu fungsi Al-Quran bagi manusia adalah sebagai petunjuk dalam menjalani
kehidupan sehari-hari. Sebab didalam Al-Quran terdapat banyak kandungan yang dapat
menjadi pelajaran dan contoh serta bahan perenungan bagi manusia. Bagi siapa saja yang
menjadikan Al-Quran sebagai petunjuk atau pedomannya dalam menjalani hidup maka ia
akan berada dijalan yang lurus dan penuh keberkahan didalamnya.

‫َو َج َع ْل َنا ُك ْم ُش ُع و ًبا َو َق َبا ِئ َل‬ ‫َيا َأُّيَه ا ال َّنا ُس ِإ َّنا َخ َلْقَنا ُك ْم ِم ْن َذ َك ٍر َو ُأْن َث ٰى‬
‫ال َّلَه َع ِل ي ٌم َخ ِب ي ٌر‬ ‫ِل َت َع ا َر ُفواۚ ِإَّن َأْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد ال َّلِه َأْت َق ا ُك ْم ۚ ِإ َّن‬
Artinya: “ Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi
Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Mengenal.” (Qs. Al-Hujurat ayat 13)

‫ٱلِّرَج اُل َقَّٰو ُم وَن َع َلى ٱلِّنَس ٓاِء ِبَم ا َفَّض َل ٱُهَّلل َبْعَضُهْم َع َلٰى َبْع ٍض َو ِبَم ٓا َأنَفُقو۟ا ِم ْن‬
‫َّٰل‬
‫َأْم َٰو ِلِهْم ۚ َفٱلَّٰص ِلَٰح ُت َٰق ِنَٰت ٌت َٰح ِفَٰظ ٌت ِّلْلَغْيِب ِبَم ا َح ِفَظ ٱُهَّللۚ َو ٱ ِتى َتَخ اُفوَن ُنُشوَز ُهَّن‬
‫َفِع ُظوُهَّن َو ٱْه ُج ُر وُهَّن ِفى ٱْلَم َض اِج ِع َو ٱْض ِرُبوُهَّن ۖ َفِإْن َأَطْع َنُك ْم َفاَل َتْبُغو۟ا َع َلْيِهَّن‬
‫َس ِبياًل ۗ ِإَّن ٱَهَّلل َك اَن َع ِلًّيا َك ِبيًر ا‬
Artinya: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah
melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena
mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita
yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada,
oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan
nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan
pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari
jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (Qs. An-
Nisa ayat 34)

ۖ‫َم ْن َع ِم َل َص ا ِل ًح ا ِم ْن َذ َك ٍر َأْو ُأْنَث ٰى َو ُهَو ُم ْؤ ِم ٌن َفَلُنْح ِي َي َّنُه َح َيا ًة َط ِّي َب ًة‬


‫َو َل َنْج ِز َيَّنُهْم َأْج َر ُهْم ِب َأْح َس ِن َم ا َك ا ُنوا َي ْع َم ُلو َن‬

Artinya:” Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan
dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih
baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Qs. An-Nahl ayat 97)

Sebelum terlibat lebih jauh dalam diskusi, marilah kita baca dan renungi QS. At-Taubah ayat
71-72 sebagai berikut ini;

‫َو ٱْلُم ْؤ ِم ُنوَن َو ٱْلُم ْؤ ِم َٰن ُت َبْعُضُهْم َأْو ِلَيٓاُء َبْع ٍضۚ َيْأُم ُروَن ِبٱْلَم ْعُروِف َو َيَٰٓلْنَهْو َن َع ِن‬
‫ٱْلُم نَك ِر َو ُيِقيُم وَن ٱلَّص َلٰو َة َو ُيْؤ ُتوَن ٱلَّز َكٰو َة َو ُيِط يُعوَن ٱَهَّلل َو َر ُسوَل ٓۥُهۚ ُأ۟و ِئَك َسَيْر َح ُم ُهُم‬
‫ َو َعَد ٱُهَّلل ٱْلُم ْؤ ِمِنيَن َو ٱْلُم ْؤ ِم َٰن ِت َج َّٰن ٍت َتْج ِرى ِم ن َتْح ِتَها ٱَأْلْنَٰه ُر‬. ‫ٱُهَّللۗ ِإَّن ٱَهَّلل َع ِزيٌز َح ِكيٌم‬
‫َٰخ ِلِد يَن ِفيَها َو َم َٰس ِكَن َطِّيَبًة ِفى َج َّٰن ِت َع ْد ٍن ۚ َو ِرْض َٰو ٌن ِّم َن ٱِهَّلل َأْك َبُرۚ َٰذ ِلَك ُهَو ٱْلَفْو ُز‬
‫ٱْلَعِظ يُم‬
Artinya: Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka
(adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan)
yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka
taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin,
lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai,
kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga ‘Adn. Dan
keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar. (QS. At-Taubah
ayat 71-72)

Ayat di atas merupakan salah satu ayat dari beberapa ayat yang menyebutkan secara eksplisit
antara laki-laki dan perempuan dalam keadaan dan posisi yang sama. Satu sama lain menjadi
penolong (ba’dluhum auliyau ba’dl) dan memiliki tugas yang sama yang diberikan oleh
Allah.

Dalam Tafsir Al-Maraghi, kata auliyaa tidak saja bermakna teman dan penolong, tetapi
meliputi makna persaudaraan dan kasih sayang. Buya Hamka dalam bukunya tentang
Perempuan bahkan menyebutkan bahwa ayat ini tidak saja menunjukkan kesamaan tugas
yang diamanahkan Allah kepada laki-laki dan perempuan, tetapi menunjukkan bahwa
perempuan pun dapat memimpin laki-laki. Keselarasan kedudukan dalam ayat ini ditafsiri
pula oleh Faqihuddin Abdul Qadir dalam bukunya Qiraah Mubadalah sebagai hubungan
respirokal atau mitra antara laki-laki dan perempuan. Maka baik laki-laki dan perempuan
mendapatkan penghargaan yang sama atas hasil usahanya, yaitu surga. Hal ini dapat kita lihat
dari ayat selanjutnya yang menjelaskan tentang penghargaan terhadap laki-laki dan
perempuan yang telah melaksanakan tugasnya.

Begitulah sejatinya Islam menghargai perempuan sama tingginya dengan penghargaan yang
diberikan laki-laki. Islam tidaklah melihat basis gender untuk menentukan amal perbuatan
seseorang. Islam juga tidak melihat warna kulit, suku, dan ras untuk memberikan
penghargaan kepada makhluknya. Karena sejatinya yang mengantarkan kemuliaan seseorang
adalah penghambaannya kepada Allah melaui hasil usahanya

Anda mungkin juga menyukai