Anda di halaman 1dari 8

Assalamu’alaikum Wr.

Wb.

AGAMA DAN PEDOMAN


HIDUP

Oleh :
Moh. Basthomi Alwan, M. Pd.
PEMIKIRAN BARAT TENTANG AGAMA
 Sigmund Freud : Agama berasal dari
ketidakmampuan (helplessness) manusia
menghadapi kekuatan alam di luar diri dan juga
kekuatan instink dari dalam diri.

 Auguste Comte : agama sebagai persoalan yang


di kalangan masyarakat tingkat pertama atau
masyarakat primitif yang kemudian meningkat
kepada tahap kedua, yaitu metafisik sampai
akhirnya manusia mencapai tingkat positif.
Dalam Al-Qur’an, agama disebut millah (al-
Nahl :123), disebut juga din atau al-din (al-Kafirun),
kata din juga berarti pembalasan hari kiamat,adat
kebiasaan, undang-undang, peraturan, dan ketaatan.
Dari pemaparan di atas,dapat disimpulkan bahwa,
Agama adalah suatu sistem nilai yang diakui dan
diyakini kebenarannya dan merupakan jalan ke
arah keselamatan hidup.
PERSOALAN POKOK AGAMA
 Tata keyakinan atau credo, yaitu bagian dari
agama yang paling mendasar berupa keyakinan
akan adanya sesuatu kekuatan supranatural, Dzat
Yang Maha Mutlak di kehidupan manusia.
 Tata peribadatan atau ritus, yaitu tingkah laku
dan perbuatan manusia dalam berhubungan
dengan dzat yang diyakini sebagai konsekuensi
dari keyakinan akan keberadaan Dzat Yang Maha
Mutlak.
 Tata aturan, kaidah-kaidah atau norma-norma
yang mengatur hubungan manusia dengan
manusia, atau manusia dengan alam.
UNSUR DALAM AGAMA ( HAFIDY,1982)

 Merupakan jalan hidup atau way of life,


suatu jalan muamallah yang konkret.
 Mengajarkan kepercayaan (Keimanan)
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
 Mempunyai kitab suciyang merupakan
kumpulan wahyu yang diterima oleh Nabinya,
dari Tuhan Yang Maha Esa itu.
 Dipimpin oleh seorang Nabi.
HAKIKAT MANUSIA
Membicarakan tentang manusia dalam pandangan ilmu pengetahuan
sangat bergantung metodologi yang digunakan dan terhadap filosofis yang
mendasari.
Para penganut teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo volens
(makhluk berkeinginan). Menurut aliran ini, manusia adalah makhluk yang
memiliki prilaku interaksi antara komponen biologis (id), psikologis (ego), dan
social (superego). Di dalam diri manusia tedapat unsur animal (hewani),
rasional (akali), dan moral (nilai).
Para penganut teori behaviorisme menyebut manusia sebagai homo
mehanibcus (manusia mesin). Behavior lahir sebagai reaksi terhadap
introspeksionisme (aliran yang menganalisa jiwa manusia berdasarkan laporan
subjektif dan psikoanalisis (aliran yang berbicara tentang alam bawa sadar
yang tidak nampak). Behavior yang menganalisis prilaku yang Nampak saja.
Menurut aliran ini segala tingkah laku manusia terbentuk sebagai hasil proses
pembelajaran terhadap lingkungannya, tidak disebabkan aspek.
Para penganut teori kognitif menyebut manusia sebagai homo sapiens
(manusia berpikir). Menurut aliran ini manusia tidak di pandang lagi sebagai
makhluk yang bereaksi secara pasif pada lingkungannya, makhluk yang selalu
berfikir. Penganut teori kognitif mengecam pendapat yang cenderung
menganggap pikiran itu tidak nyata karena tampak tidak mempengaruhi
peristiwa. Padahal berpikir , memutuskan, menyatakan, memahami, dan
sebagainya adalah fakta kehidupan manusia.
DALAM AL-QUR’AN
Dalam al-quran istilah manusia ditemukan 3 kosa kata yang berbeda
dengan makna manusia, akan tetapi memilki substansi yang berbeda yaitu
kata basyar, insan dan al-nas.
 Kata basyar dalam al-quran disebutkan 37 kali salah satunya al-kahfi :
innama anaa basyarun mitlukum (sesungguhnya aku ini hanya seorang
manusia seperti kamu). Kata basyar selalu dihubungkan pada sifat-sifat
biologis, seperti asalnya dari tanah liat, atau lempung kering (al-hijr : 33
; al-ruum : 20), manusia makan dan minum (al-mu’minuum : 33).
 Kata insan disebutkan dalam al-quran sebanyak 65 kali, diantaranya (al-
alaq : 5), yaitu allamal insaana maa lam ya’ (dia mengajarkan manusia
apa yang tidak diketahuinya). Konsep islam selalu dihubungkan pada
sifat psikologis atau spiritual manusia sebagai makhluk yang berpikir,
diberi ilmu, dfan memikul amanah (al-ahzar : 72). Insan adalah makhluk
yang menjadi (becoming) dan terus bergerak maju ke arah
kesempurnaan.
 Kata al-nas disebut sebanyak 240 kali, seperti al-zumar : 27 walakad
dlarabna linnaasi fii haadzal quraani min kulli matsal (sesungguhnya
telah kami buatkan bagi manusia dalam al-quran ini setiap macam
perumpamaan). Konsep al-nas menunjuk pada semua manusia sebagai
makhluk social atau secara kolektif.
Wassalamu’alaikum Wr.
Wb.

Anda mungkin juga menyukai