Anda di halaman 1dari 31

Nama : Dhea Sultana Lutfiyah

NIM : 1811011035
Prodi : Farmasi
Mata Kuliah : Agama dan Etika

MANUSIA DAN AGAMA

Jawablah pertanyaan berikut !

1. Jelaskan manusia menurut Ilmu pengetahuan, dan menurut Agama Islam ?


Menurut Ilmu pengetahuan, manusia berasal dari hewan, didasarkan kepada teori
desedensi (keturunan) atau teori evolusi. Teori evolusi menganggap bahwa jenis-jenis hewan
dan tumbuhan yang ada sekarang tidak lahir menurut ujudnya seperti yang sekarang ini,
manusia berasal dari bangsa yang lebih rendah, yakni hewan. Teori itu beranggapan, bahwa
tiap jenis makhluk tumbuhan dan hewan berasal dari jenis yang paling rendah, ialah amuba
atau makhluk satu sel di dalam air, yang paling tinggi atau akhir sekali ialah manusia.
Menurut Islam, manusia ialah makhluk ciptakaan Allah SWT. yang dilengkapi oleh
Allah SWT. dengan sifat-sifat ke-tuhanan yang mengaliri dirinya, disebabkan karena ruh
manusia berasal dari Ruh Allah SWT. Yang Maha Hidup yang membawa sifat-Nya ke
dalam diri manusia. Manusia dihidupkan Allah SWT. setelah ruh ditiupkan-Nya ke dalam
tubuh manusia ketika ia berusia 120 hari dalam rahim ibunya.

2. Jelaskan dua pendapat tentang pengertian asal usul kata agama, dan pendapat yang
manakah yang benar, apa alasannya ?
Pendapat pertama: kata agama berasal dari bahasa sansekerta, yaitu dari a dan gama. a
berarti tidak, gama berarti kacau, jadi agama adalah sesuatu yang tidak kacau.
Pendapat kedua: bahwa a pada “agama” itu dibaca panjang, yaitu â-gama, maka â
berarti cara, jalan, the way, sedangkan gama mulanya berasal dari gam bahasa Indo Germani
dan bahasa Inggris to go (pergi) yang berarti jalan, jadi berarti cara menuju kepada sesuatu,
maka agama ialah segala cara yang dilakukan utuk menuju kepada Tuhan.
Pada pendapat pertama, kata agama diartikan sebagai sesuatu yang tidak kacau sehingga
tidak ilmiah, sebab jika pernyataan agama adalah sesuatu yang tidak kacau, kalau dibalik
susunannya menjadi sesuatu yang tidak kacau adalah agama, maka semakin kacau hasilnya.
Jika suatu permainan judi tidak kacau, komplek pelacuran tidak kacau, karena punya dokter
dan dijaga oleh satpam, apakah dapat dikatakan sebagai agama ?, maka dari itu pendapat
pertama dapat dibantah.

3. Jelaskan perbedaan definisi agama/religi dan dinul-Islam?


Kata agama dalam bahasa ekuivalen (semakna) dengan kata asing, yaitu religi. Dalam
bahasa Inggris ditulis religion. Secara etimologi, religi mungkin sekali berasal dari bahasa
latin, yaitu religere atau religare yang berarti berhati-hati, dan berpegang kepada kaedah-
kaedah atau aturan-aturan yang ketat. Dalam kamus The Hold Intermediate Dictionary of
America English, religion didefinisikan: religion is belief in and worship of God or the
Supernatural yang berarti kepercayaan dan penyembahan kepada Tuhan atau kepada yang
Maha Mengatasi. Berdasarkan kepada pengertian religi, religion di atas dapat dipahami
bahwa religi atau religion adalah hubungan manusia dengan sesuatu. Sesuatu itu adalah
kudus (yang dianggap suci, yang disucikan atau yang dikuduskan), sifatnya yang berbeda
dari pada manusia yang menganut religi itu.
Kata (al-dîn) yang diartikan dalam bahasa Indonesia dengan agama kurang tepat, sebab
arti kata al-dîn secara bahasa ialah kemenangan, kekuasaan, paksaan dan peribadatan.
Menurut Abdul A’laa al-Maududi kata al-dîn memilki empat arti, yaitu paksaan dan tekanan
dari yang mempunyai kekuasaan yang tertinggi, mematuhi dan menghambakan diri dari
pihak yang tunduk kepada yang mempunyai kekuasaan, ketentuan hukum, undang-undang
dan tata cara yang mesti dipenuhi dan perhitungan, pelaksanaan hukum, balasan dan siksaan.

4. Jelaskan keberadaan agama menurut ilmu pengetahuan dan menurut Islam?


Menurut ilmu pengetahuan, agama muncul sebagai jawaban dari cara berfikir manusia
dan masyarakat yang cenderung mencari jawaban pasti (absolut) dari berbagai masalah alam
dan kehidupan manusia itu sendiri, yang tidak terpecahkan oleh manusia, karena
keterbatasan kemapuna berfikir manusia, yang melahirkan agama budaya (natural religion),
yaitu agama hasil ciptaan manisia melalui daya cipta, rasa dan karsa manusia. Agama
budaya adalah agama yang diciptakan oleh manusia yang didasarkan kepada pemikiran
manusia semata yang terbatas, tidak berdasarkan wahyu Tuhan.
Menurut sejarah islam, terbukti bahwa hidup manusia selalu berada di bawah suatu
sistim keyakinan yang dipercayainya, sebagai suatu tabi’at yang merata pada setiap manusia,
karena manusia memiliki potensi spritual (mengenal Tuhan) yang dibawa oleh ruh (jiwa)
manusia sebagai fitrah (tabi’at) beragama semenjak manusia itu diciptakan Allah SWT.
(Adam dan Hawa), atau semenjak lahir pada keturunan Adam dan Hawa. Manusia yang
pertama beragama di dunia ini adalah Adam AS. dan Hawa Istrinya. Potensi spritual inilah
yang menyebabkan manusia mampu menangkap tentang kebenaran adanya Allah SWT.
Sang pencipta alam semesta, menangkap dan menerima kebenaran ajaran Islam dalam
wahyu-Nya (al-Qur’an) dan adanya utusan-Nya Nabi dan Rasul-Nya, yang menyampaikan
wahyu-Nya kepada manusia sebagai petunjuk bagi manusia dalam memakai seluruh potensi
hidupnya.

5. Jelaskan bahwa agama Yahudi dan agama Nasrani (Kristen) termasuk ke dalam
agama budaya berdasarkan dalil al-Qur’an?
Agama Yahudi awalnya adalah Agama Wahyu yang diturunkan Allah SWT. kepada
Nabi Musa AS., yaitu agama tauhid (Islam) yang mengakui tiada Tuhan selain Allah Tuhan
Yang Maha Esa, Agama Kristen Katolik dan Agama Kristen Protestan pada awalnya
adalah Agama Wahyu yang diturunkan Alah SWT. kepada Nabi Isa AS., yaitu agama tauhid
(Islam), yang mengakui tiada Tuhan selain Allah Tuhan Yang Maha Esa, kemudian musuh-
musuh Nabi Nabi Musa AS. Dan Nabi Isa AS. menodai Agama yang suci itu, dengan
merubah keimanannya yang bertuhan kepada Allah SWT semata (monotheisme), menjadi
bertuhan kepada Tuhan lebih dari satu (politeisme). Maka Agama Yahudi, Agama Kristen
Katolik, Agama Kristen Protestan termasuk ke dalam kategori agama budaya. Nama agama
Nasrani mereka ambilkan dari nama bangsa mereka sendiri, yaitu bangsa nashrani, dan nama
agama Yahudi mereka ambilkan dari nama bangsa meraka sendiri, yaitu bangsa Yahudi.
Kesucian akidah dan kitab suci Agama Islam Kitab Taurat yang diturunkan Allah SWT.
kepada Nabi Musa AS. dan Kitab Injil kepada Nabi Isya AS. telah dirusak dan dikotori oleh
musuh Nabi Musa AS. dan musuh Nabi Nabi Isya AS. Setelah keduannya tiada. Sebagai
bukti bahwa kedua agama tersebut tidak Agama wahyu dapat dilihat pada konsep keimanan
meraka yang syirik, sebegaimana diisyaratkan Alah dalam QS.9-30 (Baca artinya dalam al-
Qur’an dan Terjemahannya).
6. Jelaskan sejarah Agama dalam Kehidupan Manusia Menurut Ilmu Pengetahuan, dan
menurut Agama Islam?
Menurut ilmu pengetahuan, di saat manusia memaksakan kehendaknya dengan
kemampuan akal dan perasaan semata untuk memecahkan pertanyaan: Siapakah Tuhan?
Sebagai sebab pertama dari segala sebab dan akibat-akibat selanjutnya, yang difahami
dengan faham kausalitas (sebab akibat), semenjak itu pula manusia membuat agamanya,
berawal lah sejarah pertumbuhan aliran kepercayaan yang kemudian menjadi agama dalam
kehidupan manusia. Aliran yang muncul diantaranya yaitu aliran dinamisme, animisme,
polyteisme, teisme, deisme, naturalisme, atheisme, pantheisme, theisme, dan agnotisisme.
Menurut Agama Islam, agama merupakan salah satu hak asasi fundamental manusia
dari hak asasi manusia (HAM) yang telah diberikan Allah SWT. kepada manusia sejak
manusia pertama Adam dan Hawa diciptakan Allah SWT., dan ketika penciptaan keturunan
Adam dan Hawa, sebagaimana diisyaratkan dalam QS.2:37 (Baca artinya dalam al-Qur’an
dan Terjemahannya).

7. Jelaskan eksistensi (keberadaan) manusia diciptakan Allah SWT. diantara makhluk


ciptaan-Nya, dengan menganalisis bagan makhluk?
Manusia diciptakan Allah SWT. berasal dari dua unsur, yaitu unsur ketuhanan yaitu ruh
manusia dan unsur kealaman yaitu tubuh (jasad) manusia, maka keberadaan manusia berada
diantara semua makhluk, yaitu berada pada posisi tengah antara makhluk ghaib dan makhluk
nyata. Pada bagan dapat difahami bahwa eksistensi manusia berada di antara makhluk
ghaib dan makhluk nyata dari makhluk-makhluk ciptaan-Nya. Maka manusia merupakan
gabungan makhluk gaib (ruhani) dan makhluk nyata (jasmani), dalam hubungan secara
vertikal dengan Allah SWT, manusialah yang diperintahkan-Nya secara khusus untuk
menembah/mengabdi kepada-Nya, sebagaiamana dijelaskan dalam firman-Nya dalam
QS:2:21(Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).
Dalam hubungannya secara horizontal dengan makhluk lainnya maka manusia diberi
tugas/amanah (tanggung jawab) oleh Allah SWT. untuk menyelamatkan melestarikan
Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA) sebagaiamana dijelaskan
dalam firman-Nya dalam QS:2:29 (Baca artinya dalam al-Qur’an dan Terjemahannya).
8. Jelaskan tugas dan fungsi manusia diciptakann Allah SWT. berdasarkan analisis dalil
arti ayat al Qur’annya?
Manusia diberi tugas oleh Allah SWT. sebagai khalifah Allah SWT. (wakil Allah SWT.
penguasa di bumi) untuk memakmurkan bumi, menyelamatkan melestarikan Sumber Daya
Manusia (SDM), maka tugas kekhalifahan manusia itu merupakan konsekwensi logis dari
eksistensi manusia makhluk gabungan dari makhluk nyata dan makhluk ghaib, untuk
menguasai, mengurus dan melestarikan SDA dan kehidupan di bumi ini, sebagaimana
dijelaskan dalam firman-Nya QS: 6:165 dan QS.35:39.
Pelaksanaan tugas manusia sebagai khalifah Allah SWT. di bumi ini berfungsi
pengabdian kepada Allah SWT. sebagai ‘abdullah (hamba Allah SWT) untuk menyembah
Allah SWT., sebagaimana diisyaratkan dalam QS:2:21, QS.51:56 dan QS.1:5. Maka dengan
demikian, fungsi manusia sebagai ‘abdullah (hamba Allah) akan memotivasi manusia
memaksimalkan pelaksanaan tugasnya sebagai khalifah Allah SWT, dan pengabdiannya
sebagai hamba Allah, sebab setiap aktivitas manusia dalam mengelola SDA, apabila sesuai
dengan petunjuk yang diberikan Allah SWT. kepada manusia dalam al-Qur‟an dan Hadits,
Allah SWT. berjanji memberikan keselamatan dan kebagiaan hidup manusia di dunia dan
pahala yang setimpal di akhirat, karena apa saja yang diciptakan Allah SWT. di langit dan
bumi ini adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia) dalam beribadah menyembah
Allah SWT.

9. Jelaskan, kenapa setelah manusia lahir ke dunia, banyak yang lupa akan
perjanjiannya dengan Allah SWT. ?
Setelah manusia lahir ke dunia ini, sebagian besar telah lupa kepada perjanjian tersebut,
disebabkan karena godaan iblis, jin dan manusia kafir, fasik dan munafik, sebagaimana
diingatkan Allah SWT dalam QS.114:1-6 (Baca artinya dalam al-Qur’an dan
Terjemahannya).

10. Jelaskan apa yang harus dilakukan manusia agar setiap pelaksanaan tugas
kekhalifahannya bernilai pengabdian kepada Allah SWT., berdasarkan analisis arti
dalil Hadis Nabi?
Setiap pelaksanaan tugas kekhalifahan manusia akan bernilai ibadah kepada Allah SWT.
wajib dilandasi dengan niat yang ikhlas untuk menyembah Allah SWT. semata,
sebagaimana dijelaskan Allah SWT. dalam QS.6:162 (Baca artinya dalam al-Qur’an dan
Terjemahannya) dan dalam Hadis Rasulullah SAW., artinya: Setiap amal (perbuatan)
tergantung kepada niatnya, setiap orang akan memperoleh balasan dari apa yang
diniyatkannya. (HR. Muslim).

11. Jelaskan fungsi masing-masing makhluk ghaib diciptakan Allah SWT., terhadap
kehidupan manusia, berdasarkan analisis arti dalil ayat al-Qur’an?
 Fungsi Malaikat dalam Kehidupan Manusia
Malaikat adalah makhluk ghaib ciptaan Allah SWT. yang selalu bertasbih memuji
Allah SWT. dan patuh kepada perintah Alah SWT, sebagamana diisyarakan dalam
QS.2:30 (Baca artinya dalam alQur’an dan Terjemahannya). Fungsi Malaikat diciptakan
Allah SWT. terhadap manusia, antara lain untuk mengawal dan menjaga manusia,
sebagamana diisyarakan dalam QS.13:11 (Baca artinya dalam al-Qur’an dan
Terjemahannya). Allah SWT. menempatkan dua Malikat pada setiap manusia untuk
mencatat setiap amal perbuatan manusia, Malaikat Raqib di sebelah kanan dan Malaikat
Atid di sebelah kiri sebagamana diisyarakan dalam QS.50:16-17 (Baca artinya dalam al-
Qur’an dan Terjemahannya). Allah SWT. mengutus malaikatnya kepada manusia yang
istiqamah (tetap) meneguhkan imannya dalam melaksanakan ajaran Islam, agar mereka
tidak takut dan tidak gentar dalam hidupanya, sebagmana diisyaratkan dalam QS.41:30
(Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).
 Fungsi Iblis dalam Kehidupan Manusia
Iblis berfungsi menggoda, mengganggu dan menyesatkan manusia dari
kebenaran, karena iblis sejak di dalam surga bersama malaikat, Adam dan Hawa, telah
menyatakan keengkarannya kepada Allah SWT., sebagaimana diisyaratkan dalam
QS.2:34, 169 dan 208, dan QS.7:11-17 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan
Terjemahannya).
 Fungsi Jin dalam Kehidupan Manusia
Fungsi Jin diciptakan Allah SWT. adalah untuk menyembah Allah SWT
sebagaimana diisyaratkan dalam QS.51:65 sama dengan manusia. Akan tetapi dalam
kenyataannya dalam kehidupan manusia ada Jin berfungsi menyesatkan manusia dalam
kehidupannya, sebagamana diisyarakan dalam QS:72:6 (Baca artinya dalam al-Qur‟an
dan Terjemahannya). Oleh karena itu manusia diperintahkan Allah ST. untuk
berlindung kepada-Nya dari gangguan iblis, gangguan jin dan manusia jahat,
sebagamana diisyarakan dalam QS,114:1-6 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan
Terjemahannya).

12. Jelaskan fungsi masing-masing makhluk nyata diciptakan Allah SWT., terhadap
kehidupan manusia, jelaskan berdasarkan analisis arti dalil ayat al-Qur’an?
Semua makhluk nyata berupa sumber daya alam (SDA) diciptakan Allah SWT.
berfungsi untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, sebagamana diisyarakan dalam QS.2:
22-29 (Baca artinya dalam al-Qur’an dan Terjemahannya). Sedangkan manusia diciptakan
Allah SWT. untuk saling bekerjasama dalam memakmurkan bumi ini, menciptakan
kehidupan yang sejahtera, harmonis, damai dan bahagia, sebagaimana dijelaskan Allah
SWT. dalam QS.49:13 (Baca artinya dalam al-Qur’an dan Terjemahannya). Agar manusia
saling tolong menolong dalam berbuat baik dan ketakwaan, sebagaimana dijelaskan Allah
SWT. dalam QS.5:2 (Baca artinya dalam al-Qur’an dan Terjemahannya).

13. Jelaskan pengertian agama menurut Islam, dan pengertian dîn al-Islam (‫)دين االسالم‬
berdasakan analisis arti dalil ayat al-Qur’an?
Kata “agama” atau “religi” dalam al-Qur’an dan Hadits, tidak dijumpai, dan tidak satu
katapun yang sepadan dengan kata “agama” atau “religi” tersebut, dilihat dari segi luas
cakupan pengertiannya. Islam memakai istilah ( ‫ الدين‬al-dîn) yang terdapat dalam al-Qur’an
yaitu al-dîn al-Islam dalam Q.S. 3:19 (Baca artinya dalam al-Qur’an dan Terjemahannya).
Kata (al-dîn) yang diartikan dalam bahasa Indonesia dengan agama kurang tepat, sebab arti
kata al-dîn secara bahasa ialah kemenangan, kekuasaan, paksaan dan peribadatan. Menurut
Abul A’laa al-Maududi kata al-dîn memilki empat arti, yaitu paksaan dan tekanan dari yang
mempunyai kekuasaan yang tertinggi, mematuhi dan menghambakan diri dari pihak yang
tunduk kepada yang mempunyai kekuasaan, ketentuan hukum, undang-undang dan tata cara
yang mesti dipenuhi dan perhitungan, pelaksanaan hukum, balasan dan siksaan.
Berdasarkan kepada pengertian al-dîn dan al-Islam dapat dirumuskan pengertian dîn al-
Islam, ialah hukum-hukum Allah SWT. dalam al-Qur’an yang diturunkan-Nya kepada
Rasul-Nya Nabi Muhammad SAW. dan dalam Sunnah Rasul-Nya untuk mengatur segala
aspek kehidupan manusia agar mencapai kehidupan yang sejahtera dan bahagia di dunia
dan di akhirat, bebas dari azab neraka, sesuai dengan do’a yang Allah ajarkan dalam QS:2:
201-202 (Baca artinya dalam al-Qur’an dan Terjemahannya). Maka agama Islam adalah
Agama wahyu yang diturunkan Allah SWT. kepada para Nabi dan Rasul-Nya. sejak dari
manusia pertama Adam AS. dan berakhir pada Nabi Muhammad SAW.

14. Jelaskan agama apa yang diturunkan Allah SWT. kepada semua para Nabi dan Rasul-
Nya? Bagimana dengan agama Yahudi dan Nashrani (Kristen) ? Jelaskan
berdasarkan analisis arti dalil ayat al-Qur’an?
Allah menurunkan kitab Zabur kepada Nabi Daud AS., kitab Taurat kepada Nabi Musa
AS., kitab Injil kepada Nabi Isa AS., dan Al-qur’an kepada Nabi Muhammad SAW.
dengan agama yang sama, yaitu tauhid (Islam).
Agama Yahudi awalnya adalah Agama Wahyu yang diturunkan Allah SWT. kepada Nabi
Musa AS., yaitu agama tauhid (Islam) yang mengakui tiada Tuhan selain Allah Tuhan Yang
Maha Esa, Agama Kristen Katolik dan Agama Kristen Protestan pada awalnya adalah
Agama Wahyu yang diturunkan Alah SWT. kepada Nabi Isa AS., yaitu agama tauhid
(Islam), yang mengakui tiada Tuhan selain Allah Tuhan Yang Maha Esa, kemudian musuh-
musuh Nabi Nabi Musa AS. Dan Nabi Isa AS. menodai Agama yang suci itu, dengan
merubah keimanannya yang bertuhan kepada Allah SWT semata (monotheisme), menjadi
bertuhan kepada Tuhan lebih dari satu (politeisme). Maka Agama Yahudi, Agama Kristen
Katolik, Agama Kristen Protestan termasuk ke dalam kategori agama budaya. Nama
agama Nasrani mereka ambilkan dari nama bangsa mereka sendiri, yaitu bangsa nashrani,
dan nama agama Yahudi mereka ambilkan dari nama bangsa meraka sendiri, yaitu bangsa
Yahudi. Kesucian akidah dan kitab suci Agama Islam Kitab Taurat yang diturunkan Allah
SWT. kepada Nabi Musa AS. dan Kitab Injil kepada Nabi Isya AS. telah dirusak dan
dikotori oleh musuh Nabi Musa AS. dan musuh Nabi Nabi Isya AS. Setelah keduannya
tiada. Sebagai bukti bahwa kedua agama tersebut tidak Agama wahyu dapat dilihat pada
konsep keimanan meraka yang syirik, sebegaimana diisyaratkan Alah dalam QS.9-30 (Baca
artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya). Kitab suci Taurat dan Injil tidak murni lagi,
karena telah banyak diubah oleh Tokoh penganut agama masing-masing, Taurat diubah
menjadi kitab Perjanjian Lama dan Injil diubah menjadi Perjanjian Baru sebagaimana yang
ada sekarang.

15. Jelaskan Agama wahyu yang masih murni hingga saat ini, berdasakan analisis arti
dalil ayat al-Qur’an?

16. Jelaskan syarat agama menurut Islam, berdasakan analisis arti dalil ayat al-Qur’an?
Syarat-syarat Agama menurut Islam yaitu:
1) Ajarannya bersumber kepada Wahyu (Firman Tuhan) yang diwahyukan-Nya kepada
Rasul (utusan-Nya) agar disampaikannya kepada manusia sebagai pertunjuk bagi
manusia dalam menjalani kehidupannya di dunia.
2) Meyakini adanya Tuhan bersifat monoteisme mutlak (tauhid), yaitu beriman kepada
Allah Tuhan Yang Maha Esa.
3) Meyakini adanya Rasul yang diutus Tuhan untuk menyampaikan ajaran Agama itu
kepada manusia. Allah SWT. telah mengutus Nabi dan rasul-Nya kepada setiap umat
terdahulu, dan terakhir Allah SWT. mengutus Nabi Muhammad SAW. sebagai Rasul-
Nya, kepada seluruh manusia di bumi ini.
4) Ajarannya Mengandung undang-undang atau hukum-hukum tentang semua aspek
kehidupan manusia.
5) Visi ajarannya menyatakan bahwa manusia hidup di dunia hanyalah untuk menyembah
Allah SWT., dan bertanggung jawab hanya kepada Allah SWT saja. Meyakini bahwa
kehidupan di dunia hanyalah bersifat sementara, namun setiap manusia berhak
memperoleh keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia sesuai dengan ajaran Tuhan,
sedangkan kehidupan akhirat adalah kehidupan yang kekal abadi yang penuh dengan
kebahagiaan yang tiada tara, sebagai tujuan akhir dari segala aktifitas keghidupan di
dunia ini.
6) Misi ajarannya menyatakan bahwa manusia hidup di dunia sebagai khalifah Allah di
bumi, bertugas untuk memakmurkan bumi, bersama-sama membangun kehidupan yang
sejahtera dan bahagia di bumi, semua aktivitas manusia dinilai oleh Allah SWT. untuk
beribadah menyembah Allah SWT.
7) Ruang lingkup pokoknya ajarannya mencakup keimanan sebagai pondasi keyakinannya
(iman), hukum-hukum yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, (syari’ah/
hukum) dan akhlak mulia (akhlak al-karimah) yang mengatur seluruh sikap dan tingkah
laku manusia.

17. Jelaskan fungsi Agama dalam kehidupan menurut Islam, berdasakan analisis arti dalil
ayat al-Qur’an?
Fungsi Agama dalam kehidupan manusia menurut Islam adalah :
1) Pedoman dan petunjuk bagi manusia untuk melaksanakan semua aktivitas
kehidupannya di dunia.
2) Mengetahui hekekat dan tujuan hidup manusia.
3) Mengetahi perjalanan kehidupan manusia dari awal diciptakan sampai akhir dari dunia
sampai ke akhirat.
4) Mengetahui visi dan misi hidup manusia di muka bumi ini.
5) Mengetahui hak dan kewajiban manusia dan tanggung jawab manusia.
6) Mendidik potensi SDM agar menjadi cerdas, sehingga manusia dapat membuktikan
dirinya sebagai khalifatullah untuk mengelola SDA di bumi.
7) Mengetahui kepada siapa manusia beriman, menyembah, berhukum dan berakhlak di
dalam kehidupannya.

18. Jelaskan pengalaman Nabi Ibrahim dalam mencari kebenaran, berdasakan analisis
arti dalil ayat al-Qur’an?
Pengalaman Nabi Ibrahim AS. dalam mencari kebenaran diabadikan Allah SWT. dalam
QS.6:74-83, berawal dari pertanyaannya yang tidak terjawab oleh ayah dan ibunya, ketika
Ibrahim telah menginjak usia remaja, ia berdialog dengan ayah/ibunya dengan pertanyaan-
pertanyaan sebagai berikut:
Tanya Ibrahim : Siapakah yang meciptakan diriku ?
Jawab Ayah/Ibunya : Yang menciptakan kamu adalah kami berdua. Karena engkau ada di
dunia ini disebabkan kami berdua.
Tanya Ibrahim : Siapa yang menciptakan ayah dan ibu ?
Jawab Ayah/Ibunya : Yang meciptakan kami adalah nenek dan kakekmu, karena kami lahir
disebabkan mereka.
Tanya Ibrahim : Siapakah yang menciptakan manusia pertama ?
Jawab Ayah/Ibunya : Kami tidak tahu! (Baca: Qishashul-Ambiya)
Untuk mencari jawaban dari pertanyaannya itu Ibrahim melakukan riset, yaitu observasi
(pengamatan) terhadap fenomena alam yang terjadi di langit dan di bumi, sebagaimana
dujelaskan Allah SWT dalam firman-Nya Q.S.6:74-83 (Baca artinya dalam al-Qur’an dan
Terjemahannya).

19. Jelaskan penyebab terjadinya perpindahan (transformasi) agama dalam kehidupan


manusia, yang mengakibatkan diantara manusia ada yang keluar dari fitrah
agamanya yang suci (Dînul-Islam), sehingga manusia meciptakan agama, berdasakan
analisis arti dalil ayat al-Qur’an?
Proses berpikir manusia yang selalu dinamis menyebabkan terjadinya perpindahan
pemikiran agama dalam kehidupan manusia, yang mengakibatkan manusia keluar dari fitrah
agamanya yang suci (agama Islam), sehingga manusia menciptakan agama dengan
anggapannya dan pikirannya sendiri yang membuat kepercayaannya sendiri, atau tidak
beragama sama sekali. Hal ini disebabkan karena manusia hanya semata-mata menggunakan
potensi emosional dan intelektualnya secara bebas berdasarkan dorongan hawa nafsunya,
tanpa dituntun oleh wahyu Tuhan, bahkan ada manusia yang menjadikan hawa nafsunya
sebaga tuhannnya, sebagaimana diisyaratkan dalam Q.S. 45:23-24 (Baca artinya dalam al-
Qur’an dan Terjemahannya).

20. Jelaskan apa yang harus dilakukan untuk membentuk sikap konsisten dalam meyakini
Agama Islam yang dianut, sehingga dapat membedakan Agama Islam dengan agama
lain, berdasakan analisis arti dalil ayat al-Qur’an.
Sikap konsistensi seorang terhadap agamanya terletak pada penerimaan dan
pengakuannya terhadap ajaran Agama Islam sebagai satusatunya Agama yang di ridhai
Allah Allah SWT., sebagaimana dijelaskan Allah SWT. dalam QS.3:19, artinya
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam”. Untuk membentuk
sikap konsisten dalam meyakini ajaran Agama Islam diperlukan usaha mengenal konsep
ajaran Islam secara utuh dan sempurna, menyeluruh dan total tentang ajaran Agama Islam,
sebagaimana diisyaratkan dalam QS.2:208 (Baca artinya dalam al-Qur’an dan
Terjemahannya).

21. Buatlah ruang lingkup Agama Islam dalam bagan secara umum dan secara khusus
pada masing-masing aseknya?
Ruang Lingkup Agama Islam (Dînul-Islam)

I
1. Iman kepada Allah bad 1. Syahadatain
ahK
2. Iman kepada Malaikat Allah 2. Shalat
hus u
3. Iman kepada Kitabullah s 3. Zakat
4. Iman kepada
a. Rasulullah 4. Puasa
„Aqidah
a 5. Haji
Islamiyah 5. Iman kepada hari akhirat yang
.
ditetapkan Allah
6. Iman kepada qadha yang telah
A ditetapkan Allah dan Qadar 1.Sosial
G baik dan bruk pada setiap akhir
A usaha manusia 1 . 2. Ekonomi
M 3. Politik
A
Syari’ah Islamiyah 4. Hukum
Ibadah Mu‟amalah
I
5. Filsafat
S
L 6. IPTEK
A Akhlak terhadap Akhlak terhadap Rasul
M Khaliq (Allah) 7.Pendidikan

8. Olah Raga
Nilai sikap/tingkah laku dari pelaksanaan 9. Seni
Akhlak
Aqidah, syari‟ah ibadah dan Mu‟amalah
Islamiyah
10. Pakaian

Akhlak terhadap makhluk . Akhlak terhadap 11. Pergaulan


2
manusia
12.Makanan/
minuman
Akhlak terhadap bukan Ayah/ibu,diri sendiri, karib/
manusia: kerabat, keluarga,jiran, 13. Perumahan
sesama,lawanjenis,pergaulan
1. Makhluk gaib:Malaikat, berpakaian, makan/minuman
jin dan iblis bermasysrakat, berbangsa
‘AQIDAH ISLAMIYAH

Jawablah pertanyaan berikut !


1. Jelaskan pengertian aqidah, pengertian tauhid beserta lawannya, pengertian syirik
dan pembagiannya beserta contohnya, pengertian iman beserta lawannya,
berdasarkan analisia arti dalil ayatnya masing-masing?
Kata aqidah adalah bahasa Arab berasal dari kata ‘aqada – ya’qidu - âqidatan (‫عقد – يعقد‬
‫عاقدة‬- ), di Indonesiakan menjadi akidah. Artinya secara etimologis ialah ikatan atau janji,
yang disebut dengan, akad, seperti akad nikah (perjanjian nikah). Secara terminologis,
definisi aqidah ialah ikatan jiwa dengan Allah SWT., mengakui bahwa tiada Tuhan Yang
berhak disembah, keuali Allah SWT. dalam ungkapan kalimat: (Tiada Tuhan Yang
Disembah kecuali Allah), sebagaimana dijelaskan Allah SWT dalam QS.47:19 (Baca artinya
dalam al-Qur’an dan Terjemahannya).
Definisi tauhid ialah mengakui/meyakini bahwa Allah SWT. Maha Esa Ada-Nya, Maha
Esa zat-Nya, dan Maha Esa perbuatan-Nya, kepada-Nya semuanya bergantung, karena Dia
tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan Dia tidak setara dengan sesuatu apapun,
sebagaimana diisyaratkan dalam QS.112: 1-4 (Baca artinya dalam al-Qur’an dan
Terjemahannya).
Lawan Tauhid adalah syirik. Syirik berarti mempersekutukan, baik secara langsung
(jelas) atau secara tidak langsung (terembunyi) : bahwa Tuhan itu lebih dari satu atau
mempersekutukan Allah SWT. dengan sesuatu yang lain. Maka Syirik itu terbagi kepada dua
bentuk, yaitu:
1) Syirik Jalli, yaitu syirik yang jelas secara langsung. Syirik Jalli ialah menyembah
(beribadah) kepada selain Allah SWT., di samping menyembah Allah SWT., atau dalam
rangka menyembah Allah SWT. Contoh syirik Jalli ialah keyakinan agama Yahudi dan
agama Nashrani (Kristen) yang meyakini Allah SWT. mempunyai anak yang dianggap
pula sebagai Tuhan selain Allah SWT. yang mereka sembah. sebagaimana dijelaskan
Allah SWT. dalam firman Allah SWT. dalam QS.9:30 (Baca artinya dalam al-Qur’an
dan Terjemahannya).
2) Syirik khafiy (syirik yang tersembunyi). Syirik khafiy ialah mencintai selain Allah
SWT. sebagaimana mencintai Allah SWT. Contohnya terlalu mencintai diri sendiri,
terlalu mencintai manusia, terlalu meyayangi hewan dan tumbuhan, terlalu mencintai
ilmu pengetahuan, terlalu mencintai pekerjaan, terlalu mencintai harta, terlalu mencintai
pakaian, terlalu seni dan olah raga, sehingga lupa kepada Allah SWT. baik perintah-Nya
maupun larangan-Nya, karena kecintaan kepada yang selain Allah itu setara dengan
kecintaannya kepada Allah SWT. atau lebih. Contoh Syirik khafiy ialah ketika terlalu
mencintai manusia karena nafsu, atau karena simpati atau empati saja, tidak didasari
dengan niyat karena cinta kepada Alah SWT. (lillahi ta’ala), yang mengakibatkan lupa
kepada perintah Allah SWT. untuk mendirikan shalat, ketika waktu shalat tiba; atau
lupa kepada larangan Allah SWT., sehingga melakukan perbuatan dosa seperti
pergaulan bebas dan zina, tapi ketika tidak bersama dengan manusia yang terlalu
dicintai, ingat kepada Alah SWT., ketika mendengar azan, pergi mendirikan shalat
karena cintanya juga kepada Allah, sebagaimana dijelaskan Allah SWT. dalam
QS.2:165 (Baca artinya dalam al-Qur’an dan Terjemahannya). Perbuatan syirik khafi ini
dalam al-Qur’an disebut dengan fasiq, sebagaimana diisyaratkan dalam QS.59:19 (Baca
artinya dalam al-Qur’an dan Terjemahannya).
Kata iman berasal dari amana, yu’minu, îmânan ( ‫ؤمن – أيمانا‬ee‫ ) أمن – ي‬di Indonesiakan
menjadi iman atau keimanan. Secara etimologis kata iman berarti kepercayaan. Secara
terminologis definisi iman ialah kepercayaan, pengakuan dan pembenaran oleh hati tentang
bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah SWT. sebagaimana dalam kalimah
tauhid, artinya: Tiada tuhan yang disembah, kecuali Allah. Konsekuensi logis dari keimanan
tersebut diwujudkan dalam ucapan dan perbuatan, yaitu seluruh sikap dan tingkah laku, baik
berpikir, merasa, bernafsu, maupun berbicara, bekerja, dan berkarya, dilaksanakan hanya
untuk menyembah Allah SWT., sebagaimana diisyaratkan dalam QS.6:162-163 (Baca
artinya dalam al-Qur’an dan Terjemahannya).
Lawan iman adalah kafir. Kafir berarti mengingkari atau tidak mengakui Allah SWT.
sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak disembah, Tuhan yang Maha Mencipta, Yang
Maha Berkuasa atas alam semesta ciptaan-Nya, tidak mengakui kerasulan nabi Muhammad
SAW. dan tidak mengakui kebenaran ajaran Islam, sehingga tidak beriman kepada Allah
SWT, sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT., dalam QS.2:6-7 (Baca artinya
dalam al-Qur’an dan Terjemahannya).

2. Jelaskan pengertian aqidah Islamiyah,?


Berdasarkan pengertian akidah, tauhid dan iman di atas dapat dirumuskan pengertian
aqidah Islamiyah, yaitu kepercayaan dan keyakinan yang mendalam tentang ke-Maha
Esaan Allah SWT. dan tentang kerasulan Nabi Muhammad SAW. sebagai utusan Alah
SWT. kepada manusia, sebagai motor yang menggerakkan nafsu, hati, dan otak dan seluruh
anggota tubuh manusia dalam beraktifitas tunduk dan patuh untuk menyembah Allah SWT.
sebagaimana yang dinyatakan dalam salah satu bacaan iftitah di dalam shalat, yang terdapat
dalam QS,6:162, artinya: Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah
untuk beribadah menyembah Allah, Tuhan semesta alam.

3. Jelaskan pembagian rukun iman berdasarkan al-Qur’an, dan pembagian rukun iman
berdasarkan Hadis?
Rukun iman dalam al-Qur’an dijelaskan dalam QS. 2: 177 dan QS. 4: 136 yang
menjelaskan rukun iman nomor 1 – 5 dari rukun iman, sedangkan rukun iman yang ke 6
dijelaskan Allah SWT dalam QS.87:3. Dalam QS.2:177 dan QS.4:136 (Baca artinya dalam
al-Qur’an dan Terjemahannya).
Kronologis rukun Iman secara lengkap dari urutan nomor satu sampai nomor enam
dijelaskan oleh Rasulullah SAW. dalam hadits, artinya:
Dari Umar bin Khattab r.a juga, beliau berkata: Tatkala kami sedang duduk-duduk bersama
Rasulullah SAW pada suatu hari, tiba-tiba muncullah di tengah-tengah kami seorang laki-
laki yang amat sangat putih bajunya, amat sangat hitam rambutnya, tidak ada bekas
melakukan perjalanan dan tidak seorangpun di antara kami yang mengenalnya. Lalu dia
duduk di hadapan Nabi SAW dan menempelkan kedua lututnya ke lutut Nabi dan
meletakkan kedua tangannya ke pahanya sendiri, lalu berkata: “Beritakan kepadaku tentang
iman ?” Nabi bersabda : “Hendaklah Engkau:
1. Beriman kepada Allah,
2. Beriman kepada malaikat-malaikat-Nya,
3. Beriman kepada kitab-kitab-Nya,
4. Beriman kepada rasul-rasul-Nya,
5. Beriman kepada hari akhir dan
6. Beriman kepada kadar baik dan buruk” (HR. Muslim).

4. Jelaskan analisis kausalitas rukun iman, dan kegunaannya dalam memperkuat iman?
Untuk memahami rukun iman secara mendalam dapat dipahami dengan pendekatan
kausalitas (hubungan sebab akibat). Masing-masing rukun Iman yang terdiri atas enam
pokok keyakinan dipahami secara kronogis (dari nomor 1 sampai ke nomor 6) dan secara
kausalitas dapat dipahami secara vertikal (dari bawah ke atas), seperti anak tangga yang
saling mendasari sebagai sebab akibat dan asas rukun iman selanjutnya. sebagaimana dalam
tabel berikut:

Beriman kepada qadar baik dan buruk yang telah ditetapkan Allah SWT. sebagai akibat dari rukun
iman yang ke 1-5, beriman kepada Allah SWT., Malaikat-Nya, Kitab-Nya, Rasul-Nya dan Hari 6
Akhirat.
Beriman kepada hari kiamat (akhirat) yang ditetapkan Allah SWT. Akibat beriman kepada Allah
SWT., Malaikat-Nya, Kitab-Nya dan kepada Nabi dan Rasul-Nya, sebagai akibat dari rukun iman 5
yang keempat dan sebagai sebab dari rukun yang kelima.
Beriman kepada Nabi dan Rasul Allah SWT. Akibat beriman kepada Allah SWT, Malaikat- Nya dan
Kitab-Nya, sebagai akibat dari rukun iman yang ketiga dan sebagai sebab rukun iman yang keempat. 4
Beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT. Akibat beriman kepada Allah SWT dan malaikat- Nya,
sebagai akibat dari rukun iman yang kedua sebagai sebab rukun iman yang ketiga. 3
Beriman kepada Malaikat-malaikat Allah SWT. Akibat beriman kepada Allah SWT., sebagai akibat
dari rukun iman yang pertama dan sebab rukun iman yang kedua. 2
Beriman kepada Allah SWT. Yang Maha Esa, sebagai sebab pertama.Tidak ada keimanan yang lain
tanpa mengimani Allah SWT. terlebih dahulu 1

5. Jelaskan konsep Tuhan menurut Islam, nama Tuhan menurut Islam. Apa bedanya
nama Tuhan menurut Islam dengan nama Tuhan pada agama lain, berdasarkan
analisis dalil ayat al-Qur’annya ?
Konsep Tuhan menurut ajaran Islam dimulai dari beberapa pertanyaan yang paling
mendasar, yaitu: Siapakah Tuhan itu? Apakah Tuhan itu satu (monoteis), atau lebih dari
satu (politeis)? Siapakah nama Tuhan? Dan Siapakah yang memberi nama Tuhan?
 Siapakah Tuhan ?
Istilah kata Tuhan dalam al-Qur’an, disebut dengan rabb sebagaimana dijelaskan dalam
QS.10:3 yang berarti “Tuhan semesta alam”, atau disebut jiga dengan Ilah, sebagaimana
dijelaskan Allah dalam QS.114:3 yang berarti “Tuhan manusia”. Tuhan adalah Allah
yang menciptakan alam semseta dan manusia, yang disebut dalam alQur’an dengan
Khâliq (Yang Maha Mencipta), sedangkan alam semesta dan manusia adalah makhluk
(yang diciptakan), Dialah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi beserta selaga isinya
dari tiada menjadi ada. Dialah pemilik kerajaan langit dan bumi. Dialah yang mengatur
segala yang di langit dan dibumi dari Arsy-Nya (singgasana-Nya), sebagaimana yang
dijelaskan Allah dalam QS.10:3-6 (Baca artinya dalam al-Qur’an dan Terjemahannya).
 Siapakah Nama Tuhan ?
Yang memberi nama Tuhan itu Allah adalah Allah SWT. sendiri, nama Tuhan itu Allah
bukanlah inisiatif dari Nabi Muhammad SAW. memberi nama Tuhan itu Allah, sebab
Tuhan umat Islam bukanlah Tuhan hasil perenungan dan penemuan manusia dalam
mencari Tuhan, sebagaimana nama tuhan-tuhan penganut agama lain, di mana Tuhannya
ditemukan dan diberi nama oleh pemuka atau tokoh agamanya. Nabi Muhammd SAW.
diutus Allah SWT. dan diberi tugas pokok oleh Allah SWT untuk memberi tahu kepada
manusia melalui wahyu-Nya kepada Nabi Muhammad SAW. tentang siapa Tuhan? dan
siapa nama Tuhan? Bahwa Tuhan adalah Allah SWT. pencipta langit dan bumi, dan
nama Tuhan adalah “Allah SWT”, sebagaimana dalam firman-Nya dalam QS. 9:33,
QS.10:3 dan QS. 20:14 (Baca artinya dalam al-Qur’an dan Terjemahannya).

6. Jelaskan apakah Tuhan itu satu atau banyak, menurut Islam? berdasarkan analisis
dalil ayat al-Qur’an?
Tuhan itu adalah Maha Esa (monoteis), bukan banyak (politeis). Tuhan sendiri yang
memberi tahu bahwa Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa (Maha Satu/Maha Esa)
sabagaimana dalam QS. 2:163 QS. 112:1 (Baca artinya dalam al-Qur’an dan
Terjemahannya).

7. Jelaskan alasan perlunya kita mengenal Eksitensi Allah SWT. (Ma’rifatullah) ?


Mengenal keberadaan adanya Allah SWT., perlu dibuktikan secara logis, ilmiah dan
faktual, baik menurut wayhu sebagai kebenaran mutlak (haqq al-yaqin), maupun secara
ilmiah sebagai kebenaran yang terbatas (nisbi), sehingga keimanan kita kepada Allah SWT.
sebagai pondasi, atau dasar Agama Islam yang kita anut dapat kita terima secara rasional
berdasarkan kebenaran ilmiah (ilmu al-yaqin), berdasarkan fakta dari hasil pengematan
secara faktual (ainul-yaqin) dan berdasarkan kebenaran mutlak yang ditemukan (haqqul-
yaqin), sebagaimana dalam teori yang dirumuskan oleh para ahli filsafat Islam:
Tafakkaruu fi khalqillah, wala tafakkaru fi zaatillaah (Pikirkan yang diciptakan Allah,
engkau akan dapat mengenal Allah. Jangan engkau pikirkan tentang Zat Allah karena Zat
Allah itu maha ghaib tidak terjangkau oleh pikiranmu).
Dengan memiliki keimanan yang rasional, kita akan merasakan bahwa iman kita menjadi
hidup, aktif dan dinamis, yang berfungsi sebagai motor yang menggerakkan semua sikap
dan tingkah laku spritual, emosional,intelektual dan nafsu makan minum serta nafsu seksual
kita.

8. Jelaskan manfaat mengenal Allah melalui pengkajian terhadap penciptaan alam


semesta dan proses penciptaan alam semesta menurut al-Qur’an dan menurut ilmu
pengetahuan? Setelah kita mengkaji penciptaan alam semesta, apa pengaruhnya
terhadap keimanan kita?
Proses penciptaan alam semesta sebagaimana diisyaratkan dalam QS.41:9-12 (Baca
artinya dalam al-Qur’an dan Terjemahannya). Dalam ayat ini Allah SWT. menjelaskan
bahwa proses fundamental pembentukan kosmos (alam semesta) dan kesudahannya dengan
penyusunan alam diawali dengan adanya suatu kumpulan gas dengan bagian-bagian kecil
yang sangat halus; dalam ayat 12 diistilahkan dengan dukhan yang berarti asap. Asap terdiri
dari stratum (lapisan) gas dengan bagianbagian kecil yang mungkin memasuki dua tahap
keadaan, yaitu tahap keadaan keras (membeku) atau tahap keadaan cair dan dalam suhu
rendah atau tinggi. Bahwa langit dan bumi itu diciptakan pada awalnya, dalam suatu
kesatuan yang utuh padu, sebagaimana diisyaratkan dalam Q.S. 21:30 (Baca artinya dalam
al-Qur’an dan Terjemahannya).
Pembentukan kosmos selanjutnya berdasarkan teori yang terkandung dalam ayat di atas
menyatakan adanya proses pemisahan yang dalam ayat tersebut diistilahkan dengan fatqun
yang berarti memisahkan menjadi potongan-potongan dari kumpulan pertama yang unik
yang terdiri dari unsur-unsur yang dipadukan, yang disebut dengan ratqan yang berarti
perpaduan atau persatuan beberapa unsur untuk dijadikan suatu kumpulan yang homogeny.
Dari penjelasan Allah SWT. dalam wahyu-Nya Q.S. 41:9-12 dan 21:30 itu jelaslah bahwa
awal terciptanya alam semesta ini bermula dari suatu ledakan dahsyat dengan ke
Mahakuasaan Allah SWT. yang dikenal dalam istilah wahyu dalam firman Allah SWT.:
Kun Fayakun (Terciptalah! Maka Terciptalah Dia) QS.36:82 (Baca artinya dalam al-Qur’an
dan Terjemahannya).
Berdasarkan analisis tentang mengenal Allah melalui mengetahui dan memahami
penciptaan alam semsta (ma’rifatullah dengan tadabbur alam), kita dapat mengenal Alah
SWT. ternyata dan terbukti bahwa alam semesta ini diciptakan oleh Allah SWT. Tuhan
Yang Maha Mencipta, Tuhan Yang Maha Berkuasa atas semua ciptaan-Nya., sebagaimana
dijelaskan Allah SWT. dalam QS.3:189-191 (Baca artinya dalam al-Qur’an dan
Terjemahannya).

9. Jelaskan manfaat mengenal Allah SWT melalui pengkajian terhadap penciptaan


manusia, proses penciptaan manusia menurut al-Qur’an? Setelah kita mengkaji
penciptaan manusia apa pengaruhnya terhadap keimanan kita?
Pembuktian tentang adanya Allah SWT. melalui pengkajian tentang penciptaan manusia
menurut penjelasan Allah SWT. dalam al-Qur’an akan mengantarkan kita kepada rasa dekat
dengan Allah SWT. setiap saat. Sebagaimana teori yang dirumuskan oleh para ahli
tashawuf: Man arafa nafsahu, faqad arafa rabbahu (siapa yang mengenal tentang dirinya,
dialah yang akan kenal dan dekat dengan Tuhannya). Menurut wahyu tubuh atau jasad
manusia pertama (Adam dan Hawa) diciptakan Allah SWT. dari bermacam-macam tanah.
Antara lain disebut dari tanah kering, tanah liat dan tanah berlumpur, sebagaimana
diijelaskan dalam Q.S.76:1, QS. 71:14, QS. 71:17, QS. 3:59, QS. 15:28 dan QS QS. 32:7
(Baca artinya dalam al-Qur’an dan Terjemahannya).
Tentang jasad keturunan Adam dan Hawa (anak cucu Adam dan Hawa) diciptakan dari
air mani (sperma ayah dan ovum ibu), yaitu sari pati air yang berasal dari tanah yang berasal
dari sari pati makanan dan minuman ayah dan ibunya, sebagimana diisyaratkan dalam
QS.32:8 (Baca artinya dalam al-Qur’an dan Terjemahannya). Kemudian setelah terjadi
pembuahan dalam rahim ibu, sari pati air (sperma ayah dan ovum ibu) itu menjadi segumpal
darah yang disimpan Allah SWT. menggantung dalam rahim ibu, sebagaimana dijelaskan
dalam QS. 96:2 (Baca artinya dalam al-Qur’an dan Terjemahannya). Kemudian berproses
secara bertahap hingga menjadi manusia yang sempurna, sebagaimana diisyaratkan dalam
QS. 23:12-16 artinya: QS. 23:12-16 (Baca artinya dalam al-Qur’an dan Terjemahannya).
Telah sempurna penciptaan jasad atau tubuh manusia, baik manusia pertama (Adam dan
Hawa) maupun keturunnya (anak ccucunya), Allah meniupkan ruh-Nya (ruh Allah) ke
dalam tubuh manusia, sebagaimana diisyaratkan dalam QS: 32:9 (Baca artinya dalam al-
Qur’an dan Terjemahannya). Dalam QS.23:12-16 di atas dijelaskan sempurnalah penciptaan
manusia. Dalam Hadis Rasulullah SAW. dijelaskan: Bahwa anak manusia dalam rahim
ibunya mengalami empat tahapan, tiga bulan pertama berupa segumpal darah, tiga bulan
kedua berupa segumpal daging, tiga bulan ketiga terbentuklah tulang belulang anggota tubuh
seluruhnya, tiga bualan keempat dibungkus tulang belulang angota tubuh seluruhnya dengan
daging, kemudian ditiupkan ruh yang berasal dari ruh Allah ke dalam tubuhnya. Sebelum
ruhnya ditiupkan Allah SWT. Allah SWT memerintahkan kepada malaikat untuk
menetapakan jumlah umurnya, jumlah rezekinya, baik dan buruknya perjalanan hidupnya,
dan apakah ia menjadi ahli surga atau ahli neraka. Kemudian Allah berfirman kepada
malaikat: Rahasiakan kepadanya!

10. Jelaskan hubungan keimanan dan ketaqwaan, berdasarkan analisis dalil ayatnya?
Keimanan merupakan intisari dari akidah Islamiyah, ketakwaan merupakan aplikasi dari
akidah Islamiyah dalam kehidupan, karena ketakwaan ialah kemampuan seorang mukmin
melaksanakan semua perintah Allah SWT dan Rasul-Nya., baik yang wajib maupun yang
sunnat secara sempurna, dan meninggalkan semua yang dilarang Allah SWT. dan Rasul-
Nya, baik yang haram maupun yang makruh dan syubhat secara tuntas. Keimanan dan
ketaqwaan dalam al-Qur’an dijelaskan dalam satu paket ayat, karena sasaran akhir dari
keimanan adalah ketaqwaan, sebagaimana dijelaskan Allah SWT dalam : QS. 3:102
QS.2:177 (Baca artinya dalam al-Qur’an dan Terjemahannya).
Berdasarkan kandungan ayat-ayat ini dapat dipahami, bahwa ketaqwaan adalah aplikasi
keimanan pada tataran sikap dan tingkah laku manusia dalam setiap aspek kehidupan sehari-
hari, yang berfungsi membentuk sikap konsisten melaksanakan seluruh perintah Allah SWT.
dan Rasul-Nya secara sempurna dan meninggalkan semua larangan-Nya secara tuntas.
FUNGSI IMAN DALAM KEHIDUPAN

Jawablah pertanyaan berikut !


1. Jelaskan dimensi perilaku tauhid dalam kehidupan manusia sebagai bukti iman ?
Pada tataran praktis dalam tingkah laku manusia sehari-hari fungsi beriman kepada Allah
SWT. dalam kehidupan dapat dilihat dari perilaku manusia, baik ucapan atupun
perbuatannya, karena konsep iman secara utuh memiliki perilaku tauhid sebagai inti dari
keimanan, memiliki tiga dimensi dalam kehidupannya yaitu:
1) Dimensi hati. Dibenarkan oleh hati, yaitu keyakinan yang mendalam di dalam hati
sesuai dengan konsep keimanan menurut rukun iman.
2) Dimensi lidah (ucapan). Diucapkan oleh lidah, yaitu perkataan yang diucapkan yang
dikendalikan oleh keimanan.
3) Dimensi perbuatan. Diaplikasikan melalui perbuatan, yaitu sikap dan tingkah laku
sehari hari sebagai aplikasi dari keimanan.

2. Jelaskan pengertian perilaku tauhid rububiyah, yauhis mulkiyah, tauhid uluhiyah,


tauhid asma’ wa al-shifatullah beserta ciri-ciri dan contohnya masing-masing,
berdasarkan analisis dalil ayat al-Qur’an masing-masing ?
1) Perilaku Tauhid Rububiyah
Perilaku Tauhid Rububiyah adalah meyakini bahwa Allah SWT. itu Maha Esa dalam
menciptakan, dalam memiliki, dalam mengatur, dalam menentukan takdir dan dalam
menentukan syari’at (hukum) yang mengatur seluruh tingkah laku manusia. Ada lima
ciri perilaku bertauhid Rububiyah yaitu:
 Meyakini dan mengakui serta mengimani bahwa Allah SWT. itu Maha Esa dalam
menciptakan.
 Meyakini dan mengakui serta mengimani bahwa Allah SWT. itu Maha Esa dalam
mengatur alam semesta sebagai sember daya ekonomi untuk berkehidupan bagi
manusia.
 Meyakini dan mengakui serta mengimani bahwa Allah SWT. itu Maha Esa dalam
menentukan hukum (syari’ah) untuk mengatur seluruh aktifitas manusia dalam
kehidupannya. Maka setiap aktifitas wajib dilaksanakan sesuai dengan sistem
syari’ah yang disebut dengan Syari’ah Ismaiyah
 Meyakini dan mengakui serta mengimani bahwa Allah SWT. itu Maha Esa dalam
menentukan takdir yang membentuk sikap selalu optimis dan tidak boleh berputus
asa dalam kehidupan.
2) Perilaku Tauhid Mulkiyah
Meyakini dan mengakui serta mengimani bahwa alam ini adalah milik Allah SWT.
Sehingga diri manusia dan seluruh hasil usaha manusia yang bernilai ekonomis adalah
hak berserikat antara Manusia dengan Allah SWT. Oleh sebab itu Allah mewajibkan
kepada setiap hasil aktifitas ekonomi (harta manusia) untuk di keluarkan zakatnya, infaq
dan shadaqah dan waqafnya sebagai hak Allah SWT., sebagaimana dijelaskan Allah
SWT. dalam QS.2:3 dan QS: 3:189 (Baca artinya dalam al-Qur’an dan Terjemahannya).
3) Perilaku Tauhid Uluhiyah
Perilaku Tauhid Uluhiyah ialah Meyakini dan mengakui serta mengimani ke Maha-
Esaan Allah SWT. dalam ke-Tuhanan-Nya (ke-Ilahan-Nya) dan mengabdi / beribadah /
menyembah (ber‘Ubudiyah) hanya kepada Allah SWT. semata. Kata Uluhiyah berasal
dari kata ilah yang berarti Tuhan. Tuhan (Ilah) adalah sesuatu yang dianggap penting
atau dipentingkan oleh manusia sedemikian rupa sehingga manusia membiarkan dirinya
dikuasai atau didominasi oleh sesuatu (Tuhan) itu. Sesuatu yang dianggap atau
dipentingkan itu bisa saja berupa tenaga, manusia, ilmu, ajaran filsafat, otak, hati, nafsu,
uang, pangkat/jabatan, kendaraaan, seni, olah raga, baik ia dianggap sebagai Tuhan atau
tidak, atau Tuhan yang sebenarnya, yaitu Allah SWT. Tuhannya orang Islam.
4) Perilaku Tauhid Asma’ wa Shifatullah (dengan Sifat-Sifat Allah)
Perilaku Tauhid dengan Sifat-Sifat Allah (Asma’ wa Shifatullah), ialah menghiasi sifat
kita dengan sifat-sifat Allah SWT. yang terkandung dalam Asmâul-Husna, karena kita
meyakini bahwa Allah SWT. mempunyai nama lain sebagai sifat-Nya selain nama zat-
Nya yang Agung, yaitu Allah SWT., sebagaimana yang dijelaskan-Nya dalam QS.10:3
dan QS:20:14. Dalam QS.10:3 artinya: QS.10:3 Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah
(QS.10:3). Dalam QS:20 artinya: Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan
(yang hak) selain Aku, Maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat
aku.
3. Jelaskan fungsi beriman kepada malaikat sesuai dengan tugas malaikat masing-
masing dalam kehidupan, berdasarkan analisis dalil ayat al-Qur’an ?
Fungsi dan hikmah mengimani Malaikat-malaikat Allah SWT. dalam kehidupan ialah
manusia akan selalu berhati-hati dalam setiap aktifitas hidupnya, selalu punya harapan
positif, karena amalnya tidak sia-sia, sehingga timbul sifat jujur, amanah (dipercaya),
fathanah (cerdas) dan tabligh (mendakwahkan ajaran Islam) dalam perilakunya, dan sifat
terpuji lainnya. Misalnya, ketika mahasiswa sedang ujian, kebetulan ada soal yang tidak
dapat dijawab, maka si mahasiswa tersebut tidak akan mencontek atau bertanya kepada
peserta ujian lainnya untuk menjawab pertanyaan yang tidak dapat dijawab tersebut, karna
merasakan ada malaikat rakib dan atid yang mencatat tentang kejujurannya dalam ujian.

4. Jelaskan cara mengimani Al-Qur’an dalam kehidupan, berdasarkan analisis dalil ayat
al-Qur’an ?
Mengimani al-Qur’an dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Terima al-Qur’an sebagai kebenaran mutlak dari ilmu Allah SWT, sebagai wahyu
terakhir yang diturunkan Allah SWT. kepada Nabi terakhir diutus Allah SWT. yaitu
nabi Muhammad SAW, sebagai petunjuk bagi manusia dan orang bertaqwa untuk
menjalani kehidupannya di dunia, sebagimana dijelaskan Allah SWT. dalam QS.2:2
(Baca artinya dalam al-Qur’an dan Terjemahannya).
2) Baca al-Quran secara benar sesuai dengan makhrajil huruf dan tanda bacanya dengan
sempurna, Pahamai arti bacaan al-Qur’an sebagai kitab pelajaran yang memnerikan
petujuk dalam manjalani kehidupan, sebagimana dijelaskan Allah SWT. dalam
QS.10:57 dan QS. 15:9 (Baca artinya dalam al-Qur’an dan Terjemahannya).
3) Biasakan membaca al-Qur’an setiap hari sebagai Zikir yang bernilai pahala dan sebagai
obat kesedihan hati dan kegalauan pikiran serta mengendalikan hawa nafsu sebagimana
dijelaskan Allah SWT. dalam QS.10:57 (Baca artinya dalam al-Qur’an dan
Terjemahannya).
4) Gunakan kitab Hadis Shahih, seperti Kitab Hadis Shahih Bukhari, Muslim dan Kitab-
Kitab Hadis Shahih lainnya untuk memahami dan mengamalkan al-Qur’an karena
fungsi Hadis adalah sebagai penjelasan dalam melaksanakan ajaran al-Qur’an daam
kehidupan sehari-hari sebagimana dijelaskan Allah SWT. dalam QS.4:59 (Baca artinya
dalam al-Qur’an dan Terjemahannya).
5) Yakini Al-Qur’an sebagai mukjizat bagi Rasulullah SAW. untuk membuktikan
kerasulannya, sebagimana dijelaskan Allah SWT. dalam Q.S. 2:23-24 (Baca artinya
dalam al-Qur’an dan Terjemahannya).
6) Baca al-Qur’an dengan pelan-pelan dengan sempurna karena gaya bahasa al-Qur’an
indah, mudah dibaca dan mudah dipahami pengertian dan kandungannya, sebagaimana
dijelsakan Allah SWT dalam QS.75:16-19 (Baca artinya dalam al-Qur’an dan
Terjemahannya).
7) Pelihara kesucian dan keaslian Al-Qur’an, karena Al-Qur’an tidak dapat ditiru oleh
manusia, karena terpelihara sepanjang zaman keasliannya oleh Allah SWT.,
sebagaimana dijelaskan Allah SWT. dalam Q.S. 15:9 (Baca artinya dalam al-Qur’an
dan Terjemahannya).

8) Jelaskan fungsi beriman kepada Al-Qur’an dalam kehidupan, berdasarkan analisis


dalil ayat al-Qur’an ?
Fungsi mengimani al-Qur’an dalam kehidupan adalah:
1) Al-Qur’an berfungsi sebagai petunjuk dalam menjalani kehidupan bagi orang yang
bertaqwa, sebagaimana dijelaskan Allah SWT. dalam QS.2:2 dan185, dan QS:10:57
(Baca artinya dalam al-Qur’an dan Terjemahannya).
2) Al-Qur’an berfungsi sebagai sumber ilmu sejarah yang mutlak kebenarannya, di mana
manusia dapat membaca sejarah penciptaan alam dan manusia serta sejarah perilaku
umat-umat terdahulu, semenjak Adam sampai Muhammad, sebagai bahan pelajaran dan
perbandingan yang berharga dalam kehidupan, sebagaimana dijelaskan oleh Allah
SWT. dalam QS.12:2-3 dan 111 (Baca artinya dalam al-Qur’an dan Terjemahannya).
3) Al-Qur’an berfungsi sebagai kurikulum pendidikan bagi manusia dalam mendidik
dirinya untuk berkehidupan, sebagaimana dijelaskan Allah SWT. dalam QS.2:151 dan
QS. 62:2 (Baca artinya dalam al-Qur’an dan Terjemahannya).
4) Fungsi al-Qur’an sebagai bacaan yang bernilai ibadah, karena ayat-ayat al-Qur’an adalah
bacaan zikir, sebagaimana dijelaskan Allah SWT., dalam QS.15:9 (Baca artinya dalam
al-Qur’an dan Terjemahannya).
5) Al-Qur’an berfungsi sebagai sumber inspirasi ilmu pengetaguan dan teknologi (IPTEK)
bagi manusia dalam menciptakan kreatifitas kemajuan IPTEK dalam berbagai aspek
kehidupan, sebagaiman diisyaratkan dalam QS.3:190-191 (Baca artinya dalam al-Qur’an
dan Terjemahannya).

9) Jelaskan pengertian Nabi dan pengertian Rasul, beserta perbedaan Nabi Muhammad
SAW. dengan Nabi dan Rasul sebelumnya ?
Nabi adalah manusia pilihan Allah SWT. yang bertugas membimbing keluarganya dan
kaumnya kepada kebenaran (agama Islam), berdasarkan wahyu yang diterimanya dari Allah
SWT. yang kenabiannya bertaraf lokal (untuk keluarganya). Nabi Muhammad SAW. adalah
manusia pilihan Allah SWT. yang diutus-Nya kepada seluruh manusia sampai akhir zaman.
Rasul secara istilah, yakni seseorang yang mendapat wahyu dan kepercayaan dari Allah
SWT, selanjutnya diamalkan dan memiliki kewajiban menyampaikan wahyu tersebut
kepada umatnya.
Perbedaan Nabi Muhammad SAW. dengan Nabi dan Rasul sebelumnya :
 Nabi dan Rasul sebelum Muhammad sifatnya temporer terbatas untuk kaumnya (nation)
(liqaumihi), seperti nabi Musa AS. sebagaimana dijelaskan oleh Allah SWT. dalam QS.
61:5 (Baca artinya dalam al-Qur’an dan Terjemahannya).
 Nabi Muhammad SAW. sebagai Rasul yang terakhir dan penutup risalah seluruh
kenabian bersifat internasional dan universal, karena Nabi Muhammad SAW. diutus
kepada seluruh umat manusia, sebsampai akhir zaman (kiamat), Kerasulan Nabi
Muhammad SAW. merupakan rahmat bagi seluruh alam, sebagaimana dijelaskan oleh
Allah SWT. dalam Q.S. 21:107 dan QS.2:21 (Baca artinya dalam al-Qur’an dan
Terjemahannya).

10) Jelaskan eksistensi Nabi dan Rasul dalam kehidupan manusia, berdasarkan analisis
dalil ayat al-Qur’an ?
Eksistensi Nabi dan Rasul dalam kehidupan manusia antara lain:
1) Nabi dan Rasul itu banyak, ada yang disebutkan dalam al-Qur’an dan ada yang tidak
disebutkan, sebagaimana dijelaskan oleh Allah SWT. dalam Q.S. 4:164 (Baca artinya
dalam al-Qur’an dan Terjemahannya).
2) Setiap umat diutus kepada mereka Nabi/Rasul, sebagaimana dijelaskan oleh Allah
SWT. dalam Q.S. 10:47 (Baca artinya dalam al-Qur’an dan Terjemahannya).
3) Nabi dan Rasul sebelum Muhammad sifatnya temporer terbatas untuk kaumnya (nation)
(liqaumihi), seperti nabi Musa AS. sebagaimana dijelaskan oleh Allah SWT. dalam QS.
61:5 (Baca artinya dalam al-Qur’an dan Terjemahannya).
4) Nabi Muhammad SAW. sebagai Rasul yang terakhir dan penutup risalah seluruh
kenabian bersifat internasional dan universal, karena Nabi Muhammad SAW. diutus
kepada seluruh umat manusia, sebsampai akhir zaman (kiyamat), Kerasulan Nabi
Muhammad SAW. merupakan rahmat bagi seluruh alam, sebagaimana dijelaskan oleh
Allah SWT. dalam Q.S. 21:107 dan QS.2:21 (Baca artinya dalam al-Qur’an dan
Terjemahannya).

11) Jelaskan fungsi Nabi dan Rasul dalam kehidupan manusia, berdasarkan analisis dalil
ayat al-Qur’an ?
Fungsi Nabi dan Rasul dalam kehidupan manusia antara lain:
1) Nabi dan Rasul berfungsi memberi informasi kebaikan dan peringatan kepada manusia,
menjadi saksi tehadap dihadapan Allah SWT kelah diakhirat tentang umatnya yang
berman dan yang tidak beriman, dan pembawa kabar gembira terhadap hamba Allah.
yang selalu berbuat baik dengan keshalehan dijanjikan akan dimasukkan ke dalam surga
Allah SWT, dan pemberi peringatan terhadap hamba Allah SWT. yang selalu berbuat
dosa dengan kekafiran, kemusrikan, kefasikan dan kemunafikan dijanjikan akan
dimaukkan ke dalam neraka-Nya, dan sebagai da’i yang menyeru dan mengajak manusia
kepada melaksanakan ajaran agama Allah dengan izin-Nya dan untuk Jadi cahaya yang
menerangi bagi kehiduoan manusia, sebagaiamana diisyarat dalam firman Allah SWT.
QS.33:45-47 (Baca artinya dalam al-Qur’an dan Terjemahannya).
2) Nabi Muhammad SAW. sebagai maha guru bagi umat Islam setelah Allah SWT. sebagai
Maha Guru Yang paling Tinggi, yang bertugas mengajarkan al-Qur’an kepada manusia,
mensucikan keiman manusia dari kemusyrikan dengan ajaran nal-Qur’an, menyelaskan
dan menafsirkan alQur’an, mempraktekan al-ajaran Qur’an dalam kehidupan sehari-hari
melalui haditsnya, mengajarkan ilmu kepada manusia yang tidak dapat diketahui oleh
manusia, sebagaimana dijelaskan Allah SWT. dalam QS.2:151 QS.62:2 (Baca artinya
dalam al-Qur’an dan Terjemahannya).
3) Nabi Muhammad SAW. sebagai panutan dan tauladan dalam setiap aspek kehidupan
manusia, karena nabi Muhammd SAW. di samping beliau sebagai seorang Rasul, juga
sebagai seorang pemimpin, sebagaimana dijelaskan oleh Allah SWT. dalam Q.S. 33:21
(Baca artinya dalam alQur’an dan Terjemahannya).

12) Jelaskan pengertian hari akhirat dalam konsep rukun iman, berdasarkan analisis dalil
ayat al-Qur’an ?
Hari akhirat adalah kehidupan yang paling terakhir tampa batas, sebagai tempat hidup
kekal abadi bagi manusia, karena disitulah manusia mempertanggung jawabkan setiap amal
perbuatannya yang dilakukannya selama di dunia. Bagi manusia yang menjalani
kehidupannya di dunia sesuai dengan ajaran agama Islam akan bertempat tinggal di surga
selama-lamanya. Bagi manusia yang menjalani kehidupannya di dunia tidak sesuai dengan
ajaran agama Islam akan bertempat tinggal di neraka, kekal selama-lamanya di dalam
neraka tersebut, sebagaimana dijelaskan Allah SWT. dalam QS.2:28 dan QS.98:6-8 (Baca
artinya dalam al-Qur’an dan Terjemahannya).

13) Jelaskan eksistensi keimanan kepada hari akhirat dalam kehidupan manusia,
berdasarkan analisis dalil ayat al-Qur’an ?
Eksistensi keimanan kepada hari akhirat dalam kehidupan manusia adalah:
1) Perjalanan hidup manusia menurut Pencipta alam semesta Allah SWT. mengalami dua
kali mati dan dua kali hidup, sebagaimana dijelaskan Alah dalam QS.2:28 (Baca artinya
dalam al-Qur’an dan Terjemahannya).
2) Setiap pribadi muslim wajib yakin tentang terjadinya hari kiamat, kekalnya roh, adanya
hidup yang kedua kali dan adanya hari pembalasan (surga dan neraka), sebagaimana
dijelaskan Alah dalam QS:2:4 (Baca artinya dalam al-Qur’an dan Terjemahannya).
3) Analisa kepastian terjadinya hari kiamat menurut para sarjana ialah dengan ciri-ciri
sebagai berikut; matahari telah terlalu panas, akhirnya meledak. Matahari kehabisan
panas karena sudah diforsir dan akhirnya menjadi beku. Bintang-bintang berekor
bertabrak dengan matahari dan bumi menjadi pecah. Jatuhnya bintang berekor ke bumi.
Bulan sudah sangat dekat dengan bumi dan terjadi gelombang besar, air pasang, gunung
meletus dan akhirnya bumi menjadi hancur.
4) Dalil rasional tentang kepastian hidup yang kedua kali yang kekal abadi ialah manusia
ingin keadilan dan kedamaian namun keadilan dan kedamaian itu semakin jauh. Manusia
ingin kejujuran, tetapi kejujuran itu semakin jauh.
5) Bukti pasti adanya hari pembalasan ialah bahwa bila manusia melakukan kebaikan, hati
dan perasaannya merasa puas dan bahagia. Bila manusia berbuat jahat, hati dan
perasaannya merasa resah dan gelisah.
6) Peristiwa kiamat sebagaimana diisysratkan antara lain dalam Q.S.99.1-8, QS. 69:1-3
dan 13-37 Baca dan nanalisa peristiwa terjadinya qiyamat dalam ayat-ayat al-Qur’anb
berikut ini: Q.S.70:140, Q.S.77:1-50, Q.S.79:1-46, Q.S.81:1-14, Q.S.82:1-19, Q.S.83:1-
36, Q.S.84:1-25, Q.S.88:1-26, Q.S.89:21-26, , Q.S.101:1-11! (Baca artinya dalam al-
Qur’an dan Terjemahannya).
7) Kesenangan, kebahagiaan dan kenikmatan di dalam surga, sebagaimana dijelaskan Allah
SWT. dalam QS.2:25 dan QS.2:QS.47:15 (Baca artinya dalam al-Qur’an dan
Terjemahannya). 5.8. Kesengsaraan azab di neraka, sebagaimana dijelaskan Allah SWT
dalam QS.2:QS.47:15, QS.54:47-48, QS.74:27-29 dan 35-47 (Baca artinya dalam al-
Qur’an dan Terjemahannya).

14) Jelaskan fungsi mengimani hari akhirat dalam kehidupan manusia ?


Fungsi mengimani hari akhirat dalam kehidupan manusia adalah sebagai motivasi bagi
setiap pribadi muslim untuk memperbanyak amal ibadah maliyah mu’amalah dalam mencari
hidup yang ridha Allah. Semakin banyak saudara dan semakin kaya seorang muslim,
semakin banyak amal maliyah mu’amalahnya dan amal soaialnya. Maka beriman kepada
hari akhirat dijadikan sebagai motivasi kuat untuk sukses dalam berkehidupan secara halal
lagi baik, memotifasi manusia untuk minta ampun dan bertobat kepada Allah Setiap
mendidikan shalat Wajib dan shalat sunat, dhuha dan tahajud, karena waktu kematian
dirinya tidak diketahui oleh manusia.

15) Jelaskan perbedaan Qadha dan Qadar, berdasarkan pengertian dan contoh masing-
masing, lengkapi dengan analisis dalil ayat al-Qur’an dan Hadis ?
Qadha artinya ketetapan yang telah pasti, maka beriman kepada Qadha ialah ketetapan
Allah SWT. yang pasti terjadi, baik telah terjadi, yang sedang dan yang akan terjadi pada
seluruh alam dan pada diri manusia, baik qadha yang baik maupun qadha yang buruk, yang
dikenal dengan istilah sunnatullah, seperti jumlah umur manusia, jumlah rezeki manusia,
dan jalan hidup manusia, telah ditetapkan (diqhadha) Allah ketika ruhnya akan ditiupkan
Allah SWT. ke dalam tubuhnya pada usia 10 hari dalam rehim bundanya, sebagaimana
dijelaskan oleh Rasulllah SAW. dalam Hadist yang artinya:
“Setiap anak manusia dalam rahim ibunya mengalami tiga tahap, tahap pertama menjadi
segumpal darah, tahap kedua menjadi segumpal daging, tahap ketiga terbentuklah tulang-
belulang anggota tubuh seluruhnya, pada usia 120 hari sempurnalah penciptaan tubuh
seluruhnya, kemudian sebelum Allah SWT. meniupkan ruh-Nya kedalam tubuh manusia,
Allah SWT berfirman kepada malaikat, agar ditetapkan: berapa jumlah humurnya, berapa
jumlah rezekinya, apadakah jalan hidupnya menjadi orang yang dimulakan atau orang
yang dihinakan, dan apakah dia menjadin seorang ahli surga atau ahli neraka, andaikata
dia telah ditetapkan sebagai ahli surga; sejak kecil dia mengamalkan amalan ahli neraka;
sebeum wafat dia bertobat dan mengamalkan amalan ahli surga; maka masuk surgalah dia,
sebaliknya andaikaha seserang telah ditetapkan sebagai ahli neraka; sejak kecilnya dia
mengamalkan amalan ahli surga; sebelum dia wafat dia mangamalkan amalan ahli neraka
dan dia tidak betobat sebum wafat; maka menjadi ahli nerakalah dia. Kemudian rahasiakan
kepadanya.” (Hadis Riwayat Muslim).
Qadar artinya takdir, Beriman kepada Qadar adalah beriman kepada ketetapan Allah
SWT. yang pasti terjadi di setiap akhir usaha manusia. Manusia merasa tidak mampu
mengubah takdir yang sudah ditetapkan Allah SWT. kecuali bila Allah SWT. berkehendak
untuk mengubahnya, sebagaimana diisyaratkan dalam QS.87:3, QS13:11 dan QS.2:201-202
(Baca artinya dalam al-Qur’an dan Terjemahannya).

16) Jelaskan eksistensi beriman kepada Kepada Qadha dan Qadar Baik/Buruk dalam
kehidupan, berdasarkan analisis dalil ayat al-Qur’an dan Hadis ?
Eksistensi beriman kepada Kepada Qadha dan Qadar Baik/Buruk dalam kehiduan manusia
antara lain:
1) Manusia tidak dapat merubah qadha, dan Allah SWT. tidak akan merubah qadha yang
telah ditetapkannya, karena qadha merupakan bagian dari sunnatullah (ketentuan Allah
SWT. yang telah tetap terhadap makhluk-Nya), atau hukum alam yang telah ditetakan
Allah untuk alam semesta.
2) Setiap usaha manusia akan dibatasi oleh takdir dari Allah SWT. sesuai dengan kapasitas
manusia menerima takdir tersebut, baik takdir yang baik maupun takdir yangb buruk,
sebagaimana dijelaskan Allah SWT. dalam al-Qur’an QS.13:11 dan QS 2:286 (Baca
artinya dalam al-Qur’an dan Terjemahannya). Maka semua yang terjadi dalam
kehidupan manusia adalah menurut ukuran takdir Allah SWT. dan tidak dapat diubah
oleh manusia, kecuali atas kehendak Allah SWT. Yang akan terjadi dapat diubah dengan
usaha dan do’a atas izin Allah SWT. Dengan demikian tidak ada istilah diubah dan tidak
diubah di dalam urusan takdir, yang penting manusia dengan beriman kepada takdir akan
selalu berusaha secara optimis untuk memperbaiki keadaan yang akan terjadi atas izin
Allah SWT.
3) Takdir itu pasti adanya, karena sifat Allah swt. di antaranya adalah Maha Adil, Maha
Menguji dan Maha Menghukum.

17) Jelaskan fungsi beriman kepada Kepada Qadha dan Qadar Baik/Buruk dalam
kehidupan, berdasarkan analisis dalil ayat al-Qur’an dan Hadis ?
Fungsi beriman kepada Kepada Qadha dan Qadar Baik/Buruk antara lain adalah:
1) Manusia tidak akan putus asa jika usahanya tidak berhasil, karena dengan niat beramal
shaleh dalam setiap mengawali usaha, maka usahanya telah dinilai sebagai satu amal
saleh di sisi Allah SWT; bahkan manusia yang mengimani takdir akan selalu tawakkal
(melibatkan Allah swt. dalam setiap usahanya).
2) Manusia tidak akan sombong jika usahanya berhasil gemilang, karena ia bersyukur
kepada Allah SWT. atas keberhasilannya; bahkan manusia tersebut akan menjadi
manusia yang selalu bersyukur kepada Allah swt. setiap ia berhasil.
3) Dengan beriman kepada takdir hidup manusia akan terasa lebih berarti, karena manusia
dapat menghadapi kehidupannya dengan sikap penuh harap (optimisme), sabar, dan
tawakkal (melibatkan Allah dalam sertiap usaha) dan tidak bersifat fatalisme/pesimistis,
karena takdir itu tidak dapat diketahui sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai