Filsafat Agama
Kebenara
n Hakiki
FILSAFAT BERTEMU AGAMA
• FILSAFAT “MENJADI AGAMA” SENDIRI
• FILSAFAT MENDUKUNG AGAMA INDEPENDENSI
• FILSAFAT SEBAGAI STUDI AGAMA
BANTUAN FILSAFAT KEPADA AGAMA (ISLAM)
Musa Asy’Ary
Filsafat Islam (Baik dan Jahat)
• Baik = al-Ma’ruf -Jahat = al-Munkar
Universal
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan
mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung (al-Imron:104)
Aplikasi
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut
(nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak
(pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (al-Baqarah:
173)
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah[, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang
tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu
menyembelihnya…………Maka barang siapa terpaksa[, karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. (al-Maidah 3)
Ibnu ‘Arabi
• 'Abu 'Abdillah Muḥammad ibn 'Ali ibn Muḥammad ibn `Arabi Al-Tha’i al-
Hatimi
• Dikenal dengan nama al-Shaykh al-Akbar, Muḥyiddin ibn Arabi.
• Lahir di Murcia-Andalusia pada 17 Ramadan 561 H (27/ 28 Juli 1165 AD).
• Selain sebagai filsuf sufi, Ibnu 'Araby juga dikenal sebagai ahli tafsir, hadist,
fiqh, sastra dan filsafat, bahkan astrolog dan kosmologi.
• Dalam bidang tasawwuf, beliau mendapat didikan dari 55 orang syeikh.
Beliau abadikan nama dan biografi mereka dalam kitabnya yang berjudul
al-Durrah al-Fakhirah Fi Dhikr Ma lntafa’tu Bihi Fi Tariq al-Akhirah
• Pengetahuan intelektual (‘Ilm al-Aql)_Investigatif
demonstratif._empiris rasional.
• Pengetahuan kesadaran akan keadaan-keadaan batin (Ahwal)_ Rasa,
Intuisi, Penyaksian batin. Misalnya rasa manis madu atau pahitnya sari
cendana.
• Pengetahuan tentang yang gaib (‘ilm al-asrar)_ tergantung pada
pencerahan yang bersumber dari cahaya Ilahiah kedalam pikiran.
Pengetahuan model ini hanya ada atau dimiliki oleh mereka yang
mencapai maqam tertinggi seperti para Nabi ataupun orang-orang
suci (insan kamil).
Wujud
• satu-satunya wujud adalah wujud Tuhan; tidak ada wujud selain
wujud-Nya.
• apa pun selain Tuhan tidak mempunyai wujud. Secara logis dapat
diambil kesimpulan,
• wujud tidak dapat diberikan kepada segala sesuatu selain Tuhan ma
siwa Allah, alam dan segala sesuatu yang ada di dalamnya
• wujud yang ada pada alam pada hakikatnya adalah wujud Tuhan yang
dipinjamkan kepadanya. Sebagaimana cahaya hanya milik matahari,
tetapi cahaya itu dipinjamkan kepada para penghuni bumi.
• Hubungan antara Tuhan dan alam semesta (termasuk manusia)
• wujud adalah cahaya, dan ‘adam adalah kegelapan.
WAHDATUL WUJUD
• Realitas hanya satu, Realitas ini kita pandang dari dua sudut yang
berbeda
• Realitas = al-Haqq, ketika kita memandangnya sebagai fenomena yang
termanifestasi dari Esensi tersebut, kita menyebutnya al-khalq. Al-
Haqq
• Al-Haqq dan al-khalq, Realitas dan Penampakan, Yang Satu dan Yang
Banyak hanyalah nama-nama untuk dua aspek subjektif dari Realitas
Tunggal.
• Allah adalah satu, tetapi dilihat dari aspek lain Dia adalah semuanya
(kull) yang mengandung keanekaan.
MARTABAT ALLAH
AHADIYAH
• Martabat Ahadiyah, wujud Tuhan merupakan Zat Mutlak lagi mujarrad,
tidak bernama dan tidak bersifat, tidak dapat dipahami ataupun
dikhayalkan.
• Tuhan diistilahkan al-Haq berada dalam keadaan murni bagaikan kabut
yang gelap (fi al-’amâ’);
• Tuhan tidak sesudah, tidak sebelum, tidak terikat, tidak terpisah, tidak ada
atas, tidak ada bawah, tidak mempunyai nama, tidak musamma (dinamai).
• Al-Haq tidak dapat dikomunikasikan oleh siapa pun dan tidak dapat
diketahui.
• Satu-satunya jalan untuk memahami Tuhan adalah Teologi Negatif.
WAHIDIYAH
• Penampakan pertama (ta’ayyun awwali) atau disebut juga faydh al-
aqdas (emanasi paling suci).
• Zat yang mujarrad bermanifestasi melalui sifat dan asma-Nya.
• Manifestasi atau tajali ini, zat tersebut dinamakan Allah, dengan Sifat
dan Nama yang Mahasempurna (al-asma al-husna, Allah).
• Sifat dan nama identik dengan zat.
• zat Allah yang Esa, tetapi Ia mengandung di dalam diri-Nya berbagai
bentuk potensial dari hakikat alam semesta atau entitas permanen
(al-’a’yan tsabitah).
TAJALLI SYUHUDI
• Disebut faidh al-muqaddas (emanasi suci) dan ta’ayyun tsani (entifikasi kedua, atau
penampakan diri peringkat kedua).
• Allah Swt bertajali melalu asma dan sifat-Nya dalam kenyataan empiris atau alam kasatmata.
• Melalui firman kun (jadilah), maka entitas permanen secara aktual menjelma dalam berbagai
citra atau bentuk alam semesta.
• Alam ini tidak lain adalah kumpulan fenomena empiris yang merupakan lokus atau mazhar
tajali al-Haq.
• Alam yang menjadi wadah manifestasi itu sendiri merupakan wujud atau bentuk yang tidak
ada akhirnya. Ia tidak lain laksana ’aradh atau aksiden (sifat yang datang kemudian) dan
jauhar (substansi) dalam istilah ilmu kalam.
• Selama ada substansi, maka aksiden akan tetap ada. Begitu pula dalam tasawuf. Menurut Ibn
’Arabi, selama ada Allah, maka alam akan tetap ada, ia hanya muncul dan tenggelam tanpa
akhir.
HAKIKAT NUR MUHAMMAD
• Terjadinya alam ini tidak dapat dipisahkan dari ajaran Hakikat Nur Muhammad.
• proses penciptaan alam dan hubungannya dengan kedua ajaran itu dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Wujud Tuhan sebagai wujud mutlak, yaitu Dzat yang mandiri dan tidak berhajat pada
apapun.
2. Wujud Hakikat Nur Muhammad sebagai emanasi (pelimpahan) pertama dari wujud
Tuhan kemudian muncullah segala yang wujud dengan proses tahapan-tatahapannya.
• Ibnu Arabi menolak ajaran alam semesta ini diciptakan dari tiada. Ia mengatakan
bahwa Nur Muhammad itu qadim dan merupakan sumber emanasi dengan
berbagai kesempurnaan ilmiah dan amaliah yang terealisasikan pada diri para
nabi semenjak Adam sampai Muhammad dan terealisasikan dari Muhammad
pada diri para pengikutnya, kalangan para wali, dan insan kamil.
• Kuntu kanzan makhfiyyan…
Cinta adalah kerinduan yang mutlak agar dikenal oleh yang selain diri-
Nya. Alam semesta adalah wujud Cinta Ilahi untuk dikenal. Selama
cinta itu masih ada, alam ini belum akan berakhir