Anda di halaman 1dari 54

BAB X

ASUHAN
KESEHATAN
REPRODUKSI DAN
SEKSUALITAS

Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia

Midwifery Update
Deskripsi Singkat
Kesehatan Reproduksi sangat penting untuk mendapat perhatian karena sangat
berhubungan erat dengan sistem, fungsi dan prosesnya mencakup kesehatan
seksual dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupan dan hubungan pribadi
demi terciptanya generasi penerus bangsa yang berkualitas. Kesehatan
perempuan merupakan kunci bagi kualitas generasi penerusnya. Ibu yang sehat
ketika hamil pada umumnya akan melahirkan bayi yang sehat pula. Hal itu dapat
terjadi jika hubungan seksual dilakukan secara aman dan bermartabat, namun
jika hubungan seksual secara paksaan atau tidak maka
kehamilannyapu n tidak diharapkan sehingga diinginkan dapat
penelantaran bayi bahkan kematian ibu dan anaknya.
berakhir dengan aborsi,

Midwifery Update 2
Tujuan Pembelajaran
a. Hasil Belajar
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu menangani masalah kesehatan reproduksi
perempuan dalam situasi krisis didalam komponen PPAM terutama memberikan dukungan
psikososial bagi klien, Pencegahan dan Penanganan awal Kekerasan Berbasis Gender dan
Seksual

b. Indikator Hasil Belajar


Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu:
1. Menjelaskan Pengertian Kesehatan Reproduksi dan kespro dalam perspektif gender
2. Menjelaskan Pengertian PPAM, komponen dan waktu pelaksanaan PPAM serta
Logistik PPAM
3. Menjelaskan Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual serta Dukungan Psikososial
4. Melaksanakan tugas dan peran bidan dalam memberikan dukungan psikososial bagi
klien
5. Melaksanakan peran sektor layanan kesehatan termasuk peran bidan dalam pencegahan
dan penanganan awal kekerasan berbasis gender dan seksual
6. Membuat rencana strategis pencegahan dan penanganan kekerasan berbasis gender dan
seksual
7. Mengidentifikasi kasus yang perlu dirujuk dan
Midwifery langkah-langkah melakukan rujukan.
Update 3
Materi Pokok dan Sub Materi Pokok

Materi pokok dalam pelatihan ini terdiri dari:

1. Pengertian Kesehatan Reproduksi dan kespro dalam perspektif gender


2. Pengertian PPAM, komponen dan waktu pelaksanaan PPAM, Logistik PPAM
3. Pengertian Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual serta Dukungan Psikososial:
Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual Dukungan Psikososial
4. Tugas dan peran bidan dalam memberikan dukungan psikososial bagi
klien: Pendekatan dukungan psikososial dan Dukungan Psikologis Awal (DPA)
5. peran sektor layanan kesehatan termasuk peran bidan dalam pencegahan dan
penanganan awal kekerasan berbasis gender dan seksual
6. Rencana strategis pencegahan dan penanganan kekerasan berbasis gender dan
seksual
7. Mengidentifikasi kasu s yang perlu diru juk dan langkah-langkah
melaku kan rujukan.

Midwifery Update 4
Uraian
Materi
Kesehatan Reproduksi

Midwifery Update 5
Akses Universal Kesehatan Reproduksi

Kespro
Akses Universal Deteksi
Kesehatan Reproduksi Ca
Dini Lansia
KIA
Cervics

Semua negara harus PP


berusaha untuk membuat Infertilitas KB
pelayanan kesehatan Kesehatan
reproduksi dapat diakses Reproduksi
oleh semua individu pada PP IMS, PP
HIV- Keguguran
usia yang sesuai AIDS

Kekerasa Kespro
n
Seksual Kes. Remaja
Seksual

Ruang Lingkup
Kesehatan Reproduksi
(Program Aksi ICPD, Cairo, 1994, para 7.6)
Midwifery Update 6
Konsep Gender
Gender adalah:
• Bentukan,
S ifat • Konstruksi atau
• Interpretasi masyarakat
Atas perbedaan kondisi biologis laki-
laki dan perempuan.
Apa itu
Nilai Gender?
Peran

Gender bukan sesuatu yang dibawa


dan ditetapkan sejak lahir, melainkan
dibentuk, dikembangkan dan
Posisi
dimantapkan sendiri oleh masyarakat

Midwifery Update 7
Bentuk Ketidaksetaraan Gender

Kondisi ketidaksetaraan ini menjadi lebih buruk dalam situasi bencana.


Akses perempuan dan anak untuk memperoleh informasi, penggunaan
sumber daya, fasilitas umum dan layanan semakin terbatas.

Midwifery Update 8
Midwifery Update 9
Midwifery Update 10
Dukungan psikososial adalah bantuan yang
diberikan untuk memfasilitasi kemampuan
untuk bangkit kembali (resiliensi) atau tangguh
yang ada dalam diri sesorang, baik bida, klien
atau penyintas bencana atau kekerasan,
keluarga, dan komunitas sehingga individu,
keluarga, dan komunitas tersebut bisa bangkit
kembali dari dampak bencana, pandemi, atau
masalah yang dialaminya, dapat menghadapinya
saat ini maupun di masa mendatang (Kerangka
Kerja Psikososial dari Federasi Internasional,
2005-2007).

11
Midwifery Update
Kekerasan Berbasis Gender
adalah:

“Sebuah istilah yang digunakan untuk menjelaskan berbagai macam bentuk


tindakan kekerasan yang membahayakan atau mengakibatkan penderitaan pada
seseorang, yang dilakukan berdasarkan perbedaan sosial termasuk gender
laki-laki dan perempuan, yang dapat mengakibatkan penderitaan secara fisik, seksual,
psikologis, dan/atau penelantaran termasuk berupa ancaman, paksaan
dan berbagai bentuk lainnya yang merampas kebebasan seseorang,
baik di ruang publik/umum maupun dalam lingkungan kehidupan pribadi”.

Guidelines for the Integration of GBV Interventions in Humanitarian Action, IASC, 2015

Midwifery Update 12
Kekerasan seksual menurut UU PKDRT 23/2004
Tentang Kekerasan Seksual

KEKERASAN SEKSUAL MELIPUTI:

1. Pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan


terhadap orang yang menetap dalam lingkup rumah
tangga tersebut, atau
2. Pemaksaan hubungan seksual terhadap salah seorang
dalam lingkup rumah tangganya dengan orang lain
untuk tujuan komersial dan atau tujuan tertentu

Midwifery Update 13
Kekerasan seksual menurut UU
Perlindungan Anak No. 35/2014

KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK MELIPUTI:

1. Melakukan pemaksaan, penggunaan kekerasan atau


ancaman kekerasan, tipu muslihat, kebohongan atau
pembujukan terhadap anak untuk melakukan
persetubuhan dengan pelaku maupun orang lain.
2. Melakukan atau membiarkan dilakukannya perbuatan
cabul terhadap anak dengan pemaksaan, penggunaan
kekerasan atau ancaman kekerasan, tipu muslihat,
kebohongan atau pembujukan.

Midwifery Update 14
BENTUK
KBG
Perkosaan/percobaan perkosaan

Penganiyaan Seksual

Eksploitasi

seksual Kekerasan

seksual

Kekerasan fisik

Kekerasan psikologis

Penelantaran ekonomi Midwifery Update 15


Bentuk Dan Jenis Kekerasan Berbasis Gender

Berbagai bentu k kekerasan berbasis


gender seperti kekerasan fisik,
keker asan psikis,
kekerasan seksual, kekerasan
ekonomi, dll.

Jenisnya : KTP, KTA, KDRT,


publik, privat.

Midwifery Update 16
Akar Penyebab KBG
Persekusi jender

KDRT
KB Trafficking
G
FG Kekerasa
M n Seksual
Kekerasan dalam
pacaran

Pendidikan minim Penyalahgunaan zat


Kemiskinan
Minimnya Faktor Pendukung/ Risiko
Bencana/ Pandemi perlindungan
/ Konflik hukum

Ketidakadilan gender
Budaya Patriarki Akar Masalah
Penyalahgunaan relasi kuasa – tidak
hormat pada HAM

Midwifery Update 17
Dampak KBG
1. Dampak Fisik

Jangka Pendek/Langsung Jangka Menengah dan Panjang

• Luka-luka fisik dari yang ringan hingga • Kehamilan yang tidak diinginkan dan umumnya
berat, sampai dengan kehilangan anggota berakhir dengan aborsi yang tidak aman,
• Melanjutkan kehamilan yang tidak diinginkan
tubuh bahkan kematiann
dengan keluhan fisik yang lebih meningkat karena
• Kehamilan yang tidak diinginkan, tertular secara psikologis menolak kehamilan tersebut
penyakit menular seksual, mengalami • Kondisi kesehatan yang menurun akibat luka
risiko lebih besar untuk tertular HIV/AIDS, permanen atau tekanan psikis yang ditimbulkan
serta rusaknya organ reproduksi. karena kejadian kekerasan seksual, cacat tubuh,
penyakit infeksi seksual kronis, mengidap HIV/
• Pemaksaan fisik memang seringkali
AIDS, tidak dapat memiliki keturunan, kematian.
digunakan dalam perkosaan akan tetapi • Pendarahan atau infeksi pada vagina, pertumbuhan
tidak selalu demikian, sehingga korban jaringan yang tidak normal pada vagina,
tidak selalu mengalami luka-luka pada menurunnya hasrat seksual, sakit pada panggul
tubuh, apalagi bila pelaku sudah paham yang kronis, infeksi saluran kencing kronis serta
peradangan pada vagina.
strategi agar korban tidak sampai terluka
secara fisik
Midwifery Update 18
2. Dampak Psikologis/Mental

Jangka Pendek/Langsung Jangka Menengah dan Panjang


• Mengalami kebingungan; rasa tidak percaya; hampa; • Dampak jangka pendek masih bisa terus
marah; sedih; tidak berdaya; malu; menjadi agresif; dialami;
menyalahkan diri sendiri; • Alami gangguan psikologis lebih berat,
• Menyesali keadaan dalam arti memiliki pikiranpikiran misalnya: depresi, gangguan identitas
“seandainya aku….”, dll; terpecah (split personality)
• Mempertanyakan atau menyalahkan Tuhan • Bunuh diri atau keinginan untuk
• Menghindari tempat kejadian atau tempat yang bunuh
serupa diri;
dengan tempat kejadian; • Mengalami gangguan stres pasca
• Rasa takut atau muak pada pelaku atau orang yang trauma
menyerupai pelaku; • Mengalami gangguan makan; gangguan
• Mengalami mimpi buruk; sulit tidur tidur;
• Menarik diri; sulit berkonsentrasi; kehilangan nafsu • Memiliki masalah personal dengan
makan; lawan
• Merasa diri kotor atau tidak berharga; kehilangan jenis; hasrat seksual menurun; menjadi
kepercayaan diri; merasa jijik pada diri sendiri; merasa tidak tertarik pada lawan jenis;
jijik pada segala sesuatu yang mengingatkan korban • Perilaku seks berisiko yang tertampil dalam
pada pelaku atau kejadian; bentuk berganti-ganti pasangan;
• Memiliki pikiran yang berulang-ulang tentang • Ketergantungan pada rokok atau NAPZA;
kejadian; • Perilaku yang melanggar aturan dan
• Tidak ingat dengan hal-hal detil; kehilangan hukum seperti mencuri atau membolos;
orientasi • Skeptis pada sistem hukum dan nilai-nilai
diri,Update
Midwifery waktu dan tempat. kehidupan;
19
3. Dampak Sosial, Budaya, dan Ekonomi

Jangka Pendek/Langsung Jangka Menengah dan Panjang


• Dipersalahkan atas kejadian yang • Dampak jangka pendek masih bisa
menimpa dirinya; terus terjadi;
• Dipertanyakan moralitas dan • Mendapatkan stigma negatif yang terus
kesucian dirinya; melekat;
• Dipertanyakan niat dan • Masa depan suram karena putus
motivasinya; sekolah atau kehilangan pekerjaan;
• Diadili oleh masyarakat; Dinikahkan • Ketergantungan ekonomi;
dengan pelaku atau dengan siapa saja pengangguran;
atas keputusan keluarga karena
• Kembali menjadi korban karena sistem
dianggap sudah ‘rusak’;
hukum dan adat, penegak hukum,
• Diceraikan sepihak atau ditinggalkan konselor, pemuka agama, petugas
oleh pasangan; kesehatan, pemuka adat dan
dihukum oleh pasangan, komunitas, dll;
• Dikucilkan oleh keluarga, lingkungan,
teman kerja;
Midwifery Update
20
3. DAMPAK SOSIAL, BUDAYA, DAN EKONOMI

Jangka Pendek/Langsung Jangka Menengah dan Panjang


• Kehilangan pekerjaan; kehilangan peran dalam keluarga dan • Rentan menjadi korban perdagangan
komunitas orang; rentan untuk menjadi pekerja
• Harus bertanggung jawab untuk perbaiki nama baik keluarga seks komersil;
bahkan komunitasnya; • Terpaksa menjadi orang tua tunggal
• Dikeluarkan dari komunitas; dikeluarkan dari sekolah atau dengan anak yang tidak diinginkan
universitas; korban, dipaksa menyerahkan anak
• Mendapat kekerasan seksual lagi sebagai bentuk hukuman untuk diserahkan pada orang
atau intervensi kuratif terutama dalam kasus homoseksual; lain/diadopsi;
• Dipaksa atau dibujuk untuk bungkam agar tidak melapor; • Bila kemudian menikah, korban
dipaksa atau dibujuk untuk berdamai dengan pelaku; direndahkan karena sudah
• Diteror oleh pelaku; difitnah (fakta diputarbalik untuk dianggap ‘bekas’; tidak dianggap
melemahkan korban); sebagai manusia yang seutuhnya;
• Dibunuh; ditekan untuk bunuh diri; ditekan untuk minta menjadi
ganti rugi kepada pelaku tunawisma
• Dipaksa untuk aborsi atau sterilisasi;
• Dibatasi ruang geraknya, termasuk dihalangi mencari
pertolongan karena dianggap akan menceritakan aib
keluarga

Midwifery Update
21
Tugas dan Wewenang
Bidan
Pelayanan Kesehatan Ibu

Pelayanan Kesehatan Anak KEWENANGA


N BIDAN
Pelayanan kesehatan (UU KEBIDANAN No 4 Tahun
reproduksi perempuan dan KB 2019)

Pelaksanaan tugas berdasarkan


pelimpahan wewenang

Pelaksanaan tugas dalam


keadaan keterbatasan tertentu

Midwifery Update 22
Peran Bidan (UU Kebidanan No. 4 Tahun 2019)
PENYULU
H,
KONSELOR
PENDIDIK
PEMBERI LAYANAN
Pemberi Informasi, Deteksi Dini, PEMBIMBIN
Pertolongan, Memperjuangkan
hak, Dukungan, Bimbingan
G,
Bentuk FASILITATOR
Layanan
Mandiri,
Kolaborasi
, Rujukan
PENGELOL
A PENELIT
PELAYANAN I

PENGGERAK PSM,
Midwifery Update PEMBERDAYAAN
Bentuk Layanan:
Mandiri (Promotif & Preventif), Kolaborasi, Rujukan 23
Peran Bidan
Upaya Promotif & Preventif Korban Kekerasan
1. PENDIDIKAN 1. BIMBINGAN dan 1. DETEKSI DINI PENGENALAN
KESEHATAN Konseling KASUS (Anamnesis,
REPRODUKSI & TATALAKSANA Pengumpulan data/informasi)
SEKSUAL KORBAN KEKERASAN 2. PEMBERIAN KONDAR
2. PEMBERDAYAAN 2. Penyiapan Ruangan yang 3. PENCEGAHAN PMS, HIV
PEREMPUAN- PHBS memadai/Tenda Kespro 4. Pembuatan dokumentasi
3. Sosialisasi Upaya lengkap korban (pelaku,
1. PENDAMPINGAN Perlindungan, hubungan dg korban, riwayat
2. KOLABORASI untuk Penyelamatan Diri & kekerasan
penatalaksanaan
Pencarian Perlidungan
lanjutan (pengobatan)
Hukum 1 . PENDAMPINGAN dan
3. RUJUKAN – merujuk
ke organisasi/lembaga 4. Kesiapan NAKES untuk PEMANTAUAN LANJUTAN
yang menciptakan suasana (selama masa pemulihan)
menyediakan yang nyaman dalam
bantuan bagi korban mengatasi kekerasan
kekerasan

Midwifery Update 24
Apa Peran Bidan Saat Memberikan Pelayanan Bagi
Korban Kekerasan Seksual?

—Memberikan layanan medis


—Deteksi awal adanya kasus kekerasan seksual
—Merujuk ke bagian / layanan yang lain [tergantung
kebutuhan dan sesuai keinginan penyintas]
—Menempersiapkan alat2 yang dibutuhkan dan mendampingi saat
pemeriksaan oleh dokter
—Memberikan layanan dengan mengutamakan kerahasiaan dan
tidak-menghakimi.

Bidan TIDAK MEMUTUSKAN apakah kasus yang dialami


seseorang adalah perkosaan
Midwifery Update 25
Kemampuan yang dapat diberikan dalam tata
klinis kekerasan seksual

L
LISTEN Mendengarkan dengan empati tanpa menyalahkan,
(MENDENGAR) menghakimi atau mempertanyakan

I
INQUIRE Melakukan penilaian awal dan memberikan respon pada
(MENANYAKAN) kebutuhan segera dan memahami kekhawatirannya (emosi, fisik,
sosial dan praktis)

V
VALIDATE Memperlihatkan bahwa anda memahami dan percaya pada
(MEMVALIDASI) penyintas/korban, yakinkan penyintas bahwa ia tidak
dipersalahkan dan dianggap telah melakukan tindakan yang
tepat untuk meminta pertolongan

E
ENHANCE SAFETY Merencanakan bersama tindakan keselamatan untuk melindungi
(MEMBERIKAN KEAMANAN) penyintas dari kemungkinan terulangnya lagi kekerasan seksual
terhadap penyintas

S
SUPPORT Memberikan dukungan kepada penyintas melalui pemberian
(MEMBERIKAN DUKUNGAN) informasi. Layanan dan rujukan

Midwifery Update 26
Belajar mendengar dengan menggunakan:

Midwifery Update 27
BOLEH DILAKUKAN DALAM TIDAK BOLEH DILAKUKAN DALAM
PRAKTIK PEMBERIAN LAYANAN PRAKTIK PEMBERIAN LAYANAN
 Menyadari adanya dinamika relasi X Semakin menguatkan steriotipe
kuasa dan norma-norma gender dan norma gender yang bias
yang mengakibatkan terjadinya mengenai terjadinya kekerasan
seksual
kekerasan seksual, terutama pada
perempuan dan anak-anak.
 Menghormati hak dan harga diri X. Menyalahkan dan menghakimi
penyintas, tidak menyalahkan. penyintas
 Mempercayai dan mendengarkan X Meragukan atau tidak percaya pada
penyintas penyintas
 Memberikan informasi dan konseling X Memberikan informasi yang bias
yang dapat membantu penyintas dan tidak komprehensif, serta
mengambil keputusan bagi dirinya mengambilkan keputusan bagi
penyintas.
sendiri.
Prinsip dari Mendengar Secara Aktif

SOLER Position

S Sitting - cara duduk

O Open posture - sikap badan terbuka


‘Saya siap mendengar’

L Lean forward - maju sedikit kedepan


‘Saya tertarik dan akan mendengarkan
yang akan kamu katakan’

E Eyes - kontak mata

R Relax - relaks

Midwifery Update 29
Pendekatan Penanganan dan Hak Penyintas
KBG Dalam Situasi Bencana

Midwifery Update 30
1. PRINSIP
UMUM
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP & PA)
di tahun 2010 sudah menyusun Standar Pelayanan Minimal (SPM) dalam
penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Dalam SPM tersebut diterangkan prinsip-prinsip umum dalam penanganan


kekerasan, yaitu:
1.Responsif Gender
2.Non Diskriminasi
3.Hubungan Setara dan Menghormati
4.Menjaga Privasi dan Kerahasiaan
5.Memberi Rasa Aman dan Nyaman
6.Menghargai Perbedaan Individu (Individual Differences)
7.Tidak Menghakimi
8.Menghormati Pilihan dan Keputusan Korban Sendiri
9.Peka terhadap Latar Belakang dan Kondisi Korban dan Pemakaian Bahasa yang
Sesuai dan dimengerti oleh Korban
10.Cepat dan Sederhana
11.Empati
12.Pemenuhan Hak Anak
Midwifery Update 31
DUKUNGAN PSIKOLOGIS AWAL (DPA)/
PSYCHOLOGICAL FIRST AID (PFA)

Merupakan Pertolongan Pertama Psikologis dapat


didefinisikan sebagai kehadiran (bidan) yang penuh
kepedulian dan suportif yang didesain untuk memberikan
rasa aman, mengurangi rasa tertekan akut dan merespon
kebutuhan segera, memberikan informasi yang dibutuhkan
penyintas dan menghubungkannya pada layanan yang
dibutuhkan penyintas, tidak hanya untuk perawatan
kesehatan mental lanjutan namun pada rujukan lainnya.

Midwifery Update 32
Langkah Persiapan DPA/PFA

1 . Kenali dan pahami konteks situasi

Perhatikan kemampuan orang yang kita


2. bantu

Empati, jujur dan tidak menjanjikan sesuatu


3. atau membeda bedakan

Midwifery Update 33
Prinsip dasar Melakukan DPA/PFA
• Perhatikan kondisi keamanan
• Perhatikan orang-orang yang memerlukan pemenuhan
Look (Lihat) kebutuhan dasar mendesak
• Perhatikan orang-orang yang menunjukkan reaksi distres yang
serius

• Dekati orang-orang yang mungkin membutuhkan bantuan


• Tanyakan mengenai kebutuhan dan kekhawatirannya
Listen (Dengar) • Dengarkan ceritanya dan bantu mereka untuk merasa tenang
• Penuhi kebutuhan segera (makan, minum, pakaian, rasa aman)

• Berikan informasi yang dibutuhkan penyintas dengan penjelasan


Link yang mudah dipahami
(Hu bungkan • Hubungkan penyintas pada layanan yang ia butuhkan ataupun
) layaan lain yang tersedia dan cara bagaimana mengaksesnya.
34
Midwifery Update
Kerangka kerja PFA/DPA

Safety (S) Function (F)

• Safe guard • Comfort


• Memenuhi • Connect
kebutuhan
dasar (sustain)
Midwifery Update 35
Action Langkah Melakukan Pelayanan PFA
(A)
Berikan informasi tentang apa yang terjadi dan Berhadapan dengan lawan bicara, postur
yang akan terjadi serta apa yang akan akan tubuh terbuka
dilakukan
Perhatikan mimik wajah penyintas.
Menenangkan penyintas bahwa reaksi mereka
adalah wajar
Condong ke lawan bicara. Kontak mata
Berikan informasi tentang reaksi stress yang terjaga dan relaks/santai
normal Hal-hal penting dalam memulai kontak:
hadir secara fisik dan emosional
Ajarkan keterampilan cara positif menghadapi
pengalaman sulit Penerimaan: menghargai keberadaan orang
yang ingin dibantu, menghormati tanpa
syarat dan netral.
Ajarkan penyintas cara positif untuk beradaptasi
Empati, mempersepsikan, mengenali
berbagai reaksi penyintas
Sediakan infromasi tentang
pemberian/penerimaan dukungan Mendengar aktif

Midwifery Update 36
Rujukan
Tanda-tanda penyintas perlu dirujuk

1. Merasakan emosi negatif hampir setiap waktu dengan intensitas


mendalam
2. Perubahan perilaku yang signifikan
3. Kesulitan melakukan kegiatan sehari-hari/terganggu fungsi
sosial
4. Tidak mampu memenuhi kebutuhan diri sendiri (disesuaikan dengan
usia)
5. Sulit mengambil keputusan sendiri
6. Terus menerus teringat pada insiden traumatis tersebut
7. Mudah terkejut, sering mimpi buruk
8. Menampilkan emosi yang datar
9.Kehilangan gairah hidup
10.Mengungkapkan keinginan bunuh diri
11. Reaksi marah berlebihan atau
sebaliknya (datar)
12.Memburuknya hubungan dekat yang telah terbina
13.Peningkatan penggunaan rokok, alkohol dan narkoba
Midwifery Update 37
Peran Sektor Layanan Kesehatan Termasuk Peran Bidan Dalam Pencegahan,
Penanganan Awal Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual

Dalam bentu k pelayanan atau


Memberikan Dukungan Psikososial kepada Klien
pendampingan kepada korban kekerasan
seksual termasuk kasus aborsi dan korban
• Memiliki kesadaran mengenai kekerasan
perkosaan, menjadi fokus utama karena:
seksual
• Memberikan dukungan awal pada
• Kekerasan seksual dapat segera
penyintas kekerasan seksual
mengancam nyawa seseorang
• Memberikan penanganan klinis pada
• Kekerasan seksual dapat
penyintas kekerasan seksual
menimbulkan
• Memberikan dukungan kesehatan
dampak yang serius dan
mental
seumur hidup
• Penanganan yang tepat pada kasus
kekerasan seksual dapat
mencegah terjadinya kekerasan
berulang dan kekerasan lainnya
• Penanganan yang segera dan tepat dapat
mencegah berkembangnya dampak yang
lebih parah Midwifery Update 38
Peran Sektor Layananan Kesehatan
Pelaksana Pelayanan Kekerasan
Terhadap Perempuan/Anak (PP KTP/A)

PELAYANAN DASAR PELAYANAN TK RUJUKAN

• Deteksi dini dan tatalaksana korban • Dapat diakses 24 jam


• Sosialisasi pencegahan dan • Dilakukan secara komprehensif/one
penanganan stop services (medis, psikososial
• Rujukan dan medikolegal)

Promotif &
Kuratif Rehabilitatif
Preventif

Rujukan/Jejaring
Midwifery Update
Multisektoral dan Multidisiplin 39
Peran Bidan Dalam
Mengidentifikasi dan Menangani Kasus Kekerasan
Identifikasi kasus kekerasan

Deteksi awal adanya kasus kekerasan seksual

Penilaian kekerasan dalam konteks kesehatan (mis: tingkat keparahan, frekuensi


kekerasan, apakah pasien/ klien melakukan pengobatan)

Menyediakan pengobatan terhadap luka-luka yang dialami pasien/ klien

Memberikan konseling terhadap pasien/ klien

Melakukan dokumentasi terhadap temuan-temuan dan rujukan

Memfoto luka-luka yang dialami pasien/ klien

Merujuk pasien/klien ke pelayanan yang diperlukan


40
Midwifery Update
Kemampuan yang Perlu Dimiliki Bidan
Dalam Mencegah Masalah Kekerasan dan Penanganan Korban
• Memahami masalah kekerasan dan ketidakberdayaan korban
• Memberikan penyuluhan dan meyakinkan perempuan bahwa berbagai bentuk
penyalahgunaan atau kekerasan terhadap pasangan tidak dapat diterima, oleh sebab
itu tidak ada perempuan yang pantas utk dipukul, dipaksa dalam berhubungan
seksual atau didera secara emosional.
• Melakukan anamnesis/bertanya kepada korban tentang kekerasan yang dialami
dengan cara simpatik, sehingga korban merasa mendapat pertolongan
• Memberikan rasa empati dan dukungan
• Memberikan pelayanan medis, konseling, visum dan sesuai dengan kebutuhan
merujuk ke fasilitas yang lebih memadai
• Memberikan pelayanan kontrasepsi dan pelayanan kesehatan reproduksi lainnya
sesuai dengan kebutuhan serta mencegah dampak serius terhadap kesehatan
reproduksi korban
• Mendeteksi korban kekerasan dan dapat menghubungkan mereka dengan pelayanan
dukungan masyarakat lainnya

Midwifery Update 41
TINDAKAN BIDAN DALAM MEMBANTU KORBAN KEKERASAN

Memperhatikan kerahasiaan pasien/klien

Memberikan kepercayaan kepada pasien/klien

Menyatakan bahwa kekerasan yang dihadapi pasien/klien bukan kesalahannya

Menghormati hak pasien/ klien untuk mengambil keputusan yang dianggap terbaik bagi dirinya
ketika ia sudah mampu berpikir secara jernih

Membantu klien membuat rencana penyelamatan diri bila mengalami kekerasan, dengan memperhatikan apa
yang telah dilakukannya selama ini dan apakah ada tempat untuk mendapatkan perlindungan yang aman

Membantu pasien/klien untuk mendapatkan pelayanan lainnya bagi korban kekerasan

Midwifery Update 42
3. Hubungan Setara 4. Menjaga Privasi
1. Responsif Gender 2. Non Diskriminasi
dan Menghormati dan Kerahasiaan

6. Menghargai
5. Memberi Rasa Perbedaan Individu
(Individual 7. Tidak Menghakimi
Aman dan Nyaman
Differences
)

9. Peka terhadap Latar


8. Menghormati Belakang dan Kondisi
Pilihan dan Korban dan Pemakaian 10. Cepat dan
Keputusan Sederhana
Korban Bahasa yang Sesuai dan
Sendiri dimengerti oleh Korban

12. Pemenuhan
1 1 . Empati Hak Anak
Midwifery Update 43
Midwifery Update 44
Prinsip Penanganan Berdasarkan Hak-hak Yang
Ada Pada Diri Penyintas

Hak atas Kesehatan

Hak atas martabat manusia

Hak atas non-diskriminasi

Hak atas Penentuan Nasib Sendiri/Mengambil Keputusan Sendiri (Self Determination)

Hak atas Informasi

Hak atas Privasi

Hak atas Jaminan Kerahasiaan

Midwifery Update 45
Komponen Kegiatan Pencegahan
dan Penanganan Kekerasan Seksual
• Melakukan perlindungan bagi penduduk yang terkena dampak
terutama pada perempuan dan anak-anak
• Menyediakan pelayanan medis bagi korban termasuk pemberian
profilaksis pasca pajanan dan kontrasepsi darurat (dalam 72 jam)
dan dukungan psikologis awal bagi penyintas perkosaan
• Memastikan masyarakat mengetahui informasi tersedianya
pelayanan medis, dukungan psikologis awal, rujukan perlindungan
dan bantuan hukum (dalam 48 jam)
• Memastikan adanya jejaring untuk pencegahan dan penanganan
kekerasan seksual (dalam 72 jam)

Midwifery Update 46
Hal-hal yang penting dilakukan
1. Menghindari rasa takut untuk bertanya
2. Tidak menuduh
3. Identifikasi adanya KtP
4. Identifikasi korban berada dlm keadaan bahaya
5. Memberikan pelayanan kesehatan memadai : kondar, pengobatan
pencegahan IMS (Go, sifilis)
6. Membuat status lengkap
7. Membantu membuat renc. Penyelamatan diri
8. Menjelaskan bahwa korban berhak untuk diobati, mendapat pertolongan
dan perlindungan hukum
9. Menyediakan waktu utk konsultasi lebih lanjut
10. Hindari memberikan obat penenang pada korban KDRT
11. Merujuk korban kekerasan kpd organisasi/LSM sesuai dg persetujuan
untuk mendapat pertolongan lanjutan
12. Menyediakan ruangan yang memadai untuk menjaga kerahasiaan

Midwifery Update 47
Pengenalan Kasus (Dugaan Adanya Kekerasan)

Kekerasan Domestik Kekerasan Seksual


• Keluhan )
(RTkronis tanpa adanya • Kehamilan anak usia <14 th
penyakit/kelainan fisik yang jelas • PMS pada anak/remaja
• Pasangan pria yang terus mengawasi • Perdarahan/gatal pada vagina
dan tidak mau meninggalkan • Bab/bak ada rasa nyeri
korban • Nyeri perut
• Trauma fisik selama kehamilan
• Gangguan seksual: vaginismus
• Mulai Pemeriksaan kehamilan pada
• Cemas, depresi, sikap merusak diri,
usia yg sdh lanjut
• Riwayat percobaan bunuh diri atau obesitas, ggn tidur, ketergantungan
ingin bunuh diri alkohol/narkoba
• Tak segera mencari pertolongan medis • Gangguan fisik yang tidak jelas
setelah mengalami cedera sebabnya
• Infeksi saluran kemih atau nyeri • Menolak diperiksa panggul
panggung • Berganti-ganti pasangan
• Sindroma gangguan pencernaan

Midwifery Update 48
Tanda & Gejala yang Perlu Diwaspadai Kasus Kekerasan

Tanda Kekerasan Gejala Kekerasan


• Trauma ringan atau berat yg meninggalkan • Cemas, penuh rasa takit, sedih, putus asa
bekas berupa memar pada tubuh, • Bersifat agresif, tanpa sebab yang jelas
khususnya diseputar mata dan wajah • Tampak jauh lebih tua dari umurnya
• Cidera akibat pukulan/benda tajam • Merasa rendah diri, menunjukkan
• Gigi tanggal, biasanya berhubungan dg ketidakberdayaan dirinya dengan menganggap
kehamilan yang ditelantarkan atau akibat dirinya bodoh dan tidak mampu
gizi buruk, akibat sepakan/pukulan • Mengeluh nyeri yang tidak jelas sebabnya,
didaerah mulut kontraksi otot, kesemutan dan nyeri perut
• Sering mengalami perdarahan akibat • Sering nyeri kepala atau sulit tidur
pukulan • Mengeluh nyeri bila bersenggama, tak bisa
• Kelainan bentuk hitung akibat patahnya menikmatinya dan menganggap sebagai
pengorbanan
tulang hidung
• Pernyataan yang sering dikatakan adalah:
• Keputihan disebabkan oleh PMS
o Pasangan memanfaatkan saya,
• Perdarahan pervagina yang dapat diakibatkan
oleh perlakukan buruk terhadap perempuan, o pasangan melampiaskan kekesalannya kepada
baik saat hamil maupun tidak hamil saya,
o Ini adalah risiko perkawinan
Midwifery Update 49
BAGAN TATALAKSANA KEHAMILAN PADA KASUS KEKERASAN SEKSUAL
Konseling untuk
menentukan apakah Konseling dan terminasi
Usia
kehamilan penyintas/korban Terminasi kehamilan dilakukan
≤ 40 ingin: melanjutkan kehamilan sesuai dengan peraturan
hari kehamilan atau per UU
Rujuk ke terminasi kehamilan
HAMI Rumah Sakit
L
• Rujuk untuk
Usia
Melanjutkan
pendampingan
kehamilan
kehamilan
psikososial
> 40 • Perawatan ANC sesuai
hari standar

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh nakes pada penyintas/korban


kekerasan seksual yang hamil:
1. Penyintas/korban yang hamil harus dirujuk ke Rumah Sakit untuk
menentukan usia kehamilan.
2. Kehamilan pada penyintas/korban kekerasan seksual merupakan kehamilan yang tidak diinginkan
dan tidak direncanakan, seringkali perawatan kehamilan tidak dilakukan dengan baik sehingga perlu
perhatian khusus, selain itu risiko tertular IMS juga harus menjadi perhatian.
3. Bila penyintas/korban akan melanjutkan kehamilan, diberikan alternatif setelah lahir akan dirawat
sendiri atau di berikan kepada orang lain (adopsi) berkoordinasi dengan Dinas Sosial.
4. Bila diputuskan untuk terminasi kehamilan (usia kehamilan ≤ 40 hari), maka terminasi harus
dilakukan di Rumah Sakit (yang sudah ditentukan).
5. Pelayanan untuk kehamilan, persalinan dan nifas dilaksanakan sesuai standar namun harus
dilakukan pendampingan yang intensif untukMidwifery
trauma
Updatepsikis 50
Pemberian Terapi Pada Korban Kekerasan Seksual

Terapi dibedakan jika korban datang dalam waktu:


72 jam dan lebih dari 72 jam

Korban Datang Dalam Waktu 72 Jam Setelah Kejadian

Pencegahan Infeksi Menular Seksual (IMS)

Pencegahan Infeksi HIV

Pencegahan Kehamilan
Midwifery Update 51
Terhadap Korban yang Datang Lebih Dari 72 Jam Setelah
Kejadian, dilakukan:
a. Pemeriksaan fisik b. Pemeriksaan daerah genital
1. Jika kekerasan terjadi lebih dari 72
Jarang ditemukan bukti-bukti
jam tapi kurang dari 1 minggu,
fisik pada lebih dari satu minggu catat apapun luka yang
setelah kejadian. Pada semua menyembuh dan atau luka baru.
kasus: 2. Jika kekerasan terjadi lebih dari
1. Catat ukuran dan warna dari satu minggu dan tidak ada memar
memar dan lecet, atau lecet dan tidak ada keluhan
2. Catat bukti-bukti komplikasi (misal keluar cairan dari vagina
kekerasan yang mungkin terjadi atau anus atau luka), kecil indikasi
(tuli, patah tulang, abses dll), untuk melakukan pemeriksaan
pelvik.
3. Cek tanda-tanda kehamilan,
3. Swab forniks posterior tetap
4. Catat kondisi mental korban dilakukan untuk mendeteksi
(normal, depresi, bunuh diri dll) adanya IMS.

Midwifery Update 52
Midwifery Update 53
Ayo Siapkan Ibu Sehat – Generasi Cerdas dan Unggul
Menuju Indonesia Maju

Terima Kasih
Midwifery Update

Anda mungkin juga menyukai