Anda di halaman 1dari 21

ALAM SEMESTA:

GALAKSI DAN
BINTANG
Tinjauan pendahuluan

 Pada mulanya alam semesta dimodelkan sebagai ruang yang


berukuran jauh lebih kecil dari seharusnya.
 Abad ke-3: ukuran diameter bumi, 12500 km oleh Eratosthenes.
 Abad ke-16: jarak bumi ke bulan, 384.000 km oleh Tycho Brahe,
1588
 Abad ke-17: jarak bumi ke matahari, 150 juta km oleh Cassini,
1672
 Abad ke-19: jarak bintang 61 Cygni
 Abad ke-20: jarak ke pusat galaksi oleh Shapley, 1918
 Abad ke-21: Quasar dan Big Bang, 1965.
Galaksi
 Kelipan bintang menarik perhatian manusia, memperkenalkan
dunia yang jauh, dunia yang tak diketahui sebelumnya.
 Pada suatu sore dengan langit yang cerah bulai Juni-Oktober, di
arah ekor Skorpio akan nampak bentangan kabut putih permanen
diselingi bercak hitam. Bentangan kabut putih tersebut
dinamakan Milky Way, dan bercak hitam merupakan awan antar
bintang.
 Milky way menyerupai ikat pinggang pada bola langit
membentang dari utara ke selatan langit.
 Bagi penduduk Indonesia, Milky way atau Bima Sakti akan nampak
di langit pada bulan Juni (di langit timur) – Oktober (di langit barat)
dan tampak pada sore hari setelah matahari terbenam.
Apakah bintang di langit terdistribusi di
ruang tanpa batas, atau dalam sebuah
ruang terbatas? Adakah sistem tata bintang
yang lebih besar dari gugus bola (Globular
Cluster)?
 1750: Thomas Wright mengusulkan teori Grindstone; bahwa Milky way
terdiri dari struktur piringan berlapis-lapis, terproyeksi pada bidang
langit dan matahari berada di pusat sistem.
 1755: Immanuel Kant; bahwa Milky way merupakan tata bintang
 1904: Jacobus Kapteyn; menelaah distribusi bintang tanpa menyadari
adanya materi antar bintang yang berperan memperlemah cahaya
bintang. Model galaksi Kapteyn-van Rhijn menyimpulkan matahari
terletak di tengah tata bintang. Kesadaran akan kedudukan matahari
diawali dari telaahan Kapteyn – meskipun keliru.
 1912: Eddington; bahwa matahari terletak di tengah tata bintang.
Kapteyn
 Ukuran galaksi didasarkan pada jumlah bintang per satuan volume
sebagai fungsi jarak dari matahari.
 Jumlah relatif bintang yang berbeda cahaya dianggap sama seperti
jumlah relatif diantara bintang-bintang di sekitarnya.
 “Alam semesta Kapteyn”: sistem berbentuk piringan kecil dengan
matahari di pusatnya.
 Kapteyn menganggap bahwa tidak ada material yang menyerap antara
matahari dan objek-objek yang dikaji.
 Keadaan sekarang: Penyerapan material terlokalisasi dalam bidang
galaksi.
 Karya Kapteyn mengenai objek (benda) yang diletakkan dalam medium
yang menyerap, akan membatasi seorang pengamat dalam sebuah kabut
yang melihat “alam semesta” sangat kecil di sekitarnya.
 Banyak kelompok bintang berbentuk bulat (globular cluster) ditemukan
jauh di atas dan di bawah bidang galaksi, dan cahaya yang diterima relatif
bebas dari efek absorpsi.
…dan manusia terus berusaha
menyibak miseri GALAKSI….
 1918: Harlow Shapley; menemukan bintang variabel RR Lyrae, bintang pada
tahap evolusi berubah kuat cahayanya dengan cara berpulsasi. Bintang RR
Lyrae yang terletak pada gugus bintang bola dimanfaatkan untuk menentukan
jarak ke gugus bintang. Distribusi gugus bintang tersebut berpusat pada
kawasan Sagitarius, yang selanjutnya dikenal sebagai arah pusat galaksi.
Shapley mengemukakan bahwa Kapteyn hanya menggambarkan bagian kecil
dari galaksi; dimana galaksi yang sebenarnya berukuran jauh lebih besar, yakni
berdiameter 30.000 tahun cahaya.
 1926: Bertil Lindblad; matahari bukan berada di pusat galaksi melainkan pada
jarak 30.000 tahun cahaya.
 1926: Jan Hendrik Oort (murid Kapteyn); menelaah rotasi galaksi, dan
menyimpulkan matahari berada pada jarak yg jaug dari pusat galaksi, 10 kpc (1
kpc = 1000 parsek = 3260 tahun cahaya)
 1933: Karl Guthe Jansky; menemukan sumber radio yg berasal dari Milky way.
 1945: van de Hulst; memprediksi adanya pancaran gelombang 21 cm dari
galaksi yang pada akhirnya dapat dipergunakan untuk penelitian struktur
lengan galaksi
Shapley
 Menentukan jarak dari pengamatan bintang-bintang yang
berdenyut berubah-ubah dalam kelompok globular.
 Shapley menemukan bahwa kelompok globular tersebar
dengan sama di atas dan di bawah bidang galaksi,
meskipun kelompok globular ini tidak nampak terjadi
dekat bidang tersebut.
 Kebanyakan dari kelompok globular ini ditemukan dalam
setengah langit dan sebarannya terpusat di sekitar sebuah
titik Bimasakti dalam arah konstelasi Sagittarius.
 Dianggap bahwa kelompok globular terpusat pada
galaksi, bukan pada matahari.
 Kapteyn vs Shapley
 Jika model Kapyen benar maka kelompok
globular terpusat pada suatu titik jauh pada
sisi (pinggir) galaksi.
 Jika model Shapley benar, maka matahari
berada sangat jauh menuju ujung galaksi,
karenanya bumi bukan saja tidak berada
pada pusat tata surya, tetapi tata surya itu
sendiri tidak berada pada pusat galaksi.
 Pada akhirnya, struktur dan susunan galaksi
sesuai dengan deduksi Shapley.
Galaksi bimasakti
Asal alam semesta
 Kajian mengenai sifat, evolusi, dan asal
alam semesta (universe) dinamakan
Kosmologi.
 Kajian mengenai asal alam semesta:
 Model Big Bang
 Model Keadaan Tunak
 Model Osilasi
 Masih terdapat ketidak pastian mengenai
asal alam semesta
“Apakah kamu yang lebih sulit
penciptaannya ataukah langit? Allah telah
membangunnya. Dia meninggikan
bangunannya lalu menyempurnakannya.
Dan Dia menjadikan malamnya gelap
gulita dan siangnya terang benderang.
Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya”.
(QS 79: 27-30)
Model Big Bang
 Alam semesta berasal dari keadaan panas
dan padat yang mengalami ledakan dahsyat
dan mengembang.
 Semua galaksi di alam semesta akan
memuai dan menjauhi pusat ledakan.
 Alam semesta berawal dari ledakan sebuah
konsentrasi materi tunggal 1010 tahun yang
lalu yang secara terus menerus berekspansi
sehingga pada keadaan yang lebih dingin
seperti sekarang.
Model keadaan tunak
 Alam semesta tidak ada awalnya dan tidak
akan berakhir; selalu terlihat seperti
sekarang.
 Materi secara terus menerus datang
berbentuk atom-atom hidrogen dalam
angkasa yang membentuk galaksi baru dan
mengganti galaksi lama yang bergerak
menjauhi kita dalam ekspansinya.
Model osilasi
 Alam semesta tidak ada awalnya dan tidak ada
akhirnya.
 Alam semesta tidak konstan, melainkan berekspansi
yang dimulai dengan dentuman besar (big bang),
kemudian beberapa waktu yang akan datang gravitasi
mengatasi efek ekspansi ini sehingga alam semesta
akan mulai mengempis (collapse), akhirnya mencapai
titik koaliensi (gabungan) asal dimana temperatur dan
tekanan tinggi akan memecahkan semua materi ke
dalam partikel-partikel elementer (dasar) sehingga
terjadi dentuman besar baru dan ekspansi mulai lagi .
Temuan-temuan Sains Abad ke-20

Terdapat dua pandangan materialisme tentang


alam semesta:
 Alam semesta telah ada sejak waktu yang tak
terbatas, dan karenanya tidak mempunyai awal
atau akhir, alam semesta tidak diciptakan.
 Segala sesuatu dalam alam semesta hanyalah hasil
peristiwa kebetulan dan bukan produk rancangan,
rencana, atau visi yang disengaja.
…namun fakta menunjukkan….
 1922: Alexandra Friedman; struktur alam semesta tidaklah statis
dan bahwa impuls kecil pun barangkali cukup untuk menyebabkan
struktur keseluruhan mengembang atau mengerut menurut Teori
Relativitas Einstein.
 George Lemaitre; menyatakan bahwa alam semesta mempunyai
permulaan dan bahwa ia mengembang sebagai akibat dari sesuatu
yang memicunya.
 1929: Edwin Hubble (melalui teleskop raksasanya); menemukan
bahwa cahaya bintang-bintang itu bergeser ke arah ujung merah
spektrum – bukan ke arah ungu – yang berarti berkas cahaya
menjauhi titik observasi. Ini menunjukkan bahwa benda-benda luar
angkasa bergerak menjauhi kita. Tidak hanya itu, Hubble
menemukan bahwa bintang-bintang juga saling menjauh satu sama
lain.
Namun bagaimana ledakan Big Bang itu
terjadi?

Kecepatan ledakan
Interaksi empat gaya: gaya
nuklir kuat, gaya nuklir lemah,
gaya elektromagnetik, dan
gaya gravitasi.
Tugas Terstruktur

Kelompok 1:
Presentasi materi:
Alam Semesta
Selamat
Bekerja

Anda mungkin juga menyukai