Anda di halaman 1dari 31

Sifat Fisis, Sifat Kimia,

Serta Kegunaan
Senyawa Hidrokarbon
Pertemuan 5

Kimia SMA Kelas XI


Hidrokarbon
By Uswannas Ghaniyul Ilmi
Sifat Fisis Senyawa Hidrokarbon

Sifat Fisis Senyawa Hidrokarbon

Daya Hantar
Listrik
Titik lebur dan
Titik didih Wujud Kelarutan Massa Kepekatan atau
Zat Jenis viskositas
Sifat Fisis Hidrokarbon (Alkana)

1. Titik Lebur dan Titik Didih


• Titik didih dan titik lebur alkana relatif rendah

• Titik didih dan titik lebur alkana ditentukan oleh banyaknya atom karbon
dan struktur rantai karbon

A
Semakin banyak atom karbon atau semakin panjang rantai karbon suatu
alkana maka semakin tinggi titik didih dan titik leburnya
Contoh :

C3H8 Propana
Jumlah atom karbon
Pada Butana lebih
CH3 – CH2 – CH3 ( n–propana ) banyak daripada
Propana sehingga
dapat diketahui
C4H10 Butana bahwa Butana
memiliki titik
leleh dan titik didih
CH3 – CH2 – CH2 – CH3 ( n–butana ) lebih tinggi
dibandingkan Propana
Sifat Fisis Hidrokarbon (Alkana)
B
Untuk jumlah atom karbon yang sama, isomer dengan rantai karbon tidak
bercabang memiliki titik didih dan titik lebur yang lebih tinggi daripada
isomer dengan rantai karbon bercabang

Contoh :
N-butana dan 2-metilpropana
C4H10 Butana memiliki jumlah atom karbon
yang sama tetapi n-butana termasuk
CH3 – CH2 – CH2 – CH3 ( n–butana )
rantai karbon tak bercabang
CH3 – CH – CH3 ( 2–metilpropana ) sedangkan 2-metilpropana termasuk
rantai karbon bercabang sehingga
CH3 titik didih dan titik leleh n-butana
lebih tinggi dibandingkan dengan
2-metil propana
Sifat Fisis Hidrokarbon (Alkana)
C
Untuk Jumlah atom karbon yang sama, semakin banyak cabang pada rantai
karbonnya, semakin rendah titik didih dan titik leburnya

Contoh : C6H14 (Heksuna)

CH3 – CH – CH2 – CH2 – CH3


CH3 2-metilpentana dan 2,3-dimetilpropana memiliki
( 2–metilpentana ) jumlah atom karbon yang sama tetapi jumlah cabang
pada 2,3 dimetil butana lebih banyak daripada
CH3 – CH – CH – CH3 2-metilpropana sehingga titik didih dan titik lebur
pada 2,3-dimetilbutana lebih rendah daripada
CH3 CH3 2-metilpentana

( 2,3–dimetilbutana )
Sifat Fisis Hidrokarbon (Alkana)

2. Wujud Zat

Pada suhu kamar, alkana dengan jumlah atom C1 – C4 berwujud gas, alkana dengan
jumlah atom C5 – C17 berwujud cair, dan alkana dengan jumlah atom C > 17 berwujud
padatan

3. Kelarutan

Tidak larut dalam air atau pelarut polar tetapi larut dalam pelarut non polar seperti
karbon tetraklorida, kloroform, dan benzena. Hal ini disebabkan karena alkana
merupakan senyawa kovalen non polar.
Sifat Fisis Hidrokarbon (Alkana)
4. Massa Jenis atau kerapatan
• Alkana mempunyai massa jenis yang lebih rendah dari air

• Semakin banyak atom karbon penyusun alkana atau semakin banyak nilai

massa molekul relatif (Mr) alkana maka semakin besar nilai massa jenisnya

Contoh :

Propana Jumlah atom karbon pada butana lebih banyak


C3H8
daripada Propana sehingga dapat diketahui
bahwa Butana memiliki nilai massa jenis lebih
C4H10 Butana besar dibandingkan Propana
Sifat Fisis Hidrokarbon (Alkana)

5. Kepekatan atau viskositas

Semakin banyak atom karbon penyusun alkana atau semakin banyak nilai massa

molekul relatif (Mr) alkana maka semakin besar nilai massa jenisnya

6. Daya Hantar Listrik

Semua senyawa alkana tidak dapar menghantarkan arus listrik


Sifat Fisis Hidrokarbon (Alkena)
1. Titik Lebur dan Titik Didih

o Semakin banyak atom karbon atau semakin panjang rantai karbon suatu
alkena maka semakin tinggi titik didih dan titik leburnya
o Untuk jumlah atom karbon yang sama, isomer dengan rantai karbon tidak
bercabang memiliki titik didih dan titik lebur yang lebih tinggi daripada iso-
mer dengan rantai karbon bercabang
o Untuk jumlah atom karbon yang sama, semakin banyak cabang pada rantai
karbonnya, semakin rendah titik didih dan titik leburnya
o Untuk jumlah atom karbon yang sama, alkena mempunyai titik didih dan titik
lebur lebih tinggi daripada alkana..
Sifat Fisis Hidrokarbon (Alkena)

2. Wujud Zat

Pada suhu kamar, alkena dengan jumlah atom C2 – C4 berwujud gas sedangkan
Alkena yang lain berwujud cair

3. Kelarutan

Alkena dianggap tidak larut dalam air atau pelarut polar tetapi larut dalam pelarut non
polar seperti karbon tetraklorida, kloroform, dan benzena. Hal ini disebabkan karena
alkena merupakan senyawa kovalen non polar. Namun, alkena sebenarnya
sedikit larut dalam air karena alkena memiliki ikatan rangkap dua (terdapat ikatan phi)
Sifat Fisis Hidrokarbon (Alkena)
4. Massa Jenis atau kerapatan
• Alkena mempunyai massa jenis yang lebih rendah dari air

• Semakin banyak atom karbon penyusun alkena atau semakin banyak nilai

massa molekul relatif (Mr) alkena maka semakin besar nilai massa jenisnya

Contoh :

Propena Jumlah atom karbon pada butena lebih banyak


C3H6
daripada Propena sehingga dapat diketahui
bahwa Butena memiliki nilai massa jenis lebih
C4H8 Butena besar dibandingkan Propena
Sifat Fisis Hidrokarbon (Alkena)

5. Kepekatan atau viskositas

Semakin banyak atom karbon penyusun alkena atau semakin banyak nilai massa

molekul relatif (Mr) alkena maka semakin besar nilai massa jenisnya

6. Daya Hantar Listrik

Semua senyawa alkena tidak dapar menghantarkan arus listrik


Sifat Fisis Hidrokarbon (Alkuna)
1. Titik Lebur dan Titik Didih

o Semakin banyak atom karbon atau semakin panjang rantai karbon suatu
alkuna maka semakin tinggi titik didih dan titik leburnya
o Untuk jumlah atom karbon yang sama, isomer dengan rantai karbon tidak
bercabang memiliki titik didih dan titik lebur yang lebih tinggi daripada iso-
mer dengan rantai karbon bercabang
o Untuk jumlah atom karbon yang sama, semakin banyak cabang pada rantai
karbonnya, semakin rendah titik didih dan titik leburnya
o Untuk jumlah atom karbon yang sama, alkuna mempunyai titik didih dan titik
lebur lebih tinggi daripada alkuna.
Sifat Fisis Hidrokarbon (Alkuna)

2. Wujud Zat

Pada suhu kamar, alkuna dengan jumlah atom C2 (Etuna) berwujud gas sedangkan
Alkuna yang lain berwujud cair

3. Kelarutan

Tidak larut dalam air atau pelarut polar tetapi larut dalam pelarut non polar seperti
karbon tetraklorida, kloroform, dan benzena. Hal ini disebabkan karena alkuna
merupakan senyawa kovalen non polar.
Sifat Fisis Hidrokarbon (Alkuna)
4. Massa Jenis atau kerapatan
• Alkuna mempunyai massa jenis yang lebih rendah dari air

• Semakin banyak atom karbon penyusun alkuna atau semakin banyak nilai

massa molekul relatif (Mr) alkuna maka semakin besar nilai massa jenisnya

Contoh :

Propuna Jumlah atom karbon pada butuna lebih banyak


C3H4
daripada Propuna sehingga dapat diketahui
bahwa Butuna memiliki nilai massa jenis lebih
C4H6 Butuna besar dibandingkan Propuna
Sifat Fisis Hidrokarbon (Alkuna)

5. Kepekatan atau viskositas

Semakin banyak atom karbon penyusun alkuna atau semakin banyak nilai massa

molekul relatif (Mr) alkuna maka semakin besar nilai massa jenisnya

6. Daya Hantar Listrik

Semua senyawa alkuna tidak dapat menghantarkan arus listrik


Sifat Kimia Hidrokarbon (Alkana)
A. Kereaktifan
• Senyawa yang kurang reaktif karena merupakan hidrokarbon jenuh serta ikatan
kovalen sempurna

• Semakin panjang rantai karbon, semakin berkurang kereaktifannya


Contoh :
CH3 – CH2 – CH3 ( n–propana )
CH3 – CH2 – CH2 – CH3 ( n–butana )
n-butana memiliki rantai karbon yang lebih panjang daripada
n-propana sehingga n-butana kurang reaktif dibandingkan n-propana
B. Reaksi dengan senyawa lain

Alkana umumnya sukar bereaksi sehingga disebut Parafin


1. Reaksi Substitusi (penggantian atom/gugus)
Reaksi penggantian gugus atom hidrogen pada suatu alkana . Atom H dalam alkana
dapat diganti dengan atom/gugus lain (terutama halogen F, Cl, Br dan I)

H H
H C H + Cl2 H C Cl + HCl
H H

Kereaktifan H sama
Cl
HCl
CH3 CH CH3 + Cl2 CH3 C CH3 +

CH3 CH3

Hidrogen paling reaktif


2. Reaksi Pembakaran
a. Pembakaran sempurna alkana akan menghasilkan
gas CO2 dan H2O

CxHy + O2 CO2(g) + H2O (g)

b. Pembakaran tidak sempurna alkana menghasilkan


gas CO / C dan H2O (g)

CxHy + O2 CO (g) + C(s) + H2O (g)


3. Reaksi Eliminasi / Perengkahan / craking (Pemecahan rantai)
Reaksi perengkahan /pemecahan rantai digunakan untuk mengubah alkana
rantai panjang menjadi rantai pendek. Contohnya pada pengolahan Premium.

C14H30 C7H16 + C7H14

Bahan baku premium

Bensin premium merupakan campuran antara hasil penyulingan dan hasil


reaksi perengkahan.
Sifat Kimia Hidrokarbon (Alkena)
A. Kereaktifan
• Senyawa yang lebih reaktif dibandingkan alkana

• Semakin panjang rantai karbon, semakin berkurang kereaktifannya


Contoh :
CH2 = CH – CH3 ( 1–propena )

CH2 = CH – CH2 – CH3 ( 1–butena )

1-butena memiliki rantai karbon yang lebih panjang daripada


1-propena sehingga 1-butena kurang reaktif dibandingkan 1-propena
B. Reaksi dengan senyawa lain
1. Reaksi Pembakaran
a. Pembakaran sempurna alkena akan menghasilkan
gas CO2 dan H2O

CxHy + O2 CO2(g) + H2O (g)

b. Pembakaran tidak sempurna alkena menghasilkan


gas CO / C dan H2O (g)

CxHy + O2 CO (g) + C(s) + H2O (g)

Pembakaran alkena umumnya tidak sempurna, karena kadar C nya tinggi


agar pembakaran berlangsung sempurna memerlukan O 2 lebih banyak.
2. Reaksi Adisi (penambahan/penjenuhan)
a. Adisi gas Hidrogen:
Adisi Hidrogen pada alkena menghasilkan alkana

CH2 CH CH3 + H2 CH3 CH2 CH3

b. Adisi gas X2 (X = Cl, Br, atau I)


CH2 CH CH3 + Cl2 CH2 CH CH3

Cl Cl
c. Adisi asam Halida
Pada adisi alkena dengan asam halida (HX) berlaku aturan
Markovnikov,
Atom H dari asam halida akan diikat oleh atom
C ikatan rangkap yang mengikat H lebih banyak.
(atom C yang lebih dekat dengan ujung)

CH2 CH CH3 + HCl CH2 CH CH3

H Cl
Propena 2-kloro Propana

CH3 CH2 CH CH CH3 + HCl CH CH CH CH CH3


3 2
Cl H
2-Pentena 2-Kloro Pentana
Sifat Kimia Hidrokarbon (Alkuna)
A. Kereaktifan
• Senyawa yang lebih reaktif dibandingkan alkena dan alkana

• Semakin panjang rantai karbon, semakin berkurang kereaktifannya


Contoh :
CH ≡ C – CH3 ( 1–propuna )

CH ≡ C – CH2 – CH3 ( 1–butuna )


1-butuna memiliki rantai karbon yang lebih panjang daripada
1-propuna sehingga 1-butuna kurang reaktif dibandingkan 1-propuna
B. Reaksi dengan senyawa lain
1. Reaksi Pembakaran
a. Pembakaran sempurna alkuna akan menghasilkan
gas CO2 dan H2O

CxHy + O2 CO2(g) + H2O (g)

b. Pembakaran tidak sempurna alkuna menghasilkan


gas CO / C dan H2O (g)

CxHy + O2 CO (g) + C(s) + H2O (g)


2. Reaksi Adisi (penambahan/penjenuhan)
a. Adisi gas Hidrogen:
Adisi Hidrogen pada alkuna menghasilkan alkana

CH C CH3 + 2H2 CH3 CH2 CH3

b. Adisi gas X2 (X = Cl, Br, atau I)


Cl Cl

CH C CH3 + 2Cl2 CH CH CH3

Cl Cl
c. Adisi asam Halida
Pada adisi alkuna dengan asam halida (HX) berlaku aturan
Markovnikov,
Atom H dari asam halida akan diikat oleh atom C ikatan rangkap yang
mengikat H lebih banyak. (atom C yang lebih dekat dengan ujung)
Cl

C C CH3 + 2HCl CH3 C CH3

Cl
1-Propuna 2,2-dikloro Propana

Cl

CH3 CH2 C C CH3 + 2HCl CH3 CH2 C CH2 CH3

Cl
2-Pentuna 3,3-dikloro Pentana
TUGAS

1. Mencari Kegunaan dari Senyawa Hidrokarbon (Alkana, Alkena, dan


Alkuna
2. Mengerjakan soal yang ada di papan tulis
THANK YOU
For your attention

Anda mungkin juga menyukai