Anda di halaman 1dari 70

SISTEM RUJUKAN &

MACAM –MACAM SURAT DOKTER

OLEH : dr. ERNAWATI, SE, MS, FISPH, FISCM, Sp.DLP


Bagian IKM-IKK-KEDKEL FK UNTAR
• Pelaksanaan Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan SK
Menkes No.032/Birhup/72 :

“ Referal System adalah suatu usaha


pelayanan kesehatan antara pelbagai
tingkat unit pelayanan medis dalam suatu
daerah tertentu ataupun untuk seluruh wilayah
Republik Indonesia.”
• Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo (2008) mendefinisikan
sistem rujukan

sebagai suatu sistem penyelenggaraan pelayanan


kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung
jawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau
masalah kesehatan secara vertikal (dari unit yang lebih
mampu menangani), atau secara horizontal (antar unit-
unit yang setingkat kemampuannya).
Rujukan
- dasarnya adalah kemampuan pemberi pelayanan
kesehatan yang terbatas

Pengertian Rujukan :
pelimpahan wewenang & tanggung jawab atas kasus penyakit atau
masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik
vertikal maupun horisontal
• PROSES RUJUKAN

Sekunder/
Tertier

PRIMER /SEKUNDER/TERTIER

Primer
Kelurahan/desa
Ada 2 macam rujukan
1. R. UKP (Upaya Kesehatan Perorangan)

- cakupannya adl kasus penyakit


Ada 3 macam :
a. R. Kasus utk keperluan D/, Th/, tindakan medis
b. R. Spesimen utk pem. Lab yg lebih lengkap
c. R. Ilmu pengetahuan a.l mendtgkan tenaga yg lebih kompeten
utk melakukan bimbingan &/ menyelenggarakan pelayanan medik di
puskesmas
2. R. UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat)
- cakupannya adalah masalah kesehatan masyarakat spt KLB,
pencemaran lingkungan & bencana
- merujuknya ke Dinas Kesehatan Kab/kota
Ada 3 macam :
a. R. Sarana & Logistik
b. R. Tenaga
c. R. Operasional
SISTEM RUJUKAN PADA DOKTER
KELUARGA
Pembagian wewenang dan tanggung jawab antara dokter keluarga dan dokter konsultan
banyak macamnya. Secara umum dapat dibedakan atas 4 macam, yakni (McWhinney, 1981):

a.      Interval referral
Dokter keluarga menyerahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan penderita
sepenuhnya kepada dokter konsultan untuk jangka waktu tertentu, dan selama jangka
waktu tersebut dokter keluarga tidak ikut menanganinya.

Pembagian wewenang dan tanggung jawab ini lazimnya ditemukan apabila pasien
memerlukan pelayanan rawat inap di rumah sakit untuk penyakit yang cukup serius dan
jangka waktu yang lama. Atau kalau kebetulan, dokter keluarga, untuk jangka waktu tertentu,
misalnya sedang cuti atau menghadiri pertemuan di luar kota. 

Tentu mudah dipahami setelah rujukan interval selesai dilakukan, wewenang dan
tanggung jawab tersebut kembali berada pada dokter keluarga yang merujuk.
b.      Collateral referral
Dokter keluarga menyerahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan penderita hanya
untuk satu masalah kedokteran khusus saja. Misalnya penanganan chronic glaucoma yang
dilimpahkan kepada dokter spesialis mata. Sedangkan penanganan untuk masalah
kedokteran lainnya dan penderita tersebut tetap berada di tangan dokter yang merujuk.

c.       Cross referral (rujukan silang)


Dokter keluarga menyerahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan penderita
sepenuhnya kepada dokter lain untuk selamanya. Pelimpahan wewenang ini sangat tidak
dianjurkan, kecuali apabila penderita tersebut pindah ke daerah lain misalnya penderita TB di
kota pindah ke desa.

d.      Split referral (rujukan terpecah)


Dokter keluarga, sesuai dengan masalah kesehatan yang ditangani, menyerahkan wewenang
dan tanggung jawab penanganan penderita sepenuhnya kepada beberapa dokter konsultan,
dan selama jangka waktu pelimpahan wewenang dan tanggung jawab tersebut, dokter
keluarga tidak ikut campur.
Situasi saat ini
• JKN (Jaminan Kesehatan Nasional), macam-macamnya
- ASKES
- JAMSOSTEK
- JAMKESMAS DULU
- JAMINAN SOSIAL
- KJS (Kartu Jakarta Sehat)
- JKN BPJS dan KIS (Kartu Indonesia Sehat)
o/ BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) SEKARANG
KASUS YG HARUS SELESAI OLEH
DOKTER LAYANAN PRIMER
• Berdasarkan SKDI 2012 (144 kasus)
• JKN-BPJS menuntut 155 kasus
• Sisanya baru di rujuk
PANDEMI COVID-19 dan TELEMEDICINE
Berbagai peraturan terkait Telemedicine

• PMK no 20 th 2019
• Perkonsil no 74 th 2020
• SE Men-Kes no 303 th 2020
• SK MKEK no 022/PB/K.MKEK/07/2020.
• SK MKEK no 029/PB/K MKEK/04/2021
Peraturan Menteri Kesehatan (PMK)
Nomor 20 Tahun 2019
• tentang Penyelenggaraan Pelayanan Telemedicine Antar Fasilitas
Pelayanan Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 890).
• Pelayanan telemedicine dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki surat izin praktik di fasilitas layanan kesehatan (fasyankes)
penyelenggara yang terdiri atas pelayanan teleradiologi,
teleelektrokardiografi, teleultrasonografi, telekonsultasi klinis, dan
pelayanan konsultasi telemedicine lainnya sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
• Fasyankes penyelenggara meliputi Fasyankes Pemberi Konsultasi dan
Fasyankes Peminta Konsultasi dengan syarat dan wewenang yang telah
ditetapkan dengan tentunya ketersediaan sumber daya manusia,
sarana, prasarana, peralatan dan aplikasi.
• Regulasi ini ditetapkan pada tanggal 30 Juli 2019 dan diundangkan pada
7 Agustus 2019. 
• Semua harus tercatat dalam rekam medis
• Biayanya diatur oleh Kementerian Kesehatan dan dibayarkan lewat
aplikasi
Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia
(Perkonsil) Nomor 74 Tahun 2020
Didukung oleh Konsil Kedokteran Indonesia
• Tentang Kewenangan Klinis dan Praktik Kedokteran Melalui Telemedicine
pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Di Indonesia.

• Telemedicine adalah pemberian pelayanan kedokteran jarak jauh oleh


Dokter dan Dokter Gigi dengan menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi, meliputi pertukaran informasi diagnosis, pengobatan,
pencegahan penyakit dan cedera, penelitian dan evaluasi, dan pendidikan
berkelanjutan penyedia layanan kesehatan untuk kepentingan peningkatan
kesehatan individu dan masyarakat.
• Dokter dan Dokter Gigi yang melakukan Praktik Kedokteran melalui
Telemedicine harus mempunyai Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin
Praktik di Fasyankes sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
• Dalam hal pasien tidak dalam kondisi gawat darurat, Dokter dan
Dokter Gigi yang menangani wajib menilai kelaikan pasien untuk
ditangani melalui Telemedicine.
• Dalam hal hasil penilaian ditemukan pasien dalam kondisi gawat
darurat, memerlukan tindakan diagnostik, dan/atau terapi, Dokter
dan Dokter Gigi harus merujuk pasien ke Fasyankes disertai dengan
informasi yang relevan
• Wajib membuat rekam medis
• Dapat imbalan
• Resep boleh kecuali kecuali narkotika dan psikotropika
Praktik Kedokteran melalui Telemedicine
dilarang melakukan: (pasal 9)
1. telekonsultasi antara tenaga medis dengan pasien secara langsung tanpa melalui Fasyankes;
2. memberikan penjelasan yang tidak jujur, tidak etis, dan tidak memadai (inadequate
information) kepada pasien atau keluarganya;
3. melakukan diagnosis dan tatalaksana di luar kompetensinya;
4. meminta pemeriksaan penunjang yang tidak relevan;
5. melakukan tindakan tercela, tindakan intimidasi atau tindakan kekerasan terhadap pasien
dalam penyelenggaraan praktik kedokteran;
6. melakukan tindakan invasif melalui telekonsultasi;
7. menarik biaya diluar tarif yang sudah ditetapkan oleh Fasyankes; dan/atau
8. memberikan surat keterangan sehat.
SE MK No. 303 th 2020
PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN MELALUI PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM RANGKA
PENCEGAHAN PENYEBARAN CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)

• Dilakukan selama pandemi


• Wajib punya STR aktif
• Boleh dokter-pasien (seperti halodoc, alodoc dll), dokter dengan dokter lain
• Menjamin keamanan data, mutu pelayanan dan keselamatan pasien
• Rekam medis wajib ada bisa manual atau elektronik
• Bisa anamnesis, pem fisik, penunjang atau rujukan, resep secara
telemedicine/elektronik terbatas (obat kecuali narkotika dan psikotropika)
• Resep elektronik dan obat bisa langsung ke pasien, bila melalui orang lain
harus tertutup. Resep tidak bisa diulang, harus buat resep baru
SK MKEK no 022/PB/K.MKEK/07/2020
• Tentang fatwa etika dokter beriklan dan berjualan multi level marketing
• Dokter dilarang mempromosikan produk apapun baik yang belum terbukti
ataupun sudah terbukti secara uji klinis termasuk kecantikan selama masih
berprofesi sebagai dokter
• Hanya boleh untuk edukasi (imbang, objektif, tidak menakut nakuti, tidak
melanggar norma susila) itupun produk sponsor hanya berupa logo. Sponsor
tidak boleh ikut campur dalam konten edukasinya
• Iklan edukasi harus konsultasi dengan MKEK IDI wilayah/pusat atau dewan
etik
• Terkait P2KB/CME juga tidak boleh kesan mengiklankan narasumber, harus
lebih ke konten materi
SK MKEK no 029/PB/K MKEK/04/2021
• Tentang fatwa etik dokter dalam aktivitas media sosial
• Mengutamakan nilai integritas, profesionalisme, kesejawatan, kesantunan
dan etika profesi saat menggunakan media sosial
• Membantu memberantas hoax dengan informasi yang tepat tapi tidak
mengiklankan diri
• Tidak meng up load gambar atau informasi apapun yang melanggar
privasi pasien atau tanpa ijin
• Akun untuk edukasi dan untuk pertemanan baiknya dipisah, edukasi
masyarakat awan dan sejawat juga baiknya dipisah
• Bila ingin mengingatkan sejawat yang keliru harus secara japri
MACAM-MACAM SURAT keterangan dokter
Pengertian

• Surat keterangan dokter dapat didefinisikan sebagai surat keterangan


yang diberikan oleh seorang dokter secara profesional mengenai
keadaan tertentu yang diketahuinya dan dapat dibuktikan kebenarannya
Macam-macam Surat Keterangan Dokter
Surat keterangan dokter yang biasa diberikan oleh dokter antara lain adalah:

1. Surat keterangan sehat (untuk berbagai keperluan seperti memperoleh SIM,


mengajukan klaim asuransi, menikah, melamar pekerjaan, dan lain-lain)
2. Surat keterangan sakit/istirahat sakit
3. Surat keterangan kelahiran
4. Surat keterangan kematian
5. Surat keterangan kematian untuk asuransi
6. Surat keterangan cacat
7. Surat keterangan ahli yang berkaitan dengan pemeriksaan forensik (Visum et
Repertum);mengenai pembuatan Visum et Repertum dibahas dalam bab
tersendiri.
8. Laporan mengenai penyakit menular
9. Kuitansi
Ketentuan dalam Pembuatan Surat Keterangan Dokter

• Dalam membuat surat keterangan dokter, seorang dokter hendaknya hanya memberikan
keterangan yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan dapat dibuktikan
kebenarannya.

• Dokter yang membuat surat keterangan yang tidak benar dapat dikatakan melanggar Kode
Etik Kedokteran Indonesia dan melanggar hukum.

• Aturan yang terkait dengan pembuatan surat keterangan dokter adalah: Kode Etik
Kedokteran Indonesia, Bab I mengenai kewajiban umum dokter, pasal 7: Seorang dokter
hanya memberi keterangan atau pendapat yang dapat dibuktikan kebenarannya
Pasal 267 KUHP

• Seorang dokter yang sengaja memberikan surat keterangan palsu tentang ada atau
tidaknya penyakit, kelemahan atau kecacatan diancam dengan hukuman penjara paling
lama empat tahun.

• Jika keterangan diberikan dengan maksud untuk memasukkan seseorang dalam rumah
sakit jiwa atau untuk menahannya di situ, dijatuhi hukuman penjara paling lama delapan
tahun enam bulan.

• Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengan sengaja memberikan surat
keterangan palsu seolah-olah isinya sesuai dengan kebenaran.
Format Surat Keterangan Dokter

• Format surat keterangan dokter terdiri dari beberapa unsur, yaitu:


1. Nama dan alamat instansi
2. Judul surat keterangan
3. Identitas pasien yang diberi keterangan
4. Isi keterangan
5. Tempat dan tanggal pembuatan surat keterangan
6. Nama lengkap dan tanda tangan dokter yang memberi surat keterangan
CONTOH MACAM-MACAM SURAT
RUJUKAN DAN KETERANGAN
CONTOH :
JAKARTA, 29 NOVEMBER 2017
KEPADA YTH TS
dr. KOMALA, SpA
DI RS SUMBERWARAS
JAKARTA
DENGAN HORMAT,
MOHON PENGOBATAN & PENANGANAN LEBIH LANJUT PADA PASIEN ANAK YANG BERNAMA SINTA, UMUR 1 THN DENGAN DIAGNOSIS
KERJA DIARE DGN DEHIDRASI BERAT. KELUHANNYA BERAK MENCRET SEHARI > 10 X, CAIR, AMPAS (-), MUNTAH 3 X/ HARI, ISI SUSU DAN
MAKANAN YANG DIMAKAN, OS NAFSU MAKANNYA BERKURANG DAN ADA DEMAM SEJAK 3 HARI YANG LALU. OS BARU BEROBAT HARI
INI. HASIL PEMERIKSAAN FISIK HARI INI: KU LEMAH, BB 8,5 KG, MATA CEKUNG, TURGOR KULIT JELEK, SUHU 39 °C. SEMENTARA OS BARU
DI BERIKAN LARUTAN ORALIT, SIRUP COTRIMOXAZOLE 2 X 1 SENDOK OBAT, SIRUP PARASETAMOL 3 X 1 SENDOK OBAT.
ATAS BANTUANNYA SAYA UCAPKAN TERIMAKASIH.
WASSALAM

DR. MAYA
JAKARTA, 29 NOVEMBER 2017

KEPADA YTH TS
dr. KASIM, SpRad
DI RS SUMBERWARAS
JAKARTA
DENGAN HORMAT,
MOHON PEMERIKSAAN BNO – IVP PADA PASIEN YANG BERNAMA TN. AMIR UMUR 40 TAHUN DENGAN SUSPECT
UROLITHIASIS. HASIL PEMERIKSAAN FISIK SAAT INI TENSI 130/80 mmHg, NYERI KETOK CVA KANAN & KIRI POSITIF,
ADA RIWAYAT KOLIK 2 HARI YANG LALU.

ATAS BANTUANNYA SAYA UCAPKAN TERIMAKASIH.

WASSALAM

DR. MAYA
JAKARTA, 29 NOVEMBER 2017

KEPADA YTH
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta
DI
JAKARTA
DENGAN HORMAT,
SEHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA KLB (KEJADIAN LUAR BIASA) DIARE DALAM WAKTU 1 MINGGU TERAKHIR INI DI
WILAYAH KERJA SAYA DENGAN KORBAN MENINGGAL 5 ORANG DAN 78 ORANG DEHIDRASI SEDANG-BERAT, MAKA SAYA
MEMOHON BANTUAN KEPADA PIHAK DINAS KESEHATAN BERUPA LOGISTIK CAIRAN INFUS SEBANYAK 200 BOTOL @ 500
ML DAN TAMBAHAN 5 ORANG TENAGA PERAWAT UNTUK MENGATASI KLB DIARE DI WILAYAH KERJA SAYA INI.
BESAR HARAPAN SAYA BANTUAN INI SEGERA DIKIRIMKAN, ATAS PERHATIAN DAN BANTUANNYA SAYA UCAPKAN
TERIMAKASIH.

WASSALAM

DR. MAYA
RUJUKAN Pemeriksaan Laboratorium
• Alergi   • Molekular  
• Analisa Faeces   • Osteoporosis  
• Endokrinologi  
• Penanda Tumor  
• Hematologi  
• Protein Fase Akut  
• Imuno Serologi  
• Tuberkulosis  
• Imunohistokimia  

• Kimia   • Urinalisa  

• Mikrobiologi   • Lain-Lain  
Berdasarkan Sasaran Rujukan
• Dokter
• Beri info lengkap kondisi pasien (hasil anamnesis, hasil PF dan
tatalaksana bila ada)
• Laboratorium/Radiologi/penunjang lainnya
• Cukup dengan working diagnosis (WD) / DD/
• Penulisan informasi lengkap bila
• Sudah kita periksa
• Sudah diberikan terapi
• Sudah ada hasil pemeriksaan penunjang (boleh disebutkan
terlampir apabila ada lembar hasil, tapi bila tidak ada maka kita
tuliskan pada lembar rujukan)
JAKARTA, 15 DESEMBER 2017

KEPADA YTH TS
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
DI RS setempat
JAKARTA
DENGAN HORMAT,
MOHON PENGOBATAN & PENANGANAN LEBIH LANJUT PADA PASIEN YANG BERNAMA ………., UMUR …… THN DENGAN
DIAGNOSIS KERJA TUBERKULOSIS PARU, KANDIDOSIS ORAL & GIZI BURUK, KELUHANNYA TIDAK DAPAT MENELAN MAKANAN
& BATUK BERDARAH. HASIL PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH 85/50 mmHg, NADI 60 X/ MENIT, RR 30X/MENIT, KESADARAN
SOMNOLENT. HASIL LAB TGL 14 DESEMBER 2014 DIDAPATKAN SPUTUM BTA SPS ++, HB 10 gr/dl, LED 45. SELAMA INI PASIEN
HANYA BEROBAT ALTERNATIF, TERAPI YANG SAAT INI DIBERIKAN ADALAH NISTATIN ORAL BASE 3 X 1 ML.

ATAS BANTUANNYA SAYA UCAPKAN TERIMAKASIH.

WASSALAM

DR. MAYA
• Penulisan tanpa informasi tambahan bila
• Bila belum ada/belum dilakukan pemeriksaan penunjang
JAKARTA, 15 DESEMBER 2017

KEPADA YTH TS
Dokter Spesialis Patologi Klinik
DI RS setempat
JAKARTA
Dengan hormat
Mohon pemeriksaan sputum BTA SPS pada pasien yang bernama………
umur……..tahun dengan diagnosis kerja tuberkulosis paru.
Atas bantuannya saya ucapkan terima kasih

Wassalam

dr. Maya
JAKARTA, 15 DESEMBER 2017

KEPADA YTH TS
Dokter Spesialis Mikrobilogi
DI RS setempat
JAKARTA

Dengan hormat
Mohon pemeriksaan spesimen feses pada pasien yang bernama………umur……..tahun
dengan diagnosis kerja taeniasis.

Atas bantuannya saya ucapkan terima kasih

Wassalam

dr. Maya
JAKARTA, …………………………

KEPADA YTH TS
dr. ………………………..
DI RS…………………….
JAKARTA
DENGAN HORMAT,
MOHON…………………………………………………………

ATAS BANTUANNYA SAYA UCAPKAN TERIMAKASIH.

WASSALAM

dr. …………………………….
• Surat sakit
Rujukan
Surat sehat
Surat sehat
Surat sehat
Surat keterangan
Surat keterangan dokter
Surat keterangan lahir
Surat keterangan PAK
Surat keterangan PAK
Narkoba
Rujukan
Jawaban rujukan
Rujukan lab
SURAT KETERANGAN PEMERIKSAAN MAYAT
SURAT KEMATIAN
SOAL 1
• Seorang laki-laki, 65 tahun datang dengan kesemutan pada
tangan dan kaki, tangan kanan lemas sejak 7 jam yang lalu saat
ke puskesmas. Hasil pemeriksaan tekanan darahnya saat ini
210/110 mmHg, kekuatan motorik tangan dan kaki kanan 4/4
(normal 5/5). Belum minum obat apapun.
SOAL 2

• Seorang anak perempuan umur 1,2 tahun datang dengan panas


41°C, ada mencret 2 x dan sempat kejang sekitar 3 menit. Oleh
dokter klinik sudah diberikan obat penurun panas paracetamol
3 x 125 mg dan antibiotik amoxillin 3 x 125 mg selama 3 hari
tetapi tidak ada perubahan.
SOAL 3

• Seorang perempuan usia 30 tahun dengan keluhan utama mual muntah


sejak 2 hari yang lalu, sehari bisa 2-3 x, isinya cairan, makanan yang
masuk tidak banyak. Ada keluhan nyeri perut kanan atas, agak susah
berjalan. Demam sejak 1 hari yang lalu. Sebelumnya belum pernah
seperti ini, BAB dan BAK tidak ada masalah. Tensi 110/70 mmHg, suhu
38,5 ° Celcius, nyeri tekan perut kanan atas +.
SOAL 4
• Seorang perempuan umur 27 tahun datang dengan keluhan ada benjolan di
payudara kanan sebesar kacang tanah 2 buah. Kadang-kadang ada nyeri.
Benjolan ini terasa sejak 1 tahun terakhir ini, tidak makin membesar. Selain
itu pasien ini ada keluhan sakit kepala dan haid tidak teratur, hasil
pemeriksaan fisik tampak pucat pada konjungtivanya. Tolong buatkan
rujukannya
AGEN SURAT SAKIT PALSU
TERIMA KASIH
Sumber pustaka
 Pengantar Administrasi Kesehatan, ed 3, Azrul Azwar, hal 42
 Ilmu Kesehatan Masyarakat “Prinsip-prinsip Dasar, Soekidjo
Notoatmodjo, hal 90
 Kepmenkes RI No. 75 tahun 2014 Tentang Kebijakan Dasar Pusat
Kesehatan Masyarakat
 Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 74 Tahun 2020 tentang
Kewenangan Klinis dan Praktik Kedokteran Melalui Telemedicine pada
Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai