Anda di halaman 1dari 50

KESEHATAN

PERJALANAN
  I. PENDAHULUAN
 Tenaga Aerobik
 Seperti yang kita ketahui bahwa persiapan fisik bagi
seorang pecinta alam adalah tenaga aerobiknya, yaitu
kemampuan menyediakan oksigen guna metabolisme tenaga.
Kemampuan ini sangatlah penting guna menyediakan tenaga
untuk kerja otot-otot yang bekerja terus menerus dalam waktu
yang lama. Jika keadaan tenaga aerobik baik, maka otot akan
cepat lelah dan diperlukan waktu yang cukup lama untuk
kembali ke keadaan semula. Dalam keadaan aerobik yang
baik, maka selama melakukan kerja akan tetap terdapat suplai
oksigen cukup ke dalam tubuh, ini berarti otot bekerja dengan
baik.

 Keadaan aerobik yang baik dapat dicapai dengan
mendgadakan latihan-latihan yang mengikut
sertakan aktifitas otot. Selain itu penambahan
latihan yang disesuaikan dengan peningkatan
kemampuan aaerobik tersebut, misalnya :
menambah jumlah latihan; beban latihan tetap
tetapi kecepatan bertambah; dan lain sebagainya.
Makanan
 Selain daridan
latihanIstirahat
yang terus menerus agar mencapai hasil
yangk baik perlu ditunjang dengan makanan dan istirahat yang
cukup. Saat istirahat berguna untuk mengganti bagian-bagian
tubuh yang rusak. Makanan yang dimakssud disini tentunya
makanan yang cukup mengandung karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral dan air, yang kesemuanya itu berguna untuk :
 
 Mengganti bagian-bagian yang hilang
 Seperti energi yang dipakai selama kerja dan aktifitas lainnya
atau cairan tubuh yang hilang karena aktifitas yang dilakukan.
 
 Memelihara dan mengganti bagian-bagian yang hilang/ rusak.
 
 Mempertahankan keseimbangan tubuh
Sikap Mental

 Dalam suatu perjalanan selain diperlukan fisik yang baik, diperlukan juga
atau tekad untuk menyelesaikan dan mengatasi kesulitan selama latihan
ataupun kegiatan berlangsung.
 Biasanya dalam suatu latihan akan ada ajakan pada diri kita untuk
berhenti, atau contoh yang lainnya pada saat pendakian gunung atau
pendidikan dasar, tidak sedikit yang mengundurkan diri sebelum semua
dapat diatasi. Nah, pada saat itulah mental dan fisik kita diuji. Semuanya
itu akan dapat dilewati/ diselesaikan jika kita mempunyai mental yang
kuat. Selain itu tumbuhkan semangat bersaing, gengsi dengan pemikiran
orang lain bisa masa kita nggak bisa. Ini juga mempunyai peranan untuk
membentuk sikap memtal dan disiplin yang kuat. Semuanya ini dapat
beralngsung atau dapat dikerjakan tergantung dari mentalitas orang yang
mengerjakannya.
 Sebagai bahan kajian bersama bahwa dengan
mental yang kuat fisik pasti mengikuti ; atau
dengan kata lain walaupun fisik kita hancur/ rusak
tetapi dengan mental yang kuat pasti kita sanggup
mencapai tujuan yang kita inginkan.
II. PERSIAPAN OBAT-OBATAN

 Jenis persiapan ini pun harus disesuaikan dengan


perjalanan yang akan kita lakukan, misalkan
melakukan pendakian gunung rasanya kirta tidak
perlu membawa obat malaria.
 Yang perlu diingat jika kita melakukan perjalanan
yaitu: membawa obat-obatan pribadi, sesuaikanlah
dengan keadaan pribadi.
 Alat-alat
 Pisau lipat (Scanpel)
 Pinset
 Gunting
 Kapas
 Kain kasa steril
 Jarum
 Silet dan peniti
 Mitella (pembalut segi tiga)
 Untuk suatu perjalanan biasanya obat-obatan yang perlu dibawa adalah
 Obat-obatan luar
 Merchorochrom (Obat merah)
 Alkohol 70 %
 Obat gosok (balsam)
 Sabun anti bactery (asepso/ rivanol anti septik untuk gesekan atau luka
iris)
 
 Obat-obatan dalam
 Gula dan garam
 Antalgin (penghilang rasa nyeri dan demam)
 Papaverin (Obat untuk malas)
 Trisulfa/ Broad Spectrum anti biotika
 Pil kina
 CTM dan Noret
 Anti Histaminika (obat alergi)
 Obat yang perlu dibawa
 Untuk suatu perjalanan biasanya obat-obatan yang perlu dibawa adalah:
 Pemakaian
 Untuk alat-alat atau obat-obatan luar sudah tidak perlu
disinggung lagi. Yang akan disinggung disini adalah obat-
obatan dalam dengan uraian sebagai berikut:
 
 Gula
 Jika seseorang melakuakan aktifitas berat dengan perut kosong
atau makanan yang dimakannya tidak sesuai dengan berat
aktifitasnya, maka persedian gula dalam tubuh akan berkurang
atau habis. Ini akan mengakibatkan timbulnya rasa pusing,
pernafasan kecil/ pendek, denyut nadi melemah/ lambat, kulit
berkeringat dingin dan dalam keadaan yang lebih parah lagi
dapat mengakibatkan pingsan dan kejang-kejang. Untuk
mengatasinya minumlah air gula.
 Norit
 Dapat menghilangkan sakit perut/ mulas. Selain itu berguna
juga untuk menetralkan air minum yang tidak sempat dimasak.
 
 Trisulfa + Papaverin
 Dapat menghilangkan demam, sakit kepala dan tanda-tanda
peradangan seperti rasa nyeri apabila menelan sesuatu.
 Gula dan Garam
 Setelah melakukan aktifitas yang menguras tenaga, atau
mencret-mencret, maka tubuh akan banyak kehilangan cairan
tubuh. Untuk itu minumlah satu gelas air yang telah dicampur
dengan gula dan garam dengan ukuran ujung pisau, atau akan
lebih baik lagi jika menggunakan garam oralit.
 Selain dengan cara diatas, mencret/ ras mulas juga dapat
dihilangkan dengan meminum obat Trisulfa + Papaverin.
III. DAYA TAHAN TUBUH

 Selain hal-hal diatas dalam suatu perjalanan kita


tidak boleh melupakan sesuatu yaitu daya tahan
tubuh kita. Dalam suatu perjalanan sangat
diperlukan daya tahan tubuh yang cukup untuk
mengatasi faktor-faktor yang mempengaruhi tubuh
kita selama perjalanan, yang antara lain:
Keseimbangan energi, cairan tubuh, oksigen, dan
mental.
Keseimbangan Energi

 Pada dasarnya energi dalam tubuh kita terbagi menjadi 2, yaitu:


Energi kerja dan Energi panas tubuh.
 
 Energi Kerja
 Yaitu energi yang diperlukan unutk aktifitas otot-otot tubuh. Zat
yang sangat diperlukan untuk menghasilkan energi ini adalah
karbohidrat yang akan berubah menjadi glukosa untuk
menghasilkan energi.
 Kehilangan banyak energi kerja pada tubuh menyebabkan
kelelahan. Lakukanlah istirahat secukupnya sebelum melakukan
perjalanan/ pekerjaan.
 Energi Panas Tubuh
 Energi panas tubuh ini diproduksi dari metabolisme basal yang
dapat menghasilkan energi panas minimal pada saat istirahat,
dan akan meningkat pada saat tubuh melakukan aktifitas, baik
aktifitas otot ataupun aktifitas tubuh secara reflek.
 Yang muncul sebagai reaksi dari tubuh akibat kedinginan
adalah menggigil. Gerakan menggigil ini akan menghasilkan
panas yang setara dengan jika kita memakan dua batang coklat
berukuran sedang yang diamakan setiap jam, atau setara
dengan lari-lari kecil yang memakan waktu sama dengan
keadaan menggigil itu sendiri.
 Usahalain dari tubuh dalam mempertahankan panas adalah
dengan terjadinya pengerutan dari pembuluh-pembuluh darah
pada kulit, sehingga darah tidak banyak mengalir ke
permukaan kulit.
Hilangnya Panas Tubuh

 Sebaliknya panas tubuh dapat hilang dengan cara:


 Bernafas (hal yang alami),
 Penguapan keringat dari permukaan kulit
merupakan penyumbang terbesar dari hilangnya
panas tubuh. Untuk mengurangi dapat digunakan
pakaian yang daoat menyerap keringat tanpa
menyerap panas tubuh.
Kurangnya Produksi Panas Tubuh

 Selain itu berkurangnya produksi dan hilangnya


panas tubuh dapat pula disebabkan oleh:
 Kurang makan,
 Kelelahan akibat aktifitas berat,
 Meminum minuman yang mengandung alkohol,
yang dapat menyebabkan mengembangnya
pembuluh darah pada kulit, hingga panas tubuh
banyak terbuang.
Hilangnya Panas Tubuh Akibat Konduksi

 Konduksi dengan udara dingin pada beberapa


bagian oragan tubuh yang tidak tertutup pakaian,
terutama kepala, leher dan tangan. Angin kencang
dapat menghilangkan lapisan tipis udara panas
yang ada dipermukaan kulit kita dan ditambah
dengan udara dingin dan pakaian yang basah akan
mempercepat hilangnya panas tubuh dan bila terus
menerus akan menyebabkan “Hypothermia”.
Isolasi Tubuh yang Minim

 Pakaian yang basah akibat kehujanan, ini akan


menghilangkan panas tubuh dalam jumlah yang
besar dalam waktu yang singkat.
  Pakaian Tebal
 Pakaian yang terlalu tebal dapat menyebabkan
hilangnya panas tubuh.
Cairan Tubuh

Pada aktifitas tubuh yang berat, tubuh banyak


mengeluarkan keringat kurang lebih 1 (satu) liter.
Pengeluaran keringat ini disertai pila dengan keluarnya
garam-garam tubuh sehingga kadarnya dalam tubuh
berkurang. Jika ini dibiarkan terus akan mengakibatkan
kelainan-kelainan dalam tubuh. Oleh karena itu perlu
pergantian garam-garam yang diperlukan oleh tubuh
untuk menjaga keseimbangannya.
 
Oksigen

 Dalam pendakian gunung dimana semakin tinggi kita


mendaki maka semakin berkurang kadar oksigen yang ada
diudara. Dalam keadaan yang tipis oksigen tetap saja tubuh
kita masih mampu mensuplainya keseluruh tubuh, tetapi
kemampuannya berkurang. Kurangnya kadar oksigen dalam
tubuh disebut “Hypoxia”.
 Pada aktifitas sednag, kekurangan oksigen ini masih dapat
diatasi oleh tubuh dengan cara mempercepat denyut jantung
yang merupakan reaksi tubuh untuk mengatasi kekurangan
oksigen, hingga suplai oksigen keseluruh tubuh dapat
dipercepat.
Mental

 Pada saat mendaki gunung biasanya seorang pendaki akan


mengalami gangguan mental yang disebut Mental Confusion.
 Mental confusion ini dapat disebabkan oleh:
 Suhu tubuh yang menurun (Hypothermia)
 Menurunnnya kadar gula dalam tubuh (Hypoglycemia)
 Terlalu banyak meminum miniman yang mengandung alkohol
 Keadaan pribadi yang lemah
 dll
 Jadi keadaan mental seorang Pecinta Alam banyak
menentukan keberhasilan suatu perjalanan.
IV. PENYAKIT DALAM PERJALANAN

 Pada saat melakukan perjalanan, penyakit yang


mungkin menyerang biasanya disebabkan oleh:
 Udara panas yang berlebihan,
 Udara dingin,
 Ketinggian,
 Aktifitas yang terlalu berat
 Hal ini bisa kita hindari apabila kita sudah
memperhitungkan, misalnya mempersiapkan fisik kita
sebaik mungkin sebelum melakukan perjalanan dapat
 mengurangi kemungkian terserangnya penyakit tersebut.
Jangan melakukan persiapan setelah semuanya terjadi,
lakukanlah persiapan yang matang sebelum memulai sesuatu.
 
Pengaruh Panas/ Kepanasan

 Melakukan perjalanan kesuatu tempat yang suhu


udaranya lebih panas dari suhu udara dimana kita
tinggal misalnya penyusuran pantai, maka
pertama-tama yang akan kita rasakan adalah
kondisi tubuh yang menurun. Perasaan badan
cepat lelah, jantung berdebar-debar cepat, sakit
kepala, dan merasa mual, akan cepat kita rasakan.
 Adaptasi tubuh terhadap keadaan ini akan cepat,
jika kita banyak banyak minum. Minumlah
sedikit-sedikit karena akan lebih baik, daripada
jika diminum sekaligus. Minum dengan cara
sekaligus dapat menyebabkan perut kembung yang
dilanjutkan denga efek psikis rasa ingin minum
terus.
Sun Burn dan Sun Blind

 Sun Burn biasanya terjadi pada tempat yang


tinggi, dimana lapisan udaranya tipis sehingga
sinar matahari yang banyak mengandung sinar
ultraviolet akan membakar kulit.
 Sun Blind sering terjadi dilaut dan padang es/
salju, dimana pantulan sinar matahari pada
permukaan laut atau salju dapat menyebabkan
kebutaan (Snow Blind = Buta Salju). Itulah
sebabnya mengapa para pendaki gunung es sering
menggunakan kacamata salju (silau/ gelap).
Combustion

 Gosong karena sinar matahari yang disebabkan


badan terlalu banyak mengeluarkan keringat dan
terlalu lama terkena sinar matahari. Combustion
ini dapat menimbulakan kerusakan pada jaringan
tubuh, karena protein tubuh kita yang
menggumpal.
Heat Exhaution

 Terjadi bila medan yang dilalui terlalu panas


dengan kondisi tubuh kita lemah. Keadaan ini
dapat menyebabkan pembuluh darah dibawah kulit
mengembang hingga pengaliran darah keseluruh
tubuh terhambat
 Gejala-gejalayang mungkin dapat terlihat dari
penderita yang mengalami Heat Exhaution
misalnya: Kulit lembab dan dingin, pusing, mual,
penglihatan kabur tidak sadarkan diri disertai
dengan denyutan pembuluh nadi yang cepat.
 Untuk menaggulangi hal-hal diatas secara umum,
baringkan korban ditempat yang teduh, longgarkan
pakaiannnya, lalu berilah air dingin yang telah
dicampur dengan gula dan garam (garam oralit)
jika sudah sadar.
 
Sun Stroke/ Heat Stroke
 Adalah penyakit yang disebabkan oleh sengatan matahari
yang sangat menyengat dengan kondisi tubuh yang lemah.
Hal ini dikarenakan tubuh sudah tidak mampu lagi
mengontrol pengeluaran keringat dan panas tubuh. Gejala-
gejala yang dapat terlihat antara lain: kepala berdenyut-
denyut, muka merah, bibir kering, berkeringat, denyut nadi
yang cepat akhirnya pingsan.
 Pertolongan secepatnya dapat dilakukan dengan cara: bawa
sipenderita ketempat yang teduh, berilah air dingin secara
terus menerus, siramlahlah kepala denga air, tetapi ingat
jangan seluruh tubuhnya karena dalam kondisi ini tubuh
dapat mengalami penurunan suhu badan secara drastis yang
tentunya membahayakan.
 Kulit Terkelupas dan Luka Bakar
 Selain hal-hal diatas, sinar matahari dapat pula
mengakibatkan terkelupasnya kulit. Untuk menghindarinya
lindungilah bagian tubuh yang langsung kena sinar matahari
dengan cream kulit.
 Sebagai tambahan jika kulit kena panas (api) janganlah
mengoleskan cairan lemak/ minyak kebagian kulit tersebut
karena akan menambah rasa panas dan juga akan
mengakibatkan infeksi jika terkelupas. Cairan minyak dapat
menarik bakteri yang terkumpul disekitar luka bakar tersebut.
Dehidrasi

 Yaitu kekurangan cairan tubuh yang diakibatkan


oleh kepanasan. Untuk menanggulanginya
bawalah sipenderita ketempat yang teduh lalu
berilah air dingin yang telah dicampur denga gula
dan garam (garam oralit).
Pengaruh Udara Dingin

 Tubuh manusia akan dapat melakukan


metabolisme dengan sempurna pada suhu 37oC.
Udara yang dingin dapat menyebabkan suhu
tubuh, jika tanpa usaha untuk mengatasinya maka
dapat menyebabkan kegiatan metabolisme
terganggu. Selain itu udara dingin dapat pula
menurunkan daya tahan tubuh dan akan
menyebabkan penyakit Bronchitis.
 Banyak kasus kematian yang dialami para petualang
disebabkan oleh udara dingin. Sebenarnya kejadian ini
tidaklah terlalu disebabkan oleh keadaan yang terlalu
dingin, tetapi faktor pengetahuan dan perlengkapan
perjalanan yang menyebabakan kejadian tersebut
terjadi. Misalnya memakai pakaian yang basah, dapat
mengurangi nilai insulasi (kemampuan untuk
menahan hawa panas badan) sampai 90 %.
 
Accident Hypothermi

 Penyebabnya yaitu, penurunan suhu tubuh akibat kontak yang


terlalu lama dengan suhu lingkungan yang rendah, yang akan
mengakibatkan kegagalan dalam pernafasan dan sirkulasi.
Dapat pula disebabkan oleh tubuh yang terlalu lemah,
kelaparan, isolasi tubuh yang minim, enggan berolahraga, dll.
Itulah sebabnya dalam Dikaltsar Himpala, lelah atau tidak
lelah, “Tuan-tuan wajib berolahraga”. Korban yang terkena
Hypothermi ini akan menunjukkan gejala-gejala sesuai dengan
tingkat penurunan suhu tubuhnya. Kehilangan kesadaran
misalnya dapat menyebabkan apa yang disebut Paradoxical
felling of warmth. Penderita Hypothermi justru sebaliknya
akan merasakan rasa panas sehingga akan menanggalkan
pakaiannnya diudara yang dingin pada saat itu.
Gejala-gejala Hypothermi tersebut dapat dilihat pada tabel

Suhu badan (oC) Gejala-gejala

37 Normal
36-35 Menggigil tetapi terkendali; gerak langkah lambat dan
  koordinasi tubuh mulai terganggu
35 Menggigil tidak terkendali
35-33 Kondisi tubuh melemah, pengambilan keputusan dan
  pengendalian emosi mulai kabur
32-29 Menggigil berhenti, kebingungan meningkat, meracau,
  ingatan hilang, gerakan tersentak, dan biji mata mulai
29-28 membesar.
  Otot menjadi kaku, biji mata membesar, denyut nadi
  melemah dan tidak teratur, tarikan nafas melemah, kulit
27 kebiru-biruan, dan tingkah laku menuju kearah tidak
  sadar.
26 Pingsan, biji mata tidak tanggap cahaya, reflek hilang,
25 dan tampak sudah meninggal
Gawat (koma), suhu tubuhnya menurun dengan cepat
sekali.
Denyut jantung berhenti alias sudah meninggal.
 Beberapa hal untuk menanggulangi Hypothermi:
 Jangan biarkan korban tertidur, sehingga ia tidak mampu
menghangatkan badannya sendiri
 Berilah air hangat yang manis
 Jika bajunya basah harus diganti dengan yang kering
 Hindari hembusan angin, carilah tempat perlindungan yang aman
(tenda/ perlindungan alam)
 Masukkan korban kedalam kantung tidur yang telah dihangatkan
oleh orang lain (penolong). Ingat masukkan korban kedalam
kantung tidur yang dingin tidak banyak menolong, sebab tubuh
korban tidak menghasilkan panas yang memadai untuk
menghangtakan kantung tidur tersebut. Sebaiknya penolong
Pengaruh Ketinggian 

 Hypoxia (Kekurangan oksigen)


 Semakin tinggi suatu daerah maka semakin tipis
kadar oksigennya. Ini jelas akan mempengaruhi
aktifitas kerja seseorang (menurun). Memang tidak
semua orang akan mengalami hal ini, sebab
pengaruh dari Hypoxia ini tergantung pada keadaan
jasmani. Ada yang telah terpengaruh sejak
ketinggian 2000 meter, tetapi ada juga yang baru
merasakannya setelah ketinggian mencapai 4000
meter atau lebih.
 Seseorang yang terkena Hypoxia akan segera memperlihatkan gejala
yang disebut penyakit gunung (Mountain Sickness). Gejala ini
biasanya dikarenakan orang tersebut terlalu cepat mencapai
ketinggian.
 Gejala-gejala yang timbul: pusing, sesak nafas, tidak nafsu makan,
mual, muntah, menggigil, badan terasa lemah, malas, sakit kepala,
dan jantung berdebar cepat. Selanjutnya penderita tidak dapat tidur,
muka pucat, kulit dan bibir terlihat kebiru-biruan.
 Gejala-gejala tersebut biasanya akan menghilang dengan cara
beristirahat selama 24-48 jam. Tetapi jika usaha ini tidak berhasil,
maka turunkan korban ketempat yang lebih rendah. Gejala ini akan
hilang setelah korban diturunkan sejauh 600-800 meter dari tempat
semula.
Edema Paru-Paru (Pulmonary
 Edema Paru-Paru (Pulmonary Edema)
Edema)
 Suatu kasus dimana terjadi kebocoran plasma darah kedalam
plasma darah yang menyebabkan kantung-kantung udara pada
paru-paru tidak efektif lagi untuk melakukan pertukaran
oksigen dan karbon dioksida. Penyebabnya yang pasti sampai
saat ini belum dipahami betul tetapi diduga berkaitan dengan
berkurangnya reaksi tubuh terhadap oksigen. Namun ada juga
orang yang mengalami edema paru-paru ini jika ia influenza
setelah 9-36 jam pada ketinggian 3000 meter. Gejala-gejala ini
dapat timbul pada ketinggian 3000 meter yaitu 12-36 jam
setelah korban kehilangan oksigen.
Accute Mountain Sickness (AMS)

 Sepintas gejalanya mirip seperti edema paru-paru, yaitu


nafas terputus-putus (dada terasa terhimpit), mual, tidak
nafsu makan, batuk kering yang dilanjutkan dengan batuk
berlendir, dahak berdarah, denyut nadi sangat cepat, nafas
ribut dan kaku, muka serta bibir kebiru-biruan (Syanosis).
 Jika tidak segera ditanggulangi, korban akan kehilangan
kesadaran dan mungkin disertai dengan adanya
gelembung busa putih atau merah jambu disekitar mulut
dan hidung. Ini adalah tahap akhir yang dapat
menyebabkan kematian, terutama bila korban tidak segera
diturunkan ketempat yang lebih rendah ketinggiannya.
 Untuk mencegah timbulnya penyakit yang
diakibatkan ketinggian, maka sebaiknya kita berjalan
perlahan-lahan. Setelah mencapai ketinggian kira-kira
3000 meter, dianjurkan untuk beristirahat sedikitnya
1 hari untuk melakukan aklimatisasi (karena
kekurangan cairan dalam sel-sel tubuh). Begitu
timbul gejala pertama (rasa pusing sekali dan batuk-
batuk), secepatnya dilakukan tindak penyelamatan
dengan cara turun ketempat yang lebih rendah.
 
Aktifitas Tubuh Terlalu Berat

 Kram Otot/ Spasm


 Kekurangan darah dalam tubuh dapat mengakibatkan
banyaknya asam laktat yang bertumpuk di otot, sehingga
menyebabkan otot memendek (spasm) dan tidak kembali
lagi ke normal. Hal ini kerap kali disebut kram.
 Untuk mengatasinya sebaiknya bungkukkan badan dalam
keadaan berdiri sambil merapatkan kaki dan bertahan
dalam beberapa waktu. Ini adalah cara untuk
menanggulangi kram otot pada kaki, sedang untuk bagian
yang lainnya pada tubuh rasanya memerlukan bantuan
orang lain dan dapat dilakukan tindakan sebagai berikut:
 Baringkan penderita agar asam laktat yang berkumpul di otot
dapat terbawa oleh aliran darah.
 Setelah itu kembali pada posisi istirahat dan biarkan sampai
rasa nyerinya hilang dan berilah obat gosok.
 Yang perlu diperhatikan janganlah sampai melakukan
pemijitan, karena akan merangsang otot untuk bekerja, yang
sebenarnya perlu beristirahat.
V. NASIHAT

 Dari uraian diatas yang mencakup ketahanan


tubuh haruslah dimengerti dan dijadikan
pegangan. Perlunya menambah daya tahan tubuh
dengan cara latihan fisik dan tidak melupakan
latihan/ pembinaan mentalnya, karena kegiatan
yang dilakukan dialam bebas memang banyak
mengandung resiko.
 
 Sebagai pesan, sebaiknya lakukanlah pemeriksaan badan
sehingga kita dapat mengetahui kemampuan dan kesiapan kita
sebelum melakukan perjalanan. Siapa tahu tanpa kita sadari
kita berpenyakit jantung, anemia (kurang darah), epilepsi, dan
lain sebagainya, yang merupakan contoh-contoh penyakit
yang membahayakan jika dibawa jalan-jalan ke gunung. Ada
beberapa penyakit yang akan kambuh jika kita melakukan
perjalanan, maka disinilah perlunya memeriksakan diri ke
dokter. Jika ternyata tubuh kita sedang dalam keadaan sakit
maka sebaiknya perjalanan yang kita rencanakan kita tunda
dahulu. Tenang saja masih ada hari esok.
 

Anda mungkin juga menyukai