Anda di halaman 1dari 8

Daun Sungakai (Paronema

canescens)
sebagai Antiprotozoa
Oleh :
Bunga Purnata Sari (1902101010039)
Daun Sungakai (Paronema canescens)

• Pemanfaatan tanaman ini antara lain yang sering digunakan sebagai obat
adalah bagian kulit batang dan daun
• Kandungan metabolit sekunder pada P. Canescens telah terbukti memiliki
potensi untuk digunakan sebagai bahan obat pada beberapa macam
penyakit
• perkembangan pengobatan herbal sebagai upaya pengobatan alternatif
yang lebih murah dan mudah didapatkan, serta memiliki khasiat yang
sama dan terbukti mampu untuk mengobati berbagai penyakit endemis
seperti malaria
• kandungan metabolit sekunder pada P.canescens mengandung senyawa-
senyawa kimia yang merupakan bahan yang memiliki kemampuan anti
mikroba, karena itu juga akan berpotensi sebagai bahan antiprotozoa
Malaria
Penyakit malaria merupakan jenis penyakit endemis menular di daerah tropis di seluruh dunia
yang disebabkan oleh protozoa Plasmodium falci-farum, yang ditularkan melalui gigitan
nyamuk Anopheles betina.

Di dalam tubuh manusia, protozoa P.falcifarum akan hidup danberkembang biak dalam sel darah
merah manusia, , yang didalam fase perkembangbiakannya akan mengakibatkan demam,
menggigil, berkeringat, sakit kepala, mual atau muntah.
Plasmodium berghei
● Penularan dari P.berghei mirip seperti parasit malaria pada manusia karena ditularkan oleh
nyamuk Anopheles betina dan dapat menginfeksi hati setelah masuk ke pembuluh darah
akibat gigitan nyamuk tersebut
● Setelah mengalami perkembangan beberapa hari, parasit akan meninggalkan hati dan
menyerang sel darah merah sehingga menyebabkan anemia dan merusak organ-organ
penting dalam tubuh seperti paru-paru dan hati
● Selama infeksi alami, tahapan darah dari parasit meng-alami perkembangan yang tidak
sinkron dengan siklus haploid dari 22 jam.
● Pada siklus aseksual P. berghei, parasit berkembang menjadi gametosit dalam waktu 24 jam,
yang sama dengan siklus hidup P.falcifarum pada umumnya.
● Setelah darah mencit terinfeksi P. berghei, parasit akan memasuki sel-sel parenkim hati dan
dimulai stadium eksoeritrositikyang terjadi sebelum memasuki eritrosit (eritrositik) dari daur
hidupnya
● Di dalam sel hati parasit tumbuh menjadi skizon dan berkembang menjadi merozoit
Lanjutan…

● Sel hati yang mengandung parasit akan menjadi rusak dan merozoit keluar dengan bebas,
sebagian akan berada di fagosit hati
● Siklus eritrositik dimulai saat merozit memasuki sel-sel darah merah , dimana parasit akan
tampak sebagai kromatin kecil, dikelilingi oleh sitoplasma yang membesar, bentuk tidak
teratur dan mulai membentuk tropozoit
● Selanjutnya tropozoit berkembang menjadi skizon muda, kemudian berkembang menjadi
skizon matang dan membelah banyak menjadi merozoite
● Dengan selesainya pembelahan tersebut sel darah merah akan pecah dan rusak, merozoit,
pigmen, dan sisa sel akan keluar dan memasuki plasma darah
● Parasit selanjutnya akan mulai memasuki sel darah merah lainnya untuk mengulangi siklus
skizogoni
Plasmodium berghei

Pengamatan mikroskopis sel darah merah pada mencit


terinfeksi Plasmodium berghei.
Mekanisme
• Alkaloid, terpenoid, dan flavonoid yang terdapat dari banyak tanaman yang memiliki aktivitas sebagai
antiplas-modial, umumnya terjadi melalui peningkatan oksidasi sel darah merah dan menghambat sintesis
protein Plasmodium.
• Mekanismenya adalah setelah obat masuk secara oral ke dalam lambung, kemudian masuk ke usus halus, maka
akan terjadi absorbsi obat oleh sel epitel, selanjutnya akan masuk ke pembuluh darah dan sel target yaitu hati
• Hati merupakan jaringan target obat karena akan bertindak sebagai reseptor kemudian mengalami metabolisme
• Di dalam hati terdapat enzim khusus yaitu sitokrom P450 yang dapat mengubah obat menjadi bentuk
metabolitnya
• Obat tersebut yang awalnya bersifat tidak aktif, namun setelah dimetabolisis oleh P450, akan menjadi aktif
menghasilkan senyawa metabolit yang bersifat toksik (biotoksifikasi)
• Hemoglobin di dalam sel darah merah akan menghasilkan asam amino yang merupakan nutrient bagi parasit
tetapi juga sekaligus akan menghasilkan zat toksik berupa senyawa ferry protoporphyrin
• Hasil proses metabolit obat aktif yang bersifat toksik dan keberadaan zat toksik ferryprotoporphyrin keduanya
akan bereaksi membentuk suatu senyawa kompleks yang dapat meracuni vakuola sebagai nutrient (sumber
nutrisi) bagi P.berghei sehingga parasit tersebut menjadi kelaparan dan kemudian mati
DAFTAR PUSTAKA

Darlina. (2011). Parasit malaria rodensia sebagai model penelitian vaksin dengan teknik nuklir.
Buletin Alara, 3(1) : 111-113.
Ibrahim, A. dan Kuncoro, H. (2012). Identifikasi metabolit sekunder dan aktivitas antibakteri
ekstrak daun sungkai (Peronema canescens Jack) terhadap beberapa bakteri pathogen. Jurnal
Tropis Pharmasi, 2(1) : 8-18.
Prasiwi, D., Sundaryono, A. dan Handayani, D. (2018). Aktivitas fraksi etanol dari ekstrak
daun Peronema canescens terhadap tingkat pertumbuhan Plasmodium berghei. Jurna;
Pendidikan dan Ilmu Kimia, 2(1) : 25-32.

Anda mungkin juga menyukai