Anda di halaman 1dari 9

Tradisi terkait

kematian
Pengertian kematian
Islam memberikan ajaran bahwa semua yang hidup pasti akan menemui ajal atau
kematian. Kematian tidak akan bisa dicegah dan dielakkan.
Kematian menurut Islam adalah berpindahnya roh dari tubuh manusia. Kematian
merupakan misteri yang sukar diterima logika manusia. Sedangkan menurut dunia
kedokteran kematian adalah berakhirnya aktivitas biologis pada sel dan jaringan
tubuh. Ini disebabkan oleh hilangnya kemampuan tubuh manusia untuk menghirup dan
mengolah oksigen.

2
Tradisi seputar kematian

1. Mengiringi jenazah dengan bacaan tahlil


Mengiringi jenazah dengan bacaan tahlil
hukumnya boleh, bahkan ada riwayat yang
menyebutkan hal tersebut dilakukan oleh
Rasulullah Saw berdasarkan hadist yang artinya
"Ibn Umar berkata: "Tidak pernah terdengar dari 2. Adzan saat mengubur jenazah
Rasulullah Saw ketika mengantarkan jenazah Pakar biografi tokoh, Khairuddin az-Zirikli,
kecuali ucapan laa illaha illallaah, pada waktu menyebutkan ulama yang pertama kali
berangkat dan pulangnya." menganjurkan azan di kubur yaitu Al-Ishabi
(577-657 H/ 1181-1257 M), Ali bin al-Husain al-
Ishabi, Abu al Hasan, adalah ahli fikih, ahli
ushul fikih, berkebangsaan Yaman. Dia yang
pertama kali menganjurkan azan terhadap orang
yang memasukkan mayit ke liang lahat.

3
3. Talqin dan ziarah makan kerabat
Kedua masalah ini dijelaskan oleh Ibn
Taimiyah :
"Dijelaskan dalam riwayat shahih bahwa mayit
akan ditanya dan mendapat ujian di kubur,
serta dianjurkan berdoa untuknya. Sebab ia
4. Qadha’ shalat bagi mayit
dikatakan, talqin berguna untuk mayit. Sebab
Menurut madzab Syafi'i tidak ada kewajiban
mayit mendengar seruan. Sebagaimana
bagi ahli waris untuk mengqadha shalat dari
dijelaskan dalam hadist shahih bahwa Nabi
myit yang ditinggalkan sekama masa sakitnya
bersabda: "Mayit mendengar bunyi langkah
atau hidupnya, yang asa hanyalah puasa dan haji
kaki mereka". Sabda Nabi: "Kalian tidak lebih
yang berdasarkan hadist-hadist shahih. Namun,
mendengar daripada mereka terhadap
di kalangan NU sering mengamalkan qadha'
perkataanku." Nabi menganjurkan
shalat ini dan bersumber dari ijtihad Imam as-
mengucapkan salam kepada orang-orang mati.
Subki
Nabi bersabda: "Tak seorang pun yang
melewati kuburan seseorang yang ia kenal
selama di dunia, lalu mengucap salam
kepadanya, kecuali Allah mengembalikan ruh
kepadanya hingga ia menjawab salamnya."

4
Tradisi yang lazim dilakukan masyarakat Jawa umumnya
berkenaan tentang peristiwa kematian seseorang
 Brobosan
Yakni suatu upacara yang diselenggarakan di halaman rumah orang yang meninggal.
Waktunya pun dilaksanakan ketika jenazah akan diberangkatkan ke peristirahatan
terakhir (dimakamkan) dan dipimpin oleh salah satu anggota keluarga yang paling
tua. Upacara ini dilakukan untuk menghormati, menjunjung tinggi, dan mengenang
jasa-jasa almarhum semasa hidupnya dan memendam hal-hal yang kurang baik dari
almarhum. Dalam istilah jawanya disebut “Mikul dhuwur mendhem jero”.

5
Unsur budaya lokal dalam selamatan
orang meninggal
1. Surtanah
Kata “surtanah” berasal dari 2. Tigang dinten
ungkapan “ngesur tanah” Yaitu semacam kenduri atau
yang bermakna membuat slametan yang dilakukan
pekuburan. Istilah ini pada hari ketiga dari
dilakukan dengan membuat kematian almarhum.
sajian saat almarhum baru Sajian yang dipersiapkan
Selamatan orang yaitu Takir pontang berisi
saja dimakamkan. Sajian yang meninggal
harus disiapkan antara lain nasi nasi putih dan lauk dan
gurih (sekul uduk), ingkung disertai keu apem dan uang
(ayam yang dimasak
utuh), urap (daun sayuran rebus
dengan kelengkapannya)

3. Pitung dinten
Sama halnya dengan kenduri tigang dinten, yakni dilakukan pada hari
ketujuh dari kematian almarhum.
Sajian yang dipersiapkan antara lain: Takir berisi kue apem, uang logam,
ketan dan kolak; dan nasi asahan tiga tampah
4. Petang puluh dinten 5.Nyatus dinten 6. Mendhak 1 & 2

Yakni kenduri pada hari keempat Yakni kenduri pada hari keseratus Yakni kenduri yang dilakukan
puluh dari kematian almarhum. dari kematian almarhum. setelah satu tahun (pendhak siji)
Sajian yang dihidangkan sama Sajian yang dihidangkan sama dan dua tahun (pendhak pindho)
dengan sajian ketika tujuh hari, dengan sajian ketika tujuh hari, dari kematian almarhum.
kemudian ditambah nasi uduk kemudian ditambah nasi uduk Sama halnya dengan sajian yang
dihidangkan pada saat hari
keempat puluh dan keseratus.

7. Nyewu 8. Kol (kirim do’a)

Yakni kenduri pada hari keseribu Sebagaimana kenduri yang dilakukan


dari kematian almarhum. pada hari ketujuh, keempat puluh,
Sama halnya dengan sajian yang keseratus dan keseribu dari kematian
dihidangkan pada saat mendhak. almarhum, namun diselenggarakan
Lalu ditambah dengan daging setelah kenduri keseribu dan dilakukan
kambing/domba yang dimasak pada waktu bertepatan dengan hari dan
becek seperti sate bulan meninggalnya.7
Kesimpulan
Islam memberikan ajaran bahwa semua yang hidup pasti akan menemui ajal atau
kematian. Kematian tidak akan bisa dicegah dan dielakkan. Umur seseorang ada
yang dipanjangkan dan sebaliknya dipendekkan. Bahkan, panjang  atau pendek
umur seseorang  berada pada wilayah takdir Allah. Tidak akan ada seorangpun yang
mengetahui tentang kepastian umur itu. Oleh karena itulah,seorang muslim tatkala
mendengar berita kematian, maka dianjurkan untuk segera mengucapkan  innalillahi
wainnailaihi roojiuun, atau bahwa sesuangguhnya semua itu adalah milik Allah dan
akan kembali kepada-Nya.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa masyarakat Jawa pada umumnya masih
berpegang teguh dalam malestarikan tradisi kebudayaan nenek moyangnya.
Mayoritas masyarakat Jawa ingin mempercayai eksistensi ruh seseorang yang telah
berpisah dari raganya sebagai penghormatan terakhir padanya.

8
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai