Anda di halaman 1dari 7

PRO DAN KONTRA

RANCANGAN UNDANG-
UNDANG KESEJAHTERAAN IBU
DAN ANAK TENTANG CUTI
MELAHIRKAN 6 BULAN DARI
PERSPEKTIF PEKERJA WANITA
DAN PELAKU USAHA

Siska
Am barwati
Latar
Belakang Tenaga kerja Pekerja Wanita

Pelak Ekonom yang mempunya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang


u i iaktivitas Ketenagakerjaan pasal 5 menjelaskan bahwa setiap
peran penting dala
perekonomian tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang
nasional m sama

Diskriminasi, Kekerasan dan Pelanggaran Hak Maternitas Pekerja Wanita


Hak Maternitas Pekerja Perempuan
Pengaturan tentang hak maternitas bagi perempuan
Pada tahun 2021, Komnas pekerja saat ini merujuk pada UU No. 13 Tahun 2003
Perempuan
mendokumentasikan laporan 18 tentang Ketenagakerjaan yaitu cuti istirahat saat
perempuan
buruh keguguran yang diduga menstruasi, cuti melahirkan dan keguguran dan cuti ,
kondisi kerja yang buruk. Sedangkan
karena pendampingan suami dari istri yang melahirkan atau
pada
tahun 2022 mencatat bahwa terjadi keguguran.
kasus
108 kekerasan di dunia kerja
termasuk
pelanggaran hak maternitas (cuti haid,
hamil, melahirkan).

R
U
U

K
Rumusan
Masalah

Apa pro dan kontra terhadap Rancangan Undang-


Undang Kesejahteraan Ibu dan Anak tentang cuti
melahirkan 6 bulan dari perspektif pekerja dan
pengusaha ?

www.reallygreatsite.com
ANALISIS
Pro dan Kontra terhadap Rancangan Undang-Undang Kesejahteraan Ibu dan Anak tentang Cuti Melahirkan 6
Bulan dari Perspektif Pekerja dan Pelaku usaha

Strengh WEAKNESS
Kekuatan KELEMAHA
1.Meningkatkan
N
1.RUU KIA tidak menyebutkan
kualitas hidup ibu dan secara tegas tentang siapa
anak yang membiayai upah
2.Memberikan pekerja yang menjalankan
perlindungan cuti melahirkan
dan jaminan HAM 2.RUU KIA memberatkan
penguasaha
sebagai warga negara
3.Terancamnya karir dan
yang baik pagi Ibu
kepastian kembali bekerja
dan anak
dari pekerja perempuan
3.Mendorong perusahaan
untuk
Opportunity Threats
Ancam an
1.Mengurangi Angka
Kesem patan
1. RUU KIA ini
Kematian Ibu dan tidak
memberikan
Anak pasca kepastian hukum bagi
pekerja.
melahirkan
2. RUU KIA berpotensi
2.Mencegah menimbulkan tida
tingginya diskriminasi
k langsung bagi
persolan stunting pekerja
perempuan
yang dialamu anak- 3. Disharmonisasi
peraturan perundang-
anak di tanah air undangan
Dalam proses penyusunan RUU KIA tentang cuti melahirkan
6
bulan, DPR harus mempelajari dan mempertimbangkan
regulasi lainnya , kondisi sosiologis dan praktiknya di
negara- negara lain serta disesuaikan dengan iklim
perekonomian di Indonesia.

Rekomendas
Untuk menghindari koflik norma, maka sebaiknya
i RUU KIA mengacu pada UU Ketenagakerjaan

Pengambilan cuti melahirkan harus diambil sekurang-


kurangnya 1,5 bulan sebelum melahirkan dan 1,5 bulan
setelah kelahiran. 3 bulan sisa dari cuti melahirkan dapat
diambil sesuai dengan kebutuhan pekerja (cara ini seperti
www.reallygreatsite.com
ini digunakan di Belanda).
h
T n
a n n
k y
kou
k u u
!!!

Anda mungkin juga menyukai