Anda di halaman 1dari 66

Overview Mengenali dan Menangani

Kegawatdaruratan Bayi dan Anak di FKTP

Pelatihan Peningkatan Kapasitas Bagi Dokter dalam Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi di 80
Kab/Kota Lokus Percepatan Penurunan AKI & AKB
Melalui Metode Blended Learning
Ditkesga Kemenkes RI
NOPEMBER 2022
Bagian dari MODUL:
“Managemen Terpadu Kegawatdaruratan Anak”

Stabilisasi Transportasi

Bantuan Hidup
3
Dasar (BHD)
Pengenalan
2
Kegawatan ANGKA KEMATIAN MASIH TINGGI KARENA:

1
1. TERLAMBAT MEGENALI
2. TERLAMBAT MELAKUKAN PERTOLONGAN AWAL
3. TERLAMBAT MERUJUK
!
1

Pengenalan Kegawatdaruratan
PRIMARY SECONDARY AND
QUICK LOOK ASSESSMENT/ TERTIARY
SURVEY PRIMER ASSESSMENT

ABCDE A-Z
SAGA
Segitiga Assessment Gawat Anak

Pediatric Assessment
Triangle
(PAT)  a quick Look

US
Behavior

AH
Breathing

ILA
Body colour

AN
MP
TA

AP
SAGA

AS
WARNA KULIT
• Tonus Otot

N
• Interaksi

I LA
• Kenyamanan

MP
• Pandangan

TA
• Suara/menangis SAGA
• Posisi abnormal
US
• Suara napas abnormal /tambahan
AH • Retraksi dinding dada
A
NA • Napas cuping

SAGA
PA
S
SAGA
WARNA KULIT
• SIANOSIS
• PUCAT
• MOTTLED
KLASIFIKASI SAGA DAN ZONASI TRIASE

Ketiga sisi
segitiga normal
 stabil 
zona hijau

Minimal 1 sisi
segitiga
abnormal dan 1
normal

Ketiga sisi
segitiga
abnormal
Pediatric Early Warning Score (PEWS) =
Skor Deteksi Awal Gawat Anak (SADEWA)

CRT: capillary refill time


SKOR 0–2 3–4 5 >6

Evaluasi per 4 jam per 1 jam per 30 menit per 20 menit


SADEWA : per 4 jam per 2 jam per 2 jam per 1 jam
Tanda vital Tatalaksana Rawat inap Rawat → rujuk Rawat → rujuk
sesuai Konsul dr
2

Bantuan Hidup Dasar


“BHD”
Ilustrasi kasus

• Seorang anak laki-laki usia 15 bulan tahun dibawa orang tuanya ke puskesmas karena
demam tinggi, sesak dan kebiruan.

• Sekitar 5 hari anak demam batuk pilek tetapi tidak dibawa periksa karena takut covid.

• Hari ini anak sesak dan tampak sering mengantuk

• Saat di ruang tunggu anak tiba-tiba tidak bernapas dan terkulai di pangkuan ibunya
 anak tidak respons dengan rangsang suara maupun taktil, tidak bernapas, nadi
sentral tidak teraba.
Kasus apa ini??
Tidak
membutuhkan
Area Kegawatdaruratan pada Anak Tim Medis
Reaksi Cepat,
Pertolongan
Rumah Sakit dilakukan oleh
staf medis di
IGD ruangan tersebut
Membutuhkan Poliklinik
Tim Medis
Reaksi Cepat HCU
Ruangan
Selasar PICU
Ruang Tunggu
Ruang Operasi
Code Blue:
Kegawatan saat atau sebelum
henti napas dan atau saat Parkiran
atau sebelum henti jantung
Pasien tidak sadar
ALGORITMA
Pendekatan HATI
BHD Hubungi bantuan
DENGAN 1 ATAU 2
Amankan diri, pasien, lingkungan
PENOLONG
Tidak membahayakan pasien
Investigasi ABC

Buka jalan napas

Tidak bernapas normal?

5 bantuan napas

Tidak ada nadi?Nadi <60?


Tidak ada tanda kehidupan?
Kompresi dada efektif pada high quality CPR:
• Frekuensi adekuat yaitu 100-120x/menit
• Kedalaman minimal 1/3 diameter dinding anteroposterior dada (4 cm pada
Kompresi dada 15x bayi dan 5 cm pada anak)
• Dinding dada mengembang Kembali
• Interupsi kompresi seminimal mungkin
• Hindari ventilasi berlebihan
2 Bantuan napas
Evaluasi 1 – 2 menit
15 kompresi dada

Bila belum ada bantuan panggil


Pasang monitor EKG bantuan kembali

VT/VF tanpa
Asistole/PEA
nadi
How to Perform?
CEK KESADARAN

Allert
Voice (verbal)
Posisi aman

Pain
Unresponsive
What Next???
Membuka Jalan Napas
Sambil Dilihat Pasien Bernapas Normal atau Tidak

Head tilt-chin lift Jaw-thrust

atau

trauma, cedera
kepala, dll

Images taken by residenikafkundip


Tidak bernapas normal

Memberikan 5 Bantuan Napas

Bag and mask ventilation

C – E clamp
Images taken by residenikafkundip
Apakah Terlihat SIGNS OF LIFE?
Setelah diberikan 5 bantuan napas
Bergerak, bernafas, batuk, dll  (-)

< 10’’ Cek nadi

If pulseless or < 60 bpm ……..


6 START 15 CHEST COMPRESSION

• If signs of life are absent or pulse < 60 beats/min

19
Kompresi Dada pada Bayi
Two-fingers technique The two-hands thumb encircling
technique

Images taken by residenikafkundip


Kompresi Dada pada anak
One-hand technique Two-hands technique

Images taken by residenikafkundip


High Quality Chest Compression
 

• Push hard: Kompresi harus sufisien, yaitu bisa


menekan sternum dengan kedalaman 1/3 diameter
antero-posterior dada.

• Recoil sempurna: Setiap melakukan kompresi tekanan


harus dilepaskan secara sempurna.

• Push fast: Kecepatan kompresi 100-120x/menit.

• Minimal interruption
• Setelah 15 kompresi dada berikan 2 bantuan nafas
• Lanjut 5 siklus CPR
• Cek nadi sentral  Bila nadi teraba >60x/menit 
cek nafas  bila masih tidak bernafas  tatalaksana
jalan napas lanjut
3

Stabilisasi dan Transportasi


Bayi atau Anak Sakit Kritis
AIRWAY
AIRWAY
BREATHING
BREATHING
TRANSPORTASI
• Bayi laki-laki 2 bulan, BB 4.5 kg dibawa ke RS “X” dengan
keluhan kejang satu sisi badan. Bayi lahir di dukun bayi, Ilustrasi kasus
1
langsung menangis dengan BB normal. Bayi kmd rutin dipijit
oleh dukun bayi termasuk kepalanya. Setelah dilakukan
pemeriksaan lab didapatkan hasil anemia dengan Hb 6 gr/dL.

• Dokter jaga mencurigai adanya perdarahan intracranial

• Diputuskan melakukan rujukan segera/transport emergensi ke


RS dengan fasilitas lbh lengkap

• Apa yang harus disiapkan?


Ilustrasi kasus
2

• Seorang anak laki-laki 3 tahun dibawa ke klinik pratama


dengan keluhan pucat. Menurut ortu dalam waktu 2
bulan BB turun, anak terlihat pucat, tidak mau makan
dan perut teraba membesar. Dari pemeriksaan lab
didapatkan Hb 6 gr/dL, lekosit 60.000/mm3, trombosit
90.000/mm3.

• Dokter berencana merujuk ke dokter spesialis anak


subspesialis hemato-onkologi.
Interhospital
Transport
Jenis Transport Berdasar Urgensi

Transport Emergensi Transport Elektif

Ke Faskes jenjang lebih tinggi Evaluasi spesialistik/subspesialistik di


Faskes rujukan

• Komunikasi PRA-TRANSPORT untuk rencana rujukan


segera (transport emergensi) • Komunikasi PRA-TRANSPORT dengan
• Memastikan rujukan siap diterima spesialis/subspesialis
• Pencatatan melalui sistem rujukan • Pencatatan melalui system rujukan
• Informasi tentang kondisi pasien  Salinan rekam medis • Informasi tentang kondisi pasien  Salinan rekam
• Stabilisasi jalan napas medis
• Stabilisasi semua akses
• Stabilisasi collar neck pada trauma

Selanjutnya dilakukan penilaian klinis oleh tim perujuk

TIDAK STABIL STABIL TAPI KRITIS STABIL BUKAN KRITIS


1 2 3
TIDAK STABIL: STABIL TAPI KRITIS STABIL BUKAN KRITIS
• Syok yang sudah diresusitasi cairan
dan inotropic-vasoaktif • Pasca resusitasi cairan tanpa ongoing • Kondisi tidak perlu resusitasi
• ROSC pasca cardiac arrest loss. • Tidak ada potensi
• Gagal napas • Pasca pemberian obat anti kejang perburukan respirasi,
• Multiple trauma • Keadaan-keadaan yang mempunyai kardiovaskuler dan
• Gangguan neurologi: kejang, kemungkinan kecil mengalami neurologi
delirium perburukan • Rujukan
• Pasien gagal napas terpasang ET dan non-emergensi/elektif/polik
berisiko tercabut linik

• Kondisi pasien diupdate secara • Pendampingan tenaga yang • Pendampingan keluarga


periodic berkompeten menangani kegawatan atau tenaga yang
• Persiapkan pasien sesuai arahan tim tingkat lanjut? berkompeten?
penerima rujukan

MODA TRANSPORT: MODA TRANSPORT: MODA TRANSPORT:


• Ambulans peralatan lengkap • Ambulans peralatan lengkap • Kendaraaan pribadi
• Tim pendamping yang • Tim pendamping yang • Kendaraan pengangkut
berkompeten melakukan BHD dan berkompeten melakukan BHD pasien non ambulans
BHL pada anak pada anak
Pertimbangan selama merencanakan transfer pasien
• Pertimbangkan pula kondisi end of life atau irreversibilitas dari suatu
penyakit. tidak melakukan upaya transportasi atau rujukan yang tidak perlu

• Metode “stay and play” (menunda transportasi dan melakukan tindakan


stabilisasi) lebih dipilih  daripada “scoop and run” (sesegera mungkin
membawa pasien ke fasilitas lain) guna menjamin keselamatan pasien selama
transportasi.

Edukasi… Keputusan terbaik


emotional support untuk pasien dan keluarga
Risiko Terberat adalah meninggal
(Perujuk) di
(Rujukan)
Perjalanan
Persiapan Pra Transport
Persiapan Pra Transport

1. Resusitasi dan stabilisasi

2. Pengecekan Peralatan, Alat Kesehatan dan Obat

3. Pengecekan Data penunjang dan kelengkapan administrasi


1. Resusitasi dan Stabilisasi

• Jalan napas terjaga patensinya, bila perlu dipasang ETT lebih dini
• Ventilasi dan oksigenasi berjalan memadai
• .

Courtesy of Youtube LouisTurcanu3


2. Pengecekan Peralatan, Alat Kesehatan dan Obat
2. Pengecekan Peralatan, Alat Kesehatan dan Obat
3. Pengecekan Data penunjang dan kelengkapan administrasi

• Resume medik dan formulir transfer


• Dilampirkan salinan status pasien
• Hasil pemeriksaan penunjang
• Foto X-ray dan Hasil konsultasi
• Penyelesaian administrasi dan keuangan pada RS perujuk
• Kesepakatan sumber pendanaan untuk RS rujukan, dan nomor telepon RS
perujuk yang dapat dihubungi
3. Pengecekan Data penunjang dan kelengkapan administrasi

Evaluasi akhir berupa :

• Penilaian pasien head-to-toe


• Flow sheet rinci mengenai tindakan, nama dan jumlah obat, serta waktu diberikan secara
tepat, dilampiri hasil laboratorium dan x-ray bila ada
• Obat dan alat yang mungkin diperlukan selama perjalanan
• Kelengkapan data penunjang dan informed consent
• Komunikasi dengan orang tua
• Kebutuhan oksigen sudah tersedia sebanyak 3 kali perkiraan waktu tempuh
• Memastikan semua peralatan yang membutuhkan tenaga listrik, mempunyai cadangan
baterai minimal 2 kali perkiraan waktu tempuh beserta konektor yang kompatibel dengan
yang tersedia di alat transportasi.
Pemantauan, tindakan, dan dokumentasi
selama transportasi
Serah Terima Pasien
Tugas Institusi Penerima

• Setelah proses penerimaan selesai, tanggung jawab pasien sudah beralih kepada
RS rujukan.

• Selanjutnya, sebaiknya RS rujukan secara berkala melaporkan keadaan pasien


kepada RS perujuk.

• Dengan komunikasi dan feed back yang kontinu, akan terjadi sharing, edukasi,
dan updating pelayanan pasien
Intrahospital Transfer
Tidak
membutuhkan
Area Kegawatdaruratan pada Anak Tim Medis
Reaksi Cepat,
Pertolongan
Rumah Sakit dilakukan oleh
staf medis di
IGD ruangan tersebut
Membutuhkan Poliklinik
Tim Medis
Reaksi Cepat HCU
Ruangan
Selasar PICU
Ruang Tunggu
Ruang Operasi
Code Blue:
Kegawatan saat atau sebelum
henti napas dan atau saat Parkiran
atau sebelum henti jantung
Tim Medis Reaksi Cepat Anak (TMRC)
• Satu Team leader dilakukan oleh dokter spesialis anak atau dokter
umum yang terlatih
• Satu dokter yang bertanggung jawab untuk airway
• Empat perawat:
• 2 perawat bergantian kompresi dan defibrilasi
• 1 perawat bertugas untuk akses vena dan obat-obatan
• 1 perawat bertugas untuk dokumentasi selama ada code blue
Dokumentasi

Team Leader
Kompresi dan Defibrilasi

Airway
Akses vaskuler dan obat
Kualifikasi Tim Medis Reaksi Cepat Anak

• Dokter spesialis anak atau dokter umum telah mengikuti:


• Pelatihan APRC
• Pelatihan RESCUE Terparu
• Pelatihan Tim Medis Reaksi Cepat BHD –BHL Anak
• Mempunyai STR/SIP
• Perawat telah mengikuti:
• Pelatihan Pelatihan RESCUE Terparu
• Pelatihan Tim Medis Reaksi Cepat BHD –BHL Anak
• Mempunyai STR/SIP
Indikasi Pengaktifan Code Blue

Non Tenaga Kesehatan

• Pasien/korban tidak sadarkan diri atau


Tenaga Kesehatan
pingsan
• Pasien/korban tidak bernafas atau
a. Kriteria Code blue :
kesulitan bernafas
• tiga populasi, yaitu dewasa, anak
• Pasien/korban dengan nadi tidak teraba
dan bayi.
atau henti jantung
• Penilaian meliputi airway,
• Kejang berulang atau kejang lama
Breathing, Circulation, neurology
b. Pediatric Early Warning Score
(PEWS) = Skor Deteksi Awal Gawat
Anak (SADEWA) (Kode Merah)
Isi Tas/Troli Emergenasi

• Defibrilator
• Bag valve mask
• Laringoskop
• Stetoskop
• Saturasi oksigen
• Tabung Oksigen
• Senter
• Gunting
• Suction
• Monitor
Kesimpulan

• Alur Pelayanan Komprehensif Kegawatdaruratan di RS Sangat


penting untuk menurunkan angka kematian anal

• Pada saat mentransfer pasien dibutuhkan komunikasi antar RS


yang baik
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai