Anda di halaman 1dari 8

Talawang

Suku Dayak
Simbol Nilai Budaya Pada Ruang Benda Seni

Leonard Ari R
201846500776
Pendahuluan
Talawang adalah tameng atau perisai Suku Dayak yang terbuat dari kayu ulin atau kayu besi.
Keseluruhan bidang depan talawang biasanya diukir berbentuk topeng (hudo). Biasanya kita dapat
melihat talawang melalui kesenian tari perang (Tari Kinyah Mandau Hatue) ketika berkunjung ke
Kalimantan atau dipajang di dinding rumah suku Dayak. Konon, ukiran pada talawang memiliki
daya magis yang mampu membangkitkan semangat hingga menjadikan kuat orang yang
menyandangnya. Ukiran talawang pada umumnya bermotifkan burung Tinggang/Enggang, yaitu
burung yang dianggap suci oleh Suku Dayak. Selain motif burung tinggang, motif lain yang sering
digunakan adalah ukiran kamang. Walaupun setiap sub-Suku Dayak mengenal kebudayaan
mandau dan talawang, ternyata penggunaan warna dan motif ukiran pada talawang berbeda-
beda.Talawang belum banyak diketahui nilai symbol budaya yang terdapat di dalamnya sendiri.
Talawang saat ini hanya digunakan sebagai pajangan dinding dan menjadi benda estetis. Penulis
ingin membedah nilai simbolis serta motif talawang yang dikenal dengan daya magisnya yang
menjadi salah satu sumber motivasi besar prajurit suku Dayak dalam peperangan masa lampau.
Hal mengenai Talawang sebagai salah satu kebudayaan Dayak ini perlu dikaji sebagai khasanah
kekayaan kebudayaan di Indonesia.
Bentuk Talawang
Masyarakat Suku Dayak menggunakan
Jimat Perisai Talawang dalam berperang.
Perisai ini biasanya terbuat dari kayu
Ulin, Kayu Ulin (Eusideroxylon zwagweri)
merupakan kayu yang kuat dan tahan
terhadap serangan rayap dan serangga,
dapat menyesuaikan diri dari perubahan
kelembaban suhu udara serta air laut,
sehingga sering disebut sebagai kayu
besi.
Struktur Talawang
• Talawang berbentuk persegi panjang
yang dibuat runcing pada bagian atas
dan bawahnya. Panjang talawang
sekitar 1 sampai dengan 2 meter
 dengan lebar maksimal 50 centimeter
. Sisi luar talawang dihias dengan
ukiran yang mencirikan kebudayaan
Dayak, sementara bagian dalamnya
diberi pegangan. Keseluruhan bidang
depan talawang biasanya diukir
berbentuk topeng (hudo).
•  "Tari Mandau Talawang" (PDF).
Traditional Dance Kalimantan.
• Ukiran talawang pada umumnya bermotifkan
Ragam Hias Talawang burung tingang atau enggang, yaitu burung yang
dianggap suci oleh Suku Dayak. Bagimasyarakat suku
Dayak Burung Enggang merupakan simbol “Alam
Atas" yaitu alam kedewataan yang bersifat maskulin.
Burung Enggang juga menyimbolkan sifat kasih
sayang dan kesetiaan sebab Burung Enggang sangat
setia pada pasangannya. Burung Enggang dianggap
sakral dan tidak diperbolehkan diburu apalagi di
makan, bila ditemukan ada Burung Enggang yang
mati, mayatnya tidak dibuang, bagian kepalanya
akan digunakan untuk hiasan kepala, sedangkan
kerangka kepalanya akan tetap awet karena
tulangnya yang keras, dan hiasan kepala inipun
hanya boleh digunakan oleh orang orang tertentu.
(Sari, 2017: 8)
•  Umberan,Husni dkk.Sejarah Kebudayaan
Kalimantan.Jakarta:Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Daerah Pusat. Hal. 127
Ragam Hias Talawang
• Selain motif burung tingang, motif lain
yang sering digunakan adalah
ukiran kamang. Kamang merupakan
perwujudan dari roh leluhur Suku
Dayak. Motif kamang digambarkan
dengan seseorang yang sedang duduk
menggunakan cawat dan wajahnya
berwarna merah. Walaupun setiap
sub-Suku Dayak mengenal
kebudayaan mandau dan talawang,
ternyata penggunaan warna dan
motif ukiran pada talawang berbeda-
beda.
•  Umberan,Husni dkk.Sejarah
Kebudayaan
Kalimantan.Jakarta:Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Daerah
Pusat. Hal. 127
Fungsi Talawang
• Secara harfiah Talawang berfungsi untuk menangkis bahaya,ancaman, atau serangan
yang tidak terduga, dalam kehidupan sehari-hari manusia akan selalu dihadapkan
pada tekanan hidup dan kebutuhan yang tidak terprediksi (ekonomi, pendidikan dan
kesehatan), untuk itu penting bagi setiap orang untuk melakukan antisipasi.
• Talawang juga bermanfaat sebagai simbol sosial, hal tersebut tergambar dari ukiran
yang terdapat pada talawang yang menggambarkan flora fauna dan manusia. Dalam
kehidupan masyarakat dayak sangatlah penting manjalin hubungan yang harmonis
antara alam sekitar maupun dengan sesamana umat manusia.
• "Talawang, Pertahanan Terakhir Suku Dayak". Indonesia Kaya Web. Diakses
tanggal 13 Maret 2015.
• "Talawang". Perpustakaan Digital Budaya Indonesia. Diakses tanggal 13 Maret 2015.
Referensi
• "Talawang, Pertahanan Terakhir Suku Dayak". Indonesia Kaya Web.
Diakses tanggal 13 Maret 2015.
•  Umberan,Husni dkk.Sejarah Kebudayaan
Kalimantan.Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Daerah
Pusat. Hal. 127
• "Talawang". Perpustakaan Digital Budaya Indonesia. Diakses tanggal 13
Maret 2015.
•  "Tari Mandau Talawang" (PDF). Traditional Dance Kalimantan. Diakses
tanggal 13 Maret 2015.
• "Talawang Dayak". Morla Tridev Blog. Diakses tanggal 13 Maret 2015.

Anda mungkin juga menyukai