Tasawuf Dalam Islam - Kel 10
Tasawuf Dalam Islam - Kel 10
KELOMPOK 10
b. Tujuan Tasawuf
• Manusia mengenal Allah SWT serta dapat berjalan di atas jalan kebenaran, memperkuat aqidah, untuk menuju
kemenangan abadi di akhirat kelak.
• Mengajarkan manusia untuk melihat Tuhan dengan ma’rifatullah; yakni melihat Allah SWT dengan hati yang
jelas dan nyata serta sadar atas segala kenikmatan dan kebesaran-Nya, tetapi tidak kaifiyat (tidak menggambarkan
Allah sebagai sesuatu apapun).
2. Pandangan Umat Islam Terhadap Tasawuf
Ilmu tasawuf merupakan salah satu daripada cabang ilmu agama Islam yang
utama yakni ilmu Tauhid (Ushuluddin) dan ilmu Fiqih.
ilmu Tasawuf ini membahas mengenai hal yang berkaitan dengan akhlak,
amalan ibadah, budi pekerti, taubat, sabar, dan lain-lainnya.
ilmu tasawuf atau sufisme ini ialah ilmu yang mempelajari atau mengetahu
bagaimana cara untuk mensucikan jiwa, membangun akhlaq yang baik dan benar
secara lahir dan bathin, serta demi memperoleh kebahagian yang kekal.
3. STASIUN STASIUN DALAM TASAWUF
• 1. Dada (Shadr) Sebagai Bagian Hati Terluar
• 2. Hati (Qalb) Sebagai Tempat Cahaya Iman
• 3. Hati-Lebih-Dalam (Fuad) Sebagai Tempat Penglihatan Batiniah
• 4. Lubuk Hati (Lubb) Sebagai Inti dari Hati Manusia
4. Unsur tasawuf dalam kewarganegaraan
• Dalam ajaran tasawuf terdapat nilai-nilai pendidikan karakter yang
terkandung pada wujud cinta yaitu didalam kehidupan beragamaan harus
menumbuhkan sikap keharmonisan, berbangsa serta bernegara, ikhlas dalam
beramal, adil dalam mengambil keputusan, toleransi, bertanggung jawab,
demokratis, dan mempunyai rasa takut akan menyakiti hati sesama manusia
karena itu dipandang sebagai dosa yang menjauhkan diri dari cintanya Allah
SWT
5. Unsur tasawuf dalam pancasila
1. Sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa, mengandung arti bahwa manusia Indonesia dalam seluruh kehidupannya harus
meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa, yang merupakan fondasi agama (akidah-tauhid), sehingga dalam pemahaman, penghayatan,
dan pengamalan Pancasila haruslah menginduk kepada agama.
2. Sila kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab, merupakan perwujudan dari tahalli, yaitu memperindah diri dengan membangun
rasa cinta kasih dalam hati maupun jiwanya, melalui maḥabbah yang menghasilkan kelembutan hati, berupa perasaan cinta, mengasihi,
dan menyayangi terhadap sesama yang diwujudkan melalui perlakuan yang adil dan beradab terhadap seluruh makhluk-Nya.
3. Sila ketiga, Persatuan Indonesia, mengandung nilai-nilai di antaranya ialah menumbuh kembangkan rasa cinta tanah air. Cinta
tanah air sebagai perwujudan maḥabbah yakni bentuk syukur dengan mengelola dan memanfaatkan karunia Tuhan berupa tanah air
dengan sebaik-baiknya sebagaiwujud pengabdian diri kepada Tuhan.
4. Sila keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, mengandung adanya
sikap itsar dalam bermusyawarah yaitu lebih mementingkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi dan golongan, serta sikap
zuhud yang mampu mengekang hawa nafsu keduniawian yang menghasilkan sikap qana’ah dan tawakal dalam menerima keputusan
yang telah disepakati bersama dalam musyawarah.
5. Sila kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, merupakan tujuan yang ingin dicapai bangsa Indonesia. Hal ini berkaitan
dengan tasawuf yang dapat diartikan sebagai tajalli (menyambungkan diri dengan dimensi Tuhan), dimana meyakini bahwa cita-cita
dan tujuan nasional Bangsa Indonesia hanya bisa dicapai dengan melibatkan 'campur tangan' Tuhan Yang Maha Esa (metafisika
ketuhanan).
6. unsur tasawuf dalam agama
1.Unsur Islam
Para tokoh sufi dan juga termasuk dari kalangan cendikian muslim memberikan pendapat bahwa
sumber utama ajaran tasawaf adalah bersumber dari al-Qur’an dan al-Hadits. Al-Qur’an.