Anda di halaman 1dari 9

STUDI TAFSIR

DI INDONESIA
By Ahmad Hilal Hamdi
S.Ag
PEMBAHASAN
Biografi A.hasan
Sejarah penulisan tafsir al-fuqon
​Gambaran umum tafsir al-fuqon
Metode yang di gunakan tafsir al-fuqon
​contoh penafsiran tafsir al-fuqon
BIOGRAFI A.HASAN
Presentation title 3

A. Hassan adalah satu nama penting di antara deretan nama ulama dan
cendekiawan muslim pada masa prakemerdekaan sampai masa awal
kemerdekaan RI. Di bidang sosial keagamaan, A. Hassan adalah salah seorang
tokoh yang aktif memperkuat suatu organisasi masyarakat Islam terbesar di
Indonesia, yaitu Persatuan Islam. Selain itu, A. Hassan juga berkiprah di bidang
pendidikan dengan mendirikan dan mengelola Pesantren Persatuan Islam. Beliau
dikenal dengan Hassan Bandung ketika tinggal di Bandung, kemudian ketika
pindah ke Bangil dikenal dengan Hassan Bangil.
Hassan dilahirkan pada tahun 1887 di Singapura. Ayahnya berasal dari India
bernama Ahmad dan bergelar pandit. Ibunya bernama Muznah yang asli Palekat
Madras tetapi lahir di Surabaya. Kedua orang tuanya bertemu di Surabaya ketika
sang ayah berdagang di kota itu, kemudian mereka menetap di Singapura.
Ahmad merupakan seorang pemimpin surat kabar di Singapura yang bernama
Nurul Islam yang dibantu oleh Ahmad Ghani (Ipar Hassan) dan Abdul Wahid. Dia
seseorang yang suka berdebat masalah bahasa dan agama serta mengadakan
tanya jawab dalam surat kabarnya. Dia juga seorang pengarang berbahasa Tamil
Presentation title 4

SEJARAH PENULISAN TAFSIR


• A. Hassan merupakan seorang perintis upaya penerjemahan dan penafsiran Al-Qur’an ke dalam bahasa Indonesia
yang menghasilkan karya Al-Furqan Tafsir Qur’an. Karya ini dikenal luas oleh masyarakat Muslim Indonesia
terutama bagi anggota Persatuan Islam yang menjadikannya sebagai pustaka acuan penting mereka. Upaya ini
diawali oleh A. Hassan dengan menerjemahkan Al-Qur’an kedalam bahasa Indonesia dengan metode harfiah dan
literal demi mempertahankan arti dan struktur asli Al-Qur’an, dengan menggunakan bahasa Indonesia yang
diwarnai dengan unsur bahasa Melayu, hal ini dikarenakan dakwah Islam bukan hanya wilayah Indonesia saja,
tetapi juga wilayah Semenanjung Melayu yaitu Malaysia dan Singapura. Karya ini diselesaikan oleh A. Hassan
dengan kurun waktu 30 tahun.

• Dalam penulisan Tafsir ini, A. Hassan melakukan pencetakannya pada percetakann pribadinya dan
menyebarkannya secara khusus kepada Organisasi yang di kembangkannya dan Pesantren Persatuan Islam di Jawa
Timur yang didirikan dan dipimpin olehnya.
GAMBARAN UMUM AL-FUQON
Presentation title 5

Sebagaimana tafsir generasi ke-2 di Indonesia yang muncul sekitar pertengahan tahun
1960-an, Tafsir Al-Furqan ini hampir sama dengan Tafsir-Tafsir yang ada pada
generasinya seperti Tafsir Al-Qur’an karya Hamidy dan Tafsir Al-Qur’anul Karim karya
Mahmud Yunus. Ketiga tafsir ini berawal dari karya-karya penting yang ada pada
generasi pertama (permulaan abad ke-20 sampai awal 1960-an) pada dua puluh lima
tahun kedua abad ke-20.

Karya ini memiliki format yang sama dengan dua tafsir segenerasinya, yangmana
teks Arab ditulis pada sebelah kanan halaman dan sebelah kiri halamannya ditulis
dengan terjemahan bahasa Indonesianya. Tulisan-tulisan ini baik bahasa Arab ataupun
Indonesia sangat jelas, sehingga pembacaan bisa dibaca dengan kedua bahasa
tersebut. Selain hal ini, penafsir menambahkan catatan kaki pada terjemahan bahasa
Indonesia yang mana merupakan bagian dari tafsir serta pada awal dan akhir teks
memiliki sumber-sumber yang berfungsi untuk membantu pembaca tafsir ini dengan
bacaan yang lainnya atau refrensi, yang dianggap termasuk dari tafsir.
METODE TAFSIR AL-FUQON
Tafsir ini disusun lengkap 30 juz dan runtut, dimulai dari surat al-Fatihah
sampai surat an-Nas. Tafsir ini bisa dikategorikan tafsîr bil-ra’yi dengan corak
lugawi dengan bukti adanya upaya pembahasan ayat-ayat yang dikategorikan
mutashâbihât seperti huruf-huruf muqatta‘ah di awal surat, dan juga seperti
kata amanna billahi yang terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 136. yang
biasanya diartiakan dengan “dia percaya dengan Allah” akan tetapi A. Hassan
menerjemahkan “dia percaya kepada Allah”, selain itu ada juga bercorak Fiqh
seperti pada surah an-Nisa ayat 43 yang mengartikan lamasa yang diartikan
dengan bersetubuh sehingga ketika lelaki bersentuhan dengan perempuan
tidak membatalkan wudhu, selain itu ada juga menggunakan corak filsafat
seperti pada surah ar-Rahman ayat 6.

Adapun metode yang digunakan adalah metode ijmali. Bahkan tafsir ini
lebih menyerupai terjemah, bukan tafsir dalam pengertian yang rinci, karena
penafsiran suatu ayat itu hanya merupakan catatan kaki. Hal ini sejalan
dengan penuturan A. Hassan dalam pendahuluan tafsirnya bahwa tafsirnya
ini disusun sedemikian untuk mempermudah masyarakat memahami makna
al-Qur’an.
CONTOH PENAFSIRAN
 27. Sesungguhnya Allah akan buktikan mimpi itu dengan benar kepada Rasul-
Nya (yaitu) sesungguhnya kamu akan masuk Al-Masjidil-Haram, jika dekehendaki
oleh Allah, dengan aman dalam keadaan bercukur rata kepala-kepala kamu dan
bergunting sebahagiannya; (dan) kamu tidak akan merasa takut, karena Ia
mengetahui apa yang kamu tidak tahu, maka Ia jadikan sebelumnya itu satu
kemenangan yang dekat. 3768)

27. ‫ُوس ُك ْم‬ َ ‫اء هَّللا ُ آ ِمن َِين م َُحلِّق َِين ُرء‬
َ ‫ام ِإ ْن َش‬ َ ‫ص دَ َقهَّللا ُ َر ُس و َل ُه ا لرُّ ْؤ َي ا ِب ا ْل َح ِّق َل َت ْد ُخلُ َّن ا ْل َم ْس ِج َد ا ْل َح َر‬
َ ‫َل َق ْد‬
‫ون َذل َِك َف ْتحً ا َق ِريبًا‬
ِ ‫ون َف َعل َِم َما َل ْم َت عْ َلمُوا َف َج َع َل ْمِن ُد‬ َ ُ‫َو ُم َقص ِِّر َيناَل َت َخاف‬

3768) Sebelum berangkat ke Makkah, Rasulullah ada mimpi akan masuk


Makkah bersama sahabat-sahabatnya. Mimpi ini Rasulullah kabarkan kepada
sahabat-sahabatnya dan tersiar. Oleh sebab di tahun itu tidak jadi Muslimin
masuk Makkah, hanya terjadi perjanjian Hudaibiyah, maka kaum munafik
dustakan mimpi Rasulullah itu dan mengejek-ejek. Maka Rasulullah berkata:
“Adakah aku berkata bahwa kita masuk ke Makkah tahun ini? Tidak!” Lalu turun
ayat tersebutyang maksudnya, bahwa Allah hendak buktikan mimpi Rasul-Nya
itu dengan benar, yaitu bahwa kamu akan masuk ke Makkah dengan kehendak
Allah, bukan dengan kehendak kamu, dalam keadaan sebahagian dari kamu
KESIMPULAN
Al-Furqan Tafsir Qur’an merupakan tafsir generasi ke-2 karangan A. Hassan,
satu generasi dengan Tafsir Al-Qur’an karya Hamidy dan Tafsir Al-Qur’an Al-
Karim karya Mahmud Yunus. Karena ketiga karya ini satu generasi maka
mereka mempunyai sistematika penulisan yang hampir sama. Penafsiran pada
generasi ini lebih cendrung seperti terjemah Al-Qur’an baisa saja, masih
belum terlalu mendalam, luas dan rinci.

Tafsir Al-Furqan menggunakan Metode Ijmali tetapi juga terdapat


beberapa ayat yang menggunakan metode Tahlili bil-Ma’stur. Penafsiran
bercorak Lughawi dan juga ada yang bercorak Fiqh dan Filsafat.

Penafisran ini dimulai oleh A. Hassan oleh upayanya menerjemahkan Al-


Qur’an kedalam bahasa Indonesia dengan metode harfiah dan literal demi
mempertahankan arti dan struktur asli Al-Qur’an dengan menggunakan
bahasa Indonesia dengan unsur bahasa Melayu.

Sebagai penganut paham literalis, A. Hassan selalu menulis, berceramah,


berdebat senantiasa berpartokan pada apa yang dikatakan oleh Al-Qur’an dan
Haidst sehingga ketika menafsrikan Al-Qur’an tidak lepas dari hal ini juga.
Wasalamualaikum
wahrahmatullahi
wabarokatuh

Anda mungkin juga menyukai