Afkaruna 38
khususnya bagi mereka yang beriman3 dan Qur’an adalah bahasa Indonesia. Pada tahun
bertaqwa,4 di mana pun dan kapan pun yang sama, karya tafsir ini dicetak oleh
mereka hidup. Atau dengan kata lain, al- Penerbit al-Ma’arif Bandung. Kemudian
Qur’an tersebut berlaku untuk semua tempat dicetak lagi oleh penerbit Pustaka Rizki Putra
dan zaman, serta dalam situasi dan kondisi Semarang pada tahun 2002. Kehadiran tafsir
apa pun. Karena itu, hendaknya al-Quran ini bertujuan untuk memahami al-Qur’an
diamalkan dalam kehidupan, dan agar secara komprehensif.
pengamalannya dapat terwujud, maka Tulisan ini menjelaskan tentang
diperlukan upaya penafsiran terhadapnya bagaimana wujud Tafsir al-Bayan karya TM.
secara baik dan benar. Hasbi al-Siddiqi dan menjawab pertanyaan
Penafsiran terhadap al-Qur’an, telah seputar biografi penulis Tafsir al-Bayan,
dimulai sejak Islam diturunkan dan Nabi identitas dan metode penafsiran Tafsir al-
Muhammad saw. bertindak sebagai al-mufassir Bayan, pengaruh dan sambutan masyarakat
al-awwal (penafsir pertama dan utama). terhadap Tafsir al-Bayan, serta kedudukan
Kemudian, dilanjutkan oleh para sahabatnya, Tafsir al-Bayan dalam sejarah perkembangan
para tabi’in, atba’ al-tabi’in dan generasi- tafsir di Indonesia.
generasi sesudahnya sampai masa kini.
Bahkan, upaya seperti ini masih tetap BIOGRAFI T.M. HASBI AL-SIDDIQI
berlanjut sampai masa-masa mendatang. T.M. Hasbi al-Siddiqi, (selanjutnya disebut
Penafsiran terhadap al-Qur’an telah T.M. Hasbi) bernama lengkap Prof. Dr.
mengalami perkembangan yang sangat Honoris Causa (HC) Tengku Muhammad
siginifikan. Hal ini ditandai dengan lahirnya Hasbi al-Siddiqi,,9 lahir di Lhokseumawe,
berbagai karya tafsir, baik pada masa al- Aceh Utara, pada 10 Maret 1904. Ayahnya
mutaqaddimin,5 maupun pada masa al- bernama al-Hajj Tengku Muhammad Husen
muta’akhirin6 dan masa al-‘asr (modern)7 ibn Muhammad Su’ud, menduduki jabatan
sekarang ini. Karya-karya tafsir tersebut, Qadhi (hakim) Chik Maharaja Mangkubumi
masing-masing memiliki metode, corak dan di Simeuluk Samalanga Aceh, sedangkan
teknik interpretasi yang berbeda-beda. Ibunya bernama al-Hajjah Tengku Amrah,
Bahkan, sistematika peyusunan dan jenis adalah putri Tengku Abdul Aziz. Paman
bahasa yang digunakan juga berbeda-beda. beliau yang lain bernama Teungku Tulot yang
Menurut Howard M. Federspiel, menduduki jabatan pertama kali pada masa
sebagaimana yang dikutip oleh Islah Gusmian awal pemerintahan Sri Maharaja
dan Ferry Muhammadsyah Siregar bahwa Mangkubumi.10
salah satu karya tafsir yang muncul pada masa T.M. Hasbi, pada awalnya belajar ilmu
al-‘asr (modern) dan mewakili tafsir generasi qiraah dan tajwid serta dasar-dasar tafsir dan
ketiga di Indonesia adalah Tafsir al-Bayan, fiqhi pada ayahnya sendiri, dan dalam usianya
karya TM. Hasbi al-Siddiqi.8 8 (delapan) tahun ia telah khatam mengaji al-
Karya tafsir ini, selesai ditulis pada tahun Qur’an. Setelah memperoleh ilmu-ilmu
1966 dan sistematika penyusunanya terdiri keagamaan dari ayahnya, ia belajar di
atas dua jilid, serta jenis bahasa yang pesantren-pesantren. Pada tahun 1912, ia
digunakan dalam menafsirkan ayat-ayat al- belajar di pesantren Tengku Piyeung; pada
Afkaruna 40
kemudian setelah perkenalan tersebut pukul 17.45.18 Dengan demikian, jika kembali
Menteri Agama memanggil T.M Hasbi untuk ditelusuri tahun kelahirannya (1904) dan
menjadi dosen pada PTAIN yang akan tahun wafatnya (1975), maka TM. Hasbi
didirikan, sehingga pada Januari tahun 1951 berpulang ke rahmatullah dalam usia 71
T.M Hasbi berangkat ke Yogyakarta dan tahun. Jenazahnya dimakamkan di
menetap di sana mengkonsentrasikan diri Pemakaman Keluarga IAIN Syarif
dalam bidang pendidikan.13 Hidayatullah Ciputat Jakarta (sekarang UIN
Selanjutnya, pada tahun 1960 TM. Hasbi Syarif Hidayatullah). Pada upacara pelepasan
memperoleh dua gelar Doktor Honoris Causa jenazah, turut memberikan sambutan Buya
sekaligus. Dr. HC, pertama ia peroleh dari Hamka (almarhum), dan pada saat
Unisba (Universitas Islam Bandung) dan Dr. pemakaman, dilepas oleh Mr. Moh. Roem19
HC yang kedua ia terima dari PTAIN Sunan TM. Hasbi dikenal sebagai ulama yang
Kalijaga Yogyakarta,14 yang sekarang ini telah produktif menuliskan ide pemikiran
berubah status menjadi UIN Sunan keislamannya. Karya tulisnya mencakup
Kalijaga.15 Dengan penganugrahan Dr. HC berbagai disiplin ilmu keislaman. Menurut
ini, T.M. Hasbi kemudian mengajar beberapa catatan, karya yang berbentuk buku
mata kuliah di kedua Perguruan Tinggi berjumlah 73 judul (142 jilid). Sebagian besar
Tersebut. karyanya adalah tentang fiqhi (36 judul).
Pada tahun 1966, TM. Hasbi dikukuhkan Bidang bidang lainnya adalah hadits (8 judul),
sebagai Guru Besar di PTAIN Sunan Kalijaga tafsir (6 judul), tauhid; ilmu kalam (5 judul).
(sekarang UIN) dalam bidang keilmuan Hadis Dan selebihnya adalah tema-tema yang
dan Hukum Islam.16 Selanjutnya, ia bersifat umum.20 Selain menulis buku beliau
menjabat Dekan pada Fakultas Syariah juga aktif menulis dalam bentuk artikel.
sampai tahun 1972. Tercatat sekitar 50 artikel dalam bidang
T.M. Hasbi juga mengajar dan memangku tafsir, hadith, fiqh dan pedoman ibadah dan
jabatan struktural pada Perguruan Tinggi beliau hasilkan. Diantara karya ilmiah yang
Perguruan Tinggi Islam Swasta. Dalam hal beliau tulis adalah; dalam bidang Tafsir dan
ini, pada tahun 1961 sampai 1971, dia juga Ilmu al-Qur’an, ia menulis Tafsir al-Nur dan
menjabat Rektor Universitas al-Irsyad Tafsir al-Bayan; dalam bidang Hadis dan Ilmu
Surakarta; pada tahun 1964, ia mengajar di Hadis, ia menulis Sejarah dan Pengantar Ilmu
Universitas Islam Indonesia (UII) di Hadia dan 2002 Mutiara Hadis; dalam bidang
Yogyakarta; pada tahun 1967 ia mengajar dan Fiqh, ia menulis Sejarah Peradilan Islam dan
menjabat Dekan Fakultas Syariah Universitas Pengantar Hukum Islam; dalam bidang
Islam di Sultan Agung di Semarang.17 Tauhid/Kalam, ia menulis Peladjaran Tauhid
Selanjutnya, pada tahun 1975 TM. Hasbi dan Hakikat Islam dan Unsur-Unsur Agama. Di
diundang oleh Menteri Agama RI untuk samping itu, ia juga menulis buku agama yang
menunaikan ibadah haji. Namun dalam bersifat umum misalnya al-Islam dan Pedoman
waktu yang bersamaan, ia menjalani rawat Zikir dan Doa. Tentu saja, masih banyak
inap (opname) di Rumah Sakit Islam Jakarta karya-karya lainnya, baik berupa artikel,
dan di rumah sakit inilah ia meninggal, makalah-makalah dan selainnya yang tidak
tepatnya pada hari Senin, 9 Desember 1975, sempat penulis sebut satu persatu di sini.
Afkaruna 42
ayat dalam setiap Juz. Jilid I ini berakhir pada ayat dalam tafsir al-Nur tidak menerjemahkan
halaman 674. Selanjutnya (tanpa halaman) seluruh lafal, apalagi lafal-lafal yang harus
dicantumkan diakhir lembaran “Tanda diungkapkan…. maka setelah saya
Tashhih” dengan No: BD.III/TI.02.1/244/ memperhatikan perkembangan terjemahan
2002 yang ditandatangani oleh Panitia Alquran akhir-akhir ini, serta meneliti secara
Pentashihan al-Qur’an yang diketuai oleh tekun terjemahan-terjemahan itu, nyatalah
Haji Fadhl Abdurrahman Bafadal pada bahwa “banyak terjemahan kalimat” yang
tanggal 28 Oktober 2002. perlu ditinjau dan disempurnakan. Oleh
Kemudian, pada juz II lembarannya di karenanya, dengan memohon taufiq dari
mulai dari halaman vii-xxix yang merupakan pada Allah Swt saya menyusun sebuah
“Daftar Isi”. Selanjutnya sebelum dimulai terjemah yang lain yang meliputi segala lafal,
penafsiran, sama halnya pada jilid I, ada bahkan meliputi terjemah dari lafal-lafal yang
keterangan tentang pembagian hizib Juz 16 diungkapkan menurut pendapat-pendapat
(tanpa halaman). Setelah itu pada halaman ahli tafsir kenamaan. 23
677 dimulailah penafsiran al-Qur’an Juz 16 ….. Tafsir al-bayan merupakan suatu
yang ayatnya dimulai ayat 75 dari surah al- terjemahan dari ma’na-ma’na Al-Qur’an yang
Kahfi. Begitu seterusnya sampai berakhir lebih lengkap dari terjemahan-terjemahan yang
penafsiran Juz 30 pada halaman 1646. telah ber-kembang dalam masyarakat dewasa
Adapun halaman 1647 sampai 1657 berisi ini. 24
glossary. Selanjutnya pada halaman 1659 -
1662 berisi “Sekilas Tentang Penulis.” Dan Dari pernyataan TM. Hasbi di atas, maka
diakhir Jilid II, seperti jilid I terdapat “Tanda dapat dijelaskan bahwa latar belakang
Tashhih”. Mengenai sistematika dan isi penulisan Tafsir al-Bayan disebabkan oleh dua
tafsiran jilid II ini, sama halnya dengan jilid I. faktor: pertama, faktor Internal, yang
dimaksud di sini adalah motivasi dari
Latar Belakang Sejarah Tafsir al-Bayan penulisnya sendiri untuk mengembangkan
Latar belakang penulisan Tafsir al-Bayan, karya tafsirnya yang telah ia tulis sebelumnya.
terinspirasi dari karya tafsir penulisnya yang Dalam hal ini, TM. Hasbi menyadari bahwa
pertama, yakni Tafsir al-Nûr yang mendahului karya tafsirnya yang berjudul Tafsir al-Nur
Tafsir al-Bayan tersebut. Untuk lebih jelasnya, masih perlu dikembangkan dan
berikut ini dikutip pernyataan TM. Hasbi disempurnakan, khususnya dari aspek
mengenai latar belakang penulisan Tafsir al- metodologi tafsir. Dalam aspek ini, Tafsir al-
Bayan: Nur yang mendahului Tafsir al-Bayan hanya
Dengan ‘inayah Allah dan taufiq-Nya, merupakan karya tafsir yang secara
setelah selesai menyusun tafsir al-Nur yang metodologis menginterpretasikan ayat-ayat al-
menerjemahkan ayat dan menafsirkannya, Qur’an secara singkat. Atau dengan kata lain,
tertariklah pula hati saya menyusun al-Bayan sebagian lafaz atau ayat di dalam Tafsir al-Nur
ini. Di dalam menerjemahkan ayat dalam tersebut tidak terinterpretasi secara tuntas.
tafsir al-Nur, saya menempuh jalan cepat, jalan Karena itu, maka TM. Hasbi sebagai mufassir
yang lazim ditempuh oleh penerjemah- tertarik untuk lebih “mempertajam” makna
penerjemah lain. Karenanya terjemahan ayat- lafa“-lafa“ ayat al-Qur’an, dan ketertarikannya
Afkaruna 44
Abduh dalam mema’nakan sifat-sifat ar- Dengan mencermati sistematika atau
Rahman dan Ar-Rahim. Beliau berkata “ cara-cara yang ditempuh Tafsir al-Bayan dalam
shigah-shigah yang sewazan “fa’lana”, menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an sebagai mana
menunjukkan kepada suatu sifat perbuatan yang telah dipaparkan, maka dapat rumuskan
yang mengandung arti mubalaghah, seperti metode penafsiran dan metode penulisan
lafadh “jau’ana = sangat lapar”. Sifat-sifat ini Tafsir al-Bayan, sebagai berikut.
dipakai buat sifat-sifat yang mendatang,
yakni; kadang-kadang ada, kadang tidak, Metode Penafsiran
seperti “atsyasana = yang sangat haus”, Metode tafsir terdiri atas empat bentuk,
“ghadbana = yang marah”. Sighat-shigat “fail”, yakni tahlili;27 ijmali;28 muqaran29 dan
menunjukkan kepada makna yang tetap maudhu’i.30 Bila keempat bentuk metode
(senantiasa ada pada) manusia. Sighat “fa’il”, tafsir ini, dikaitkan dengan sistematika
ialah seperti “a’lim = yang tetap mengetahui”. penafsiran Tafsir al-Bayan, maka dapat
“hakim = yang tetap mempunyai hikmah, atau disimpulkan bahwa tafsir tersebut
yang senantiasa mengerjakan/menetapkan menggunakan metode tahlili. Pada awalnya
sesuatu sesuai dengan hikmah”, “jamil = yang penulis agak kesulitan menentukan metode
tetap indah”, dan “halim = yang tetap dapat yang digunakan oleh TM. Hasbi dalam
menahan amarah”. menafsirkan al-Qur’an, tetapi setelah
…………untuk membedakan antara ayat- membaca kriteria penafsiran yang dijelaskan
ayat yang sebanding dengan ayat yang ada dalam khittahnya dan membaca ayat-ayat
hubungannya dengan penafsiran ayat, maka yang ditafsirkan, maka penulis cenderung
ayat-ayat yang sebanding itu, diawali dengan: memasukkan tafsir ini dalam kategori tafsir
“ayat ini sebanding dengan ….” Sedang ayat- tahlili.
ayat yang ada hubungannya dengan tafsir Metode tahlili, dikenal pula dengan istilah
ayat, diawali dengan “bacalah (perhatikanlah) metode analitis. Dengan metode seperti ini,
ayat …….”. Dalam menghadapi lafal-lafal yang sang mufassir menjelaskan kandungan ayat
musytarak (yang banyak maknanya) yang dan menerangkan makna-makna yang
dipakai dalam berbagai perngertian, seperti tercakup di dalamnya sesuai keahlian dan
kalimat haq, maka saya menterjemahkan kecenderungan mufassir yang menafsirkan
dengan pengertian yang dimaksud pada ayat-ayat tersebut.31. Dalam hal ini, T.M.
tempatnya masing-masing. Hasbi dalam menjelaskan ayat-ayat al-Qur’an,
……….. untuk tafsir dan penjelasan dari ia menerangkan makna-makna ayat yang
makna, saya letakkan dalam noot.26 tercakup di dalamnya, dan menguraikannya
secara runtut ayat demi ayat, surah demi
Selanjutnya, sesuai dengan penelusuran surah sesuai dengan urutannya di dalam
penulis diketahui bahwa Tafsir al-Bayan dalam mushaf, yakni mulai dari surah al-Fatihah
menjelaskan ayat-ayat, ia menerangkan sampai surah al-Nas.
tafsirnya dengan cara ringkas tapi padat; Ayat-ayat yang ditafsirkan oleh T.M. Hasbi
menerangkan ayat yang semakna dengannya; tersebut dijelaskan pula aspek-aspek
menerangkan ayat yang ada hubungan munasabah-nya,32 khususnya dalam hal
dengan penafsirannya (munasabah). munasabah antara “kata” dalam satu ayat
Afkaruna 46
dituangkan pemikiran-pemikiran fikhinya berusaha senantiasa mengkorelasikan antara
dalam penafsiran al-Qur’an. satu ayat dengan ayat lainnya. Sehingga,
praktis bahwa uraian-uraian dalam Tafsir al-
PENGARUH DAN KEDUDUKAN TAFSIR Bayan tersebut mudah dipahami oleh
AL-BAYAN masyarakat yang membacanya.
Pengaruh Tafsir al-Bayan di Tengah-
tengah Masyarakat Kedudukan Tafsir al-Bayan dalam Sejarah
Dengan munculnya Tafsir al-Bayan di Perkembangan Tafsir
tengah-tengah masyarakat, maka tidak Untuk mengetahui keberadaan atau
dipungkiri bahwa karya Tafsir al-Bayan ini kedudukan karya Tafsir al-Bayan karya T.M.
telah turut serta memberikan pengaruh yang Hasbi al-Siddiqi ini dalam sejarah
sangat siginifikan di tengah-tengah pekembangan tafsir di Indonesia, maka
masyarakat. Antara lain pengaruhnya yang terlebih dahulu harus dipahami periodesasi
sangat nampak adalah masyarakat (Islam) sejarah perkembangan tafsir di Indonesia itu
lebih mudah memahami ajaran agamanya sendiri, sebab melalui pemahaman terhadap
dengan membaca Tafsir al-Bayan. Dikatakan hal ini akan diperoleh suatu kejelasan bahwa
demikian, karena Tafsir al-Bayan di periode mana karya tulis tersebut berada.
menggunakan metode tahlili sehingga Secara sepintas telah disinggung pada
memudahkan untuk memahaminya, juga uraian terdahulu bahwa sejarah
sangat relavan dengan kebutuhan perkembangan tafsir al-Qur’an di Indonesia,
masyarakat. terdiri atas empat periodesasi perkembangan
Sebenarnya, metode Tahlili dalam tafsir yaitu :
menginterpretasikan ayat-ayat al-Qur’an a) Periode klasik (abad VIII – XV M)
merupakan suatu metode yang telah lama b) Periode tengah (abad XVI – XVIII M)
digunakan para mufassir. Hanya saja, TM. c) Periode Pramodern (abad XIX M)
Hasbi menggunakan metode tahlili tersebut d) Periode Modern (abad XX) M)39
dengan gaya baru. Hal ini, sesuai dengan
pernyataannya, yakni: “Sesuai dengan gaya Periode yang disebut terakhir ini
baru dalam mentafsirkan ayat-ayat al-Qur’an, disebutkan periode modern, karena abad ini
maka di samping saya menerangkan maksud memberikan kontribusi yang cukup
ayat, saya menerangkan pula ayat-ayat yang menggembirakan dalam upaya penafsiran al-
sebanding dengan ayat yang sedang dihadapi Qur’an, jika dibandingkan dengan periode-
dan ayat-ayat yang ada hubungannya dengan periode sebelumnya.40 Selanjutnya, sejarah
tafsir ayat.”38 perkembangan tafsir pada periode modern
Berdasarkan pernyataan T.M. Hasbi di ini dibagi lagi atas tiga kurun waktu, yaitu
atas, maka dipahami bahwa gaya baru yang kurun waktu pertama (1990-1950), kurun
dimaksudkannya adalah menerangkan ayat- waktu kedua (1951-1980) dan kurun waktu
ayat yang “sebanding” dengan ayat dan ayat- ketiga (1981-2000).41
ayat yang ada hubungannya dengan tafsir. Melihat pembagian kurun waktu dari
Kata “sebanding” yang dimaksud di sini periode modern yang dipaparkan di atas,
adalah terkait dengan munasabah, yakni ia sudah jelas bahwa karya Tafsir al-Bayan yang
Afkaruna 48
sampai tahun 1286 H/1888 M. Karya-karya tafsir 12
Nourouzzaman Siddiqi, Fiqh Indonesia: Pengagas dan
yang lahir pada saat ini antara lain adalah; Tafsir Anwar Gagasannya, h. 13-14.
al-Tanzil wa Asrar al-Ta’wil karya al-Baidawi (w. 692 H); 13
Lihat www.oRido.wordpress.com., Ibnu Mubhar.
Tafsir Mafatih al-Ghaib karya Fakhr al-Razi (w. 606); Kontribusi TM. Hasbi al-Siddiqi dalam Kajian Hadis di
Tafsir Nazm al-Durar fi Tanasub al-Ayah wa al-Suwar Indonesia, diakses pada tanggal 3 Desember 2010
karya al-Biqa’i (w. 885); Tafsir Ruh al-Ma’ani karya al- 14
Baso Midong, Riwayat Hidup TM. Hasbi Ash-Shiddieqy.
Alûsi (w. 1270 H). Selengkapnya, lihat Muhammad 15
Peralihan status PTAIN Sunan Kalijaga ke IAIN Sunan
Husain al-¯ahabi, al-Tafsir wa al-Mufassirûn, h. 280- Kalijaga yang dilakukan berdasar-kan Keputusan
294. Bandingkan dengan Ahmad al-Syirbasi, Qissat al- Presiden No. 11 Tahun 1960, tiga jurusan (Syari’ah,
Tafsir, (Beirut: Dar al-Jil, 1978), h. 58-67 Tarbiyah, Dakwah) pada PTAIN masing-masing dijadikan
7
Masa al-‘Ashr (modern), bermula dari abad XIV H/XIX M fakultas. Hanya Dakwah tetap berstatus jurusan pada
sampai sekarang, atau tepatnya mulai tahun 1287 H/ Fakultas Ushuluddin. Selanjutnya, peralihan status IAIN
1896 M sampai sekarang. Karya-karya tafsir yang Sunan Kalijaga menjadi UIN sekarang ini
lahir pada saat ini antara lain adalah; Tafsir al-Manar sepengetahuan penulis pada tahun 2003.
karya Muhammad Abduh (w. 1905 M) dan Muhammad 16
Baso Midong, Riwayat Hidup TM. Hasbi Ash-Shiddieqy, h.
Rasyid Ria (w. 1935 M); Tafsir Mahasin al-Ta’wil karya 28
al-Qasimi (w. 1914 M); Tafsir al-Maraghi karya Ahmad 17
Nourouzzaman Siddiqi, Fiqh Indonesia: Pengagas dan
Musmafa al-Maragi (w. 1952 M); Tafsir al-Qur’an al- Gagasannya, h. 28-29
Karim karya Mahmud Syaltut (w. 1952 M). 18
Nourouzzaman Siddiqi, Fiqh Indonesia: Pengagas dan
Selengkapnya, lihat Muhammad Husain al-¯ahabi, al- Gagasannya, h. 60. Lihat pula Baso Midong, Riwayat
Tafsir wa al-Mufassirun. Hidup TM. Hasbi Ash-Shiddieqy.
8
Lihat Islah Gusmian, Khazanah Tafsir di Indonesia; dari 19
Lihat www.oRido.wordpress.com., Ibnu Mubhar.
Hermeneutika Hingga Ideologi. cet. I, (Jakarta: Teraju, Kontribusi TM. Hasbi al-Siddiqi dalam Kajian Hadis di
2003), h. 65; Ferry Muhammadsyah Siregar, The Role of Indonesia, diakses pada tanggal 3 Desember 2010
Religious Leaders in the Study of Tafsir in Indonesia: 20
T.M. Hasbi Ash Shiddieqy, Tafsir al-Bayan, Vol. II. cet.I.
Case Study of Three Pesantrens in Yogyakarta from edisi 2. (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2002) , h.
Sociological and Exegetical Perspective, Dissertation, 1660.
(Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana UGM), h. 164-165. 21
Tafsir al-Nûr merupakan karya tafsir yang disusun oleh
Juga bandingkan Howard M. Federspiel, Popular TM. Hasbi al-Siddiqi yang terinspirasi oleh Tafsir al-
Indonesian Literature of Al-Qur’an, terjemah oleh Drs. Maraghi. Sistematikan penafsiran Tafsir al-Nûr adalah
Tajul Arifin, MA, Kajian al-Qur’an di Indonesia, cet. I, dengan mengemukakan ayat-ayat yang akan
(Bandung: Penerbit Mizan, 1996), h. 137 ditafsirkan satu, dua, tiga dan kadang-kadang lebih
9
Nama atau istilah “Tengku” di sini merupakan laqab dengan urutan sesuai dengan susunan kitab Mushaf
(gelar) terhormat yang hanya boleh dipakai oleh Uœmani. Lihat TM. Hasbi Ash-Shiddieqy, Tafsir al-Nur,
keturunan Maharaja Mangkubumi di Lohokseumawe. cet.I. (Jakarta: Bulan Bintang, 1965), h. 8-9
Dengan laqab ini, maka dapat diketahui bahwa TM. 22
Lihat Islah Gusmian, Khazanah Tafsir di Indonesia; dari
Hasbi Ash-Shiddieqy adalah termasuk keturunan raja Hermeneutika Hingga Ideologi, h. 32 dan 49.
dan bangsawan yang terpandang. Sedangkan “Ash- 23
T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, “Pembuka Kata” dalam Tafsir
Shiddieqy” merupakan nisbat (sandaran) dari Khalifah al-Bayan, vol. I. h. xi
Abû Bakar Ash-Shiddiq. Dalam hal ini, TM. Hasbi Ash- 24
T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, “Pembuka Kata” dalam Tafsir
Shiddieqy berhak menyandarkan namanya pada “Ash al-Bayan, vol. I. h. Xi
Shiddieqy” karena dari silsilahnya, ia merupakan 25
TM. Hasbi Ash-Shiddieqy, Tafsir al-Bayan, Vol. II. h. 9
keturunan ke-37 dari Abû Bakar Ash-Shiddieqy. Lihat, 26
TM. Hasbi Ash-Shiddieqy, Tafsir al-Bayan, Vol. II. h. 10-
Baso Midong, Riwayat Hidup TM. Hasbi Ash-Shiddieqy, 11
Tesis magister, Kualitas Hadis Tafsir Al-Nur Karya TM. 27
Metode Tahlili adalah suatu metode tafsir yang
Hasbi Ash-Shiddieqy, (Ujungpandang: PPS IAIN bermaksud menjelaskan kandungan ayat-ayat al-
Alauddin, 1994), h. 27. Qur’an dari seluruh aspeknya dengan memperhatikan
10
Nama asli Sri Maharaja Mangkubumi adalah Abdul runtut ayat-ayat al-Qur’an sebagaimana yang
Hamid. Ia mendirikan dan menjadi ketua pertama tercantum dalam mushaf, misalnya dari aspek
cabang Sarikat Islam sejak didirikan di Lhokseumawe pengertian kosa kata, asbab al-nuzul, munasabah, syarh
pada tahun 1916. Lihat Nourouzzaman Siddiqi, Fiqh ayat dan selainnya. Lihat Abd. al-Hayy al-Farmawi, al-
Indonesia: Pengagas dan Gagasannya, cet. I. Bidayat fi al-Tafsir al-Maudhu’i, terjemah oleh Siryan A.
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997), h. 3. Jamrah, Metode Tafsir Maudhu’i, cet. I. (Jakarta: LSIK dan
11
Nourouzzaman Siddiqi, Fiqh Indonesia: Pengagas dan PT. Raja Grafindo Persada, 1994), h. 12.
Gagasannya, h. 14 28
Metode Iijmali adalah suatu metode tafsir yang