KUSTA
Joni Haryanto
M MHC Klas II
Limfosit T
Limfosit T (Th0)
IFN-γ Limfosit T (Th1)
Limfosit T (Tc)
Sel NK
Limfosit T (Th2)
Monosit
IL-10 Makrofag
Limfosit B
CMI
di RSU Dr
Soetomo TT 197 17 214
Surabaya baik di PB
BT 174 15 189
Pengembangan kelembagaan
Eksistensi divisi imunopatobiologi
Untuk pengembangan riset imunopatobiologi
Kerangka Konseptual
MDT
Ml PGL-1
Sel host
Protein ML
Th1
(IL-2), IFN-
Th2 Sel B
IL-4, IL-5
Sel plasma
IFN- IL-10
IL-6
M TNF-
Granuloma PMN
(RR) (ENL)
. Non-MDT
. MDT
ROS
PGL-1
M leprae
Lisosim M leprae
M leprae
M leprae PGL-1
Sel host
Sel host
Protein ML
Protein ML
Protein ML
M Leprae fragmented M Leprae fragmented
APC
Th0
M Leprae fragmented
Th0
(IL-2), IFN- APC
Th1
Sel B
Sel plasma
(IL-2), IFN-
IL-10
IL-6 Th1 Th2 Sel B
Sel plasma
IL-10
IFN-
IFN- GM-CSF Komplemen + Ag-Ab Kompleks
IL-6
M TNF- Histamin
M TNF- Histamin Bradikinin
Bradikinin
TT BT BB BL LL Granuloma PMN
Spektrum klinis kusta (RR) (ENL)
Aktivitas peran sub-set sel Th penderita kusta non-
reaktif dan reaktif
• Reaksi reversal
Dikarenakan oleh reaksi hipersensitivitas tipe IV, maka rerata
proporsi limfosit T penghasil IFN-γ lebih banyak dibandingkan tipe
non reaktif, sdgkn rerata proporsi limfosit T penghasil IL-10 tidak
terdapat aktivitas pada tipe BL non-reaksi (71.61%) dg tipe BL
reaktif ENL (69,96%).
• Reaksi ENL
Merupakan hipersensitivitas humoral, dimana peran Ag-Ab
kompleks dg aktivitas komplemen, shg disebut hipersensitivitas tipe
III. Keadaan ini menunjukan aktivitas Th-1 dan Th-2 scr bersama dpt
menimbulkan migrasi PMN dari arteriol, adanya sel edema, sweling
serat elastis dan makrofag berkonsentrasi pada tempat tertentu.
Patofisiologi
Ilmu yang mempelajari fungsi yang berubah atau
terganggu, sehingga timbul gejala dan tanda.
• Kondisi penyakit yg dpt menimbulkan fungsi
tubuh terganggu / berubah
• Proses penyakit :
– Infeksi
– Inflamasi
– Neoplasia Imunologi
– Jejas / trauma
– Kelelahan
• Mekanisme kejadian munculnya gejala dan tanda
penyakit secara spesifik
Konsep Penyakit
• Penyakit
– Penyimpangan dari keadaan normal
– Perubahan dalam individu yg menyebabkan
parameter kesehatan berubah / diluar batas
normal
• Tolok ukur biologis
– Kemampuan individu untuk memenuhi
tuntutan-tuntutan yg terdapat pada tubuhnya.
– Kemampuan menyesuaikan tuntutan /
perubahan dalam lingkungan eksternal dalam
rangka mempertahankan lingkungan internal
yg tetap
Manusia
• Merupakan suatu sistem (pernapasan,
integumen, kardiovaskuler, persyarafan, dll)
– Sub sistemnya ada jaringan
– Sub-sub sistem ada organ Semua Perlu
– Sub-sub-sub sistem ada sel Hidup dan Sehat
– Didalam ada organel sel
• Merupakan (Bio-Psiko-Sosio-Spiritual-Kultural)
– Tidak ada unsur manusia tersebut yang berdiri sendiri.
– Semua saling keterkaitan
• Merupakan subyek mater keperawatan
• Bagaimana sehat – sakit itu terjadi ?
Manusia = Organisma
Sel = Unit terkecil Organisma
Biologimolekuler = Senyawa
Pembentuk Sel
• Ciri Organisma : Proses
Keperawatan Nurse
– Metabolisme
– Tumbuh – kembang Berarti Perawat Harus :
• Mengetahui perjalanan
– Homeostasis penyakit sampai tingkat
biologimolekuler
– Reproduksi
• Bisa menangguanginya
Agent
Bagaimana : Nurse !?
Host Enviromen
t
• Agaknya semua respon 3 faktor tersebut
mempunyai potensi yang sama menimbulkan
penyakit.
• Dilihat dari sisi manusia penyebab deseases :
– Faktor Intrinsik (Endogen)
– Faktor Ekstrinsik (Eksogen)
Nurse tahu Pathogenesis diseases
• Analisa patogenesis
– Mengkaitkan proliferasi dan penyebaran agen
penyebab dg respon peradangan yg timbul
– Mengkaitkan sistem ketahanan tubuh terhadap agen
pengrusakan sel-sel jaringan yang sebenarnya.
• Manifestasi klinis
– Mengetahui pola dan taraf kerusakan yg diakibatkan
shg menimbulkan gejala dan tanda spesifik
WoC :
1. Dapat menegakkan diagnose keperawatan secara rasional
2. Dapat menjembatani pembuatan tujuan dan intervensi keperawatan
Diagnose Keperawatan