Anda di halaman 1dari 45

Pemicu 1 Blok Endokrin

Kelompok 15
• Tutor: dr. Krisna
• Kelompok:
– Fransisca Novianti
– Ronaldo Hermanto
– Aziza Dini Astungkari
– Rizka Saffana Alinda Putri
– Gracelya Esther Liwanto
– Kania Fidelia Widjaja
– Graciela Aprilia Djohan
– Denny Bunarsi
– Mutiara An Nisaa’
– Liuca Defender
– William Wijaya Herlin Saputra
Bagaimana nasib keluargaku?
Seorang perempuan berusia 45 tahun bingung akan hasil pemeriksaan darahnya
dan datang ke dokter keluarganya. Hasil laboratorium menunjukan gula darah
puasanya sebesar 112 mg/dL. Dokter menanyakan apakah berat badannya
menurun pada beberapa bulan terakhir dan adakah anggota keluarga yang
menderita kencing manis. Pasien menjelaskan bahwa beberapa bulan terakhir
dia sering merasa lapar dan banyak makan tapi berat badannya malah turun.
Dokter melakukan pemeriksaan fisik berupa tekanan darah dan pemeriksaan
antropomentri dan menganjurkan agar dilakukan pemeriksaan laboratorium
lanjutan untuk mengetahui diagnosisnya.
Pasien teringat kakaknya yang berusia 47 tahun, 6 bulan yang lalu dirawat karena
batuk yang tak kunjung sembuh, ternyata juga menderita kencing manis. Sejak
saat itu kakak pasien rutin melakukan pemeriksaan darah, kontrol ke dokter,
menjaga pola makan, dan rutin makan obat. Pasien kuatir apakah anaknya
yang baru berusia 12 tahun juga bisa terkena kencing manis
Learning Issues
Mampu menjelaskan:
1. Anatomi kelenjar endokrin pankreas
2. Histologi kelenjar endokrin pankreas
3. Fisiologi kelenjar endokrin pankreas
4. Patologi Anatomi kelenjar endokrin pankreas
5. Biokimia kelenjar endokrin pankreas
6. Definisi dan klasifikasi DM
7. Etiologi DM
8. Epidemiologi DM
9. Faktor resiko DM
10.Patofisiologi DM
11.Tanda dan gejala DM
12.Diagnosis DM
13.Tatalaksana DM
14.Pencegahan DM
15.Resep untuk terapi DM
LI 1: Anatomi Kelenjar endokrin
pankreas

Sumber: Putz, R., Pabst, R. Sobotta: Atlas of Human Anatomy. Vol 1. 14th ed.
Elsevier Gmbh Munich . 2006
Vaskularisasi

Sumber: Moore, K.L., Dalley, A.I. Clinically Oriented Anatomy. 7th edition.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.2014
LI 2: Histologi Kelenjar endokrin
pankreas

PANKREAS

http://www.lab.anhb.uwa.edu.au/mb140/CorePages/Liver/Images/pan20tc.jpg
Endokrin Pankreas
•• Pulaulangerhnas bangunanbulat kaya vaskularygterdiriatas 3.000
 sel
• Pankreasmanusia: 1 jutapulau Langerhans. Paling banyak di bag ekor.
• Tiappulaudiliputi  seratretikulin
• Parenkimpulaulangerhansterdiridari 5 macamsel :
– Selβ
– Selα
– Selδ(D &)
– Sel G
– Sel PP (sel F)
• Hormon yang paling banyakdihasilkanolehpankreasadalah insulin
danglukagon

Gartner LP, Hiatt JL. Buku Ajar Berwarna Histologi. Edisi 3. 2014. Philadelphia: Saunders.
Sel dan Hormon Pulau Langerhans
Sel
Sel % dari
% dariLokasi Lokasi StrukturHalusGranula
StrukturHalusGranula
HormondanBera
Total
Total tMolekul (Da)
Selβ
Selβ 70 70 Tersebar Tersebar di seluruhpulau
di seluruhpulau Diameter Diameter 300nm;granulapadat-
Insulin, 6.000
(tetapiterkonsentrasi
(tetapiterkonsentrasi di di tengah) elektrondengan
300nm;granulapadat- halo sempit yang
tengah) elektrondengan elektron-lusen
halo sempit
Selα 20 yang elektron-lusen
Di periferpulau Langerhans Diameter 250nm; granulahomogen
Selα 20 Di periferpulau Diameter 250nm; yang elektron-lusen
Glukagon, 3500
Selδ (sel 5 Langerhans granulahomogenDiameter
Tersebar di seluruhpulau yang 350 nm; granulahomoge
D &) Langerhans elektron-lusen yang elektro-lusen
5 Tersebar di seluruhpulau Diameter 350 nm; Sel D:
Langerhans granulahomogen yang Somatostatin,
elektro-lusen 1640
Sel G 1 Tersebar di seluruhpulau Diameter 300nm
Langerhans
Sel PP 1 Tersebar di seluruhpulau Diameter 180nm
(Sel F) Langerhans
Sel G 1 Tersebar di seluruhpulau Diameter 300nm Gastrin,2000
Langerhans
Sel PP 1 Tersebar di seluruhpulau Diameter 180nm Polipeptidapankr
(Sel F) Langerhans eas, 4200
Gartner LP, Hiatt JL. Buku Ajar Berwarna Histologi. Edisi 3. 2014. Philadelphia: Saunders.
LI 3: Fisiologi

Insulin
• Hormon yang memiliki efek penting pada metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein.
• Insulin dapat menurunkan kadar glukosa, asam lemak, dan
asam amino darah serta mendorong penyimpanan dari
bahan-bahan tersebut

Sherwood L. Fisiologi Manusia. Edisi 6. 2009. Jakarta: EGC.


• Perangsang utama
sekresi insulin

Sherwood L. Fisiologi Manusia.


Edisi 6. 2009. Jakarta: EGC.
Sherwood L. Fisiologi Manusia. Edisi 6. 2009. Jakarta: EGC.
Glukagon
• Efeknya berlawanan dengan insulin
• Tempat kerja utamanya di hati dan cara kerjanya dengan
meningkatkan cAMP
• Sekresinya biasa meningkat pada keadaan pasca-absortif
1. Efek pada karbohidrat
– Peningkatan produksi dan pelepasan glukosa oleh hati
– Menurunkan glikogenesis, mendorong glikogenolisis, merangsang
glukoneogenesis
2. Efek pada lemak
– Mendorong lipolisis
– Menghambat sintesis trigliserida
– Meningkatkan ketogenesis dengan mendorong perubahan asam
lemak menjadi badan keton
Sherwood L. Fisiologi Manusia. Edisi 6. 2009. Jakarta: EGC.
3. Efek pada protein
– Menghambat sintesis protein di hati
– Mendorong penguraian protein hepatik
– Mendorong katabolisme protein di hati

Sherwood L. Fisiologi Manusia. Edisi 6. 2009. Jakarta: EGC.


Hubungan antara insulin dan glukagon

Sherwood L. Fisiologi Manusia. Edisi 6. 2009. Jakarta: EGC.


Sherwood L. Fisiologi Manusia. Edisi 6. 2009. Jakarta: EGC.
Sherwood L.
Fisiologi Manusia.
Edisi 6. 2009.
Jakarta: EGC.
LI 4: Patologi anatomi
PA pancreas
Type DM 1 Type DM 2

Pathology Insulitis (inflammatory No insulitis, amyloid in


in B cell of T cells and islet, mild B cells
macrophage), B cell destruction
destruction, islet
atrophy

PA yang terdapat pada DM tipe 2 :


• Protein mitokondria UCP2 pada sel B
 yang memisahkan respirasi biokimia dari fosforilasi
oksidatif membentuk panas, bukan ATP
kadar UCP2 di sel B >  sinyal glukosa hilang
• Endapan amiloid pada sel B
resistensi insulin pada fase awal DM tipe 2 
hiperinsulinemia + produksi amilin meningkat  amilin
mengendap sebagai amiloid di sekeliling sel B  sel B
refraktek dlm menerima sinyal glukosa
LI 5: Biokimia

Insulin
 ↑↑ karbohidrat  ↑ sekresi insulin 
storing excess energy
 Glikogen terutama pada otot dan hepar
 Yang tidak dapat disimpan berupa glikogen 
konversi menjadi lemak  jaringan adiposa
 Uptake AA sel & konversi AA menjadi protein
 Hambat pemecahan protein dalam sel

Sumber: Murray, Robert K. Harper’s Illustrated Biochemistry. 26 th edition. 2003.


USA: McGraw-Hill Companies
Struktur
• Small-protein (Mr 5,800) dengan 2 rantai polipeptida, A dan B,
yang dihubungkan dengan ikatan disulfida intrachain (A6-A11)
dan 2 interchain (A7-B7 dan A20-B19)
• Disintesis di pankreas sebagai prekursor rantai-tunggal yang
inaktif  Preproinsulin (MW 11,500) dengan “signal sequence”
(23 AA hidrofobik)  vesikel sekretori
• Proteolitik signal sequence & formasi 3 ikatan disulfida di sisterna
RE proinsulin (MW 9000)  disimpan dalam granula sekretori
sel β pankreas
• Glukosa darah ↑  sekresi insulin  proinsulin dikonversi
menjadi insulin aktif oleh protease spesifik  memotong 2 ikatan
peptida  molekul insulin matur

Sumber: Murray, Robert K. Harper’s Illustrated Biochemistry. 26 th edition. 2003.


USA: McGraw-Hill Companies
Reseptor Insulin
• Reseptor insulin adalah anggota keluarga
reseptor membrane-spanning yang
menyimpan aktivitas tirosin kinase intrinsik.
reseptor insulin unik karena merupakan
kompleks heterotetrameric yang terdiri dari
dua α-peptida ekstraseluler disulfida yang
terikat pada dua β-peptida transmembran-
spanning. Baik subunit α- dan β- dari
kompleks reseptor berasal dari gen tunggal
(disebut INSR).
• Ketika insulin berikatan dengan reseptor,
akan mengaktifkan aktivitas tirosin kinase
dari subunit-β yang menyebabkan
autofosforilasi (transphosphorylation) dari
reseptor. Autofosforilasi ini terjadi pada
antara residu 6 dan 13 tryosin

https://themedicalbiochemistrypage.org/insulin-2.php#receptors
• Ketika insulin berikatan dengan
reseptornya, ia memicu
autofosforilasi reseptor yang
menghasilkan tempat berlabuh untuk
protein substrat reseptor insulin (IRS-
1-IRS4). Protein IRS pada gilirannya
memicu aktivasi beragam protein
transduksi sinyal. Hasil akhir aktivasi
reseptor insulin bervariasi dan dalam
banyak kasus berupa perubahan
dalam metabolisme, fluks ion,
translokasi protein, transkripsi, dan
sifat pertumbuhan sel yg responsif.
• Panah mewakili fungsi yang positif
dan aktif. T-lines mewakili fungsi
penghambatan

https://themedicalbiochemistrypage.org/insu
lin-2.php#receptors
Glukagon
 hormon yang diproduksi oleh sel-sel A
pankreas
 disekresi sebagai suatu respon terhadap
hipoglisemia dan menstimulasi
glikogenolisis
di hepar dengan aktivasi fosforilase
tetapi tidak
mempunyai pengaruh pada fosforilase
otot
 meningkatkan glukoneogenesis dari
asam amino dan
laktat dengan jalan meningkatkan cAMP
 baik glikogenolisis maupun
glukoneogenesis di
hepar  kontribusi terjadinya
hiperglikemia
akibat efek glukagon
LI 6-
14:DM

Harrison’s Principle of Internal Medicine. 20 th ed


Klasifikas DM

Terdiagnosis pada trimester 2 dan 3


Sumber :KONSENSUS PENGELOLAAN DAN PENCEGAHAN
DIABETES MELITUS TIPE 2 DI INDONESIA 2015
Epidemiologi

http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/info
Diabetes Mellitus Tipe 1
• Kelainan sistemik akibbat terjadi gangguan metabolisme glukosa yang
id tandai oleh hiperglikemia kronik.
• Diakibatkan oleh kerusakan sel β pancreas baik oleh proses autoimun
maupun idiopatik sehingga produksi insulin berkurang bahkan terhenti.
• Etiologi :
– Genetik
– Faktor lingkungan
• Epidemiologi :
– Lebih banyak pada laki-laki
– Biasanya ditemukan pada usia 4 tahun, dengan insiden
terbanyak di usia 11-13 tahun.
• https://emedicine.medscape.com/article/117739-overview#
a3
• https://emedicine.medscape.com/article/919999-overview#
a6
• Patofisiologi
Predisposisis
genetik +
perangsangan
imun → pe↓ sel
beta → pe↓
jumlah insulin

Gejala diabetes
terlihat nyata
ketika jumlah sel
beta yang rusak
sekitar 70-80%

Harrison’s Principle of Internal Medicine. 20 th ed


• Tanda dan Gejala
– Poliuria, polidipsia, dan polifagia, disertai
dengan kelambanan, mual, dan penglihatan
kabur.
– Dalam kasus baru diabetes, pemeriksaan fisik
biasanya normal.
– Pasien dengan koma diabetikum, akan
mengalami respirasi Kussmaul, tanda-tanda
dehidrasi, hipotensi, dan, dalam beberapa
kasus, perubahan status mental.
• Diagnosis Banding
– Diabetes Insipidus
– DM tipe 2
– Pheochromocytoma
– Renal Glucosuria
https://emedicine.medscape.com/article/117739-overview#a3
Kriteria diagnostic menurut consensus nasional
pengelolaan diabetes mellitus tipe 1
• Tatalaksana :
– Pasien dengan diabetes mellitus tipe 1 (DM)
memerlukan terapi insulin seumur hidup.
– Antidiabetes (Insulin) (co : insulin aspart)
– Amylinomimetic (Pramlintide acetate)
– Antidote hipoglikemi (Glukagon)

• https://emedicine.medscape.com/article/117739-overview#
a3
• https://emedicine.medscape.com/article/919999-overview#
a6
• Setiati S, Idrus Alwi, Aru WS. IPD Jilid 2 Edisi VI
Patogenesis Diabetes Melitus tipe 2

http://care.diabetesjournals.org/
content/39/2/179
https://doi.org/10.2337/dc15-1585
Diagnosis
• Berbagai keluhan dapat ditemukan pada
penyandang DM. Kecurigaan adanya DM perlu
dipikirkan apabila terdapat keluhan seperti:
• Keluhan klasik DM: poliuria, polidipsia, polifagia
dan penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan sebabnya.
• Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal,
mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta
pruritus vulva pada wanita.
Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes
Melitus Tipe 2 – 2015
Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes
Melitus Tipe 2 – 2015
Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes
Melitus Tipe 2 – 2015
Pemeriksaan Penyaring
• Kelompok dengan berat badan lebih (Indeks Massa Tubuh [IMT] ≥23
kg/m2 ) yang disertai dengan satu atau lebih faktor risiko sebagai berikut:
a) Aktivitas fisik yang kurang.
b) First-degree relative DM (terdapat faktor keturunan DM dalam
keluarga).
c) Kelompok ras/etnis tertentu.
d) Perempuan yang memiliki riwayat melahirkan bayi dengan BBL >4 kg
atau mempunyai riwayat diabetes melitus gestasional (DMG).
e) Hipertensi (≥140/90 mmHg atau sedang mendapat terapi untuk
hipertensi).
f) HDL <35 mg/dL atau Trigliserida > 250mg/dL.
g) Wanita dengan sindrom polikistik ovarium.
h) Riwayat prediabetes.
i) Obesitas berat, akantosis nigrikans.
j) Riwayat penyakit kardiovaskular.
• Usia >45 tahun tanpa faktor risiko di atas.
Tatalaksana farmakologi DM tipe 2
1. Obat oral

Sumber :KONSENSUS PENGELOLAAN DAN PENCEGAHAN


DIABETES MELITUS TIPE 2 DI INDONESIA 2015
Terapi non farmakologi
KIE
• Cara pemantauan glukosa darah dan
pemahaman hasil glukosa darah atau
urin mandiri (hanya jika pemantauan
glukosa darah mandiri tidak
tersedia).
• Membatasi asupan glukosa
• Pentingnya latihan jasmani yang
teratur.
• Pentingnya perawatan kaki.

Sumber :KONSENSUS PENGELOLAAN DAN PENCEGAHAN


DIABETES MELITUS TIPE 2 DI INDONESIA 2015
Komposisi makanan yg dianjurkan
Terapi nutrisi
Karbohidrat • 45-65% asupan energi
• Sukrosa tidak lbih dri 5%
• Pemanis alternatif untuk menggantikan glukosa
Lemak • 20-25% ,tidak lbih dri 30%
• Lemak jenuh <7%
• Lemak tdk jenuh ganda 10%
• Selebihnya dr lemak tdk jenuh tunggal
• Batasi lemak jenuh dan trans : daging berlemak
dan susu fullcream
• Konsumsi kolestrol <200mg/hri
Protein • 10-20% total asupan energi
• Sumber protein yang baik  ikan, udang, cumi,
daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk
susu rendah lemak, kacang-kacangan, tahu dan
tempe.
• Pada pasien dengan nefropati diabetik perlu
penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg BB
perhari atau 10% dari kebutuhan energi, dengan
65% diantaranya bernilai biologik tinggi. Kecuali
Sumber :KONSENSUS pada penderita DM yang sudah menjalani
PENGELOLAAN DAN hemodialisis asupan protein menjadi 1-1,2 g/kg
PENCEGAHAN BB perhari.
DIABETES MELITUS
TIPE 2 DI INDONESIA
2015
Natrium • Asupan natrium <2000 mg/hri
• Orang DM dg hipertensi dilakukan pengurangan natrium
• Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin,
soda, dan bahan pengawet seperti natrium benzoat dan
natrium nitrit.
Serat • 20-35 gram/hri
• dianjurkan mengonsumsi serat dari kacangkacangan, buah
dan sayuran serta sumber karbohidrat yang tinggi serat.
Pemanis • Pemanis alternatif aman digunakan sepanjang tidak
alternatif melebihi batas aman (Accepted Daily Intake/ADI).
• Pemanis alternatif dikelompokkan menjadi pemanis
berkalori dan pemanis tak berkalori.
• Pemanis berkalori perlu diperhitungkan kandungan
kalorinya sebagai bagian dari kebutuhan kalori, seperti
glukosa alkohol dan fruktosa.
• Glukosa alkohol antara lain isomalt, lactitol, maltitol,
mannitol, sorbitol dan xylitol. o Fruktosa tidak dianjurkan
digunakan pada penyandang DM karena dapat
meningkatkan kadar LDL, namun tidak ada alasan
menghindari makanan seperti buah dan sayuran yang
mengandung fruktosa alami.
Sumber :KONSENSUS • Pemanis tak berkalori termasuk: aspartam, sakarin,
PENGELOLAAN DAN acesulfame potassium, sukralose, neotame.
PENCEGAHAN
DIABETES MELITUS
TIPE 2 DI INDONESIA
2015
Sumber :KONSENSUS PENGELOLAAN DAN PENCEGAHAN
DIABETES MELITUS TIPE 2 DI INDONESIA 2015
LI 15: Resep

dr. x
SIP 12345
Jl taman S Parman no 1
Telp: 021- 123456
Jakarta, 15 november 2018
• R/Metformin tab 500 mg No.XXI
S 3 dd 1 tab p.c
• R/Glimepiride tab 2 mg No.XX
S 1 dd 1 tab p.c
Pro: Ny. Y
Usia 45 tahun
Kesimpulan
• Kami telah mempelajari tentang anatomi,
histologi, fisiologi, patologi anatomi, dan
biokimia kelenjar endokrin pankreas. Serta
kami telah mempelajari definisi, klasifikasi,
epidemiologi, tanda gejala, diagnosis,
tatalaksana dan resep untuk diabetes mellitus.

Anda mungkin juga menyukai