KUSTA
Oleh:
Nindya Adeline
2011730156
Dokter Pembimbing:
dr. Mamik Setiyawati
dr. Kristina Makarti
IL 10 & Mengaktifasi
IL 13 sel mast
Mengaktifasi IgG 4
Th2 IL 4 sel B dan IgE
Mengaktifasi
IL 5
eusinofil
KLASIFIKASI DAN MANIFESTASI
KLINIS
WHO PB (Pausibasilar) MB (Multibasilar)
Lesi kulit (makula
15 lesi
yang datar, papul yang >5 lesi
Hipopigmentasi/eritema
meninggi, infiltrate, Distribusi lebih simetris
Distribusi tidak simetris
plak eritem, nocus)
Kerusakan saraf
saraf yang terkena
BTA Negatif Positif
Tipe Lepromatosa Leprosy
Indeterminate Leprosy (I),
(LL), Borderline
Tuberkuloid Leprosy (TT),
lepromatous (BL), Mid
Borderline tuberkuloid (BT)
borderline (BB)
BERDASARKAN KLASIFIKASI
RIDLEY AND JOPLING
Borderline Borderline
Karakteri Tuberkuloid Indeterminate Karakteris Lepromatosa Midborderline
Tuberkuloid Lepromatosa
stik (PB) Leprosy (TT) Leprosy (I) tik (MB) Leprosy (LL) (BB)
(BT) (BL)
Lesi Lesi
Makula atau Makula dibatasi Bentuk Makula, infiltrat Plak, lesi bentuk
Makula, plak,
Bentuk makula dibatasi infiltrat; infiltrat Hanya infiltrat difus, papul, kubah, lesi
papul
infiltrat saja nodus punched out
Satu atau Satu dengan lesi Satu atau Jumlah Banyak
Jumlah Banyak tapi
beberapa satelit beberapa distribusi luas, Beberapa, kulit
Terlokasi dan kulit sehat
Distribusi Asimetris Bervariasi praktis tidak sehat (+)
asimetris masih ada
Halus agak ada kulit sehat
Permukaan Kering,skuama Kering, skuama Distribusi Cenderung
berkilat Simetris Asimetris
Tidak ada simetris
Permuka Sedikit berkilap,
Anestesia Jelas Jelas sampai tidak
an Halus berkilat Halus berkilat beberapa lesi
jelas
Dapat jelas kering
Batas Jelas Jelas Anestesia Tidak jelas Tidak jelas Lebih jelas
atau tidak jelas Batas Tidak jelas Agak jelas Agak jelas
BTA BTA
Pada lesi Biasanya Pada lesi
Negatif Negatif, atau 1+ Banyak Banyak Agak banyak
kulit negatif kulit
Dapat positif Sekret
Tes Biasanya tidak
Positif kuat (3+) Positif lemah lemah atau Banyak Tidak ada
Lepromin hidung ada
negatif Tes
Negatif Negatif Biasanya negatif
Lepromin
DIAGNOSIS
3 tanda kardinal; lesi kulit yang anestesi,
penebalan saraf perifer dan ditemukannya M.
leprae sebagai bakteriologis positif.
Terdapat bercak putih seperti panu pada tubuh
Terdapat leproma atau nodul pada kulit
Alopesia
Fasies Leomina
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan bakterioskopik; hasil 1015 menit
Pemeriksaan histopatologik; hasil 1014 hari
Pemeriksaan serologik; MLPA (Mycobacterium
Leprae Particle Aglutination), uji ELISA (Enzyme
Linked ImmunoSorbent Assay) dan ML dipstick
(Mycobacterium Leprae dipstick)
Tes Lepromin; hasil ± 21 hari
PENATALAKSAAN
REAKSI KUSTA
Reaksi kusta adalah interupsi dengan episode
akut pada perjalanan penyakit yang sebenarnya
sangat kronik. Reaksi ini dapat terjadi sebelum
pengobatan, tetapi terutama terjadi selama atau
setelah pengobatan.
Reaksi tipe 1 peranan imunitas seluler (SIS)
Reaksi tipe 2 peranan imunitas humoral
No. Gejala/tanda Tipe I (Reversal) Tipe II (ENL)
Buruk, disertai malaise dan
1 Kondisi umum Baik atau demam ringan
febris
Timbul nodul kemerahan,
Bercak kulit lama menjadi lunak, dan nyeri tekan.
Peradangan di
2 lebih meradang (merah), dapat Biasanya pada lengan dan
kulit
timbul bercak baru tungkai. Nodul dapat pecah
(ulserasi)
Setelah pengobatan yang
3 Waktu terjadi Awal pengobatan MDT lama, umumnya lebih dari 6
bulan
4 Tipe kusta PB atau MB MB
Sering terjadi
Umumnya berupa nyeri tekan
5 Saraf Dapat terjadi
saraf dan atau gangguan
fungsi saraf
Keterkaitan organ Terjadi pada mata, KGB,
6 Hampir tidak ada
lain sendi, ginjal, testis, dll
Melahirkan Emosi
Obatobat yang Kelelahan dan stress
7 Faktor pencetus
meningkatkan kekebalan fisik lainnya
tubuh kehamilan
DIAGNOSIS BANDING
Pada lesi makula: vitiligo, ptiriasis versikolor,
ptiriasis alba, tinea korporis.
Pada lesi papul: granuloma annulare, lichen planus.
Pada lesi plak: tinea korporis, ptiriasis rosea,
psoriasis.
Pada lesi nodul: acne vulgaris, neurofibromatosis.
Pada lesi saraf: amyloidosis, diabetes, trachoma.
PENCEGAHAN
1. Segera melakukan pengobatan sejak dini secara rutin terhadap
penderita kusta, agar bakteri yang dibawa tidak menular pada orang
lain.
2. Menghindari atau mengurangi kontak fisik dengan jangka waktu
yang lama
3. Meningkatkan kebersihan diri dan kebersihan lingkungan
4. Meningkatkan atau menjaga daya tahan tubuh, dengan cara
berolahraga dan meningkatkan pemenuhan nutrisi.
5. Tidak bertukar pakaian dengan penderita, karena basil bakteri juga
terdapat pada kelenjar keringat
6. Memisahkan alatalat makan dan kamar mandi penderita kusta
7. Untuk penderita kusta, usahakan tidak meludah sembarangan,
karena basil bakteri masih dapat hidup beberapa hari dalam droplet
Isolasi pada penderita kusta yang belum mendapatkan pengobatan.
8. Melakukan vaksinasi BCG pada kontak serumah dengan penderita
kusta
PROGNOSIS
Bergantung pada seberapa luas lesi dan
tingkat stadium penyakit. Kesembuhan
bergantung pula pada kepatuhan pasien
terhadap pengobatan. Terkadang pasien
dapat mengalami kelumpuhan bahkan
kematian, serta kualitas hidup pasien
menurun.
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan RI. 2012. Pedoman Nasional Program
Pengendalian Penyakit Kusta. Jakarta: Bakti Husada.
A.Kosasih, I Made Wisnu, Emmy Sjamsoe – Dili, Sri Linuwih
Menaldi. Kusta. 2010. Dalam: Djuanda,Adhi dkk.(ed). Ilmu Penyakit
Kulit dan Kelamin. Edisi Kelima. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;h.
7388.
Lewis S. Leprosy. Update 4 Februari 2010. Diunduh dari: http://
emedicine.medscape.com/article/1104977overview#showall
Siregar. 2003. Saripati penyakit kulit. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC;.h. 1246.
World Health Organization.
WHO model prescribing information: drug used in leprosy. Diunduh
dari: http://apps.who.int/medicinedocs/en/d/Jh2988e/1.html
Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI. 2008. Fritzpatrick’s Dermatology
in General Medicine. 7th Edition. Mc Graw Hill;h. 178796.